PENUNTUN PRAKTIKUM
PRINSIP BIOMEDIK 1
UNTUK MAHASISWA
SEMESTER I
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
Assalamualaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
hidayahNya sehingga penyusunan buku Penuntun Praktikum Blok Biomedik I dapat
diselesaikan.
Buku Penuntun Praktikum Blok Prinsip Biomedik I ini berisi materi gabungan
dari Sistem Biologi Selular, Biologi Molekular, Biologi Jaringan dan Genetika, yang
diberikan pada semester satu. Materi praktikum Blok Prinsip Biomedik 1 melibatkan
Bagian yang terkait yaitu Bagian Anatomi (Anatomi, Biologi dan Histologi).
Tentunya dalam penyusunan Buku ini masih banyak kekurangan, untuk itu
kami mengharapkan kepada para pembaca dan pengguna buku ini memberikan
masukan untuk perbaikan selanjutnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Tim Penyusun
i
`
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Tim Penyusun iii
BAB I. Praktikum Histologi 1
BAB II. Praktikum Genetika 23
ii
`
TIM PENYUSUN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM
PRINSIP BIOMEDIK 1
TAHUN 2020/2021
Penanggungjawab
Dekan : Prof. Rika Yuliwulandari, dr. Hj., MHlt. Sc, PhD
Kaprodi Akademik : Zwasta Pribadi Mahardika, dr. MMed
Komisi Kurikulum : Riyani Wikaningrum, dr. Hj. MSc. DMM
Penyunting :
Sub.Kom Konten Kurikulum : dr. Marisa Riliani,M.Biomed
Koordinator Blok : DR. M Samsul Mustofa, MS.
iii
`
GENETIKA DAN
BIOLOGI MOLEKULER
23
KATA PENGANTAR
24
TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI (BLOK BIOMEDIK 1 )
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
25
DAFTAR ISI
26
PEMBELAHAN SEL
Gambaran Interfase
Gambaran interfase yang dapat diamati dengan mikroskop antara lain membran
nukleus masih jelas terlihat dan kromosom seperti benang (kromatin) yang terdapat di
dalam nukleus. Selama interfase, DNA mengalami duplikasi.
Mitosis
Mitosis (Gambar 1) dapat dibedakan menjadi empat fase:
1. Profase, disini terjadi kondensasi kromosom (kromosom memendek dan
menebal), nukleolus (anak inti) hilang, membran nukleus (inti) pecah, sentriol
bereplikasi dan memisah pada kedua kutub yang berbeda dan terjadi
pembentukan benang spindel (kompleks mikrotubula) yang menghubungkan
sentriol dengan kromosom.
2. Metafase, kromosom bergerak dan menempatkan diri di bidang equatorial
(“Metaphase Plate”).
3. Anafase, kinetokor yang berpasangan pada kromosom berpisah menghasilkan
kromatid yang kemudian bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan
kecepatan yang sama.
4. Telofase, kromatid telah berada pada masing-masing kutub, kemudian
membentuk benang halus atau kromosom, mikrotubula kinetokor menghilang,
membran nukleus terbentuk kembali, nukleolus muncul kembali.
27
Setelah telofase berakhir diikuti oleh sitokinesis (pembelahan sitoplasma) melalui proses
“Cleavage” yang akan menghasilkan dua sel anak dengan jumlah kromosom yang sama
dengan sel induk. Sitokinesis, dimulai dengan adanya invaginasi (lekukan ke dalam)
membran plasma di daerah equatorial sebagai penanda. Invaginasi daerah membran
dekat dua nukleus baru yang terbentuk ini terjadi karena adanya pengetatan serabut
aktin-miosin.
Interfase Profase
Metafase Anafase
Telofase Interfase
Gambar 1. Mitosis
Cara Kerja:
- Sekitar 3-4 hari sebelum praktikum, simpan umbi bawang bombay di atas wadah
yang berisi air. Akar yang aktif tumbuh dengan panjang sekitar 2,5 - 5 cm paling
baik digunakan untuk praktikum ini.
- Ujung akar yang panjang nya 3- 4 cm di potong dan diletakan pada kaca arloji
yang berisikan asam asetat 1M selama 30 menit.
- Ganti larutan asam asetat dengan asetokarmin dan panaskan di atas nyala lampu
spirtus sampai mencapai suhu kira-kira 60 0 C (jaga jangan sampai mendidih)
- Setelah itu pindahkan potongan ujung akar tersebut ke atas kaca objek yang telah
di tetesi asetokarmin.
28
- Potong-potong ujung akar dengan silet atau pisau. Tutup sediaan dengan kaca
penutup, kemudian tekan sambil sedikit di dorong (squash).
- Periksa sediaan tersebut dengan mikroskop dengan perbesaran lemah (10 X 10)
dan perbesaran kuat (10 X 45).
GAMBAR :
Interfase Keterangan Gambar :
29
Anafase Keterangan Gambar :
( )
30
Meiosis
Meiosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel kelamin, yang
diperlukan dalam spermatogenesis atau oogenesis untuk membentuk spermatozoa dan
ovum. Pada dasarnya, fase meiosis sama dengan mitosis yaitu profase, metafase,
anafase dan telofase. Meiosis sel kelamin terjadi melalui dua tahapan pembelahan yaitu
meiosis I dan meiosis II.
Pada latihan ini mahasiswa akan mempelajari fase-fase pembelahan meiosis yang
terjadi pada spermatozoa binatang sebagai dasar untuk mempelajari embriologi
perkembangan selanjutnya.
Hasil pembelahan sel meiosis akan mengubah sel induk yang diploid menjadi sel
gamet haploid, dan menyebabkan perubahan dalam informasi genetik untuk
meningkatkan diversitas keturunan.
31
SPERMATOGENESIS
Pada seorang pria, spermatozoa berasal dari sel spermatogonia yang akan
mengalami mitosis membentuk spermatosit primer yang bersifat diploid, tahapan proses
ini disebut spermatositogenesis. Spermatosit primer yang bersifat diploid ini memiliki 46
kromosom (44+XY). Spermatosit primer akan mengalami meiosis I membentuk dua
spermatosit sekunder yang bersifat haploid dimana jumlah kromosom akan tereduksi
dari 44+ XY menjadi 22 + X atau 22 + Y. Selanjutnya, dua spermatosit sekunder akan
mengalami meiosis II membentuk 4 sel spermatid yang besifat haploid. Tahapan
pembelahan reduksi kromosom dari diploid menjadi haploid ini disebut meiosis. Empat
spermatid kemudian akan mengalami morfodiferensiasi menjadi 4 spermatozoa, tahapan
proses ini disebut spermiogenesis.
32
4. Spermatosit II, hasil pembelahan dari spermatosit I, sel-sel ini cepat berubah menjadi
bentuk :
a. Spermatid, bentuk seperti jarum kecil sekali, terdapat agak ditengah lumen.
b. Spermatozoa (sperma), merupakan bentuk terakhir dari sel kelamin jantan,
biasanya terdapat di daerah lumen atau berkumpul pada tubulus kolektikus.
B C
33
D E
34
LATIHAN : Meiosis pada sel kelamin jantan katak (“Frog”)
Sediaan : Testis katak (“Frog”)
Petunjuk : Pelajarilah fase-fase meiosis dengan melihat sediaan yang telah disediakan.
Gunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10, setelah terlihat ubahlah
dengan perbesaran 10 x 40 agar terlihat lebih jelas.
Pelajarilah : Fase-fase yang ada pada meiosis dan buatlah gambar secara skematis
dengan keterangan yang sesuai
( )
35
Meiosis pada sel kelamin jantan tikus (“Rat”) (Gambar 5)
Sediaan : Testis tikus (“Rat”)
Lumen of tubule
Seminiferous tubule
Interstitial cells
36
LATIHAN : Meiosis pada sel kelamin jantan tikus (“Rat”)
Sediaan : Testis tikus (“Rat”)
Petunjuk : Pelajarilah fase-fase meiosis dengan melihat sediaan yang telah
disediakan. Gunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10, setelah
terlihat ubahlah dengan perbesaran 10 x 40 agar terlihat lebih jelas.
Pelajarilah : Fase-fase yang ada pada meiosis dan buatlah gambar secara skematis
dengan keterangan yang sesuai.
GAMBAR :
Keterangan gambar
Keterangan gambar
( )
37
OOGENESIS
Sel telur pada wanita berasal dari sel oogonia yang bersifat diploid (46 + XX).
Selama masa fetus, 1 sel oogonia akan mengalami mitosis menjadi 1 oogonia yang akan
berfungsi sebagai sel stem lagi dan 1 oogonia yang akan mengalami meiosis I menjadi
oosit primer stadium profase. Oosit primer stadium profase I meiosis I selesai terbentuk
saat fetus berusia 20 minggu. Sejak bayi perempuan dilahirkan, sel telur tetap
dipertahankan pada fase propase I meiosis I. Setelah wanita tersebut akil balig, yang
ditandai dengan menstruasi (pubertas, dalam usia 12 – 16 tahun), oosit primer stadium
profase I meiosis I melanjutkan pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel anakan yaitu
satu sel anakan berupa oosit sekunder bersifat haploid yang akan di ovulasikan dan satu
badan kutub. Apabila oosit sekunder dibuahi oleh spermatozoa maka sel oosit sekunder
ini akan mengalami meiosis II menghasilkan dua sel anakan lagi, yaitu ovum dan badan
kutub. Inti ovum dan inti spermatozoa bersatu membentuk pronukleus. Badan kutub hasil
meiosis I turut membelah menghasilkan dua badan kutub. Selama perkembangannya,
ovum yang telah dibuahi berdiferensiasi menjadi zigot dan badan kutub akan
berdegenerasi. Jadi, pada akhir meiosis II, satu sel oogonia akan menghasilkan satu
ovum haploid bersifat fertil dan tiga badan kutub bersifat steril. Tahapan perkembangan
oogenesis dapat dilihat pada gambar 6.
Ovarium katak
Ovarium katak terletak di bagian dorsal rongga badan, bergantung pada lipatan
peritonium yang disebut mesovarium. Ovarium dibungkus oleh dua lapisan yaitu teka
eksterna dan teka interna. Teka eksterna adalah lapisan luar yang merupakan lanjutan
dari lapisan peritonium, sedangkan teka interna merupakan lapisan sebelah dalam terdiri
dari jaringan otot polos, membungkus sel telur. Pembentukan telur kodok diawali dari
oogonium, oosit perkembangan (growing oosit), kemudian oosit primer (Gambar 7).
Oogonium
Oosit primer
Growing oosit
Pigmen
39
c
40
Latihan : meiosis pada sel kelamin betina katak
Sediaan : ovarium katak
Petunjuk : pelajarilah tahapan perkembangan sel telur katak. Gunakan mikroskop
dengan perbesaran 10 x 10
GAMBAR :
Oogonium
keterangan gambar
Growing oosit
keterangan gambar
Oosit Primer
keterangan gambar
( )
41
Ovarium Mammalia
Ovarium mammalia (gambar 7) dibungkus oleh dua lapisan, lapisan luar
merupakan lapisan germinal dan di sebelah dalam terdapat lapisan jaringan penyambung
disebut tunika albugenia. Ovarium dibedakan menjadi dua daerah yaitu korteks di
sebelah luar dan medulla di sebelah dalam. Daerah korteks adalah bagian tepi dari
ovarium yang mengandung sel-sel telur dalam bermacam-macam tingkatan
perkembangan yaitu folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier dan folikel de Graff
(gambar 8).
Folikel primer, terbentuk dari perubahan bentuk sel primodia menjadi bentuk oosit
primer. Oosit muda ini dilapisi oleh selapis sel folikel berbentuk kubus. Folikel ini terdapat
di bagian perifer dari korteks. Stadium pembelahan sel dari oosit primer ini adalah
profase I meiosis I.
Folikel Sekunder, merupakan perkembangan dari sel folikel primer. Folikel ini dilapisi 2
sampai 5 lapis sel-sel folikel dan belum tampak adanya antrum (ruangan).
Folikel tersier, mempunyai lapisan folikel lebih dari 5 lapis, pada ruangan ini terbentuk
ruangan kosong yang disebut antrum folikuli, yang di dalamnya terdapat cairan yang
disebut liquor folikuli.
Folikel de Graff, merupakan perkembangan telur yang telah masak dengan antrum
besar dan ovum terletak di bagian tepi. Ovum dilapisi oleh zona pellucida dan kumulus
ooporus. Pada stadium ini sel telur sudah masak dan ovum siap untuk dibuahi. Pada
manusia, folikel de Graff mulai terbentuk setelah wanita memasuki akil baliq atau
pubertas. Stadium pembelahan ovum de Graff ini selesai sampai tahap meiosis I, yang
akan dilanjutkan ke meiosis II jika dibuahi oleh spermatozoa.
Gambar 8. Penampang melintang ovarium mammalia (a) dan folikel de Graff (b)
42
A
B
C D
C D
Gambar 9. Folikel primer (A), folikel sekunder (B), folikel tersier (C),
Folikel de Graff (D)
43
Latihan : meiosis pada sel kelamin betina tikus (Rat)
Sediaan : ovarium tikus (Rat)
Petunjuk: pelajarilah tahapan perkembangan sel telur tikus. Gunakan mikroskop dengan
perbesaran 10 x 10
GAMBAR :
Folikel primer
keterangan gambar
Folikel Sekunder
keterangan gambar
Folikel tersier
keterangan gambar
Folikel de Graff
keterangan gambar
( )
44
ANALISA KROMOSOM
KROMOSOM
Secara umum kromosom terdapat di dalam nukleus (gambar 6), berupa benda-benda
halus, berbentuk seperti batang atau bengkok. Istilah kromosom berasal dari bahasa
Latin, chroma, yang berarti zat warna dan soma , yang berarti tubuh. Kromosom disusun
oleh kromatin, merupakan zat yang mudah menyerap warna tertentu. Di dalam
kromosom terdapat DNA dan protein yang mengandung unit-unit hereditas yang disebut
gen. Setiap gen terletak pada satu tempat tertentu yang disebut lokus di sepanjang
kromosom (Gambar 10).
Jumlah kromosom pada setiap spesies makhluk hidup berbeda dengan spesies yang
lain. Pada manusia, jumlah kromosom 46 terdiri dari 44 kromosom tubuh (autosom) dan 2
kromosom seks (kromosom X dan Y). Kromosom seks merupakan kromosom yang
menentukan jenis kelamin. Seorang pria normal mempunyai kromosom seks XY,
sedangkan seorang wanita normal mampunyai kromosom seks XX.
Adanya perubahan jumlah maupun struktur pada kromosom akan menyebabkan
terjadinya kelainan pada individu baik secara fenotip maupun genotip.
Kromosom dapat dilihat dengan tehnik pewarnaan khusus, hanya selama waktu
sel membelah. Ini disebabkan kromosom pada saat itu memendek dan menebal serta
lebih banyak menyerap zat warna dibanding dengan inti sel yang dalam keadaan
istirahat. Setiap kromosom mempunyai bagian yang menyempit dan tampak lebih terang
disebut sentromer, yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Sentromer ini
bertanggung jawab untuk gerakan kromosom pada waktu pembelahan inti sel.
Berdasarkan letak dari sentromer, morfologi kromosom dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu : metasentris, sub metasentris, akrosentris dan telosentris (gambar 7).
a) Metasentris, sentromer terletak di tengah kromosom, membagi kromosom menjadi
dua lengan yang sama panjang, seperti huruf V.
b) Submetasentris, sentromer terletak ke arah salah satu ujung kromosom, membagi
kromosom menjadi dua lengan yang tidak sama panjang, seperti huruf J.
45
c) Akrosentris,sentromer terletak sub terminal (di dekat ujung kromosom), kromosom
tidak membengkok, lurus seperti batang. Satu lengan sangat pendek, sedang
lengan lain sangat panjang, biasanya terdapat satelit.
d) Telosentris, sentromer terletak diujung kromosom, kromosom terdiri atas sebuah
lengan saja, bentuk lurus seperti batang, manusia tidak memiliki kromosom bentuk
ini.
46
PEMBUATAN PREPARAT KROMOSOM
Darah perifer
Limfosit PHA Kolkisin 1 jam
Prolife-
rasi sel sentrifugasi
72 jam
Sentri-
fugasi
Pewarnaan
47
Gambar 13. Foto kromosom
48
LATIHAN : Analisa kromosom
Sediaan : Sediaan kromosom
Petunjuk : Dengan meilhat sediaan kromosom pada fase metafase yang
sudah disediakan. Gunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10, setelah
terlihat ubahlah dengan perbesaran 10 x 40 agar terlihat lebih jelas.
Pelajarilah : Pelajarilah bentuk-bentuk kromosom, ukuran dan letak
sentromernya.
Keterangan Gambar :
( )
49
KROMATIN SEKS
Pemeriksaan Kromatin seks merupakan salah satu cara untuk menentukan jenis kelamin
berdasarkan jumlah kromosom-X dan kromosom-Y. Jumlah kromosom-X pada sel
autosom diperlihatkan dengan adanya bentuk tertentu.
Pada tahun 1949, ML Barr dan Bertham menemukan adanya suatu benda bulat padat
sebesar 1.5 mikron di dalam sel-sel saraf kucing betina dan tidak ditemukan pada kucing
jantan. Benda bulat tersebut dinamakan Barr Body atau badan Barr (gambar 11), yang
terletak diantara anak inti (nukleolus) dan membran inti. Barr body ini tidak hanya
ditemukan pada sel saraf tetapi juga ditemukan pada sel-sel soma atau sel tubuh lainnya
seperti sel fibroblas, sel kartilago, sel otot. Namun yang paling mudah untuk
pemeriksaan badan Barr adalah sel mukosa pipi mulut (selaput lendir) yang diwarnai zat
warna basa seperti cresyl violet, feulgen, basic fuchsin.
Pemeriksaan pada sel sel selaput lendir mulut (mukosa pipi) dari seorang wanita normal
dengan jumlah kromosom seks XX, memperlihatkan adanya satu bintik hitam atau barr
body. Sedangkan pemeriksaan sel-sel pada selaput lendir mulut seorang pria tidak
ditemukan barr body. Hal tersebut terjadi karena kromatin dari salah satu kromsom-X
pada wanita dalam keadaan terkondensasi (tidak aktif) dan yang diperlihatkan dalam
bentuk barr body. Frekuensi badan Barr pada wanita normal kurang lebih 20 %,
sedangkan pada seorang pria normal yang hanya mempunyai satu kromosom-X dalam
keadaan aktif, frekuensi dalam sediaan apus sel mukosa 0-4%. Karena badan Barr
merupakan hasil kondensasi kromatin inti yang dapat digunakan untuk membedakan
jenis kelamin atau seks, maka badan kromatin ini disebut juga kromatin seks.
Kromatin seks juga dapat ditemukan pada sel darah putih neutrofil bersegmen (leukosit
polimorfonuklear). Kromatin seks pada leukosit terbentuk dari tonjolan inti yang keluar
menyerupai pemukul genderang, sehingga disebut “drumstick” (gambar 12).
“Drumstick” hanya ditemukan pada leukosit polimorfonuklear seorang wanita dengan
frekuensi antara 1 – 2 %, sedangkan pada laki-laki normal 0%.
Pada laki-laki normal dan wanita normal, selain ada penonjolan inti sel leukosit neutrofil
berupa drumstick, dapat dijumpai pula penonjolan lainnya antara lain: sessile nodule,
small clubs (seperti kait atau benang) dan ricket (seperti drumstick tapi berlubang).
Hipotesis Lyon
Dr Marry Lyon, ahli genetika, pada tahun 1962 berpendapat bahwa kromatin seks
adalah salah satu kromosom X yang terdapat dalam nukleus. Apabila sebuah sel tidak
mengalami mitosis (interfase), substansi salah satu kromosom X pada wanita dalam
keadaan kurang padat sehingga tidak tampak, namun gen-gennya bersifat genetik aktif
yang memberikan pengaruh pada fenotip sedangkan kromosom X lainnya dalam
keadaan kompak, mudah menyerap zat warna, dapat digumpalkan atau terkondensasi,
gen-gennya bersifat genetik inaktif. Kromosom terkondensasi ini dalam bentuk kromatin
seks atau badan Barr. Hipotesis Lyon mengatakan bahwa pada orang normal banyaknya
kromatin seks dalam satu sel adalah sama dengan jumlah kromosom X kurang
satu. Jadi pada wanita normal yang mempunyai dua kromosom X maka ia memiliki satu
buah kromatin seks atau bersifat kromatin seks positif. Sebaliknya, pada laki-laki normal
yang hanya memiliki satu buah kromosom X maka ia tidak memiliki kromatin seks atau
kromatin seks negatif.
50
Gambar 16. Keterangan : a. tanda panah barr body pada inti sel mukosa pipi pada
wanita, b. mukosa pipi seorang pria tidak ditemukan barr body.
Gambar 17. Keterangan : a. tanda panah “drumstick” pada sel darah neutrofil
wanita, b. sel darah neutrofil pria tidak ditemukan “drumstick”.
51
Tabel 3. Hubungan antara jumlah kromosom X, kromosom Y, Jumlah Barr Body
dan Y body
Tipe seks Kromosom Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kroms X Barr body Kroms Y Y body
Wanita 45,XO 1 0 0 0
Wanita 46, XX 2 1 0 0
Pria 46, XY 1 0 1 1
Bahan dan Alat dalam Pemeriksaan Badan Barr dari sel mukosa pipi:
- gelas obyek, stik kayu, mikroskop, pipet tetes, pewarna Giemsa dan alcohol.
Cara Kerja:
- sediakan gelas obyek yang telah dibersihkan
- siapkan stik kayu, ambillah sel mukosa pipi dengan cara mengerok sisi dalam pipi
- dibuat sediaan apus setipis mungkin dari hasil kerokan tersebut di atas gelas
obyek
- setelah kering, tetesi dengan alkohol dan tunggu sediaan apus hingga mongering
- tetesi dengan Giemsa dan biarkan hingga kering
- bilas dengan air dan amati di bawah mikroskop
52
LATIHAN : Kromatin seks
Sediaan : Foto kromatin seks
Petunjuk :
Untuk melihat adanya barr body pada sel mukosa pipi seorang
wanita, perhatikan bulatan gelap pada tepi membran inti sel tersebut.
Untuk melihat “drumstick” pada neutrofil, perhatikan bentuk tonjolan seperti
pemukul drum pada salah satu lobus dari neutrofil.
Gambarlah secara skematis bentuk dan letak dari “barr body” maupun “drumstick”
pada lembar yang sudah disediakan.
GAMBAR :
b. “Drumstick”
Keterangan gambar
( )
53