FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM BIOMEDIK
Kampus kentingan Jl. Ir.Sutami No.36 A Surakarta
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tahun :
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM BIOMEDIK
2021
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM
PENYUSUN:
Dono Indarto, dr., M. Biotech.St., Ph.D.
Betty Suryawati, dr., M. Biomed Sci., Ph.D.
Dr. Yulia Sari, S.Si., M.Si.
Yuliana Heri Suselo, dr., M.Sc.
Alfin Titian Permata, S.Si., M.Si.
Evi Irina Sadyastuti, S.Si.
Laboratorium Biomedik
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2021
Darah ............................................................................................... 6
A. PRINSIP KERJA
Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah molekul yang membawa
intruksi atau kode genetik yang digunakan untuk pertumbuhan,
perkembangan, fungsi, dan reproduksi seluruh organisme hidup dan
virus. Isolasi DNA merupakan teknik untuk mendapatkan DNA dari
makluk hidup dan bertujuan untuk memisahkan DNA dalam suatu sel
dari senyawa-senyawa selain DNA, seperti protein, lemak dan
karbohidrat. Prinsip isolasi DNA adalah lisis, ekstraksi, presipitasi dan
pemurnian. Isolasi DNA dari berbagai macam jenis sel ataupun
jaringan pada berbagai organisme pada dasarnya mempunyai prinsip
yang sama hanya diperlukan modifikasi dalam teknik dan bahan yang
digunakan.
1. Lisis
Pelisisan dilakukan untuk menghancurkan dinding sel atau
membran sel. Untuk melisiskan dinding sel ataupun membran
ada beberapa cara, secara fisik (menggerus sampel dengan
mortar dan pestle dalam nitrogen cair atau dengan method
freezing thawing dan radiasi) atau kimiawi (detergen/sodium
dodecyl sulphate) maupun dengan menggunakan enzim
tertentu.
2. Ekstraksi
Adalah proses penghancuran sel/membran sehingga materi
yang ada dalam sel dapat keluar. DNA yang telah diekstraksi
dari dalam sel selanjutnya perlu dipisahkan dari kontaminan
komponen penyusun sel lainnya seperti polisakarida dan protein
dengan sentrifugasi. Sentrifugasi ini akan menghasilkan 2 fase
yang terpisah, fase organik pada lapisan bawah dan fase aquoeus
(air) pada lapisan atas. DNA dan RNA akan berada pada fase
aquoeus setelah sentrifugasi sedangkan protein yang
terdenaturasi akan berada pada interfase dan lipid akan berada
pada fase organik. Kontaminasi oleh RNA pada hasil isolasi DNA
dapat dihilangkan dengan pemberian RNAse.
3. Pengendapan/presipitasi
DNA yang didapat dapat dipekatkan melalui presipitasi. Proses
presipitasi ini dapat menggunakan etanol atau isopropnol,
dimana dua senyawa ini akan mempresipitasi DNA pada fase
aquoeus sehingga DNA menggumpal membentuk struktur fiber
dan terbentuk pellet setelah dilakukan sentrifugasi.
4. Rehidrasi
Rehidrasi DNA merupakan teknik pemurnian DNA dengan cara
mengeringkan atau menguapkan.
b. Bahan
1. Whole blood
2. Kultur Isolat Bakteri
3. Kit isolasi DNA genom ;
- Binding Bufer Solution
- Lysosim
- Proteinase K
- Gram + Solution
- Inhibitor Remover Bufer
- Wash Bufer
- Elution Bufer
4. Ethanol pro analis
5. Tabung mikrosentrifus 1.5ml
6. Filter tips ukuran 1000µ
7. Filter tips ukuran 200µ
8. Facial tissue
9. Alkohol 70%
10. Plastik wrap
Buku Panduan Praktikum Biomedik_2021 10
11. Larutan Clorin
12. Masker
13. Glove berbahan nitril
c. Cara kerja:
Persiapan alat dan bahan
Persiapkan sampel darah.
Sterilkan alat-alat yang akan digunakan: Spray meja kerja,
mikropipet, gloves dan lain-lain dengan alkohol 70%
kemudian usap menggunakan Facial tissue. Buang Facial
tissue ke dalam tempat sampah padat.
Isolasi DNA dari sampel darah menggunakan
Genomic DNA Mini Kit (Blood/Cultured Cell)
(terlampir).
A. Pengertian
Elektroforesis adalah istilah yang mendeskripsikan migrasi zat-
zat koloidal ataupun ion-ion yang relatif kecil karena pengaruh medan
listrik. Elektroforesis menggunakan prinsip dasar yang mirip dengan
sedimentasi. Perpindahan tempat pada sedimentasi didasarkan atas
molar dan massa padat, sedangkan pada elektroforesis perpindahan
tempat didasarkan pada perbedaan muatan listrik suatu senyawa.
Teknik elektroforesis ini digunakan untuk memisahkan suatu senyawa
berdasarkan perbedaan muatan listrik. Muatan molekul dapat positif
ataupun negatif, misalnya protein dan turunannya, namun ada juga
yang tidak bermuatan seperti lemak dan karbohidrat. Molekul-molekul
dalam suatu senyawa tersebut akan bergerak ke arah kutub-kutubnya.
Kecepatan pergerakan ion-ion dan molekul ke arah kutub ini berbeda-
beda yang dipengaruhi oleh beberapa fator, yaitu: besarnya tegangan
medan listrik, jumlah muatan yang dibawa oleh ion, besar koefisien
friksional (gesekan), viskositas larutan dan ukuran (berat dan besar)
ion.
Ukuran ion atau molekul sering dikaitkan dengan massa ion
atau molekul tersebut. Kecepatan gerakan molekul dipengaruhi oleh
jumlah muatan dan besarnya massa yang dinyatakan sebagai rasio
jumlah massa dengan muatan (c-rn ratio). Suatu ion atau molekul
yang memiliki c-rn ratio yang makin besar akan memiliki gerakan ion
atau molekul yang semakin cepat. Perbedaan ukuran inilah yang
mendasari adanya perbedaan kecepatan pergerakan ion-ion di dalam
medan listrik. Ion-ion maupun molekul kecil dengan muatan yang
banyak, akan bergerak lebih cepat dibandingkan dengan ion-ion
ataupun molekul yang besar tapi muatannya sedikit.
Teknik elektroforesis ini dapat digunakan untuk menentukan
ukuran DNA, berdasarkan migrasi DNA di dalam gel agarose atau gel
Buku Panduan Praktikum Biomedik_2021 23
poliakrilamid. DNA yang bergerak di dalam gel ini sebelumnya
diwarnai, salah satunya dengan ethidium bromida agar dapat
divisualisasikan dengan sinar ultra violet (sinar UV). Ethidium ini akan
mengikat molekul DNA, molekul ethidium bromida ini dapat
menangkap sinar UV sehingga pendaran dari UV ini dapat terlihat.
Elektroforesis gel agarose ini umumnya digunakan untuk
memisahkan asam nukleat dari beberapa kondisi, diantaranya :
1. Hasil isolasi DNA
2. Hasil restriksi pengguntingan pita DNA
3. Hasil PCR (Polymerase Chain Reaction) baik DNA dan/atau
RNA
DNA memiliki molekul yang bermuatan negatif, sehingga bila
diberi medan listrik akan bermigrasi dari kutub negatif ke kutub
positif. Kecepatan migrasi DNA ini dipengaruhi oleh :
(1) ukuran molekul DNA, (2) kerapatan media (gel) yang dilalui
oleh DNA , (3) arus listrik yang diberikan untuk memicu migrasi
molekul DNA. Semakin kecil ukurannya, DNA akan bermigrasisemakin
cepat. Semakin rapat media yang digunakan, semakin lambat DNA
bermigrasi. Kerapatan media tersebut ditentukan oleh konsentrasi
media. Semakin besar arus yang digunakan, semakin cepat DNA
bermigrasi.
Sebelum dilakukan elektroforesis, suspensi DNA harus dicampur
dengan penyangga muatan pewarna ( loading buffer/dye). Loading
buffer ini berfungsi untuk : (1) menambah densitas, sehingga DNA
berada di bagian bawah dari sumur (well), (2) memudahkan
meletakkan sampel DNA ke dalam sumur, (3) penanda laju migrasi
DNA.Beberapa pewarna yang biasa digunakan diantaranya: (1)
bromofenol biru (Blue bromophenol), dan xylene cyanol. Kecepatan laju
bromofenol biru di dalam gel agarosa 2x lebih cepat dibandingkan
dengan laju xylene cyanol. Laju migrasi bromofenol biru di dalam gel
agarosa (0,5 – 1,4%) di dalam larutan penyangga 0,5 X TBE kira-kira
B. Tujuan Praktikum
1. Agar mahasiswa memahami prinsip kerja dan kegunaan tehnik
elektroforesis
2. Agar mahasiswa memahami pembuatan gel agarosa
3. Agar mahasiswa memahami cara memisahkan asam-asam
nukleat dan molekul protein dengan menggunakan peralatan
elektroforesis
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Mesin elektroforesis
2. Chamber elektroforesis
3. Power supply
4. Mikropipet ukuran 10µ
5. Water bath
6. Cetakan agarose
7. Sisir agarose
8. Erlemeyer
9. Microwave
10. Gel Doc
11. Komputer
Bahan
1. Produk PCR
2. Gel Agarose
3. Buffer TAE
4. Marker 100bp
5. Loading dye
6. SYBR Safe DNA Gel Stain
7. Facial Tissue
Buku Panduan Praktikum Biomedik_2021 25
8. Masker
9. Glove berbahan nitril
D. Prosedur/Cara kerja
1. Ambil bubuk agarose lalu timbang dengan neraca analitik.
(berat menyesuaikan).
2. Masukan bubuk agarose yang telah ditimbang ke dalam
tabung erlemeyer.
3. Tambahkan buffer TAE sejumlah yang diinginkan. Masukan
magnetic stirrer ke dalam erlemeyer.
4. Tutup tabung menggunakan plastik wrap hingga rapat.
5. Masukan tabung ke dalam microwave. Nyalakan microwave
selama 30 detik.
6. Matikan Microwave. Amati bubuk agarose. Jika masih belum
larut ulangi langkah “5” hingga bubuk agarose larut. Proses
ini jangan sampai plastik penutup tabung meletup.
7. Masukan tabung erlemeyer ke dalam waterbath bersuhu
55°C.
8. Tambahkan SYBR Safe DNA Gel Stain ke dalam larutan
agarose dengan perbandingan 1:10.000X.
9. Pasang sisir agarose ke dalam cetakan agarose.
10. Tuang larutan agarose yang sudah suma-suam kuku ke
dalam cetakan. Diamkan hingga beku.
Buku Panduan Praktikum Biomedik_2021 26
11. Ambil gel agarose beku lalu masukan ke dalam chamber
elektroforesis.
12. Tambahkan buffer TAE ke dalam chamber hingga menutup
seluruh permukaan agarose.
13. Ambil produk PCR dengan mikropipte yang telah terpasang
dengan filter tips.sebanyak 1/10 total volume produk PCR.
Tambahkan loading dye jika perlu (jika produk PCR berwarna
bening).
14. Masukan semua produk PCR hingga semua sumuran pada
agarose tinggal satu sumur.
15. Ambil marker dengan mikropipet yang telah terpasang
dengan filter tips, campur dengan loading dye hingga
sempurna.
16. Masukan marker yang telah tercampur dengan loading dye
ke dalam sumur agarose.
17. Tutup chamber elektroforesis, pastikan warna katup kabel
pada tutup tidak tertukar dengan warna katup pada
chamber.
18. Hubungkan kabel cahmber ke dalam power supply.
19. Nyalakan power supply, atur tombol voltage, tombol waktu
yang sesuai. Lalu tekan tombol “on” pada power supply.
20. Tunggu hingga proses running selesai.
21. Matikan power supply. Buka tutup chamber dengan hati-
hati. Hindari menghirup uap dari chamber.
22. Nyalakan Gel Doc dan Komputer.
23. Ambil beberapa lapis tissue facial. Letakan di tangan kiri.
Ambil gel agarose dari chamber dengan tangan kanan lalu
letakan di tangan kiri.
24. Letakan gel agarose ke dalam mesin Gel Doc.
25. Buang glove dan tissue yang tercemar oleh SYBR Safe DNA
Gel Stain ke dalam sampah khusus B3.
26. Nyalakan gel Doc untuk visualisasi hasil PCR.
Buku Panduan Praktikum Biomedik_2021 27
Buku Panduan Praktikum Biomedik_2021 28
BIOENERGETIKA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep bioenergetika seluler
2. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan metabolisme sel dan
metabolisme antara
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan kadar ATP, ADP
dan rasio ATP/ADP
4. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kadar ADP dan ATP
pada sampel manusia dan menginterpretasikan hasil
pemeriksaan
5. Mahasiswa mampu menganalisis hasil pemeriksaan dengan
aplikasi klinis
B. DASAR TEORI
C. CARA KERJA
(Perhatian : seluruh sampel dan standar harus dikerjakan secara
duplicate).
Persiapan sampel
1. Sampel yang berbentuk cairan misalnya plasma atau serum bisa
langsung diperiksa.
Buku Panduan Praktikum Biomedik_2021 31
2. Jaringan (10 mg) atau sel (1x 106) dihomogenisasi dalam 100 µL
ATP Assay Buffer. Kemudian disentrifus 13.000xg selama 10
menit untuk menghilangkan material tidak larut.
3. Ambil 5 µL sampel dan masukkan ke dalam microplate 96
sumuran
4. Tambahkan ATP Assay Buffer ke dalam tiap sampel sampai
volume 50 µL.
Pemeriksaan ATP
1. Buat Master Mixed Reaction sesuai Tabel 1 sehingga menjadi
50 µL volume
Tabel 1. Cara Pembuatan Master Mixed Reaction
D. INTERPRETASI HASIL
Latar belakang pemeriksaan ATP ditunjukkan warna hasil
pengukuran pada sumuran blanko. Semua hasil pengukuran sumuran
standar dan sampel dikurangi dengan hasil pengukuran blanko. Buat
kurva standar untuk menentukan rumus kadar ATP yang tepat.
E. INTERPRETASI HASIL
Warna latar belakang diindikasikan dengan hasil pengukuran
pada sumuran blanko. Koreksi semua sumuran dengan mengurangi
absorbansi yang diperoleh dari blanko. Buat kurva standard untuk
menentukan rumus kadar ADP yang tepat.
Konsentrasi ADP
Sa/Sv = C
Sa = Jumlah ADP dari sampel (nmol)
Sv = Jumlah volume sampel (µL) yang ditambahkan di tiap sumuran
C = Konsentrasi ADP pada sampel
Berat molekul ADP: 427,2 g/mol
Contoh perhitungan
Diketahui: Sa = 5,84 nmole (dari kurva standard), Sv = 50 µL
F. DISKUSI
1. Bagaimana kontrol metabolisme sel melalui enzim?
2. Bagaimana kontrol metabolisme sel melalui kompartementasi?
3. Bagaimana kontrol metabolisme sel melalui rasio ATP/ADP?
4. Bagaimana hubungan antara kadar ADP dengan aplikasi klinis?
5. Bagaimana hubungan rasio ATP/ADP dengan aplikasi klinis?
6. Bagaimana peran AMPK terhadap regulasi metabolisme seluler?
G. DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton AC & Hall JE 2011, Guyton and Hall Textbook of Medical
Physiology, 12th ed, Elsevier, Philadelphia.
2. Hardie, D.G. And Ashford, M.L.J. 2014. AMPK: Regulating energy
balance at the cellular and whole body levels. Physiology Review
29: 99–107.
3. Lim, C.T., Kola, B. and Korbonits, M. 2010. AMPK as a hormon
mediator signalling. Journal of Molecular Endocrinology 44 : 87-
97.
4. Martini F, Nath J and Bartholomew. 2012. Fundamentals of
Anatomy & Physiology 9th ed. Pearson Benjamin Cummings.
San Fransisco.
5. Mihaylova, M.M. and Shaw, R.J. 2011. The AMPK signalling
pathway coordinates cell growth, autophagy and metabolism.
Nature Cell Biology 13 (9) :1016-1023
6. Silverthorn, D.U. 2010. Human Physiology. 5th edition. Benjamin
Cumming-Pearson Publisher. pp :724-42.
7. Towler, M.C. and Hardie, D.G. 2007. AMP-activated protein
kinase in metabolic control and insulin signalling. Circulation
Research 100 : 328-41.
8. Sigma-Aldrich Co.LLC. 2012. Technical Bulletin : ATP/ADP
Colorimetric/Fluorometric Assay Kit. sigma-aldrich.com. St Louis,
USA.
9. De la Fuente1, I.M., Cortés, J.M., Valero, E., Desroches, M.,
Rodrigues, S., Malaina, I. and Martínez, L. 2014. On the
dynamics of the adenylate energy system: homeorhesis vs
homeostasis. Plos One 9(10): e108676.