Anda di halaman 1dari 61

MODUL PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

Oleh:
Popy Hartatie Hardjo
Wina Dian Savitri

LAB. BIOTEKNOLOGI TANAMAN


FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2020/2021

i
Prakata
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNYA,
penulisan buku modul praktikum Biologi Dasar ini dapat diselesaikan. Berkat bantuan
dari berbagai pihak penulisan buku modul dapat diselesaikan. Modul praktikum
Biologi Dasar ini bertujuan membantu mahasiswa dalam praktikum di semester 2
Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak atas segala bimbingan, nasihat, serta
bantuan sehingga dapat menunjang penyelesaian buku modul praktikum ini. Penulis
juga menyadari bahwa dalam penulisan buku modul ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan buku modul praktikum ini di masa yang akan datang. Akhir kata,
semoga buku modul praktikum Biologi Dasar ini dapat bermanfaat bagi para
mahasiswa khususnya peserta praktikum Biologi Dasar di semester 2, laboran dan
dosen pengampu praktikum.

Surabaya, Pebruari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman JUDUL ............................................................................................... i


Halaman PRAKATA ......................................................................................... ii
Halaman DAFTAR ISI ..................................................................................... iii
Halaman TATA TERTIB PRAKTIKUM .......................................................... iv
Halaman JADWAL DAN MATERI .................................................................. vi
BAB I. Pengenalan mikroskop dan sel (mati dan hidup)................................ 1
BAB II. Sel prokariot dan eukariot................................................................... 6
BAB III. Inklusi sel tumbuhan.......................................................................... 10
BAB IV. Anatomi & morfologi batang monokotil dan dikotil......................... 14
BAB V. Anatomi & morfologi akar monokotil dan dikotil............................. 17
BAB VI. Anatomi & morfologi daun monokotil dan dikotil............................ 20
BAB VII. Morfologi daun dan filotaksis........................................................... 24
BAB VIII. Morfologi bunga............................................................................... 26
BAB IX. Identifikasi tumbuhan........................................................................ 28
BAB X. Mitosis................................................................................................ 30
BAB XI. Darah.................................................................................................. 33
BAB XII. Jaringan otot....................................................................................... 36
BAB XIII.Jaringan epitel.................................................................................... 39
BAB XIV.Organ pencernaan.............................................................................. 42
BAB XV. Sistim reproduksi masculine & feminine.......................................... 45
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 48
LAMPIRAN (foto preparat)................................................................................ 49

iii
TATA TERTIB

1. Praktikan wajib datang tepat waktu, toleransi terlambat 15


menit, berati kehilangan kesempatan mengikuti pre-test.
2. Praktikan diwajibkan memakai jas lab selama praktikum.
3. Praktikan dilarang berbuat gaduh dan membuat keonaran.
4. Praktikan diwajibkan telah membaca prosedur kerja dan
materi praktikum saat itu, & siap setiap saat dilakukan pre test
maupun kuiz.
5. Praktikan diwajibkan menjaga kebersihan meja dan ruangan
lab, baik sebelum, selama atau sesudah praktikum.
6. Praktikan diwajibkan membawa tissue paper napkin dan silet
tipis baru untuk membuat preparat, serta pensil 2B, penggaris
dan karet penghapus untuk menggambar preparat.
7. Praktikan diwajibkan membawa modul praktikum saat
praktikum, dan menggambar preparat yang diamati di modul
praktikum.
8. Setiap selesai 1 preparat dibuat, langsung digambar & beri
keterangan gambar dan langsung minta paraf acc pada asisten
dosen atau dosen yang bertugas; preparat baru boleh dibuang
bila skets gambar sudah di acc oleh asisten dosen ataupun dosen.
Sebab sewaktu-waktu preparat akan dicek oleh dosen saat
praktikan minta acc dan bila tidak ada maka praktikan harus
membuat ulang preparat.
9. Familia, Genus dan Species tumbuhan dicantumkan di laporan.
10. Praktikan menggunakan mikroskop dengan nomor tertentu, &
tidak boleh bertukar/berganti mikroskop tanpa seijin dosen
pengasuh.
11. Cara penilaian :
Kuiz tidak terjadwal= 2 x 20% ; diambil 2 nilai tertinggi
Nilai UTS = 40% (ujian praktek & tulis)
Bahan kuiz adalah 2 materi praktikum sebelumnya
Nilai Tengah Semester (NTS)=kuiz + UTS + aktv

Kuiz tidak terjadwal= 2 x 20% ; diambil 2 nilai tertinggi


Nilai UAS = 40% (ujian praktek dan tulis)
Bahan kuiz adalah 2 materi praktikum sebelumnya.
Nilai Akhir Semester (NAS)=kuiz + UAS + aktv

iv
Untuk pre-test, maka materi yang diujikan adalah materi yang
akan dipraktikumkan hari itu. Pre-test dilakukan setiap sebelum
praktikum dimulai, materi dari modul praktikum.

Bila salah satu nilai kuiz < nilai rerata pre-test maka yang diambil
adalah nilai rerata pre-test (total pre-test dibagi 6).
12. Bila absen (atau ijin) harus lapor ke salah satu dosen pengasuh
praktikum, dan praktikan harus menyelesaikan materi yang
tertinggal saat minggu depannya bersama dengan materi yang
sudah terjadwal. Syarat mengikuti ujian → praktikan harus
menyelesaikan semua materi yang sudah dijadwalkan.
Di akhir praktikum minggu ke-6 dan ke-13 semua modul
praktikum yang berisi hasil pengamatan dikumpulkan, dan
diperiksa paraf acc, jika semua sudah lengkap, maka boleh ikut
ujian praktek di minggu ke-7 dan ke-14.

v
PENGENALAN MIKROSKOP &
SEL (MATI DAN HIDUP)

Pendahuluan :

Penemuan yang mendasar sejak ditemukannya mikroskop 350 tahun yang lalu
adalah SEL.
Kata ‘sel’ berasal dari bahasa Latin ‘cellula’, yang berarti bilik kecil. Istilah
tersebut diberikan oleh ahli fisika matematika berkebangsaan Inggris bernama Robert
Hooke pada abad ke-17, setelah melihat irisan gabus (Quercus suber) dengan
menggunakan mikroskop.
Beberapa konsep sel dikemukakan oleh berbagai ahli. Menurut Robert Hooke
(1635-1705) sel adalah sesuatu yang menunjukkan struktur yang berbentuk kotak
kosong, dibatasi dinding sel yang telah mati, yang menyusun kayu gabus. Menurut
Mathias Schleiden (1838) dan Theodor Schwann (1839) bahwa sel adalah kesatuan
struktural pada mahluk hidup. Menurut Max Schultze bahwa sel adalah kesatuan
fungsional dari kehidupan di mana protoplasma merupakan dasar-dasar fisik dari
kehidupan.

Membran sel
Badan Golgi
Retikulum endoplasma
Sitoplasma Ribosom
Badan mikro
Mitokondria
Plastida
Protoplasma Tonoplas

Membran inti
Nukleus Nukleoplasma
Nukleolus
Kromatin
Protoplas
Vakuola + membran vakuola

SEL Vakuola
TUMBUHAN Kristal

Lamella tengah
Dinding Sel Dinding primer
Dinding sekunder

Gambar Organisasi Sel Tumbuhan


(sumber: Weier et al., 1982)

Protoplasma adalah bagian isi sel yang hidup, yang merupakan suatu system
yang kompleks terutama berupa koloid yang terdiri dari zat organik dan anorganik
dengan pH ± 7.0
Tujuan praktikum :

1
1. memahami cara penggunaan mikroskop
2. dapat menggunakan mikroskop dengan baik dan benar
3. dapat membuat preparat dengan baik
4. mengamati sel mati, serta membedakan bentuk sel Gossypium sp. dan Ceiba
petandra
5. mengamati sel hidup dan inti sel dari bulbus Allium cepa
6. mengamati sel hidup dan kloroplas pada daun Hydrilla verticillata

Bahan praktikum :
1. Rambut biji kapas (Gossypium sp)
2. Rambut buah kapuk (Ceiba petandra)
3. Umbi bawang merah (Allium cepa)
4. Daun Hydrilla verticillata

1. Prosedur penggunaan mikroskop

a) Atur posisi lensa obyektif perbesaran lemah menghadap ke bawah, lalu sambil
melihat melalui lensa okuler, atur cermin mikroskop sedemikian rupa sehingga
cermin menangkap cahaya seterang mungkin. Bila mikroskop yang digunakan
menggunakan listrik, maka tekanlah tombol power pada mikroskop untuk
menyalakan lampunya. Atur pencahayaan dengan mengatur diafragma.
b) Letakkan preparat yang telah disiapkan pada meja preparat, jangan lupa untuk
menjepit preparat. Gerakkan pengatur meja (ke kanan / kiri atau ke depan /
belakang) sedemikian rupa sehingga obyek (yang akan diamati) pada kaca
preparat terletak tepat di tengah.
c) Mulailah pengamatan dengan lensa obyektif 10X. Dengan tombol pengatur
kasar. Dekatkan lensa obyektif 10X hingga berjarak 5-6 mm dari preparat yang
diamati.
d) Sambil melihat melalui lensa okuler, gerakkan tombol pengatur kasar pelan-
pelan hingga bayangan obyek terlihat lalu lanjutkan dengan menggerakkan
tombol pengatur halus untuk mendapatkan fokus bayangan obyek yang paling
jelas. Gerakkan pengatur meja preparat sehingga obyek pada preparat yang
akan diamati terletak di tengah bidang pandang.
e) Amati dan gambar obyek yang dilihat dengan ukuran yang sesuai.
f) Lanjutkan pengamatan dengan lensa obyektif 40X. Dengan tanpa mengubah
posisi meja preparat, putarlah lensa obyektif 40X dengan hati-hati sehingga
lensa tersebut menghadap ke bawah. Amati bayangan obyek melalui lensa
okuler. Bila obyek tidak/belum terfokus, maka lihat melalui samping mikroskop
dan dengan hati-hati dekatkan (bila perlu tempelkan) ujung lensa obyektif pada
kaca preparat. Kemudian, sambil melihat melalui lensa okuler, gerakkan tombol
pengatur kasar perlahan-lahan menjauhi preparat hingga bayangan obyek
terlihat jelas. Putar tombol pengatur halus bila perlu, misalnya bila bayangan
obyek masih kabur.
g) Amati dan gambar sel yang dilihat dengan ukuran yang sesuai.

2. Pembuatan preparat rambut biji Gossypium sp. dan Ceiba petandra

2
a) Ambil air dengan pipet tetes, lalu teteskan secukupnya di tengah-tengah kaca
obyek.
b) Ambil beberapa rambut Gossypium sp. atau Ceiba petandra (jangan terlalu
banyak) dan letakkan di tetesan air pada kaca obyek.
c) Tempelkan salah satu sisi kaca penutup pada air tersebut, lalu jatuhkan kaca
penutup pelan-pelan supaya tidak terbentuk gelembung udara pada preparat.
d) Amati preparat di mikroskop pada perbesaran 100 X, dan gambar sel yang
dilihat dengan ukuran yang sesuai serta beri keterangan gambar.

3. Pembuatan preparat Bulbus Allium cepa

a) Ambil air dengan pipet tetes, lalu teteskan secukupnya di tengah-tengah kaca
obyek.
b) Buka lapisan siung Allium cepa, dan ambil selaput tipis pada bagian dalam dari
siung dengan pinset, kemudian letakkan (selaput jangan sampai terlipat) di
tetesan air pada kaca obyek.
c) Tutup dengan kaca penutup, amati preparat di mikroskop pada perbesaran
100 X dan 400 X, dan gambar sel yang dilihat dengan ukuran yang sesuai serta
beri keterangan gambar.

4. Pembuatan preparat daun Hydrilla verticillata

a) Ambil air dengan pipet tetes, lalu teteskan secukupnya di tengah-tengah kaca
obyek.
b) Ambil selembar daun Hydrilla verticillata dengan pinset, kemudian letakkan
daun di tetesan air pada kaca obyek.
c) Tutup dengan kaca penutup, amati preparat di mikroskop pada perbesaran
100 X dan 400 X, dan gambar sel yang dilihat dengan ukuran yang sesuai serta
beri keterangan gambar.

TUGAS
Carilah gambar mikroskop dan beri keterangan pada setiap bagian dari mikroskop, dan
lampirkan di bagian akhir dari laporan praktikum Saudara !

PERTANYAAN
1/ Apa yang membedakan sel hidup dengan sel mati ?
2/ Jelaskan perbedaan sel serat Gossypium dengan Ceiba petandra !
3/ Sebutkan perbedaan preparat Bulbus Allium cepa dan daun Hydrilla verticillata
(berdasarkan organel yang Saudara lihat) !

Hasil Pengamatan :

3
Ket. Gambar:

Preparat Rambut Biji Gossypium sp.

Ket. Gambar:

Preparat Rambut Buah Ceiba petandra

Ket. Gambar:

Preparat Bulbus Allium cepa

Ket. Gambar:

Preparat Daun Hydrilla verticillata

4
Pembahasan:

5
II. SEL PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK

Pendahuluan:

Tubuh organisme hidup tersusun oleh sel yang terdiri dari satu sel (uniseluler)
atau kompleks sel (multiseluler). Sel-sel organisme multiseluler tidak merupakan
kelompok (agregat), tetapi secara keseluruhan berhubungan dan terkoordinasi secara
harmoni.
Sel-sel yang menyusun tubuh organisme hidup sangat bervariasi dalam ukuran,
bentuk, struktur, maupun fungsinya. Suatu sel kemungkinan mempunyai organisasi
internal yang sangat sederhana, sedangkan yang lain sangat kompleks.
Sel merupakan unit terkecil dari organisme hidup. Kehidupan dimulai di dalam
sel. Berdasarkan ada tidaknya membran inti, maka sel dibedakan menjadi dua yaitu
prokariotik (pro = belum dan karion = inti) dan eukariotik (eu = sejati dan karion =
inti). Jadi, sel prokariotik adalah sel yang tidak mempunyai membran inti, sedangkan
sel eukariotik adalah sel yang sudah mempunyai selaput inti.
Organisme yang tersusun oleh sel prokariotik pada umumnya uniseluler.
Contoh organisme yang tersusun dari sel prokariotik adalah bakteri termasuk juga
Archaea dan juga Cyanobacteria dengan ciri sebagai berikut : (1) materi genetik
terdapat di sitoplasma, (2) tidak memiliki organel tetapi memiliki ribosom. Sedangkan
ciri sel eukariotik yaitu (1) materi genetik terdapat di dalam nukleus, (2) sitoplasma dan
nukleoplasma terpisah, (3) selain terdapat ribosom juga berbagai organela.
Menurut Whittaker, mahluk hidup diklasifikasikan menjadi 5 kerajaan mahluk
hidup. Yang tergolong sel prokariotik adalah Kingdom Monera yang mana terdiri dari
semua bakteri dan merupakan mikroorganisme. Sedangkan yang tergolong sel
eukariotik adalah Kingdom Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom Protista
merupakan mikroorganisme. Kingdom Fungi sebagian mikroorganisme dan lainnya
bukan mikroorganisme.
Ada tiga bentuk dasar sel bakteri yaitu kokus, basil dan spiral, di mana ada
bakteri yang sel-selnya tersusun membentuk berbagai variasi susunan sel (seperti
berpasangan maka disebut diplo…, atau seperti rantai disebut strepto…… dsb.) namun
ada pula yang sel tunggal.
Fungi merupakan eukariota aklorofilus yang heterotrofik, dan berkembang biak
secara seksual dan aseksual dengan membentuk spora.
Berdasarkan strukturnya maka Fungi (atau disebut juga cendawan) dibedakan
menjadi: (1) Kapang (molds), (2) Khamir (yeast), dan (3) jamur (mushroom). Kapang
(molds). Kapang merupakan cendawan multiseluler membentuk filamen. Khamir
merupakan cendawan bersel tunggal (uniseluler). Sedangkan jamur adalah cendawan
dengan tubuh buah berukuran besar.

Tujuan praktikum :
1. mengamati sel yang tergolong sel prokariot & eukariot.
2. membedakan ukuran dan bentuk sel bakteri dengan fungi.
3. mengamati mahluk hidup tergolong unisel & multisel.

6
Bahan praktikum :
1. Biakan bakteri Bacillus subtilis / preparat Bacillus subtilis.
2. Biakan bakteri Staphylococcus aureus / preparat Staphylococcus aureus.
3. Ragi roti (Saccharomyces sp.).
4. Tempe (kapang Rhizopus sp.)

1. Pembuatan preparat sel bakteri

a) Ambil beberapa ose dari biakan suspensi sel bakteri, lalu letakkan di tengah kaca
obyek.
b) Ambil kaca penutup, sebelumnya di bagian tepi sekeliling kaca penutup diolesi
vaselin, lalu tutupkan suspensi bakteri di mana suspensi bakteri posisinya berada
di bagian tengah dari kaca penutup.
c) Amati preparat di mikroskop pada perbesaran 100 X dan 400 X, dan gambar sel
yang dilihat dengan ukuran dan bentukyang sesuai (+ beri keterangan gambar).
d) Setelah selesai, semua peralatan untuk mengambil biakan bakteri dimasukkan dalam
cairan disinfektan.

2. Pembuatan preparat sel kapang

a) Ambil beberapa tetes air dengan pipet tetes, teteskan di bagian tengah kaca
obyek.
b) Ambil dengan pinset sekumpulan miselium kapang tempe, lalu letakkan di tetes
air.
c) Tutup dengan kaca penutup, dan amati preparat di mikroskop pada perbesaran
100 X dan 400 X, kemudian gambar sel yang dilihat (+ beri keterangan gambar).

3. Pembuatan preparat yeast/khamir

a) Ambil beberapa tetes air dengan pipet tetes, teteskan di bagian tengah kaca
obyek.
b) Ambil secukupnya ragi roti, lalu suspensikan dengan tetes air di kaca obyek.
c) Tutup dengan kaca penutup, dan amati preparat di mikroskop pada perbesaran
100 X dan 400 X, kemudian gambar sel yang dilihat (+ beri keterangan gambar).

4. Preparat bakteri

a) Letakkan preparat awetan di mikroskop dan atur posisi bagian preparat yang akan
diamati tepat di bawah lensa obyektif 10X, lalu diamati.
b) Setelah obyek terlihat jelas dengan perbesaran 100X, maka ganti dengan lensa
obyektif 40X, lalu diamati dan gambar sel serta susunan sel yang dilihat pada
perbesaran 400X (+ beri keterangan gambar).

PERTANYAAN
1/ Jelaskan perbedaan sel prokariot dan eukariot!

7
2/ Sebutkan beberapa contoh mikroorganisme yang tergolong sel prokariot dan
eukariot!
3/ Berdasarkan ukuran sel, bedakan sel bakteri dengan sel kapang / khamir!
4/ Dari hasil pengamatan Saudara, sebutkan mikroorganisme yang uniseluler dan yang
multiseluler!

Hasil Pengamatan :

Ket. Gambar:

Preparat Bakteri ……………..

Ket. Gambar:

Preparat Bakteri ……………….

Ket. Gambar:

Preparat Saccharomyces sp.

Ket. Gambar

Preparat Rhizopus sp.

8
Pembahasan :

9
III. INKLUSI SEL TUMBUHAN

Pendahuluan :

Di dalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak benda yang non-protoplasmik,


yang biasanya berada dalam vakuola, dalam plasma sel dan sering kali pula dalam
plastida. Benda yang non-protoplasmik ini terdiri dari substansi organik dan anorganik,
dapat bersifat cair ataupun padat. Benda-benda yang non-protoplasmik (atau yang
disebut juga inklusi sel atau bahan ergastik) itu umumnya merupakan cadangan
makanan yang jumlahnya berlebihan atau keadaannya dalam jumlah besar pada tempat-
tempat penimbunan makanan cadangan, seperti misalnya pada akar umbi, biji dan
sebagainya.
Benda non-protoplasmik yang bersifat cair misalnya minyak atsiri, minyak dan
lemak, cairan sel. Sebagai cairan sel antara lain asam-asam organik, karbohidrat,
alkaloid, tannin, glikosida dan senyawa N seperti asparagin dan glutamin. Minyak dan
lemak terutama banyak terdapat pada biji dengan kadar minyak tidak terlalu tinggi.
Lemak dan minyak dalam tumbuhan merupakan senyawa antara gliserin dengan asam-
asam organik. Di dalam sel tumbuhan terdapat pula sejenis minyak yang mudah
menguap yaitu yang disebut minyak atsiri (volatile oil). Dalam sel tumbuhan
terkandung eteris, berupa tetes-tetes minyak yang membiaskan cahaya, karena sel-
selnya telah mati, dan dinding selnya mengandung suberin.
Benda non-protoplasmik dalam sel yang bersifat padat biasanya berbentuk
butiran atau kristal. Butiran atau kristal ini biasanya terbentuk sebagai hasil akhir
metabolisme dalam tumbuhan, ada pula yang terbentuk karena terjadinya pemadatan
zat-zat cair makanan cadangan sehingga berbentuk butiran, antara lain kristal Ca-oxalat
dan kristal anorganik. Kristal Ca-oxalat umumnya terdapat dalam sel korteks, ada juga
dalam sel-sel parenkim floem dan parenkim xylem. Kristal-kristal tersebut berbagai
bentuk yaitu bentuk prisma, jarum, rafida, roset/drussen.
Benda non-protoplasmik yang dibentuk oleh plastida (amiloplas dan kloroplas)
umumnya berupa amilum. Amilum cadangan terdapat di alat-alat penyimpan makanan
aeperti umbi, akar, biji dan lain-lain.
Macam-macam amilum berdasarkan letak hilus (= titik permulaan terbentuknya
amilum) dan lamella (= garis-garis halus yang mengelilingi hilus) yaitu amilum
konsentris dan amilum eksentris. Pada amilum konsentris letak hilus di tengah,
sedangkan amilum eksentris letak hilus di pinggir.

Tujuan praktikum :
1. mengamati berbagai bentuk amilum dari berbagai organ penyimpanan
2. membedakan bentuk dan ukuran amilum
3. mengamati bentuk kristal Ca-ox pada daun Citrus aurantifolia
4. mengamati bentuk ruang kelenjar tipe schizolisigen serta adanya minyak
dalam ruang kelenjar daun Citrus aurantifolia

10
Bahan praktikum :
1. Umbi kentang (Solanum tuberosum)
2. Biji kacang merah (Phaseolus vulgaris)
3. Rhizoma Zingiberis sp. .
4. Daun jeruk (Citrus aurantifolia)
5. Daun Mirabilis jalapa
6. Umbi wortel

1. Pembuatan preparat amilum


a) Ambil sepotong kecil dari bagian organ penyimpanan (umbi / biji / rhizoma), lalu
gosokkan bagian dalam dari potongan pada tetes air yang sudah ada di gelas kaca
hingga tetes air menjadi keruh.
c) Tutup dengan kaca penutup, amati preparat di mikroskop pada perbesaran 100X
dan 400X, dan gambar sel yang dilihat dengan ukuran yang sesuai (+ beri
keterangan gambar).

2. Pembuatan preparat ØL Daun Citrus aurantifolia atau Mirabilis jalapa


a) Ambil sepotong kecil umbi wortel, dan iris bagian tengah dari potongan umbi
secukupnya, lalu selipkan potongan kecil daun Citrus aurantifolia di antara irisan
wortel.
b) Irislah setipis mungkin daun Citrus yang terselip di dalam wortel, kemudian
letakkan irisan di tetes air pada gelas kaca dengan posisi permukaan atas dan bawah
daun menempel di permukaan gelas kaca sehingga yang teramati di mikroskop
merupakan mesofil daun.
c) Tutup dengan kaca penutup, amati preparat di mikroskop pada perbesaran
100X, dan gambar sel yang dilihat dengan ukuran yang sesuai (+ beri keterangan
gambar).

PERTANYAAN
1/ Jelaskan yang dimaksud dengan benda non-protoplasmik !
2/ Sebutkan berbagai benda non-protoplasmik dan di bagian mana tempat terdapatnya
pada tumbuhan yang dipraktikum kan !
3/ Di bagian mana dari daun jeruk (Citrus aurantifolia) terdapat kristal Ca-oxalat ?
4/ Sebutkan nama kristal Ca-ox pada daun Mirabilis jalapa.

Hasil Pengamatan:

Ket. Gambar:

Preparat Umbi Solanum tuberosum

11
Ket. Gambar:

Preparat Biji Phaseolus vulgaris

Ket. Gambar:

Preparat Rhizoma Zingiberis sp.

Ket. Gambar:

Preparat Ø L Daun Citrus aurantifolia

Ket. Gambar:

Preparat Ø L Daun Mirabilis jalapa

12
Pembahasan :

13
IV. ANATOMI & MORFOLOGI BATANG
MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Pendahuluan :

Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat lintasan


air/hara dan zat hasil fotosintesis. Selain itu, batang merupakan tempat tumbuhnya
cabang, daun, dan bunga. Pada batang terdapat buku dan ruas.
Morfologi batang sangat bervariasi tergantung jenis tanaman, habitat, dan faktor
lingkungan lainnya. Pada monokotil, batang tidak bercabang. Sebaliknya pada dikotil
terdapat percabangan.
Susunan anatomi batang dari sebelah luar ke arah pusat) sebagai berikut : (1)
epidermis, (2) korteks, (3) berkas pengangkutan, dan (4) empulur.
Pada batang tumbuhan monokotil, berkas pengangkut tergolong tipe kolateral
tertutup di mana tidak terdapat kambium antara xylem dan floem. Sedangkan pada
tumbuhan dikotil, tipe berkas pengangkutan adalah kolateral terbuka di mana terdapat
kambium antara xilem dan floem, akibatnya batang mengalami pertumbuhan lingkar
sekunder. Sehubungan dengan pertumbuhan sekunder, ada batang yang berkayu dan
ada yang tidak berkayu.

Tujuan praktikum :
1. mengamati susunan anatomi batang monokotil
2. mengamati susunan anatomi batang dikotil
3. membedakan tipe berkas pengangkutan/stele pada batang monokotil dan
dikotil.
4. membedakan morfologi batang monokotil dan dikotil.

Bahan praktikum :
1. Batang jagung (Zea mays)
2. Batang kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Pembuatan preparat ØL Batang


a) Ambil sepotong kecil batang, kemudian irislah setipis mungkin bidang melintang
batang, dan letakkan irisan di tetes air pada gelas kaca.
b) Tutup dengan kaca penutup, amati preparat di mikroskop pada perbesaran
100X, dan gambar sel yang dilihat dengan ukuran yang sesuai (+ beri keterangan
gambar).

PERTANYAAN
1/ Jelaskan perbedaan sistem berkas pengangkut dan tipe stele dari batang Zea mays
dan Hibiscus rosa-sinensis!
2/ Bedakan morfologi batang tumbuhan monokotil dan dikotil!
3/ Sebutkan macam xilem pada batang Zea mays dan Hibiscus rosa-sinensis!

14
Hasil Pengamatan :

Ket. Gambar :

Preparat ØL Batang Zea mays

Ket. Gambar :

Preparat ØL Batang Hibiscus rosa-sinensis

15
Pembahasan :

16
V. ANATOMI & MORFOLOGI AKAR
MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Pendahuluan :

Tumbuhan Spermatophyta terdiri dari 3 organ pokok berupa akar, batang dan
daun. Bagian akar berfungsi sebagai penyerap air dan hara mineral serta sebagai
pengokoh tumbuhan. Pada beberapa jenis tumbuhan, akar juga berfungsi sebagai
tempat penimbunan cadangan makanan.
Secara morfologi terdapat beberapa jenis akar, yaitu akar tunggang, akar serabut
dan akar adventif. Akar tunggang umumnya dimiliki oleh tumbuhan dikotil yang
berasal dari biji. Tumbuhan monokotil umumnya mempunyai akar serabut.
Susunan anatomi akar secara konsentris dari arah luar ke dalam sebagai berikut :
(1) epidermis, (2) korteks, (3) endodermis, (4) perisikel, dan (5) berkas pengangkutan.
Pada akar muda, epidermis berfungsi sebagai pelindung dan penerus air ke
bagian dalam akar. Bila akar mengalami pertumbuhan sekunder, epidermis hilang dan
diganti periderm yang terdiri dari phellem, phellogen (kambium gabus), dan feloderm.
Demikian juga dengan korteks, bila terjadi pertumbuhan lingkar sekunder maka tidak
terdapat korteks. Endodermis merupakan selapis sel yang menjadi pembatas korteks
dengan silinder pusat. Endodermis berfungsi mengatur pemasukan air dan hara mineral
ke dalam berkas pengangkutan yang berada di silinder pusat. Perisikel berada tepat di
bagian dalam endodermis, dan berperan sebagai pembentuk cabang akar (akar lateral).
Pada akar tumbuhan monokotil, tidak terdapat kambium antara xilem dan floem,
dan terdapat empulur. Sebaliknya pada tumbuhan dikotil, terdapat kambium antara
xilem dan floem, dan di bagian tengah akar tidak terdapat empulur. Pada akar
tumbuhan monokotil maupun dikotil (yang belum mengalami pertumbuhan lingkar
sekunder) letak xilem dan floem berselang-seling bergantian sehingga disebut berkas
pengangkutan tipe radial atau tipe stele actinostele.
Pada akar tumbuhan dikotil yang mengalami pertumbuhan (karena aktivitas
kambium), kambium yang semula berbentuk bintang akan terdesak akibat pertumbuhan
xilem sekunder sehingga menjadi berbentuk lingkaran. Sedangkan xilem primer (yang
terdiri dari metaxilem dan protoxilem) terletak di bagian tengah berbentuk bintang dan
xilem sekunder di bagian luar dari xilem primer.

Tujuan praktikum :
1. mengamati susunan anatomi akar monokotil.
2. mengamati susunan anatomi akar dikotil.
3. mengamati tipe berkas pengangkutan/stele pada akar.
4. membedakan morfologi susunan akar monokotil dan dikotil.

Bahan praktikum :
1. Akar jagung (Zea mays).
2. Akar jarak (Ricinus communis).

17
Pembuatan preparat ØL Akar
a) Ambil sepotong kecil akar, kemudian irislah setipis mungkin bidang melintang
batang, dan letakkan irisan di tetes air pada gelas kaca.
b) Tutup dengan kaca penutup, amati preparat di mikroskop pada perbesaran
100X, dan gambar sel yang dilihat dengan ukuran yang sesuai (+ beri keterangan
gambar).

PERTANYAAN
1/ Jelaskan perbedaan berkas pengangkutan dari dua preparat yang Sdr buat!
2/ Jelaskan bagian xilem primer pada akar Ricinus communis.
3/ Bedakan morfologi akar tumbuhan monokotil dan dikotil!

Hasil Pengamatan :

Ket. Gambar :

Preparat ØL Akar Zea mays

Ket. Gambar :

Morfologi Akar Zea mays

18
Ket. Gambar :

Preparat ØL Akar Ricinus communis

Ket. Gambar :

Morfologi Akar Ricinus communis

Pembahasan :

19
VI. ANATOMI & MORFOLOGI DAUN
MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Pendahuluan :
Bentuk dan ukuran daun sangat beranekaragam. Ada daun tunggal ada juga
daun majemuk. Daun umumnya berbentuk pipih, tetapi ada juga yang berbentuk seperti
jarum atau duri atau seperti sisik. Daun sempurna terdiri dari pelepah (upih/ vagina),
tangkai, dan helai daun.
Fungsi utama daun adalah tempat berlangsungnya fotosintesis. Oleh karena itu,
warna daun umumnya hijau. Bentuk yang pipih disesuaikan dengan fungsinya agar
dapat memanfaatkan cahaya matahari seefisien mungkin.
Susunan anatomi daun sebagai berikut : epidermis atas dan bawah, di antara
epidermis atas dan bawah terdapat mesofil daun yang terdiri dari jaringan parenkim,
jaringan mekanik, dan jaringan pengangkutan. Beberapa jenis daun selain mempunyai
struktur jaringan seperti itu, juga mempunyai ruang kelenjar.
Epidermis daun merupakan satu lapis deretan sel yang terdapat di atas atau di
bawah permukaan daun, sebagai pelindung jaringan yang ada di dalamnya. Epidermis
ada yang terdiri dari dua lapis sel, misalnya pada daun Nerium.
Jaringan parenkim pada mesofil daun terdiri dari parenkim palisade yang bentuk
selnya panjang dan tersusun rapat, dan parenkim spons yang bentuk selnya tidak
beraturan dan tersusun longgar sehingga terdapat ruang antar sel yang cukup untuk
pertukaran gas yang datang dan ke luar melalui stomata. Warna parenkim palisade
lebih hijau gelap dari pada parenkim spons karena jumlah kloroplas lebih banyak.
Daun yang memiliki parenkim palisade di satu sisi daun dan parenkim spons di sisi
lainnya, dikatakan bersifat bifacial (dorsiventral), sedangkan bila parenkim palisade
terdapat di kedua sisi daun maka disebut isolateral atau isobilateral.
Berkas pengangkut pada daun membentuk tulang/urat daun. Tulang daun utama
(costa) pada tumbuhan dikotil bercabang-cabang dengan pola tertentu.. Pada daun
monokotil tulang daunnya sejajar. Tulang daun yang besar, selain mempunyai berkas
pengangkutan juga mempunyai parenkim yang mengandung kloroplas dan jaringan
kolenkim / sklerenkim sebagai penguat. Pada daun, xilem letaknya di atas floem
karena daun merupakan kelanjutan dari batang. Unsur xilem dan floem pada tulang
daun sama dengan yang ada pada batang.

Tujuan praktikum :
1. mengamati susunan anatomi daun monokotil
2. mengamati susunan anatomi daun dikotil
3. membedakan tipe berkas pengangkutan pada daun monokotil dan dikotil
4. membedakan morfologi daun monokotil dan dikotil
5. mengamati stomata dari irisan membujur ØB daun

Bahan praktikum :
1. Daun jagung (Zea mays).
2. Daun kembang mentega (Nerium oleander).
3. Umbi wortel

20
1. Pembuatan preparat ØL Daun Zea mays
a). Irislah secukupnya bagian tengah dari potongan wortel.
b) Selipkan potongan kecil daun Zea mays di antara irisan wortel, lalu irislah setipis
mungkin daun Zea mays beserta wortel, dan letakkan irisan di tetes air pada gelas
kaca dengan posisi daun melintang.
c) Tutup dengan kaca penutup, amati preparat di mikroskop pada perbesaran
100X, dan gambar sel yang dilihat dengan ukuran yang sesuai (+ beri keterangan
gambar).

2. Pembuatan preparat ØL Daun Nerium oleander melalui costa


a). Irislah secukupnya bagian tengah dari potongan wortel.
b) Selipkan potongan kecil daun Nerium oleander di antara irisan wortel, lalu irislah
setipis mungkin daun Nerium oleander dengan costa beserta wortel, dan letakkan
irisan di tetes air pada gelas kaca dengan posisi daun melintang.
c) Tutup dengan kaca penutup, amati preparat di mikroskop pada perbesaran
100X, dan gambar sel yang dilihat dengan ukuran yang sesuai (+ beri keterangan
gambar).

PERTANYAAN
1/ Jelaskan perbedaan berkas pengangkutan dari dua preparat ØL Daun yang Sdr buat!
2/ Bedakan morfologi daun tumbuhan monokotil dan dikotil!
3/ Bedakan stomata dari dua preparat ØL Daun yang Sdr buat!
4/ Dari dua preparat yang Sdr buat, sebutkan tipe daunnya!
5/ Dari irisan membujur ØB daun, sebutkan yang Sdr amati.

Hasil Pengamatan :

Ket. Gambar:

Preparat ØL Daun Zea mays

21
Ket. Gambar:

Morfologi Daun Zea mays

Ket. Gambar:

Preparat ØL Daun Nerium oleander melalui costa

Ket. Gambar:

Morfologi Daun Nerium oleander

22
Ket. Gambar:

Preparat ØB Daun Nerium oleander

Ket. Gambar:

Preparat ØB Daun Zea mays

Pembahasan :

23
VII. MORFOLOGI DAUN & FILOTAKSIS

Pendahuluan

Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan umumnya setiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku (nodus) batang, dan tempat di atas
daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut: 1. upih daun atau
pelepah daun (vagina), 2. tangkai daun (petiolus), dan 3. helaian daun (lamina).
Sedangkan daun tidak lengkap berarti yang hanya memiliki dua bagian atau satu bagian
saja. Selain itu pada daun ada alat tambahan atau pelengkap berupa daun penumpu
(stipula), selaput bumbung (ochrea), lidah (ligula).
Daun majemuk dicirikan terdiri dari banyak anak daun di mana pada anak daun
tak akan terdapat kuncup dalam ketiak daunnya. Sebaliknya pada daun tunggal
dicirikan terdapatnya kuncup pada ketiak daun.
Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang dan cabang-
cabangnya, ada pula kalanya daun-daun suatu tumbuhan berjejal-jejal pada suatu bagian
batang, yaitu pada pangkal batang atau pada ujungnya. Umumnya daun pada batang
terpisah-pisah dengan suatu jarak yang nyata.
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan
terlebih dulu berapa jumlah daun yang terdapat pada satu buku-buku batang, yang
kemungkinannya ialah:
a. pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja ; maka tata letak daun
dinamakan tersebar (folia sparsa)
b. pada tiap-tiap buku batang terdapat dua daun yang berhadap-hadapan, pada
buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang
dengan dua daun yang di bawahnya tadi. Tata letak daun yang demikian
dinamakan berhadapan bersilang (folia opposita).
c. pada setiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun ; maka tata letak
daun yang demikian dinamakan berkarang (folia verticillata).

Tujuan praktikum :
1. membedakan daun lengkap dan tidak lengkap
2. membedakan daun tunggal dan daun majemuk
3. mengetahui berbagai tata letak daun pada batang

Bahan praktikum :
1. Daun Hibiscus rosa-sinensis
2. Daun Palmae
3. Daun Tamarindus indica
4. Daun Averrhoea carambola
5. Daun Leucaena glauca
6. Daun Moringa oleifera

24
7. Daun Phyllanthus niruri
8. Daun Justicia gendarusa
9. Daun Nerium oleander
10. Daun Vitex trifolia
11. Daun Elephantopus scaber
12. Daun Aglaia odorata
13. Daun Costus speciosa

Prosedur :
1. Ambil cabang tumbuhan yang memiliki banyak daun, amati morfologi daunnya, dan
tentukan apakah termasuk daun lengkap atau tidak lengkap, tentukan juga apakah
daun tunggal atau daun majemuk, bila daun majemuk maka tentukan juga daun
majemuk rangkap berapa dan daun majemuk menyirip ganjil ataukah menyirip
genap?
2. Dari masing-masing cabang tumbuhan tentukan tata letak daun pada batang.
3. Gambarkan dan beri keterangan gambar.

Hasil pengamatan :

25
VIII. MORFOLOGI BUNGA

Pendahuluan :

Pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja, tetapi
umumnya pada suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak bunga. Jika suatu tumbuhan
hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika
bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun
dan sebagian pula pada ujung batang atau cabang-cabang.
Selain itu pada tumbuhan dapat kita lihat, bunganya yang besar jumlahnya,
dapat :
- terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi).
- berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beranekaragam.
Suatu rangkaian bunga dinamakan pula bunga majemuk (inflorescentia).
Bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan yaitu a) bunga majemuk tak berbatas
(inflorescentia racemosa), b) bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa), c)
bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta).
Bunga majemuk tak berbatas, yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat
tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan
mempunyai susunan ‘acropetal’ (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu
tangkai), dan bunga-bunga mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Yang termasuk
dalam golongan ini antara lain : tandan (racemus), bulir (spica), untai (amentum),
tongkol (spadix), bunga paying (umbella), bunga cawan (corymbus), bunga bongkol
(capitulum), bunga periuk (hypanthodium), malai (panicula), malai rata (corymbus
ramosus), bunga payung majemuk (umbella composita), bunga tongkol majemuk, bulir
majemuk.
Bunga majemuk berbatas, yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya
selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang
terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang, dan cabang-cabang tadi seperti
ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada bunga
majemuk yang berbatas, bunga yang mekar dulu adalah bunga yang terdapat di sumbu
pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir. Yang termasuk dalam golongan
ini antara lain: anak payung menggarpu (dichasium), bunga sekerup (bostryx), bunga
sabit (drepanium), bunga kipas (rhipidium), bunga tangga atau bunga bercabang seling
(cincinnus).
Bunga majemuk campuran, yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik
sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun bunga majemuk tak berbatas. Yang
termasuk golongan ini : karangan semu (verticillaster), lembing (anthela), tukal
(glomerulus), berkas (fasciculus).

Tujuan praktikum :
1. membedakan bunga tunggal dengan bunga majemuk.
2. mengetahui morfologi berbagai bunga majemuk tak berbatas.
3. mengatahui morfologi berbagai bunga majemuk berbatas.

26
Bahan praktikum :

1. Bunga Hibiscus rosa-sinensis


2. Bunga Caesalpinia pulcherrima
3. Bunga Stachytarpheta jamaicensis
4. Bunga Lantana camara
5. Bunga Eclipta alba
6. Bunga Leucaena glauca
7. Bunga Ixora grandiflora
8. Bunga Bougainvillea
9. Bunga Euphorbia hirta
10. Bunga Orthosiphon stamineus

Prosedur :
1. Ambil bunga dari masing-masing tumbuhan dan amati morfologinya, selanjutnya
tentukan apakah bunga tunggal atau majemuk, bila bunga majemuk maka tentukan
juga termasuk majemuk berbatas atau tak berbatas yang mana.
2. Gambar dan beri keterangan gambar.

Hasil pengamatan :

27
IX. IDENTIFIKASI TUMBUHAN

Pendahuluan :

Identifikasi / determinasi tumbuhan adalah mengungkapkan identitas (jati diri)


suatu tumbuhan, sehingga dapat diketahui namanya yang benar dan kedudukannya yang
tepat dalam system klasifikasi.
Kedudukan satu tumbuhan ada dua kemungkinan, yaitu :
1/ Tumbuhan yang belum dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan (tumbuhan baru
ditemukan). Jadi belum dimasukkan dalam kategori (takson) yang mana, belum
diklasifikasikan, nama ilmiahnya belum ada.
2/ Tumbuhan tersebut sudah mempunyai nama dan sudah ada tempatnya dalam sistem
klasifikasi, sehingga dapat dilakukan identifikasi/determinasi.
Adapun cara determinasi/identifikasi tumbuhan ada beberapa cara, antara lain:
1. Dengan menggunakan kunci determinasi yaitu buku ‘FLORA untuk Sekolah di
Indonesia, van Steenis Flora of Java’. Bahan (sampel) tumbuhan berupa
batang/dahan/cabang beserta daun, bunga dan buah. Sistem yang digunakan
disebut sistem dikotomi. Ada tiga bagian/tahapan : 1) kunci mencari suku
(familia), 2) kunci mencari marga (genus), 3) kunci mencari jenis (species) dan
varietas.
2. Membandingkan tumbuhan tersebut dengan contoh herbarium yang sudah
diketahui identitasnya.
3. Mengirim sampel tumbuhan ke Herbarium Bogoriense di Bogor.
4. Membandingkan sampel tumbuhan dengan foto/gambar yang ada pada buku-
buku pustaka tentang tumbuhan.

Tujuan praktikum :
mampu melakukan determinasi tumbuhan dengan menggunakan kunci
determinasi buku ‘Flora untuk Sekolah di Indonesia’

Bahan praktikum :
6 sampel tumbuhan yang lengkap batang/cabang, daun, bunga, buah.
Buku ‘ Flora untuk Sekolah di Indonesia, van Steenis Flora of Java’

Prosedur :
1. Gunakan ‘kunci buatan’ untuk mendapatkan suku/famikia, dengan system dikotomi
(=tersusun menggarpu), yaitu setiap nomor selalu disusun atas 2 pertanyaan a dan
b yang merupakan pernyataan bertolak belakang.
2. Tumbuhan tersebut dicocokkan mana yang sesuai kondisinya dengan pernyataan
pada nomor yang dibaca → a atau b.
3. Pada akhir pernyataan yang cocok → tercantum nomor yang baru → sebagai arah
nomor berikutnya yang harus dibaca……. Sampai akhirnya pernyataan berakhir di
Suku/Familia (yang tercetak tebal).

28
4. Selanjutnya cari suku tersebut di index halaman belakang untuk dicari berada di
halaman berapa.
5. Selanjutnya buka halaman untuk suku yang bersangkutan, yang nantinya akan
dilanjutkan lagi dengan penelusuran mencari marga (genus) dengan berupa
pernyataan yang tersusun dikotomi. Pernyataan dipilih dengan dicocokkan kondisi
tumbuhan, hingga akhirnya diperoleh marga (genus). Selanjutnya bila ada
pernyataan berikutnya lagi dikotomi maka dipilih dengan dicocokkan kondisi
tumbuhan hingga diperoleh jenis (species) dari tumbuhan yang dideterminasi.
6. Tulis setiap langkah penelusuran.
7. Gambar lengkap bagian-bagian tumbuhan yang dideterminasi.

Hasil pengamatan :

29
X. MITOSIS

Pendahuluan :

Daur sel adalah urutan lengkap proses yang terjadi di dalam sel sehingga sebuah
sel akan memproduksi dirinya sendiri dengan cara membelah. Pada organisme
multiseluler, pembelahan sel bertujuan untuk memperbesar bentuk tubuh dan mengganti
sel-sel yang rusak. Sedangkan pada organisme yang hanya terdiri atas satu sel,
pembelahan sel berarti suatu perkembangbiakan.
Ada dua macam reproduksi sel pada organisme multiseluler yaitu mitosis yang
terjadi pada sel somatik dan meiosis yang terjadi pada sel gamet.
Proses mitosis pada tumbuhan dan hewan pada dasarnya sama. Pada tumbuhan,
mitosis mudah dilihat, yaitu pada titik tumbuh (ujung akar atau ujung batang) dengan
menggunakan mikroskop cahaya. Waktu yang dibutuhkan untuk mitosis bervariasi
antara beberapa menit sampai tiga jam. Mitosis dibagi menjadi empat fase, yaitu
profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Pada telofase akan diikuti dengan
pembelahan sitoplasma sel.
Profase merupakan fase awal dari pembelahan, di mana terjadi : (1) kromatin
berubah menjadi kromosom yang mana terdiri dari dua kromatida. (2) membran inti dan
nukleolus menghilang, (3) pasangan sentriol berpisah dan bergerak menuju ke kutub
berlawanan dan terbentuk benang-benang gelendong (spindle fiber) di antara kedua
kutub pembelahan.
Tahap berikutnya metafase, di mana setiap kromosom yang terdiri dari sepasang
kromatida menuju ke tengah sel dan berjajar pada bidang pembelahan dengan
menggantung pada serat gelendong melalui sentromer.
Pada tahap anafase, sentromer dari setiap kromosom akan membelah menjadi
dua dengan masing-masing satu kromatida, lalu setiap kromatida berpisah dari
pasangannya dan menuju ke kutub yang berlawanan. Pada akhir anafase, semua
kromatida telah sampai pada kutub masing-masing.
Tahap terakhir mitosis yaitu telofase, dengan ciri sebagai berikut: (1) kromatida
berubah menjadi benang-benang kromatin kembali, (2) membran inti dan nukleolus
terbentuk, (3) serat gelendong menghilang, (4) terbentuk membran sel pemisah di
tengah bidang pembelahan (terjadi sitokinesis). Dengan demikian akan terbentuk dua
sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
Pembelahan mitosis hanya terjadi pada bagian tubuh organisme yang masih
hidup, yaitu pada jaringan embrional. Pada tumbuhan mitosis terjadi pada jaringan
meristematis seperti pada ujung akar, ujung batang, dan cambium. Sel somatik
merupakan sel yang diploid (2n), artinya bahwa sel mempunyai kromosom sepasang.
Hasil pembelahan mitosis yaitu satu sel induk diploid (2n) menjadi dua sel anak
yang masing-masing diploid (2n), dengan jumlah kromosom sel anak sama dengan
jumlah kromosom sel induknya..

Tujuan praktikum :
1. mengamati berbagai fase pembelahan mitosis.
2. membedakan setiap fase pembelahan mitosis.

30
Bahan praktikum :
Preparat awetan ujung akar Allium sp.

Prosedur pengamatan :
a) Letakkan preparat awetan di mikroskop dan atur posisi bagian preparat yang akan
diamati tepat di bawah lensa obyektif 10X, lalu diamati.
b) Setelah obyek terlihat jelas dengan perbesaran 100X, maka ganti dengan lensa
obyektif 40X, lalu diamati dan gambar berbagai fase pembelahan mitosis.

PERTANYAAN
1/ Jelaskan seluruh tahapan pembelahan sel secara mitosis !
2/ Bagaimana hasil pembelahan mitosis bila dibandingkan dengan sel semula ?
Jelaskan !
3/ Sebutkan pada fase mitosis yang mana, dapat dilakukan penghitungan jumlah
kromosom sel ?

TUGAS :
Carilah gambar (berwarna) berbagai fase pembelahan mitosis.

Hasil Pengamatan :

Ket. Gambar:

Preparat Ujung Akar Allium sp. (mitosis : profase)

Ket. Gambar:

Preparat Ujung Akar Allium sp. (mitosis : metafase)

31
Ket. Gambar

Preparat Ujung Akar Allium sp. (mitosis : anafase)

Ket. Gambar:

Preparat Ujung Akar Allium sp. (mitosis : telofase)

Pembahasan :

32
XI. DARAH

Pendahuluan :

Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk
membantu proses fisiologis. Darah terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan
sel-sel darah.
Plasma darah adalah bagian darah yang cair. Komponen terbesar plasma darah
adalah air. Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion.
Sel-sel darah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (sel darah pembeku).
Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak ada nukleus. Konsentrasi
eritrosit rata-rata pada pria dewasa normal per l darah adalah 5,4 juta butir dan pada
wanita normal 4,8 juta butir.
Leukosit terdapat di dalam darah manusia dan berjumlah sekitar 4000 sampai
11000 butir untuk setiap l darah manusia. Leukosit mempunyai nukleus, tidak
berwarna. Leukosit dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu granulosit jika plasmanya
bergranuler, dan agranulosit jika plasmanya tidak bergranuler. Leukosit granulosit
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu netrofil, basofil, dan eosinofil. Leukosit agranulosit dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu limfosit dan monosit.
Netrofil memiliki nukleus yang terdiri dari tiga sampai lima lobus, berukuran 8
m. Netrofil bersifat fagosit dengan cara masuk ke jaringan yang terinfeksi.
Basofil memiliki nukleus berbentuk S, (<1% dari semua lekosit) dan bersifat
fagosit. Basofil melepaskan heparin dan histamin.
Eosinofil berbentuk hampir seperti bola, berukuran 9 m (1-4% dari semua
lekosit. Eosinofil memiliki nucleus yang terdiri dari dua lobus dan bersifat fagosit
dengan daya fagositosis yang lemah. Eosinofil mempunyai kecenderungan untuk
berkumpul dalam suatu jaringan yang mengalami reaksi alergi. Eosinofil juga dapat
mendetoksifikasi toksin yang menyebabkan radang.
Monosit mempunyai satu nukleus besar dan berbentuk bulat telur atau seperti
ginjal. Diameter monosit berukuran 9-12 m. Monosit dapat berpindah dari aliran
darah ke jaringan. Di dalam jaringan, monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi
makrofag. Makrofag ini bersama netrofil merupakan leukosit fagosit utama, paling
efektif, dan berumur panjang.
Limfosit berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter 6-8 m. Limfosit
dibentuk di sumsum tulang. Ada dua jenis limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T.
Limfosit yang tetap berada di sumsum tulang berkembang menjadi limfosit B.
Sedangkan limfosit yang berasal dari sumsum tulang, dan pindah ke timus berkembang
menjadi limfosit T. Limfosit B berperan dalam pembentukan antibodi. Sebaliknya
limfosit T tidak menghasilkan antibodi. Jika limfosit B berhadapan dengan antigen,
limfosit ini akan memproduksi antibodi.
Dari kelima jenis leukosit, netrofil merupakan sel-sel yang paling banyak (60-
70%) menyusun leukosit.
Trombosit berbentuk bulat kecil dengan ukuran diameter 2-4 m dan tidak
mempunyai inti. Trombosit atau keping darah berperan dalam proses pembekuan
darah.

33
Tujuan praktikum :
1. mengamati dan membedakan struktur eritrosit katak dan manusia.
2. mengamati dan membedakan berbagai jenis leukosit manusia.

Bahan praktikum :
1. Preparat awetan smear darah katak.
2. Preparat awetan smear darah manusia.

Prosedur pengamatan :
a) Letakkan preparat awetan di mikroskop dan atur posisi bagian preparat yang akan
diamati tepat di bawah lensa obyektif 10X, lalu diamati.
b) Setelah obyek terlihat jelas dengan perbesaran 100X, maka ganti dengan lensa
obyektif 40X, lalu diamati dan gambar berbagai sel darah yang diamati.

PERTANYAAN :
1/ Jelaskan perbedaan struktur eritrosit katak dan manusia!
2/ Dari preparat smear darah manusia yang Sdr lihat, leukosit jenis apa yang paling
banyak Sdr lihat? Mengapa?

TUGAS :
Carilah gambar (berwarna) berbagai macam sel leukosit & eritrosit manusia dan hewan
katak !

Hasil Pengamatan :

Ket. Gambar:

Preparat Smear Darah Katak

Ket. Gambar:

Preparat Smear Darah Manusia

34
Ket. Gambar:

Preparat Smear Darah Manusia

Ket. Gambar:

Preparat Smear Darah Manusia

Ket. Gambar:

Preparat Smear Darah Manusia

Pembahasan :

35
XII. JARINGAN OTOT

Pendahuluan :
Jaringan otot dilengkapi oleh jaringan epitel, pengikat, pembuluh darah dan
saraf. Otot sebagai jaringan dibina atas sel-sel otot yang berfungsi untuk pergerakan
suatu alat atau bagian tubuh. Satu serat otot adalah satu sel otot, yang bentuknya kecil
panjang seperti serat tumbuhan.
Sel otot memiliki komponen seperti sel pada umumnya yaitu plasmalema, inti,
sitoplasma dan organel. Plasmalema disebut sarkolema, dan sitoplasma otot disebut
sarkoplasma. Organel yang penting adalah retikulum endoplasma, mitokondria, dan
serabut intraseluler. Retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma, dan
retikulum sarkoplasma bercabang halus dan bersusun membentuk jalinan yagn teratur
sekeliling serabut intraseluler. Mitokondria, sesuai fungsinya sebagai sumber penghasil
energi ATP, banyak sekali terdapat pada sel otot.
Pada Mammalia ada 3 macam sel otot : 1) otot lurik, 2) otot polos, 3) otot
jantung.
Otot lurik terdapat pada otot yang melekat ke rangka, sehingga disebut juga otot
rangka. Sistim saraf pada otot lurik merupakan saraf di bawah kesadaran.
Otot polos berbentuk gelendong, dan inti terletak dibagian tengah yang
gembung. Sistim saraf pada otot polos merupakan saraf autonom, tidak di bawah
kesadaran.
Otot jantung dibina atas serat otot, lurik, bercabang-cabang dan bertemu dengan
sel tetangga lainnya sehingga secara keseluruhan terbentuk jalinan serat otot, terdapat
pada jantung. Sistim saraf pada otot jantung merupakan saraf autonom, tidak di bawah
kesadaran.

Tujuan praktikum :
1. Mengamati bentuk sel otot lurik pada lapisan otot lingua.
2. Mengamati bentuk sel otot polos pada irisan lintang usus.
3. Mengamati bentuk sel otot jantung.
4. Membedakan sel otot lurik, sel otot polos dan sel otot jantung.

Bahan praktikum :
1. Preparat awetan lingua Guinea Pig
2. Preparat awetan intestinum rat
3. Preparat awetan cor mice

Prosedur pengamatan :
a) Letakkan preparat awetan di mikroskop dan atur posisi bagian preparat yang akan
diamati tepat di bawah lensa obyektif 10X, lalu diamati.
b) Setelah obyek terlihat jelas dengan perbesaran 100X, maka ganti dengan lensa
obyektif 40X, lalu diamati dan gambar sel-sel penyusun jaringan otot polos, otot
lurik, dan otot jantung.

36
PERTANYAAN :
1/ Ada berapa macam otot pada Mammalia ?
2/ Bedakan bentuk sel otot polos, sel otot lurik dan otot jantung dari preparat yang
diamati !
3/ Bagaimana sistim saraf pada otot polos, otot lurik dan otot jantung ?

Hasil pengamatan :

Keterangan gambar :

Gambar Sel otot lurik

Keterangan gambar :

Gambar Sel otot polos

Keterangan gambar :

Gambar Sel otot jantung

37
Pembahasan :

38
XIII. JARINGAN EPITEL

Pendahuluan :

Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi permukaan tubuh dan


membatasi rongga tubuh. Jaringan epitel hamper ditemukan di seluruh permukaan
tubuh. Jaringan epitel yang melapisi lapisan luar tubuh disebut epitelium, jaringan
epitel yang membatasi rongga tubuh disebut mesotelium, dan jaringan epitel yang
membatasi organ disebut endotelium.
Sel epitel umumnya memiliki kekhususan pada permukaan selnya, sesuai
peranannya yaitu : I. Tonjolan (1. mikrovilli, 2. cilia, 3. flagella), dan II. Lekukan (1.
invaginasi, 2. pinocytosis).
Berdasarkan strukturnya jaringan epitel dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1) Epitel pipih, berbentuk seperti lapisan pipih, nukleus bulat, dan terletak di
tengah.
2) Epitel slindris, berbentuk seperti batang, nucleus bulat dan terletak di dasar sel.
3) Epitel kubus, berbentuk seperti kubus, nucleus bulat, besar, dan terletak di
tengah.
Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu :
1. Epitel pipih selapis ; sel-sel tersusun sangat rapat. Epitel pipih selapis terdapat
pada jaringan epithelium pembuluh limfe, pembuluh darah kapiler, selaput
pembungkus jantung, paru, alveoli, dan selaput perut.
2. Epitel pipih berlapis banyak ; sel-sel tersusun sangat rapat. Epitel pipih berlapis
banyak terdapat pada jaringan epithelium rongga mulut, rongga hidung,
oesophagus, vagina.
3. Epitel silindris selapis ; Jaringan epitelium ini berfungsi untuk penyerapan
nutrisi di usus dan sekresi. Epitel silindris selapis terdapat pada epithelium
kelenjar pencernaan, jonjot usus, kantung empedu, lambung (ventrikulus), dan
usus (intestinum).
4. Epitel silindris berlapis banyak ; Epitel silindris berlapis banyak terdapat pada
jaringan epithelium laring, faring, trakea, dan kelenjar ludah. Epitel silindris
berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.
5. Epitel kubus selapis ; eptel kubus selapis terdapat pada epithelium permukaan
ovarium, lensa mata, dan nefron ginjal. Jaringan epitel kubus selapis berfungsi
dalam sekresi dan sebagai pelindung.
6. Epitel kubus berlapis banyak ; Jaringan ini terdapat pada epithelium folikel
ovarium, permukaan ovarium, testis, saluran kelenjar minyak, dan kelenjar
keringat pada kulit. Epitel kubus berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan
absorpsi, serta melindungi dari gesekan dan pengelupasan.
7. Epitel transisi disusun oleh berlapis-lapis sel. Jaringan ini tidak dapat
dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuk jaringan epitel transisi
dapat berubah dan permukaan lapisannya dapat menggembung. Jaringan epitel
transisi terdapat pada epithelium ureter, uretra, salauran pernapasan, dan
kandung kemih.

39
8. Epitel kelenjar merupakan jaringan epitel khusus yang berperan dalam sekresi
senyawa untuk membantu proses fisiologis. Senyawa yang disekresikan
disimpan di dalam sel dalam bentuk granula sekresi.

Tujuan praktikum :
1. Mengamati sel epitel berlapis pipih pada esophagus.
2. Mengamati sel epitel selapis sindris pada usus halus.
3. Mengamati sel epitel kelenjar

Bahan praktikum :
1. Preparat awetan esophagus rat
2. Preparat awetan intestinum rat
3. Preparat awetan kelenjar tyroid rat

Prosedur pengamatan :
a) Letakkan preparat awetan di mikroskop dan atur posisi bagian preparat yang akan
diamati tepat di bawah lensa obyektif 10X, lalu diamati.
b) Setelah obyek terlihat jelas dengan perbesaran 100X, maka ganti dengan lensa
obyektif 40X, lalu diamati dan gambar sel epitel berlapis pipih dari preparat
oesophagus, sel epitel selapis silindris dari usus halus, dan sel epitel kelenjar dari
preparat kelenjar tyroid rat.

PERTANYAAN :
1/ Sebutkan ada berapa macam sel epitel !
2/ Dari preparat yang Saudara amati, termasuk sel epitel yang mana saja ?

TUGAS :
Carilah gambar (berwarna) berbagai macam sel epitel dari berbagai organ manusia !

Hasil pengamatan :

Keterangan gambar :

Gambar Epitel Berlapis Pipih (pada esophagus)

40
Keterangan gambar :

Gambar Epitel Selapis Silindris (pada intestinum tenue)

Keterangan gambar :

Gambar Epitel Kelenjar Tyroid

Pembahasan :

41
XIV. ORGAN PENCERNAAN

Pendahuluan :

Hepar dan pankreas merupakan sebagian organ yang terlibat dalam system
pencernaaan.
Hepar melakukan berbagai fungsi penting dalam tubuh, termasuk produksi
empedu, yang merupakan suatu campuran zat-zat yang tersimpan dalam kantung
empedu sampai diperlukan. Empedu membantu dalam pencernaan dan penyerapan
lemak. Empedu juga mengandung pigmen yang merupakan hasil sampingan perusakan
sel darah merah dalam hati ; pigmen empedu ini dikeluarkan dari tubuh bersama-sama
dengan feses.
Hepar terbagi atas tiga lobi. Tiap lobus dibina atas ratusan lobuli, yang tiap
lobuulus berbentuk heksagonal. Lobulus terdiri dari sel hati (hepatosit). Sel-sel
tersebut bersusun berupa deretan-deretan membentk lempeng-lempeng. Lempeng-
lempeng dalam satu lobulus tersusun radial, dan di tengah lobulus ada saluran yang
disebut vena centralis. Antara lempeng-lempeng ada rongga membentuk saluran-
saluran tidak rata disebut sinusoid.
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Sebagai endokrin
menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Hormon tersebut dihasilkan dalam pulau
Langerhans, yang terdapat tersebar di antara kelenjar eksokrin. Sebagai kelenjar
eksokrin , pankreas terbina atas banyak lobuli.. Tiap lobulus mengandung acini
majemuk. Di bawah mikroskop terlihat pada beberapa tempat di antara acini ada
kelompok sel yang tak teratur, disebut pulau Langerhans.
Pankreas menghasikan beberapa enzim hidrolitik dan larutan alkali yang kaya
akan bikarbonat. Bikarbonat bekerja sebagai buffer yang menetralisir keasaman sari
makanan berasal dari lambung.

Tujuan praktikum :
1. Mengamati sel-sel penyusun jaringan pada hepar.
2. Mengamati sel-sel penyusun jaringan pada pankreas.

Bahan praktikum :
1. Preparat hepar human
2. Preparat pankreas human

Prosedur pengamatan :
a) Letakkan preparat awetan di mikroskop dan atur posisi bagian preparat yang akan
diamati tepat di bawah lensa obyektif 10X, lalu diamati.
b) Setelah obyek terlihat jelas dengan perbesaran 100X, maka ganti dengan lensa
obyektif 40X, lalu diamati dan gambar sel-sel penyusun jaringan pada preparat
hepar dan pankreas.

42
Hasil pengamatan :

Keterangan gambar :

Gambar Preparat Hepar

Keterangan gambar :

Gambar Preparat Pankreas

43
Pembahasan :

44
XV. SISTIM REPRODUKSI MASCULINE & FEMININE

Pendahuluan :

Organ reproduksi utama penghasil gamet spermatozoa pada pria yaitu testis. Di
dalam testis terdapat tubuli seminiferi yang mana dalam tubulus dihasilkan
spermatozoa, hormon testosteron dan estrogen. Pada irisan melintang tubulus
seminiferus dapat dilihat adanya sel spermatogenik ( terdiri dari spermatogonia,
spermatosit, spermatid, dan spermatozoa) dan sel sertoli. Sel sertoli terdapat berselang-
seling dengan 2-3 spermatogonia. Fungsi sel sertoli antara lain yaitu memelihara dan
memberi nutrisi sel spermatogenik, melindungi sel spermatogenik dari gangguan luar
seperti toksin, radiasi dan bahan kimia.
Ovarium merupakan salah satu dari organ reproduksi wanita yang terdapat
sepasang kiri-kanan. Lapisan terluar ovarium terdiri dari epitel germinal, selapis sel
bentuk kubus yang berasal dari selaput peritonium. Ovarium terdiri dari dua bagian : 1)
korteks, dan 2) medulla. Korteks terdiri dari jaringan ikat interstisial yang disebut
stroma. Di antara stroma terdapat banyak folikel. Folikel mengandung sel telur (oosit)
dalam berbagai tingkat pertumbuhan. Setiap oosit diselaputi oleh sel folikel. Batas
korteks dan medulla tidak jelas. Medulla terdiri dari jaringan ikat, dan banyak
mengandung pembuluh darah.
Dalam stroma terdapat banyak folikel yang jumlahnya terbanyak pada waktu
masih anak-anak, dan kian lanjut umur jumlah folikel kian susut karena mengalami
degenerasi : atresia. Ada tiga tahap pertumbuhan folikel yaitu : folikel primordial,
folikel tumbuh dan folikel Graaf. Folikel primordial terjadi semasa janin. Folikel
tumbuh adalah folikel primordial yang tumbuh menjadi folikel matang lalu terjadi
ovulasi. Pertumbuhan folikel terdiri dari tiga tahap yaitu folikel primer di mana oosit
diselaputi oleh zona pellusida ; folikel sekunder di mana oosit diselaputi 3-5 lapis sel
folikel yang disebut stratum granulosum ; dan folikel tersier di mana volume stratum
granulosum menjadi lebih besar dari pada folikel sekunder karena terbentuk celah pada
beberapa tempat dan celah tersebut berisi cairan, disebut antrum. Folikel Graaf disebut
juga folikel matang di mana antrum menjadi satu dan lebih luas daripada folikel tersier,
lapisan sel folikel yang membungkus oosit disebut corona radiata. Ovulasi adalah
proses ke luarnya oosit bersama corona radiata. Setelah ovulasi, folikel yang tinggal di
dalam ovarim disebut corpus luteum di mana sel-sel nya banyak mengandung granula
(disebut sel lutein granulosa) dan mensekresi progesteron dan estrogen. Corpus luteum
hanya berumur ± 2 minggu, bila tidak terjadi implantasi maka corpus luteum
berdegenerasi dan disebut corpus albicans.

Tujuan praktikum :
1. Mengamati berbagai sel spermatogenik pada tubulus seminiferus dari testis.
2. Mengamati berbagai tingkat pertumbuhan folikel pada ovarium.

Bahan praktikum :
1. Preparat awetan ovarium
2. Preparat awetan testis

45
Prosedur pengamatan :
a) Letakkan preparat awetan di mikroskop dan atur posisi bagian preparat yang akan
diamati tepat di bawah lensa obyektif 10X, lalu diamati.
b) Setelah obyek terlihat jelas dengan perbesaran 100X, maka ganti dengan lensa
obyektif 40X, lalu diamati dan gambar berbagai sel spermatogenik dari preparat
testis, dan berbagai macam folikel dari preparat ovarium.

PERTANYAAN :
1/ Sebutkan macam pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel gametosit !
2/ Sebutkan macam pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel gametogonium !
3/ Bandingkan dan bedakan oogenesis dan spermatogenesis !
4/ Sebutkan urut-urutan tahap perkembangan folikel dalam ovarium!

TUGAS :
Carilah gambar (berwarna) berbagai bentuk folikel dalam ovarium !

Hasil pengamatan :

Keterangan gambar :

Gambar Irisan melintang tubulus seminiferus

Keterangan gambar :

Gambar Berbagai tingkat pertumbuhan folikel dalam ovarium

46
Pembahasan :

47
DAFTAR PUSTAKA

1. Evert, R.F. 2006. Esau’s Plant Anatomy, Meristems, Cells, and


Tissues of the Plant Body: Their Structure, Function, and
Development. Third Ed. John Wiley & Sons, Inc. Publ. 607 p.

2. Weier, T.E., C.R. Stocking, M.G. Barbour, and T.L. Rost. 1982.
Botany, An introduction to Plant Biology. 719 p.

3. Tjitrosoepomo, G. 2016. Morfologi tumbuhan. Gajah Mada Univ.


Press, Yogyakarta. 266 hal.

4. Van Steenis, C.G.G.J. 2013. Flora (terjemahan Moeso Surjowinoto).


Balai Pustaka, Jakarta. 432 hal.

5. Yatim, W. 1996. Biologi Modern Histologi. Penerbit Tarsito,


Bandung. 374 hal.

48
LAMPIRAN

Rambut Biji Gossypium sp. Rambut Buah Ceiba petandra

Bulbus Allium cepa Daun Hydrilla verticillata

Staphylococcus aureus Bacillus subtilis

49
Saccharomyces cerevisiae Rhizopus sp.

Amilum umbi Solanum tuberosum Amilum majemuk Solanum tuberosum

Amilum biji Phaseolus vulgaris Amilum rhizoma Zingiberis sp.

50
Ø L Tangkai daun Amaranthus sp. Ø L Daun Mirabilis jalapa

Ø L Daun Citrus aurantifolia (kristal CaOx rafida dan ruang kelenjar schizolisigen)

Ø L Daun Ficus elastica (kristal CaCO3 cystolith dan stomata tipe cryptofor)

51
Ø L Batang Zea mays (b.p tipe kolateral tertutup, atactostele)

Ø L Batang Hibiscus rosa-sinensis (b.p. kolateral terbuka)

Ø L Akar Zea mays (b.p. radial, actinostele)

52
Ø L Akar Ricinus communis (xylem primer, bentuk seperti bintang)

Ujung akar Allium cepa (mitosis)

Preparat sel darah amphibi Preparat darah manusia (bentuk neutrophil)

53
Sel leukosit bentuk monosit sel leukosit (basophil & eosinophil)

Preparat intestinum rat (sel ototpolos) Prep. Lingua guinea pig (sel otot lurik)

Prep. cor mice Prep. Esophagus rat (epitel berlapis semu


bercilia)

54
Prep. Intestinum rat (sel epitel silindris selapis)

Prep. Kelenjar thyroid rat (sel epitel kelenjar)

Preparat hepar

55
Preparat pankreas

Preparat tubulus seminiferus

Preparat ovarium folikel de Graaf Preparat ovarium (corpus luteum awal)

56

Anda mungkin juga menyukai