Anda di halaman 1dari 157

PEMANFAATAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI

PADA SISWA KELAS X IPA 2 SMA LABSCHOOL

RAWAMANGUN

AKHMAD SYARIF

2012718023

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

Penelitian Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Sebagai Guru Profesional

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018
LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PJOK

Judul : Pemanfaatan Modifikasi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Pada Siswa Kelas X IPA 2 SMA
Labshool Rawamangun

Nama Mahasiswa : Akhmad Syarif, S.Pd

No Registrasi : 2012718023

Program Studi : PENJASKESREK

Tanggal Presentasi : 19 November 2018

Jakarta, November 2018

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kepala Sekolah

Dr.Wahyuningtyas Puspitorini, S.Pd,M.Kes,AIFO


RINGKASAN

Akhmad Syarif. Pemanfaatan Modifikasi Media Pembelajaran Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Pada Siswa Kelas
X IPA 2 SMA Labshool Rawamangun. PTK. Jakarta : Program Studi
Pendidikan Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Jakarta, 2018.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris apakah


penggunaan pemanfaatan media dapat meningkatkan dan memperbaiki
keterampilan siswa dalam praktek pembelajaran passing bawah bola voli.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Labschool Rawamangun. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan instrumen pedoman observasi dan dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Pertemuan pertama
digunakan untuk memberikan materi kepada siswa dimana dalam hal ini
peneliti dibantu oleh kolaborator menggunakan pemanfaatan modifikasi
media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Pada siklus pertama,
siswa terlihat ada perbaikan didalam melakukan gerakan passing bawah bola
voli. Namun banyak siswa yang mengeluh dengan bola yang ada seperti
terlalu berat dan keras. . Hal tersebut karena kurang terbiasa dalam
melakukannya.Akhirnya dengan mereka menggunakan pemanfaatan media
menjadikan proses pembelajaran semakin menarik dan meningkatkan
percaya diri bahawa mereka bisa melakukannya.
Hasil penelitian ini adalah bahwa adanya perubahan atau peningkatan
hasil belajar passing bawah bola voli dengan menggunakan pemanfaatan
modifikasi media pada peserta didik kelas X IPA 2 SMA Labschool
Rawamangun.

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji dan syukur tidak terhingga bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam senantiasa
kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, hanya atas pertolongan dan
kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini guna
memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana
pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta.
Penulis memilih judul “Pemanfaatan Modifikasi Media Pembelajaran
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Pada Siswa
Kelas X IPA 2 SMA Labschool Rawamangun”. Penelitian ini berlangsung
pada bulan November tahun 2018. Hasil penelitian ini mencoba
menggambarkan tentang keberhasilan mengajar dengan penggunaan
pemanfaatan media pada materi passing bawah bola voli.
Dengan rasa penuh hormat penulis ucapkan banyak terima
kasih kepada Bapak Drs. Oman Unju Subandi, M.Pd selaku kooerdinator
PPG, Ibu Dr. Wahyuningtyas Puspito Rini, S.Pd., M.kes., AIFO selaku Dosen
pembimbing PPL, Bapak Suparno, S.Pd.,MM Selaku Kepala Sekolah SMA
Labschool Jakarta, Bapak Parno Supriyatno, S.Pd selaku guru pamong PPL
dan juga rekan-rekan Mahasiswa PPG Prajabatan Bersubsidi angkatan
20017/2018
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
penelitian ini masih jauh dari sempurna, baik secara teknis maupun
mengenai susunan kalimat dan isinya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Wassalamualaikum wr. wb.
Jakarta, November 2018

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian .................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5
D. Cara Pemecahan Masalah .................................................................... 5
E. Hail Guna Penelitian .............................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORITIK............................................................................... 8

A. Konsep Penelitian Tindakan .................................................................. 8


B. Konsep Model Tindakan ........................................................................ 9
1. Modifikasi Media Pembelajaran .......................................................... 9
2. Media Pembelajaran ........................................................................... 12
3. Pemanfaatan Media dalam Proses Pembelajaran .............................. 15
4. Hasil Belajar ....................................................................................... 19
5. Permainan Bolavoli ............................................................................. 22
6. Passing Bawah dalam Permainan Bolavoli ......................................... 26
C. Kerangka Teoritik................................................................................... 35
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................ 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 38

A. Tujuan Penelitian ................................................................................... 38


B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 38
C. Prosedur Tindakan Penelitian ................................................................ 39
D. Tehnik Pengumpulan Data .................................................................... 44
E. Tehnik Analisis Data .............................................................................. 45

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ..................................................... 47


A. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................................... 47
B. Deskripsi Pembahasan Siklus I ............................................................. 48
C. Deskripsi Pembahasan Siklus II ............................................................ 52
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 56

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................... 68

A. Kesimpula .............................................................................................. 68
B. Implikasi ................................................................................................. 68
C. Saran ..................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70

LAMPIRAN ...................................................................................................... 73

1. Model Tindakan ..................................................................................... 43


2. Hasil Tindakan ....................................................................................... 47
3. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 48
4. Dokumentasi .......................................................................................... 146
5. Hasil Validasi Data................................................................................. 148

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga yang

wajib diajarkan di sekolah-sekolah, termasuk di SMA. Permainan bolavoli

sangat cocok untuk pendidikan. Dalam permainan bolavoli disamping

sangat bermanfaat dalam pembentukan jasmani yang baik,

perkembangan rohani siswa juga akan terbentuk dengan baik. Dengan

bermain bolavoli akan berkembang secara baik unsur-unsur seperti: daya

pikir, kemauan, perasaan, pengendalian diri, rasa kerja sama, disiplin dan

rasa tanggung jawab. Namun dalam keberhasilan suatu pembelajaran

bolavoli dipengaruhi oleh metode, guru, siswa, sarana prasarana/alat yang

tersedia, dan media pembelajaran. Suatu realita sehari-hari di dalam

kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi pendidikan jasmani

berlangsung, masih banyak guru belum memberdayakan seluruh

potensinya dalam mengelola pembelajaran baik dalam menguasai materi

maupun dalam menggunakan media pembelajaran melainkan hanya

menggunakan talk and chalk (berbicara dan menulis ), sementara materi-

materi dalam pendidikan jasmani dilakukan tidak hanya di dalam ruangan

saja, melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan sering

sekali didapati pembelajaran pendidikan jasmani yang kurang efektif dan

efisien.

1
1

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani ada empat komponen

utama sebagai tujuan yang sangat penting dalam pengembangan

program pendidikan jasmani, yakni : (1) Rangsangan pertumbuhan

dan perkembangan organik, (2) Keterampilan neuromuscular

motorik, (3) Perkembangan intelektual serta, (4) Perkembangan

emosional.1

Dalam pengajaran materi, kebanyakan guru tidak menggunakan

media atau alat bantu. Padahal jika dikaji lebih mendalam, dengan

menggunakan alat bantu informasi/pesan yang akan disampaikan akan

lebih mudah ditangkap dan dicerna oleh siswa sehingga proses

pembelajaran lebih efektif dan efisien. Hal ini disinyalir karena tidak

tersedianya alat bantu tersebut dan kurangnya kreativitas para guru. Tidak

tersedianya media pembelajaran/alat bantu di sekolah menjadi salah satu

faktor penyebab guru malas dan kurang kreatif dalam mengelola

pembelajaran sehingga hanya bermodalkan talk and chalk.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang

untuk menyalurkan pesan.2 Dengan begitu apabila seorang guru dapat

memanfaatkan media dalam proses pembelajaran, maka kegiatan

pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Media Pembelajaran sangat

1
Harsuki, Perkembangan Olahraga Terkini (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2003), p. 52.
2
Aristo Rahadi, Media Pembelajaran (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional. 2003), p. 9-10.
2

berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Berkaitan

dengan hal tersebut diharapkan guru dapat mencari atau menciptakan

media pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana ia

mengajar baik kondisi siswa maupun peralatan yang tersedia sehingga

pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Namun kenyataanya banyak siswa yang belum mampu melakukan

passing bawah dengan baik karena faktor bola yang keras dan berat,

selain itu ditambah dengan kurang aktifnya siswa dalam mempraktekkan

dan mencoba teknik passing bawah dengan berbagai alasan diantaranya

takut dengan bola, ada juga yang tangannya belum kuat terutama para

siswi yang sering mengeluhkannya sehingga menghambat kelancaran

pembelajaran. Jelas dari gambaran tersebut bahwa proses pembelajaran

passing bawah dalam permainan bolavoli menjadi tidak efektif, dan

akibatnya bahwa target kurikulum menjadi sangat rendah.

Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul

adalah bahwa perlu adanya sebuah media alternatif modifikatif untuk

mempermudah pembelajaran sebelum menggunakan bolavoli yang asli

agar tehnik pembelajaran passing bawah bisa efektif diterima siswa

dengan meminimalisir masalah yang ada. Media alternatif modifikatif

tersebut harus bersifat bisa mewakili karakteristik bolavoli , murah, banyak

tersedia atau mudah di dapat. Dari beberapa kriteria media alternatif

modifikatif untuk mengganti bolavoli tersebut, nampaknya bola karet yang

dimodifikasi dengan dilapisi busa bisa dijadikan media alternatif modifikatif


3

untuk menggantikan bolavoli. Dari segi bentuk jelas ada kemiripan dengan

bentuk bolavoli, dan dari segi ketersediaan bola karet dan busa sangat

mudah sekali di dapat di pasar-pasar tradisional dengan harga sangat

murah. Dari permasalahan tersebut maka penulis menentukan judul

Penelitian Tindakan Kelas ini “Pemanfaatan Modifikasi Media

Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Dalam

Permainan Bolavoli Pada Siswa Kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL

RAWAMANGUN “

B. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian dari latar belakang masalah tersebut di atas

muncul berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar passing

bawah bolavoli pada siswa kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL

RAWAMANGUN?

2. Faktor apa sajakah yang menentukan hasil belajar passing bawah

bolavoli siswa kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN?

3. Perlukah keterpaduan sistem pengajaran dengan mamanfaatkan

modifikasi media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar

passing bawah bolavoli?

4. Apakah peralatan bola standar yang terlalu berat merupakan kendala

bagi siswa tingkat SMA belajar bolavoli?


4

5. Apakah pemanfaatan modifikasi media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas X

IPA 2 SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN?

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya masalah dalam penelitian ini,

perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian ini lebih

mendalam pengkajiannya. Berdasarkan latar belakang masalah dan

identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi dalam hal

pemanfaatan modifikasi media pembelajaran terhadap hasil belajar

passing bawah bolavoli pada siswa kelas X IPA 2 SMA

LABSCHOOL RAWAMANGUN, karena banyak siswa yang

mengeluh dengan bola yang ada seperti terlalu berat dan keras.

D. Cara Pemecahan Masalah

Dari permasalahan tersebut di atas, sesungguhnya ada beberapa

alternatif tindakan agar proses pembelajaran passing bawah pada siswa

kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN bisa menjadi efektif,

diantaranya :

1. Memodifikasi media pembelajaran passing bawah bolavoli

menggunakan bola karet dan bola karet yang dilapisi busa.

2. Menggunakan bentuk formasi pembelajaran yang variatif.


5

Maka dari beberapa alternatif pemecahan masalah belajar passing

bawah tersebut, prioritas pemecahan masalah yang diharapkan mampu

mengatasi permasalahan ketidakefektifan belajar dalam hal meningkatkan

hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas X IPA 2 SMA

LABSCHOOL RAWAMANGUN.

E. Kegunaan Hasil Penelitian:

1. Bagi siswa SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN :

1.1. Dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

1.2. Dapat meningkatkan makna pembelajaran

1.3. Dapat meningkatkan kemampuan passing bawah bolavoli

1.4. Dapat meningkatkan suasana belajar yang menyenangkan.

2. Bagi guru :

2.1. Selain menambah pengalaman dalam penggunaan media belajar

yang dimodifikasi juga dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran.

2.2. Menjadi inspirasi pengetahuan untuk menemukan media

modifikasi yang lainnya dalam cabang pendidikan jasmani yang

lain.

2.3. Dapat meningkatkan minat untuk melakukan penelitian.

3. Bagi sekolah :

3.1. Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang

berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru,


6

sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas

sekolah secara keseluruhan.

3.2. Dapat meningkatkan prestasi sekolah terutama pada bidang

olahraga bolavoli.

3.3 Dapat dijadikan gambaran untuk mengambil keputusan dalam

peningkatan mutu hasil belajar olahraga.

4. Bagi guru lain :

4.1. Dapat menimbulakan minat dan motivasi guru untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan

profesionalisme dan KBM.

4.2. Dapat memperbaiki proses pembelajaran khususnya pada mata

pelajaran pendidikan jasmani untuk materi bolavoli.

4.3 Dapat dijadikan landasan dalam pembelajaran pendidikan

jasmani khususnya bolavoli.


7

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Konsep Penelitian Tindakan

Rancangan atau konsep penelitian tindakan kelas yaitu peneliti

dengan mencari keberadaan pemecahan suatu masalah, merencanakan

solusi, melakukan tindakan, mengevaluasi, mengubah masalah dan

sekaligus menggunakan kritik orang lain sebagai tolak ukur dalam

pengambilan kesimpulan terhadap masalah yang dikembangkan,

sehingga hal tersebut dapat digunakan untuk menilai validitas uraiannya.

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi barometer terhadap hasil

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan melalui pertimbangan

yang mengarah kepada pertimbangan yang terstruktur.

Langkah yang diambil dalam pemecahan masalah menjadi

semakin memiliki ketepatan yang mengarah pada peningkatan dan

perbaikan suatu program yang mempunyai masalah. Sesuai dengan

tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah

bolavoli pada siswa kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN.

Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh seorang

psikologi yang bernama Kurt Lewin yang dimaksudkan untuk mencari

penyelesaian terhadap masalah sosial antara lain : penggaguran,

kenakalan remaja yang berkembang di masyarakat pada waktu itu.

Penelitian Tindakan Kelas diawali oleh suatu kajian terhadap suatu

8
8

problema tersebut secara sistematis yang dilakukan dengan bentuk

perbaikan terstruktur dengan melalui kajian

B. Konsep Model Tindakan

Model penelitiaan tindakan kelas (Classroom Action Research)

dengan pengambilan data kualitatif dan kuantitatif, pelaksanaan penelitian

melibatkan rekan sejawat sebagai kolaborator yaitu dengan mmodifikasi

media pembelajaran bola voli.

B.1. Modifikasi Media Pembelajaran

Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh

para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan “

Developmentally Appropriate Practice” (DAP), artinya bahwa tugas ajar

yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau

kondisi anak, dan dapat membantu mendorong kearah perubahan

tersebut. Modifikasi adalah pengubahan atau perubahan.1 Cara ini

dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa

yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil

menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan

tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal

hingga akhir pelajaran.

Beberapa aspek suatu modifikasi media pembelajaran tidak

terlepas dari pengetahuan guru tentang tujuan,karakteristik materi, kondisi

1
Trisno Yuwono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis ( Surabaya:
Arkola, 1994), p. 286.
9

lingkungan, dan evaluasinya. Disamping pengetahuan dan pemahaman

yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan

evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan

jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran

itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang paling

dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah hal-hal yang

berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang

merupakan media pembelajaran pendidikan jasmani sangat diperlukan.

Menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif

dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan

prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan

mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah

ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak

didik akan merasa senang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani yang

diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru

pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.

Guru pendidikan jasmani di lapangan sudah mengetahui dan sadar

akan kemampuannya. Namun apakah mereka memiliki keberanian untuk

melakukan perubahan atau pengembangan–pengembangan kearah itu

dengan melakukan modifikasi media pembelajaran, seperti halnya

halaman sekolah, taman, benda–benda, ruangan kosong, dan sebagainya

yang ada di lingkungan sekolah. Sebenarnya hal–hal tersebut dapat


10

direkayasa dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan

jasmani.

Dalam memodifikasi media pembelajaran seorang guru pendidikan

jasmani tidak boleh sembarangan dalam memilih media. Sebelum

memodifikasi media pembelajaran, guru pendidikan jasmani harus

menentukan dan memilih media pembelajaran apa yang sesuai dengan

kegiatan belajar mengajarnya.

Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam

pemilihan media pembelajaran, yaitu: (1) Mempunyai tujuan, (2)

Mempunyai sasaran didik, (3) Karakteristik media harus yang

bersangkutan, (4) Waktu, (5) Biaya, (6) Ketersediaan, (7) Konteks

penggunaan, (8) Mutu teknis.2

Setelah mengetahui kriteria yang benar dalam pemilihan media,

guru pendidikan jasmani dapat menentukan media apa yang akan

digunakan untuk proses pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga akan

menentukan hasil belajar siswanya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Modifikasi

adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan

cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial

2
Aristo Rahadi, Media Pembelajaran (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional. 2003), p. 39-41.
11

sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Penggunaan

modifikasi dalam pembelajaran sangatlah berperan penting. Minimnya

sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah,

menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam

memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana

yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu

menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi

disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan

merasa senang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani yang diberikan.

B.2. Media Pembelajaran

Pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat

belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak

menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Keberhasilan proses

pembelajaran sangat tergantung pada apresiasi, kreativitas, kemauan dan

kemampuan. Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika si belajar secara

aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat

“mewakili” belajar untuk siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan

telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan

guru yang sedang mengajar. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer,

sedangkan kegiatan mengajar adalah kegiatan sekunder yang

dimaksudkan untuk terjadinya kegiatan belajar yang optimal.

Peran guru adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan

memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai


12

sumber belajar dan media pembelajaran yang ada. Media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan.3

Selain itu media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu guru

dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke

penerima pesan belajar (siswa).4 Secara umum manfaat media dalam

pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa

sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.5 Belajar

hanya akan efektif jika si belajar diberikan banyak kesempatan untuk

melakukan sesuatu, melalui multi-metode dan multi-media. Melalui

berbagai metode dan media pembelajaran, siswa akan dapat banyak

berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang

dimiliki siswa.

Media pembelajaran sangat banyak sekali jenisnya dan macamnya.

Mulai yang paling sederhana sampai yang paling cangih dan mahal

harganya. Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak

banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Media

diidentifikasi terdiri dari 3 unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak.

Berdasarkan 3 unsur tersebut Brezt mengklasifikasikan media kedalam 8

kelompok, yaitu: (1) Media audio, (2) Media cetak, (3) Media visual diam,

(4) Media visual gerak, (5) Media audio semi gerak, (6) Media semi gerak,

3
Ibid., p. 9.
4
Ibid., p. 13.
5
Ibid., p. 15.
13

(7) Media visual diam, (8) Media visual gerak.6 Media belajar bukan hanya

sekedar sebagai alat bantu mengajar, melainkan media itu sendiri juga

dapat memerankan fungsi sebagai penyampai pesan balajar.

Media belajar merupakan salah satu penunjang dalam pendidikan

yang bertujuan, antara lain: (1) Untuk mengurangi komunikasi yang

verbalistik, (2) Memberikan dan memperjelas informasi, (3)

Membangkitkan minat dan perhatian, (4) Mempermudah pengertian

pada sasaran, (5) Meningkatkan motivasi dan menunjang

kebutuhan peserta. 7

Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran

lebih efisien, tetapi materi pelajaran dapat diserap lebih mendalam. Siswa

mungkin sudah memahami permasalahan melalui penjelasan guru.

Pemahaman itu akan lebih baik lagi jika diperkaya dengan kegiatan

melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui media. Di

samping itu, media dapat memperkuat kecintaan dan apresiasi siswa

terhadap ilmu pengetahuan dan proses mencari ilmu itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas media memungkinkan proses

pembelajaran lebih interaktif karena adanya interaksi langsung antara

siswa dengan lingkungan. Tanpa media guru akan cenderung berbicara

satu arah, namun dengan media guru dapat mengatur kelas sehingga

6
Ibid., p. 21.
7
Retnaningsi Burham, Peningkatan Pembelajaran dalam sistem
Pendidikan Nasional Indonesia (Jakarta: UNJ Press, 2008), p. 66.
14

siswa ikut pula menjadi aktif. Dengan menggunakan media, waktu lebih

efisien. Seringkali seorang guru terpaksa menghabiskan waktu yang

cukup panjang untuk menjelaskan suatu konsep atau teori baru karena

tidak menggunakan media, misalnya menerangkan teknik gerakan tangan

pada passing bawah bolavoli, pasti memerlukan banyak waktu jika guru

hanya menggunakan metode ceramah tanpa alat bantu lain. Pada hal ini

jika guru mampu memanfaatkan media pembelajaran dengan baik, maka

waktu yang digunakan bias lebih efektif dalam proses pembelajaran

passing bawah bolavoli.

B.3. Pemanfaatan Media Dalam Proses Pembelajaran

Proses Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi.

Pengalaman menunjukkan bahwa dalam komunikasi ini sering terjadi

penyimpangan–penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif

dan efisien. Penyebab penyimpangan dalam komunikasi pembelajaran

antara lain adanya kecenderungan verbalisme dalam proses

pembelajaran, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat, kegairahan siswa

dan lain–lain. Salah satu upaya untuk mengatasi hal–hal tersebut di atas

ialah penggunaan media dalam proses pembelajaran. Ini disebabkan

karena fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai penyaji

stimulus (informasi, dan lain–lain) dan untuk meningkatkan keserasian

dalam penerimaan informasi. Dalam hal–hal tertentu media mempunyai

nilai–nilai praktis yang sangat bermanfaat baik bagi siswa maupun guru.
15

Seorang guru harus memahami khususunya hal – hal yang berhubungan

dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar, seperti :

(1) Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar

beserta fungsi masing – masing media tersebut, (2) Guru perlu

mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media, (3) Guru

dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media

serta dapan memanfaatkan berbagai sumber belajar, (4) Sebagai

fasilitator guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam

berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. 8

Banyak guru beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber

belajar menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk

mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan membebani

orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar

lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan

menyediakan sumber belajar yang sederhana dan murah. Media yang

dipersiapkan dengan baik, didesain dan digambarkan dengan warna–

warni yang serasi dapat menarik perhatian untuk berkonsentrasi pada

materi yang sedang disajikan, sehingga membangkitkan keinginan dan

minat baru untuk belajar siswa. Dengan media guru juga dapat mengatur

kelas sehingga waktu belajar dapat dimanfaatkan dengan efisien. Manfaat

yang lain adalah media dapat dirancang sedemikian rupa sehingga proses

8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Prenada Media Group,
2007), p.22.
16

pembelajaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa tergantung

kepada keberadaan seorang guru.

Menurut Kempt dan Dayton yang dikutip oleh Azhar Arsyad mereka

mengemukakan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian

integral di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai

berikut :

(1) Penyampaian pelajaran lebih baku, (2) Pembelajaran bisa lebih

menarik, (3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) Lama waktu

pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, (5) Kualitas hasil

belajar dapat ditingkatkan, (6) Pembelajaran dapat diberikan kapan

dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media

pembelajaran dirangcang untuk penggunaan secara individu, (7)

Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan

terhadap proses belajar dapat ditingkatkan, (8) Peran guru dapat

berubah ke arah yang lebih positif.9

Berkaitan dengan penyeragaman materi, guru mungkin mempunyai

penafsiran yang beranekaragam tentang sesuatu hal. Melalui media,

penafsiran yang beragam ini dapat direduksi dan disampaikan kepada

siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian

melalui media yang sama akan menerima informasi persis sama dengan

yang diterima oleh teman–temannya. Proses pembelajaran menjadi lebih

9
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2008), p. 22-23.
17

menarik karena media dapat menyampaikan informasi yang dapat

didengar (audio) dan dapat dilihat (visual) sehingga dapat

mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau suatu

prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap dan

jelas. Keingintahuan dapat bangkit melalui media. Untuk menghidupkan

suasana kelas, media merangsang siswa bereaksi terhadap penjelasan

guru, membuat siswa ikut tertawa atau ikut sedih. Media memungkinkan

siswa menyentuh objek kajian pelajaran, membantu siswa

mengkongkritkan sesuatu yang abstrak dan membantu guru

menghindarkan suasana monoton. Media memungkinkan proses

pembelajaran lebih interaktif karena adanya interaksi langsung antara

siswa dengan lingkungan serta memudahkan dalam proses penilaian hasil

belajar.

Menurut Glaser penilaian hasil belajar dibagi menjadi 2 macam,

yakni (1) Norm-referenced adalah penilaian yang didasarkan atas

penilaian murid dibandingkan dengan hasil seluruh kelas dan, (2)

Criterion-referenced adalah menilai hasil belajar anak berdasarkan

standar dan kriteria tertentu, yakni yang ditentukan oleh tujuan

pelajaran.10

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tanpa media

guru akan cenderung berbicara satu arah, namun dengan media guru

10
S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), p. 193.
18

dapat mengatur kelas sehingga siswa ikut pula menjadi aktif. Dengan

menggunakan media, waktu lebih efisien. Seringkali seorang guru

terpaksa menghabiskan waktu yang cukup panjang untuk menjelaskan

suatu konsep atau teori baru karena tidak menggunakan media, misalnya

menerangkan teknik tangan renang gaya bebas pasti memerlukan banyak

waktu jika guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa alat bantu

lain.

Apabila seorang guru mampu memanfaatkan media dengan baik,

waktu yang dihabiskan pasti tidak sebanyak itu. Penggunaan media tidak

hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi materi pelajaran

dapat diserap lebih mendalam. Siswa mungkin sudah memahami

permasalahan melalui penjelasan guru. Pemahaman itu akan lebih baik

lagi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau

mengalami melalui media. Di samping itu, media dapat memperkuat

kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses

mencari ilmu itu sendiri.

B.4. Hasil Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan

berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.

Seseorang dapat dikatakan belajar apabila dalam dirinya terjadi

perubahan tertentu, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil
19

menjadi terampil.11 Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan

yang khas, yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar .12 Menurut Robert M.

Gagne yang dikutip oleh J.J. Hasibuan dan Moedjiono dalam buku proses

belajar mengajar, bahwa ia mengklasifikasikan lima macam kemampuan

manusia yang merupakan hasil belajar yaitu :

a. Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting

dari sistem lingkungan skolastik).

b. Strategi kognitif, mengatur ”cara belajar” dan berpikir seseorang di

dalam arti seluas – luasnya, termaksuk kemampuan memecahkan

masalah.

c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.

d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain

keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan

sebagainya.

e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas

emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana yang dapat

11
Soekidjo Notoatmodjo, Dasar – Dasar Pendidikan dan Pelatihan
(Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat, 1989), p. 62.
12
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran ( Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), p. 2008.
20

disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap

orang, barang, atau kejadian.13

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran. Karena hasil belajar dapat memberikan informasi kepada

guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan

belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut

guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut,

baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Keberhasilan pengajaran

pendidikam jasmani yang paling utama dapat ditinjau dari seberapa besar

aktivitas gerak siswa dengan jumlah waktu aktif belajar yang minim, tetapi

siswa dapat bergerak secara maksimal dengan tetap pada tujuan rencana

pembelajaran yang sudah dibuat.

Proses belajar yang terjadi pada anak didik, hasil belajar yang

diperoleh akan berbeda–beda hasilnya. Dikarenakan perbedaan

kemampuan setiap individu. Berdasarkan teori taksonomi Bloom, hasil

belajar dalam rangka studi diklasifikasikan menjadi 3 kemampuan

(domain) antara lain : kognitif, afektif, psikomotor.14 Ranah kognitif

sangatlah menunjang dalam keberhasilan belajar siswa, karena ranah

kognitif mencangkup aspek–aspek intelektual dimana siswa harus dituntut

untuk mengingat dan menganalisa tentang apa yang terkandung dalam

13
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung:
Remadja Karya CV, 1986), p. 5.
14
Burhanudin Salam, Pengantar Pedagogik (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002), p. 108.
21

materi yang dipelajari. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti

perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Peserta didik yang memiliki

minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang

mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga dapat mencapai hasil

pembelajaran yang optimal. Walaupun para pendidik sadar akan hal ini,

namun belum banyak tindakan yang dilakukan pendidik secara sistematik

untuk meningkatkan minat peserta didik.

Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dalam

merancang program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi

peserta didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik afektif peserta

didik.. Sedangkan pada tahap psikomotor menekankan agar siswa

disamping mengerti, memahami, tetapi juga harus mampu menguasai dan

dapat melakukan kecakapan keterampilan dari bahan yang dipelajarinya.

Dalam pendidikan jasmani hasil belajar yang bersifat psikomotor

merupakan bagian yang paling penting. Meskipun demikian tujuan yang

bersifat kognitif dan afektif juga ikut berperan serta.

B.5. Permainan Bolavoli

Permainan bolavoli ditemukan oleh William G. Morgan pada tahun

1895. Permainan bolavoli ini dimulai dengan pukulan servis yang

dilakukan oleh pemain kanan belakang posisi di daerah servis. Permainan

bolavoli adalah olahraga beregu, yang dimainkan oleh dua regu tiap
22

lapangan yang dipisahkan net.15 Bolavoli merupakan olahraga permainan

beregu yang banyak digemari masyarakat. Bolavoli cukup menyenangkan

sehingga cocok digunakan sebagai olahraga rekreasi untuk mengisi waktu

luang setelah bekerja. Bolavoli juga dapat digunakan sebagai sarana

peningkatan kesehatan, pendidikan dan untuk memperoleh prestasi.

Bolavoli dimainkan oleh dua regu yang dipisahkan dengan net, di

atas lapangan berbentuk empat persegi panjang. Maksud dan tujuan

permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati

suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan

permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Dalam

permainan, bola harus selalu divoli (bola selalu dimainkan sebelum

menyentuh lantai dengan bagian badan dan pinggang ke atas. Syarat

pantulan bola harus sempurna sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Selama permainan bolavoli boleh bola di voli oleh pemain satu regu tiga

kali berturut-turut secara bergantian.

Seiring dengan terus berkembangnya permainan bolavoli, maka

standar-standar ukuran internasional dan sarana pendukung pada

lapangan bolavoli-pun telah ditetapkan.

Standar ukuran panjang lapangan bolavoli adalah 18 meter,

sedangkan ukuran lebarnya adalah 9 meter, Net yang memiliki

lebar satu meter tersebut dipasang melebar di tengah lapangan,

Ukuran 2.43 meter biasa digunakan dalam pertandingan bolavoli

15
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Petunjuk Permainan Bolavoli (Jakarta:
Dinas Olahraga dan Pemuda, 2002), p. 9.
23

putra, sedangkan pada kelas putri biasanya menggunakan net

dengan ketinggian 2.24 meter.16

Meskipun demikian, pada kompetisi-kompetisi kelas junior maupun

veteran biasanya tinggi net bervariasi. Untuk kompetisi kelas tersebut,

tinggi net biasanya dapat disesuaikan kembali. Dalam lapangan bolavoli

daerah servis selebar 9 meter terdapat dibelakang garis akhir (sudah

termasuk garis akhir) dengan dibatasi dengan 2 garis pendek, panjang

setiap garis 15 cm, jarak dibelakang garis akhir pada perpanjangan garis

samping adalah 20 cm.17 Kemudian, dikenal juga istilah garis “3 meter”

dari net. Garis tersebut berfungsi sebagai batas wilayah penyerangan

(attack line). Garis 3 meter tersebut kemudian membagi lapangan menjadi

dua bagian, yaitu barisan belakang (back row), dan barisan depan (front

row). Kemudian, pada masing-masing bagian itu (back row dan front row)

masih dibagi lagi menjadi 6 area atau 6 titik. Pada keenam area atau titik

itulah yang merupakan posisi para pemain bolavoli. Area “1” merupakan

posisi pemain yang akan melakukan servis berikutnya.

Setiap pergantian giliran untuk melakukan servis, para pemain

harus berputar searah dengan putaran jarum jam untuk mendapatkan

giliran melakukan servis. Dengan melakukan putaran searah dengan

putaran jarum jam, maka pemain pada posisi pertama akan digantikan

16
Ibid., p. 10.
17
Ibid., p. 12.
24

oleh pemain yang sebelumnya menempati posisi kedua. Sedangkan

pemain yang awalnya menempati posisi 1 akan bergeser ke posisi 6,

begitu seterusnya. Dalam aturan lapangan bolavoli terdapat istilah zona

bebas (free zone). Zona bebas ini merupakan area yang mengelilingi area

tim. Para pemain dapat memasuki dan bermain di dalam zona bebas yang

memiliki lebar minimal 3 meter tersebut dengan bebas, setelah salah

seorang pemain melakukan servis. Batas-batas area tim ditunjukkan

dengan menggunakan garis-garis yang tergambar dilapangan. Sedangkan

area penyerangan berada di dalam area tersebut. Garis-garis area tim

tersebut juga menentukan apakah bola yang jatuh akan dinyatakan

“masuk” atau “keluar”. Apabila bola yang jatuh masih menyentuh garis

area tim, maka bola tersebut dinyatakan “masuk”, dan tim lawan akan

memperoleh nilai. Namun, jika bola jatuh di luar garis area tim tanpa

menyentuh garis area tim, maka bola dinyatakan “keluar”. Kini peaturan

resmi yang penting bisa mulai diperkenalkan seperti :

1. Service : dilakukan oleh pemain belakang sebelah kanan, dari

garis

belakang lapangan. Ganti service, rotasi dan cara hitungan

menurut

peraturan resmi.

2. Pengoperan : Bisa dilakukan dengan passing atas dan passing

bawah. Bola tidak boleh dikembalikan langsung ke lawan. Jadi

harus dioper dulu di lapangan sendiri, paling sedikit satu kali dan
25

paling banyak 2 kali.

3.Jaring dan garis tengah : Melangkahi garis tengah atau

menyentuh jaring dihitung sebagai kesalahan. 18

Sama halnya dengan permainan yang lain, permainan bolavoli ini.

juga merupakan salah satu jenis permainan yang sangat membutuhkan

skill yang tinggi. Skill yang dimaksud disini adalah kualitas penguasaan

teknik-teknik yang terdapat dalam bolavoli, baik tehnik menyerang

maupun teknik bertahan. Untuk menjadi tim bolavoli yang kompetitif, maka

para pemain dalam sebuah tim bolavoli harus menguasai 6 macam teknik

dasar pada permainan tersebut. Enam teknik dasar yang harus dikuasai

dengan baik oleh seorang pemain bolavoli adalah teknik dalam melakukan

servis, passing, umpan, spike, bendungan atau block, dan receive.19

Keenam teknik dasar ini merupakan teknik - teknik permainan

yang telah diperkenalkan dan dimainkan selama bertahun-tahun. Dan

pada akhirnya, keenam teknik dasar tersebut telah ditetapkan sebagai

standar dalam pelatihan bolavoli tingkat tinggi.

B.6. Passing Bawah Dalam Permainan Bolavoli

18
G. Durrwachter, Bola Volley Belajar dan Berlatih Sambil Bermain
(Jakarta: PT. Gramedia, 1984), p. 60.

Amung Ma’mun, Toto Subroto, Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam


19

Permainan Bola Voli (Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas,


2001), p. 51.
26

Salah satu teknik dasar dan vital yang wajib dikuasai oleh setiap

pemain bolavoli adalah teknik passing. Tanpa adanya penguasaan teknik

passing yang baik, maka sebuah tim tidak akan mampu menghadapi

pertandingan dengan baik. Karena passing merupakan langkah awal yang

akan menentukan kemampuan sebuah tim untuk bertahan dan melakukan

penyerangan. Dengan adanya penguasaan teknik passing yang baik,

maka seorang setter akan lebih mudah dalam menyesuaikan arah dan

tinggi bola yang akan diset. Dengan demikian, sang attacker-pun akan

dapat melakukan spike secara maksimal.

Teknik passing dalam permainan bolavoli dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu tehnik Underhand pass (passing bawah) dan Overhand

pass (passing atas).20 Mengoper bola dengan Underhand pass dapat

dilakukan dengan dengan cara: (1) Mengoper tangan–bawah lengan

ganda dan, (2) Mengoper tangan–bawah lengan tunggal.21 Underhand

pass biasa dilakukan apabila bola yang jatuh dalam posisi rendah, yaitu

dengan ketinggian sekitar batas pinggang pemain.

Adapun bentuk–bentuk sikap tangan ketika melakukan passing

bawah dengan satu tangan, antara lain : menggunakan lengan

20
H. Nazar, Bimbingan Bermain Bola Volley (Jakarta: Mutiara Jakarta,
1984), p. 15.
21
Ibid., p. 15.
27

dengan jari menggenggam, punggung tangan dan jari–jari terbuka

pergelangan tangan bagian dalam dengan bentuk menggenggam.22

Gambar 1. Sikap lengan saat passing bawah dengan satu tangan

Sumber : Herry Koesyanto. Belajar Bermain Bolavoli. (Semarang : Dosen

FIK Unes Semarang. 2003). p. 27.

Sedangkan passing bawah dengan dua tangan ada beberapa

bentuk sikap tangan, antara lain :

1. The Dig (Clenched First Method) yaitu kedua ibu jari sejajar dan

jari– jari tangan yang satu membungkus jari tangan lainnya, ini

asalnya dari Amerika.

2. Mengemis (Thumb Over Palm Method) yaitu kedua telapak tangan

menghadap ke atas dengan punggung satu tangan menempel pada

telapak tangan lainnya dan dijepit ibu jari.23

22
Herry Koesyanto, Belajar Bermain Bolavoli (Semarang : Dosen FIK Unes
Semarang, 2003), p. 27.
23
Ibid., p. 28.
28

Gambar 2. The Dig (Clenched First Method)

Sumber : Herry Koesyanto. Belajar Bermain Bolavoli. (Semarang : Dosen

FIK Unes Semarang. 2003). p. 27.

Gambar 3. Mengemis (Thumb Over Palm Method)

Sumber : Herry Koesyanto. Belajar Bermain Bolavoli. (Semarang : Dosen

FIK Unes Semarang. 2003). p. 28.

Untuk menguasai teknik passing bawah ada tahapan gerakan yang

harus dikuasai. Teknik gerakan passing bawah dalam permainan bolavoli


29

dapat dibagi menjadi 3 tahapan atau fase, yaitu persiapan (sikap

permulaan), pelaksanaan (sikap perkenaan) dan gerak lanjutan (sikap

akhir).24

Gambar 4. Tahapan gerakan passing bawah bolavoli

Sumber : Barbara L. Viera, MS. Bonnie Jill ferguson. Bolavoli Tingkat

Pemula. (Jakarta : PT. Rajagrafindo. 2004). p.20.

Adapun teknik dalam melakukan passing bawah adalah sebagai

berikut :

1). Sikap Permulaan

Ambil sikap siap normal dalam permainan voli yaitu kedua lutut

ditekuk dengan badan sedikit dibongkokkan ke depan, berat badan

24
Barbara L. Viera, MS. Bonnie Jill ferguson, Bolavoli Tingkat Pemula
(Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2004), p. 20.
30

menumpu pada telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan

suatu kesetimbangan labil agar dapat lebih mudah dan lebih cepat

bergerak ke segala arah. Kedua tangan saling berpegangan yaitu

punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri

kemudian saling berpegangan.

2). Gerakan Pelaksanaan

Ayunkan kedua lengan kearah bola, dengan sumbu gerak pada

persendian bahu, dan siku betul-betul dalam keadaan lurus.

Perkenaan bola pada bagian proximal dari lengan, di atas dari

pergelangan tangan dan pada waktu lengan membentuk sudut

sekitar 45 derajat dengan badan, lengan dianyunkan dan diangkat

hampir lurus.

3). Gerakan lanjutan

Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah

ke depan untuk mengambil posisi siap kembali dan anyunan lengan

untuk passing bawah ke depan tidak melebihi sudut 90 derajat

dengan bahu atau badan.25

25
M. Yunus, Olahraga Pilihan Bolavoli (Jakarta: Departemen Penddikan
dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1992), p. 79.
31

Gambar 5. Posisi Tangan dan Gerakan Kaki Passing Bawah Bolavoli

Sumber : M. Yunus. Olahraga Pilihan Bolavoli. (Jakarta : Departemen

Penddikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

1992). p. 83.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa posisi kaki

yang berdiri depan belakang bertujuan agar pemain tersebut lebih mudah

untuk mengontrol gerakan bola, karena dengan posisi tersebut pemain

akan lebih leluasa dalam bergerak ke segala arah. Hal ini akan berbeda

dengan posisi kaki yang sejajar, pasti akan lebih kaku dalam bergerak

serta tertinggal satu langkah dalam mengejar bola. Selain itu dengan

posisi kaki yang di depan belakang memiliki keseimbangan yang lebih

baik. Untuk posisi kaki depan belakang yang ditekuk dan mengeper pada

waktu menerima bola, hal ini bertujuan untuk menambah daya dorong

tangan dan untuk mengontrol arah datangnya bola. Posisi kaki juga harus

direnggangkan sejajar bahu dengan tujuan agar kaki bisa menopang

berat badan dengan seimbang dan stabil pada saat melakukan passing.

Kemudian lutut agak ditekuk bertujuan pada saat melakukan passing bisa
32

meredam kecepatan bola, sehingga pantulan bola pada lengan bawah

bisa terarah dengan maksimal.

Posisi tangan pada waktu passing bawah sangat menentukan

keberhasilan passing. Posisi tangan yang benar adalah lurus, sejajar, dan

menggenggam erat. Pada saat melakukan passing ayunan tangan

berporos pada bahu dan dilakukan dari bawah secara pasti. Posisi tangan

yang tidak sejajar dan ditekuk akan mempengaruhi gerakan bola, yang

menyebabkan bola akan susah dikontrol. Berbeda dengan posisi tangan

yang sejajar dan lurus, bola bisa di arahkan kemana saja. Selain posisi

kaki dan tangan, faktor yang mempengaruhi keberhasilan passing yaitu

perkenaan bola dengan tangan. Hal ini akan berpengaruh terhadap arah

bola. Perkenaan yang benar yaitu di atas pergelangan tangan dan di

bawah ruas siku, karena bagian tersebut merupakan bagian yang datar

dan sejajar yang apabila digunakan untuk passing perkenaan bola akan

tepat dan pantulan bola akan lurus.

Kesalahan umum yang sering terjadi saat peneriman bola dengan

passing bawah, antara lain:

(1) Kurangnya memperhatikan service lawan, (2) Kurang cepat

mengikuti arah jatuhnya bola, (3) Melakukan dig pada waktu

pemain masih dalam posisi bergerak, (4) Membiarkan bola itu

memantul dengan gerakan lengan tanpa dibantu dengan oleh

kekuatan bahu, (5) Berat badan tidak digerakan sesuai dengan

stance dasar,hanya mempergunakan kekuatan lengan dari bahu


33

kebawah, tanpa mengikutsertakan kekuatan kedua kaki, siku

ditekukan sewaktu mengadakan kontak dengan bola, (6) tidak

menekan kedua pergelangan tangan kebawa, sehingga kedua

lengan bawah tidak mempunyai kekuatan.26

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulakan, dalam

pembelajaran passing bawah kita harus mengetahui tahapan– tahapan

dalam proses pembelajarannya agar kesalahan melakukan gerakan yang

sering terjadi ketika kita melakukan gerakan passing bawah seminimal

mungkin.

Untuk menguasai teknik passing bawah ada tahapan gerakan yang

harus dikuasai. Teknik gerakan passing bawah dalam permainan bolavoli

dapat dibagi menjadi tahapan atau fase, yaitu persiapan, pelaksanaan

dan gerak lanjutan. Dalam setiap tahapan itu terdapat spesifikasi gerak

yang harus kita kuasai.

Selain itu untuk menghindari kesalahan sering terjadi saat

melakukan passing bawah dalam bolavoli yang harus diperhatikan adalah

ketika menerima bola lengan jangan terlalu tinggi, kemudian lanjutan

lengan jangan berada di atas bahu, tubuh jangan terlalu rendah karena

pinggang ditekuk sehingga operan terlalu rendah dan kencang.

Seharusnya yang ditekuk adalah lutut.

26
Dieter Beutelstahl, Belajar Bermain Bola Volley (Bandung: Pionir Jaya,
1986), p. 17.
34

C. Kerangka Teoritik

Pemanfaatan modifikasi media pembelajaran dalam penelitian ini

diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang diterapkan

dalam siklus I dan II, pengaruh penggunaan media pembelajaran pada

setiap siklus diharapkan siswa memahami konsep dasar pembelajaran

passing bawah bolavoli. Dalam pembelajaran passing bawah bolavoli,

penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih

efisien, tetapi materi pelajaran dapat diserap lebih mendalam.

Siswa mungkin sudah memahami permasalahan melalui

penjelasan guru. Pemahaman itu akan lebih baik lagi jika diperkaya

dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui

media. Di samping itu, media dapat memperkuat kecintaan dan apresiasi

siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses mencari ilmu itu sendiri.

Seorang guru pendidikan jasmani harus mampu menyampaikan materi

kepada siswa dengan baik, salah satu caranya adalah penggunaan media

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran.

Dengan pemanfaatan modifikasi media pembelajaran ini diharapkan

mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Passing bawah merupakan teknik dasar bolavoli. Teknik ini

digunakan untuk menerima servis, menerima spike, memukul bola

setinggi pinggang ke bawah dan memukul bola yang memantul dari net.

Passing bawah merupakan awal dari sebuah penyerangan dalam bolavoli.

Keberhasilan penyerangan tergantung dari baik buruknya passing bawah.


35

Apabila bola yang dioperkan jelek, maka pengumpan akan mengalami

kesulitan untuk menempatkan bola yang baik untuk para penyerang.

Passing yang baik, bukanlah passing yang hanya mampu mencegah bola

agar tidak jatuh atau menyentuh area timnya, tetapi juga harus mampu

mencapai posisi setter dengan arah yang tepat, serta dengan gerakan dan

kecepatan yang stabil. Dengan demikian, sang setter dan attacker akan

mampu menciptakan berbagai variasi serangan dengan mudah.

Pembelajaran passing bawah menggunakan media bolavoli yang di

modifikasi sangat berpengaruh terhadap pola gerak dan pembentukan

kondisi fisik pada siswa. Pada akhirnya perbedaan ini dapat berpengaruh

pada peningkatan hasil belajar passing bawah pada siswa. Media yang

digunakan dalam pembelajaran passing bawah dalam upaya untuk

meningkatkan hasil belajar passing bawah siswa adalah menggunakan

bola karet dan bola karet yang dilapisi busa.

Penggunaan bola yang standar dapat membiasakan siswa untuk

melakukan passing bawah dengan kuat dan dengan lebih baik, akan

tetapi bagi pemula penggunaan bola standar terasa lebih keras dan berat

sehingga secara psikologis dapat membebani terhadap siswa. Pada tahap

awal akan banyak terjadi kegagalan. Konsentrasi dalam pelaksanaan

gerakan passing bawah hanya tertuju pada penggunaan tenaga,

sedangkan penggunaan teknik passing bawah yang baik sering

terabaikan.
36

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarakan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian dan kajian teori maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai

berikut :

Dengan pemanfaatan modifikasi media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan passing bawah

bolavoli pada siswa kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN.


37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengkaji modifikasi media pembelajaran untuk meningkatkan hasil

belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas X IPA 2 SMA

LABSCHOOL RAWAMANGUN.

2. Meningkatkan keterampilan siswa dan guru dalam mempraktikan

passing bawah bolavoli dengan baik dan benar.

3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam memilih dan

menentukan media modifikasi dalam pembelajaran.

4. Memberikan kemudahan bagi siswa dan guru dalam menjalankan

proses belajar mengajar passing bawah bolavoli.

5. Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa kelas X IPA 2

SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN dalam melakukan passing bawah

bolavoli.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan olahraga SMA

LABSCHOOL RAWAMANGUN, selama satu bulan (8 kali pertemuan).

Waktu penelitian dilaksanakan pada :

Hari : Senin dan kamis

38
38

Pukul : 07.00 s/d 09.15

Tanggal : 3 September – 27 September 2018

C. Prosedur Penelitian Tindakan

Prosedur penelitian penulis sebagai berikut, perencanaan,

tindakan, observasi, refleksi dan pengulangan perencanaan.

Penelitian Tindakan Kelas di Indonesia baru dikenal pada akhir

decade 80-an. Oleh karena itu, keberadaannya belum dikenal luas.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan perencanaan program yang

dirancang berdasarkan rencana yang tersusun, dibahas antara peneliti

dan kolaborator. Penelitian ini bersifat partisipatif dan kolaboratif. Artinya

penelitian ini diteliti oleh peneliti itu sendiri dan diamati bersama rekan-

rekan peneliti. Selanjutnya. hal-hal yang berkaitan dalam program aksi

akan dibahas setelah kondisi awal penelitian.

Kolaborator dalam penelitian tindakan berfungsi sebagai pengamat.

Pengawas, pemberi saran dan sebagai penentu dalam penelitian

sistematik yang dilakukan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.

Dengandemikian, tahapan akhir yang menjadi terminology proses

rancangan program aksi akan tergantung pada tujuan yang akan dicapai

oleh peneliti dan kolaborator sebagai pelaku praktis dalam penelitian ini.

Ciri-ciri penelitian tindakan kelas adalah : (1) Refleksi diri,

maksudnyadalam penelitian tindakan dipandang sebagai suatu cara untuk

memberi ciri bagi seperangkat berbagai macam kegiatan yang


39

direncanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, (2) Penelitian

tindakan mencoba untuk mengidentifikasi criteria dari kegiatan-kegiatan

untuk melakukan perbaikan dalam program refleksi diri, (3) Penilaian

tindakan kelas bersifat partisipatif dan kolaboratis karena melibatkan

orang lain sebagai bagian dari suatu penelitian.

Penelitian ini menggunakan siklus, setiap siklus terdiri dari

langkah–langkah sebagai berikut :

1. Perencanaan

 Peneliti dan kolabolator melihat kondisi awal dari kemampuan

siswa dalam pembelajaran passing bawah bolavoli.

 Peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil dari kemampuan awal

siswa dalam pembelajaran passing bawah bolavoli.

 Peneliti dan kolaborator menyiapkan materi pembelajaran passing

bawah bolavoli yang akan diberikan kepada siswa.

a) Perencanaan Tindakan Siklus 1

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini yaitu dengan

modifikasi media pembelajaran dalam mengajarkan passing bawah

bolavoli. Kegiatan pembelajaran akan dilakukan menggunakan bola karet.

Materi pokok yang akan diajarkan adalah gerakan kaki, tangan, posisi

badan, dan koordinasi gerak dalam passing bawah bolavoli.

Sebelumnya, siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan

bagaimana melakukan gerakan dalam materi dengan baik dan benar

sehingga diharapkan tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.


40

b) Perencanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan proses pembelajaran lebih difokuskan lagi yaitu

mengenai kemampuan dasar passing bawah bolavoli. Pada siklus ini

siswa melakukan materi passing bawah menggunakan bola karet yg

dilapis oleh busa. Materi pokok yang diajarkan lebih dipertimbangkan

berdasarkan teknik–teknik gerakan tangan, kaki, posisi badan, dan

koordinasi gerak keseluruhan dalam melakukan passing bawah bolavoli.

Agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai,

sebelumnya siswa diberikan penjelasan bagaimana melakukan gerakan

dalam materi pokok dengan baik dan benar.

2. Tindakan

 Pelaksanaan proses pembelajaran mengikutsertakan observer dan

guru pendamping, yang melakukakan observasi sampai selesai

pembelajaran.

 Pelaksanaan observasi akan dilakukan oleh semua tim peneliti

untuk mengumpulkan data. Pelaksanaan setiap siklus dilakukan

sebanyak 4 kali tatap muka.

 Pelaksanaan refleksi dan evaluasi dilakukan oleh semua anggota

tim peneliti, setelah memperoleh kesimpulan pada siklus pertama

serta menentukan apa yang perlu diperbaiki. Setelah itu

menentukan langkah yang akan dilakukan pada siklus kedua.

3. Observasi
41

Langkah–langkah pengamatan dan observasi yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Peneliti dan kolaborator mengamati proses pelaksanaan

pembelajaran melalukan passing bawah bolavoli dengan

menggunakan modifikasi media pembelajaran.

 Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan dan penilaian

terhadap hasil belajar siswa.

4. Refleksi

 Peneliti dan kolaborator mendiskusikan pelaksanaan pembelajaran

passing bawah dengan modifikasi media pembelajaran dan hasil

dari penelitian tindakan yang diberikan. Langkah–langkah

penelitian secara umum yang telah diuraikan diatas merupakan

model rancangan.
42

Siklus Pelaksanaan PTK

Gambar 6. Spiral Model Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Kemmis Stephen, McTaggart Robin. The Action Research

Planner. ( Australia : Deakin University Press) 1999.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL

RAWAMANGUN dengan jumlah siswa sebanyak 39 siswa yang mengikuti

mata pelajaran pendidikan jasmani.


43

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitiaan

tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan pengambilan data

kualitatif dan kuantitatif, pelaksanaan penelitian melibatkan rekan sejawat

sebagai kolaborator.

E. Teknik Pengambilan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini melalui observasi dari

pengamatan serta tes hasil belajar siswa yang dituliskan dalam suatu

format untuk mengecek keabsahan data penelitian, dilakukan peneliti

bersama kolaborator yaitu Ibu Dra. Ade Ratningsih sebagai guru

pendidikan jasmani.

Teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Melakukan observasi atau pengamatan yang merupakan suatu teknik

atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar, dengan

menggunakan pedoman observasi.

2. Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisa dokumen–dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.

3. Dengan menyiapkan lembar evaluasi, hal ini dilakukan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa.


44

F. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisa data yang terkumpul

dilakukan dengan mencari sumber data dalam penelitian yaitu siswa dan

tim pengajar pendidikan jasmani, dengan jenis data kuantitaif diperoleh

langsung dari observasi dan pengamatan yang dilakukan kolaborator

sebelum dan sesudah dilakukan tindakan berupa proses pembelajaran

materi passing bawah menggunakan media pembelajaran bola karet dan

bola karet yg dilapisi oleh busa. Data tersebut ditunjang dengandata

kualitatif guna mencari gambaran yang lebih naturalistik pada siswa

dengan model pengajaran ini. Indikator keberhasilan penelitian ini

ditentukan oleh :

1. Hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran passing bawah

bolavoli dengan menggunakan modifikasi media pembelajaran

2. Siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran

passing bawah bolavoli.

3. Guru mampu merencanakan dan menyajikan proses pembelajaran

passing bawah bolavoli dengan memodifikasi media pembelajaran.

4. Terjadi interaksi yang kondusif antara siswa dengan siswa, maupun

guru dengan siswa.

5. Suasana belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan, kondusif, dan

tidak menimbulkan rasa jenuh bagi siswa.

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila :


45

1. Sebagian besar siswa (80%) merasa senang dan aktif dalam proses

pembelajaran passing bawah bolavoli.

2. Hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran passing bawah

bolavoli dengan pemanfaatan modifikasi media pembelajaran.

3. Siswa dapat bersosialisasi secara baik dengan siswa lain dan guru.

4. Siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran passing

bawah bolavoli.

5. Suasana belajar mengajar lebih kondusif dan menyenangkan siswa.

6. Siswa mampu melakukan proses pembelajaran passing bawah

bolavoli dengan baik mulai dari tahap persiapan, tahap perkenaan

dengan bola, dan tahap akhiran.


46

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi kondisi awal

Pada observasi dapat digambarkan bahwa keadaan siswa kelas X

IPA 2 SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN memiliki keanekaragaman

seperti yang dimiliki oleh siswa-siswi lain pada umumnya, mulai dari

perbedaan latar belakang ekonomi, kemampuan berpikir, kondisi

psikologi, keterampilan gerak, sikap, maupun bakat dan minat yang

sungguh berbeda-beda. Dalam melakukan gerak dasar passing bawah

bolavoli, setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda, dimana

hal tersebut dipengaruhi oleh kemampuan motorik yang terdapat

dimasing-masing individu dan pengetahuanya mengenai kemampuan

dasar passing bawah selama ini. Hal ini terlihat dengan masih ada siswa-

siswi yang takut dengan bolavoli yang terasa berat dan sakit. Ada juga

sebagian siswa yang tangannya tidak merasakan berat dan sakit saat

melakukan passing bawah, tetapi arah bola tidak terarah dengan baik. Hal

ini dikarenakan siswa belum memahami tahapan awalan, tahapan

perkenaan bola, dan tahapan akhiran ketika melakukan gerakan passing

bawah bolavoli.

Dengan melakukan pengamatan awal dapat terlihat bahwa

sebagian besar siswa kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN

belum menguasai teknik dasar passing bawah bolavoli, seperti pada saat

47
47

persiapan menghadapi datangnya bola, saat perkenaan dengan bola, saat

gerakan akhiran setelah perkenaan dengan bola. Pada umumnya saat

tahap perkenaan bola dengan tangan, sebagian besar siswa tidak

memahami bagian lengan yang mana yang tepat saat tahap perkenaan

dengan bolavoli.

Kondisi yang dijelaskan diatas menjadi landasan bagi bagi peneliti

dalam memutuskan pemanfaatan modifikasi media pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Menengah Pertama dalam

melakukan pembelajaran passing bawah bolavoli.

B. Deskripsi dan Pembahasan Siklus I

Pada siklus I kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan

perencanaan :

a. Pemanasan (peregangan statis dan dinamis yang dipimpin oleh guru

kemudian dilanjutkan dengan permainan (10 menit).

b. Guru memberikan penjelasan berupa materi mengenai seluruh hal yg

berkaitan dengan proses pembelajaran passing bawah bolavoli dengan

baik dan benar. Kemudian guru memberikan penjelasan berupa media

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran (5 menit).

c. Siswa diatur barisannya kemudian diberikan alat yang sudah

dimodifikasi yaitu bola karet untuk melakukan gerakan passing bawah

secara individu.
48

Proses pembelajaran passing bawah memfokuskan pada tahap awal

dengan menggunakan bola karet (10 menit).

d. Guru mengawasi siswa dan mengatur kondisi kelas jika siswa sudah

mulai tidak teratur (5 menit).

e. Proses pembelajaran dihentikan sejenak dan guru memberikan contoh

gerakan yang benar dalam melakukan gerakan passing bawah bolavoli

pada tahap awalan (5 menit).

f. Proses pembelajaran kemudian dilanjutkan pada tahap awal dan tahap

kontak dengan bola dengan menggunakan bola karet (10 menit).

g. Proses pembelajaran dihentikan sejenak dan guru memberikan contoh

gerakan yang benar dalam melakukan gerakan passing bawah bolavoli

pada tahap awalan dan tahap kontak dengan bola (5 menit).

h. Kemudian proses pembelajaran akan dilanjutkan dengan

mengkoordinasikan semua gerakan mulai dari tahap awal sampai

tahap akhir (15 menit).

i. Proses pembelajaran dihentikan sejenak dan guru memberikan contoh

gerakan yang benar dalam melakukan gerakan passing bawah bolavoli

pada tahap awalan, tahap perkenaan dengan bola, dan tahap akhiran

dengan menggunakan media pembelajaran bola karet (5 menit).

j. Guru menyimpulkan makna dari pemanfaatan media pembelajaran

yang digunakan serta materi pembelajaran yang telah dilaksanakan (5

menit).

k. Guru melakukan evaluasi pembelajaran secara keseluruhan (5 menit).


49

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa pada siklus I disajikan dalam

bentuk table dan grafik histogram sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Siklus I

No Skor F % SxF

1 19 2 0,38 38

2 20 1 0,21 20

3 21 4 0,84 84

4 22 3 0,66 66

5 23 1 0,23 23

6 25 2 0,50 50

7 26 3 0,78 78

8 27 4 1,08 108

9 28 2 0,56 56

10 29 6 1,74 174

11 30 4 1,20 120

12 31 6 1,86 186

13 32 1 0,32 32

Jumlah 333 39 10,35 1035

Keterangan :

S x F = Skor x Frekuensi

Skor rata-rata kelasnya : S x F / f


50

7 = 1035 / 39 =26,53

6
J
U
M 5
L
A
H 4
S
I
S
3
W
A
2
1
0
19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32
NILAI

Gambar 7. Grafik Histogram Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Siklus.


51

C. Deskripsi dan Pembahasan Siklus II

Pada siklus II kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan

perencanaan :

a. Pemanasan (peregangan statis dan dinamis yang dipimpin oleh guru

kemudian dilanjutkan dengan permainan (10 menit).

b. Guru memberikan penjelasan berupa materi mengenai seluruh hal yg

berkaitan dengan proses pembelajaran passing bawah bolavoli dengan

baik dan benar. Kemudian guru memberikan penjelasan berupa media

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran (5 menit).

c. Siswa diatur barisannya kemudian diberikan alat yang sudah

dimodifikasi yaitu bola karet yang dilapisi dengan busa untuk

melakukan gerakan passing bawah secara individu.

Proses pembelajaran passing bawah memfokuskan pada tahap awal

dengan menggunakan bola karet (10 menit).

d. Guru mengawasi siswa dan mengatur kondisi kelas jika siswa sudah

mulai tidak teratur (5 menit).

e. Proses pembelajaran dihentikan sejenak dan guru memberikan contoh

gerakan yang benar dalam melakukan gerakan passing bawah bolavoli

pada tahap awalan (5 menit).

f. Proses pembelajaran kemudian dilanjutkan pada tahap awal dan tahap

kontak dengan bola dengan menggunakan bola karet (10 menit).


52

g. Proses pembelajaran dihentikan sejenak dan guru memberikan contoh

gerakan yang benar dalam melakukan gerakan passing bawah bolavoli

pada tahap awalan dan tahap kontak dengan bola (5 menit).

h. Kemudian proses pembelajaran dilanjutkan dengan

mengkoordinasikan semua gerakan mulai dari tahap awal sampai

tahap akhir (15 menit).

i. Proses pembelajaran dihentikan sejenak dan guru memberikan contoh

gerakan yang benar dalam melakukan gerakan passing bawah bolavoli

pada tahap awalan, tahap perkenaan dengan bola, dan tahap akhiran

dengan menggunakan media pembelajaran bola karet yang dilapisi

dengan busa (5 menit).

j. Guru menyimpulkan makna dari pemanfaatan media pembelajaran

yang digunakan serta materi pembelajaran yang telah dilaksanakan (5

menit).

k. Guru melakukan evaluasi pembelajaran secara keseluruhan (5 menit).

Hasil observasi dari kolaborator tentang semua kegiatan

pembelajaran passing bawah bolavoli dengan menggunakan modifikasi

media pembelajaran adalah sebagai berikut :

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa pada siklus II disajikan dalam

bentuk tabel dan grafik histogram sebagai berikut :


53

Tabel 2. Distribusi Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Siklus II

No Skor F % SxF

1 23 1 0,23 23

2 24 5 1,20 120

3 25 3 0,75 75

4 26 2 0,52 52

5 27 1 0,27 27

6 28 6 1,68 168

7 29 2 0,58 58

8 30 2 0,60 60

9 31 6 1,86 186

10 32 9 2,88 288

11 33 2 0,66 66

Jumlah 308 39 11,23 1123

Keterangan :

S x F = Skor x Frekuensi

Skor rata-rata kelasnya : S x F / f

= 1123 / 39

= 28,79
54

10

J 7
U
M
6
L
A
H 5

S 4
I
S
W 3
A
2

0
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

NILAI

Gambar 8. Grafik Histogram Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Siklus

II
55

D. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Siklus I

Pada penelitian ini, tahapan dan struktur kegiatan yang disusun

mulai dari refleksi awal yaitu menetapkan kondisi awal yang harus

didentifikasikan dan dikelompokan, seperti kemampuan menguasai materi

pembelajaran passing bawah bolavoli dengan memperhatikan media

pembelajaran, sikap, dan perilaku dalam pembelajaran passing bawah

bolavoli pada siswa sejak awal. Kemudian disusun perencanaan program

berupa tindakan, observasi, dan refleksi yang sudah diterapkan kepada

siswa hingga menghasilkan penyusunan pembelajaran yang diharapkan

dan dapat memperoleh perkembangan hasil belajar pembelajaran passing

bawah bolavoli yang diharapkan. Pada proses akhir, tindakan dan refleksi

yang digunakan untuk mengetahui letak kesalahan penerapan program

perencanaan dan kekurangannya yang muncul di analisis untuk

mengetahui hubungan penerapan strategi, penerapan materi, penerapan

metode, dan pemanfaatan media dalam pembelajaran. Selanjutnya

apabila berbagai kesalahan dan penerapan program teridentifikasi dan

diketahui dalam penerapan pembelajaran passing bawah bolavoli, maka

hasil identifikasi tersebut digunakan sebagai bahan untuk menyusun tahap

perencanaan berikutnya.

Program analisis tahapan dalam siklus penelitian terletak pada

proses penyusunan konsep dasar penelitian tindakan yang dilakukan.

Dengan demikian, setiap tahapan siklus yang digunakan menjadi acuan


56

untuk menuntun tahapan siklus berikutnya secara terstruktur. Oleh sebab

itu, dalam bentuk pangambilan program, tindakan, observasi, dan refleksi

dapat digunakan sebagai bekal dalam penyususnan perencanaan pada

siklus berikutnya, maka segala kesalahan yang dianggap tidak sesuai

dapat dihilangkan sehingga menghasilkan kesimpulan tindakan yang

paling mendukung dan membantu penyusunan program pada siklus kecil

berikutnya. Secara komprehensip tahapan penelitian ini dilakukan

berdasarkan pada tahapan siklus. Kemampuan awal yang bertujuan untuk

mengetahui secara awal tingkat penguasaan teknik dasar, kerapihan

teknik yang dapat dicapai siswa terutama untuk mengetahui seberapa

tinggi tingkat penguasaan siswa dalam melakukan pembelajaran passing

bawah bolavoli yang diajarkan dengan memodifikasi media pembelajaran

bolavoli menggunakan bola karet dan bola karet yang dilapisi busa. Hal ini

merupakan syarat mutlak yang harus diketahui oleh peneliti dan

kolaborator dalam menentukan kesepakatan tentang penetapan

kemampuan dasar siswa sebelum diberi media belajar berupa bola karet.

Pada kesempatan ini, tindakan yang dilakukan adalah

mengidentifikasi bentuk, jenis, dan proses pembelajaran passing bawah

secara tepat. Hal ini dituntut kepada siswa agar yang bersangkutan dapat

melakukan pembelajaran passing bawah secara baik serta dapa

diarahkan untuk menghayati gerakan sebagai dampak yang ingin dicapai

untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuann siswa dalam


57

pembelajaran passing bawah bolavoli yang berhubungan dengan

pemanfaatan modifikasi media pembelajaran.

a. Perencanaan Tindakan

I. Tujuan guru memberikan pembelajaran, yaitu :

1) Siswa menguasai pembelajaran passing bawah secara benar.

2) Siswa dapat saling bekerja sama dalam memperbaiki teknik

passing bawah bolavoli

3) Siswa dapat memahami tahapan gerakan passing bawah

bolavoli dengan benar

4) Siswa dapat lebih kreatif dalam berpikir dengan adanya

pemanfaatn modifikasi media pembelajaran.

II. Selanjutnya membentuk tim kolaborator, yaitu Ibu Dra. Ade

Ratningsih sebagai guru pendidikan jasmani, serta Bapak Slamet

sebagai wali kelas di kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL

RAWAMANGUN.

III. Menjelaskan tugas kolaborator, mengamati materi pembelajaran

passing bawah bolavoli dengan menggunakan format yang sudah

disiapkan oleh peneliti.

IV. Data dari kolaborator disimpulkan.

V. Menyiapkan peralatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan
58

Pada siklus I, jumlah pertemuan sebanyak 4 kali pertemuan uraian

kegiatan pada siklus I adalah sebagai berikut :

- Pertemuan ke I (Senin, 3 September 2018)

a. Penjelasan berupa materi mengenai seluruh hal yg berkaitan

dengan proses pembelajaran passing bawah bolavoli dengan

baik dan benar.

b. Melakukan gerakan passing bawah secara individu. dengan

diberikan alat yang sudah dimodifikasi yaitu bola karet

c. Proses pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini

memfokuskan pada tahap awal dengan menggunakan bola

karet.

- Pertemuan II (Kamis, 6 September 2018)

a. Penjelasan berupa materi mengenai tahap awal dan tahap

kontak dengan bola dengan menggunakan bola karet.

b. Melakukan pembelajaran passing bawah dengan tembok/dinding

dengan menggunakan media bola voli yang sudah dimodifikasi.

c. Pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini memfokuskan

pada tahap awal dan tahap kontak dengan bola dengan

menggunakan bola karet.

- Pertemuan ke III (Senin, 10 Oktober 2018)

a. Penjelasan berupa materi mengenai tahap awal, tahap kontak,

dan tahap gerakan akhiran dengan bola dengan menggunakan

bola karet.
59

b. Melakukan proses pembelajaran passing bawah berpasangan

dengan temannya menggunakan media bolavoli yang sudah

dimodifikasi yaitu bola karet.

c. Proses pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini

memfokuskan pada tahap awal, tahap kontak, dan tahap

gerakan akhiran dengan bola dengan menggunakan bola karet.

d. Mengkoordinasikan semua gerakan mulai dari tahap awal

sampai tahap akhir menggunakan bola karet.

- Pertemuan ke IV (Kamis, 13 September 2018)

a. Penjelasan berupa materi mengenai tahap awal, tahap kontak,

dan tahap gerakan akhiran dengan bola dengan menggunakan

bola karet.

b. Melakukan proses pembelajaran passing bawah berpasangan

dengan temannya menggunakan media bolavoli yang sudah

dimodifikasi yaitu bola karet.

c. Mengkoordinasikan semua gerakan mulai dari tahap awal

sampai tahap akhir menggunakan bolavoli.

c. Hasil Observasi

Pengamatan yang dilakukan kolaborator selama berlangsungnya

penbelajaran memberikan hasil sebagai berikut :

1. Sebagian siswa masih belum begitu paham akan konsep

pembelajaran tentang passing bawah, contohnya siswa masih


60

melakukan passing bawah dengan tidak meluruskan lengan hanya

mengandalkan gerakan yang berporos pada siku bukan pada bahu.

2. Siswa masih melakukan gerakan passing bawah dengan sikap kaki

yang kurang sempurna yaitu tidak menekuk kaki yang kemudian

diluruskan setelah bola mengenai tangan.

3. Siswa kurang tenang dan kurang percaya diri dalam melakukan

passing bawah terutama siswa putri.

4. Guru memberikan motivasi kepada siswa sesuai rencana

pembelajaran, hasilnya adalah siswa aktif 25, siswa sedang 8, dan

siswa pasif 6 dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

5. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata kelas

siswa pada pembelajaran passing bawah bolavoli adalah 26,53.

Siswa yang belum mampu melakukan pembelajaran passing

bawah bolavoli 11 siswa (28%). Sedangkan siswa yang sudah

mampu melakukan pembelajaran passing bawah berjumlah 28

siswa (72%).

d. Analisis dan Refleksi

Dari hasil diskusi dengan kolaborator, maka penelitian ini

dilanjutkan pada siklus kedua dengan memperhatikan beberapa hal

seperti: (1) lebih memfokuskan dan mempertajam suasana belajar di kelas

agar lebih kondusif, (2) Konsep pembelajaran passing bawah lebih

dikembangkan pada kemampuan individu melalui media pembelajaran


61

menggunakan bola karet, (3) Pengembangan strategi pembelajaran

passing bawah bolavoli.

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan Tindakan

Tujuan yang diharapkan pada siklus kedua dengan melihat dari

siklus pertama, yaitu :

1) Siswa menguasai pembelajaran passing bawah dengan benar.

2) Siswa menguasai pembelajaran passing bawah dengan gerakan

lengan, badan dan kaki yang harmonis.

3) Siswa dapat melakukan gerakan passing bawah dengan

kemantapan konsep gerak yang benar.

4) Siswa dapat memahami konsep dasar pembelajaran passing

bawah.

5) Siswa dapat menilai kemampuan dirinya dalam pembelajaran

passing bawah.

6) Suasana belajar lebih menyenangkan baik bagi siswa maupun

guru.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II, jumlah pertemuan sebanyak 4 kali pertemuan uraian

kegiatan pada siklus I adalah sebagai berikut :

- Pertemuan ke V (Senin, 17 September 2018)


62

a. Penjelasan berupa materi mengenai seluruh hal yg berkaitan

dengan proses pembelajaran passing bawah bolavoli dengan

baik dan benar.

b. Melakukan gerakan passing bawah secara individu. dengan

diberikan alat yang sudah dimodifikasi yaitu bola karet yang

dilapisi busa.

c. Proses pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini

memfokuskan pada tahap awal dengan menggunakan bola karet

yang dilapisi busa.

- Pertemuan VI (Kamis, 20 September 2018)

a. Penjelasan berupa materi mengenai tahap awal dan tahap

kontak dengan bola dengan menggunakan bola karet yang

dilapisi busa.

b. Melakukan pembelajaran passing bawah dengan tembok/dinding

dengan menggunakan media bola voli yang sudah dimodifikasi.

c. Pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini memfokuskan

pada tahap awal dan tahap kontak dengan bola dengan

menggunakan bola karet yang dilapisi busa.

- Pertemuan ke VII (Senin, 24 September 2018)

a. Penjelasan berupa materi mengenai tahap awal, tahap kontak,

dan tahap gerakan akhiran dengan bola dengan menggunakan

bola karet yang dilapisi busa.


63

b. Melakukan proses pembelajaran passing bawah berpasangan

dengan temannya menggunakan media bolavoli yang sudah

dimodifikasi yaitu bola karet dilapisi busa.

c. Proses pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini

memfokuskan pada tahap awal, tahap kontak, dan tahap

gerakan akhiran dengan bola dengan menggunakan bola karet.

d. Mengkoordinasikan semua gerakan mulai dari tahap awal

sampai tahap akhir menggunakan bola karet yang dilapisi busa.

- Pertemuan ke VIII (Kamis, 27 September 2018)

a. Penjelasan berupa materi mengenai tahap awal, tahap kontak,

dan tahap gerakan akhiran dengan bola dengan menggunakan

bola karet yang dilapisi busa.

b. Melakukan proses pembelajaran passing bawah berpasangan

dengan temannya menggunakan media bolavoli yang sudah

dimodifikasi yaitu dengan bola karet yang dilapisi busa.

c. Mengkoordinasikan semua gerakan mulai dari tahap awal

sampai tahap akhir menggunakan bolavoli.

c. Hasil Observasi

Hasil observasi yang diperoleh selama berlangsungnya siklus II

adalah sebagai berikut :

1. Siswa mulai menyadari konsep dasar dan makna gerakan dari

pembelajaran passing bawah melaui pemanfaatan modifikasi

media pembelajaran dengan benar.


64

2. Siswa dapat melakukan tahapan passing bawah bolavoli dengan

benar.

3. Motivasi dan percaya diri siswa meningkat saat mengikuti

pelajaran passing bawah bolavoli.

d. Analisis dan Refleksi

Tujuan pembelajaran tahap ini adalah siswa mulai merasakan

media pembelajaran yang diterapkan sebagai upaya kesadaran dalam

belajar gerak. Siswa mulai dapat memahami konsep pembelajaran

passing bawah. Ada hal menarik bagi penulis yaitu beberapa siswa yang

sudah menguasai selain memimpin pengajaran juga sering membantu

temannya yang belum menguasai tanpa diminta. Peneliti dan kolaborator

berhasil menemukan cara terbaik untuk kegiatan belajar mengajar dalam

pembelajaran passing bawah bolavoli.

3. Pengamatan Kolaborator

Pada Siklus I siswa yang belum mampu melakukan pembelajaran

passing bawah bolavoli 11 siswa (28%) sedangkan siswa yang sudah

mampu melakukan pembelajaran passing bawah bolavoli 28 siswa (72%).

Pada siklus II terjadi peningkatan, siswa yang mampu melakukan

pembelajaran passing bawah bolavoli 33 siswa (85%) sedangkan siswa

yang belum mampu melakukan pembelajaran passing bawah bolavoli 6

siswa (15%). Sebanyak 33 siswa atau (85%) dari jumlah keseluruhan

menunjukan terjadinya kemajuan siswa dalam mengikuti proses


65

pembelajaran passing bawah bolavoli dengan menggunakan modifikasi

media pembelajaran, peneliti dan kolaborator telah menemukan jawaban

yang menjadi bahan penelitian yaitu modifikasi media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli.

Menurut peneliti dan kolaborator, peneliti berhenti sampai disini dan

tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena permasalahannya sudah

terjawab yaitu melalui penelitian modifikasi media pembelajaran terhadap

proses belajar mengajar.

Setelah selesai pengajaran selama siklus I dan siklus II, kolaborator

mengutarakan hasil pengamatannya selama proses pembelajaran

berlangsung pada peneliti, berupa angka-angka kuantitatif yang mungkin

dibandingkan antara siklus I dengan siklus II. Untuk lebih jelasnya

mengenai pencapaian hasil belajar proses pembelajaran passing bawah

bolavoli antara siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam perandingan grafik

sebagai berikut :

10

J 7
U
M 6
L
A 5
H
4
S
3
I
S NILAI
2
W
A 1

0
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
66

Grafik Histogram Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Siklus I (rata-rata)

Grafik Histogram Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Siklus II (rata-rata)

Gambar 9. Perbandingan Grafik Histogram Hasil Belajar Passing Bawah

Bolavoli Pada Siklus I dan II.


67

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut, yaitu :

Dengan pemanfaatan modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN

dalam pembelajaran passing bawah bolavoli.

B. Implikasi

Penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan jasmani

memerlukan guru yang kreatif, baik dalam menyiapkan kegiatan

pembelajaran maupun pengalaman belajar bagi anak. Juga dalam

memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar

pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan

utuh. Dengan menggunakan media pembelajaran akan membantu siswa


J
J dalam memahami konsep-konsep yang abstrak, sehingga proses
U pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Selain itu, dalam pembelajaran

M perlupengaturan sarana dan prasarana sebenarnya maupun yang

L dimodifikasi sesuai dengan kondisi yang ada.

S
68
I
S
68

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Perlu adanya peningkatan kualitas guru-guru dalam penguasaan ragam

teknik mengajar, atau teknik penyampaian materi di depan kelas,

dengan cara mengadakan pelatihan- pelatihan rutin sehingga informasi

mengenai kependidikan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas

pembelajaran dapat cepat dimiliki oleh seluruh guru khususnya guru

pendidikan jasmani.

2. Guru pendidikan jasmani harus dapat memanfaatkan media

pembelajaran dalam memberikan materi pembelajaran yang lain, oleh

karena itu dibutuhkan kreatifitas yang tinggi dari guru tersebut guna

meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

3. Dalam modifikasi media pembelajaran dapat dilakukan di semua

jenjang pendidikan baik SD, SLTP, maupun SLTA. Oleh karena itu,

dalam pemilihan media mengajar hendaknya disesuaikandengan

karakteristik materi dan lingkungan siswa sehingga dapat dicerna

dengan baik oleh peserta didik.

4. Perlu adanya peningkatan dan perawatan secara berkala dalam bidang

sarana dan prasarana pendidikan, khususnya pendidikan jasmani.


69

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

2008.

Beutelstahl Dieter. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pionir Jaya.

1986.

Burham Retnaningsi. Peningkatan Pembelajaran dalam sistem Pendidikan

Nasional Indonesia. Jakarta: UNJ Press. 2008.

Durrwachter G. Bola Volley Belajar dan Berlatih Sambil Bermain. Jakarta:

PT. Gramedia. 1984.

Harsuki, Perkembangan Olahraga Terkini . Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada. 2003.

Hasibuan J.J, dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remadja Karya CV. 1986..

Koesyanto Herry. Belajar Bermain Bolavoli. Semarang: Dosen FIK Unes

Semarang. 2003.
70

Ma’mun Amung, Toto Subroto. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam

Permainan Bola Voli. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga,

Depdiknas. 2001.

Nasution S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar.

Jakarta: PT Bumi Aksara. 2005.

Nazar H. Bimbingan Bermain Bola Volley. Jakarta: Mutiara Jakarta. 1984.

Notoatmodjo Soekidjo. Dasar – Dasar Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta:

Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat. 1989.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Petunjuk Permainan BolaVoli. Jakarta:

Dinas Olahraga dan Pemuda. 2002.

Rahadi Aristo. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional. 2003.

Salam BurhanudiN. Pengantar Pendagogik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

2002.
71

Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

2007.

Viera Barbara L, MS. Bonnie Jill ferguson. Bolavoli Tingkat Pemula.

Jakarta: PT. Rajagrafindo. 2004.

Yunus M. Olahraga Pilihan Bolavoli . Jakarta: Departemen Penddikan dan

Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 1992.

Yuwono Trisno, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis .Surabaya:

Arkola, 1994.
72

LAMPIRAN

Lampiran 1.

Tabel 3. Hasil Observasi Tentang Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

A. Pendahuluan 1

1. Apakah guru mengabsen dan √

memotivasi minat siswa?

2. Apakah guru menjelaskan tujuan √

pembelajaran?

3. Apakah guru mengemukakan √

tahap kegiatan yang2 akan

dilakukan siswa? 3

4. Apakah guru telah menyiapkan √

peralatan atau 4 media

pembelajaran?

B. Kegiatan Pokok 5

5. Melakukan pemanasan? √

6. Apakah guru menggunakan alat √

atau media pembelajaran?

7. Sesuaikah media dengan √


73

materi?

8. Apakah guru memberikan √

stimulus siswa untuk bertanya?

9. Apakah guru menjawab semua √

10. pertanyaan siswa dengan jelas √

dan benar?

11. Guru berperan sebagai √

fasilitator?

12. Apakah guru memberikan contoh √

gerakan?

13. Apakah guru menjelaskan fungsi √

serta manfaat gerakan yang

dicontohkan?

14. Apakah guru memberikan √

koreksi dari setiap gerakan?

C. Penutup

15. Melakukan pendinginan? √

16. Evaluasi kegiatan pembelajaran? √

17. Menjelaskan materi untuk √

pertemuan berikutnya?

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I tentang kegiatan

pembelajaran secara keseluruhan, guru telah melakukan kegiatan


74

pembelajaran secara ideal, akan tetapi ada catatan dari kolaborator yaitu

guru harus lebih kreatif dalam memberikan dan menyajikan permainan

sehingga lebih bervariasi dan dapat memberikan motivasi kepada siswa

terutama dalam hal membangkitkan semangat belajar siswa.


75

Lampiran 2.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Penampilan Kemampuan Guru Siklus I

a. Penampilan guru :

No Aspek Sangat Baik Cukup Kurang

Pengamatan Baik

1. Kebersihan √

2. Kerapihan √

3. Kreatif √

4. Semangat √

5. Antusias √

Jumlah 1 4

Tabel 5. Hasil Pengamatan Penampilan Kemampuan Guru Siklus I

b. Pengelolaan waktu :

Sangat
No Aspek Pengamatan Baik Cukup Kurang
Baik

1. Menggunakan waktu

secara efisien

2. Menggunakan sebagian

waktu untuk

menciptakan situasi

yang kondusif selama


76

proses kegiatan belajar

mengajar

3. Memperhatikan

pengaturan waktu

istirahat dan melakukan

gerakan

Tabel 6. Hasil Pengamatan Penampilan Kemampuan Guru Siklus I

c. Teknik bertanya

No Aspek Pengamatan Sangat Baik Cukup Kurang

Baik

1. Menyebarkan pertanyaan

kepada siswa

2. Memperhatikan waktu

tunggu

3. Menanggapi jawaban

dengan disertai gerakan √

secara benar

4. Mengajukan pertanyaan

kreatif

5. Tidak sering mengulangi

pertanyaan yang sama. √

6. Tidak sering mengulangi √


77

jawaban siswa

Tabel 7. Hasil Pengamatan Penampilan Kemampuan Guru Siklus I

d. Pengelolan kelas :

Tabel 8. Hasil Pengamatan Penampilan Kemampuan Guru Siklus I

e. Penerapan pembelajaran kooperatif :

No Aspek Pengamatan Sangat Baik Cukup Kurang

Baik

1. Membagi siswa dalam √

kelompok – kelompok dan

2. pasang – pasangan √

Menerapkan bimbingan

atau koreksi secara

langsung kepada siswa

yang mengalami kesulitan

Sangat
No Aspek Pengamatan Baik Cukup Kurang
Baik

1. Menenangkan kelas sebelum √

memulai pelajaran

2. Mengatur pengelompokan √

barisan siswa
78

Lampiran 3.

Tabel 9. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Guru : Akhmad Syarif

Materi Pokok : Passing Bawah Bolavoli

Waktu : 3x45

No Ciri perilaku siswa dalam Ya Tidak Keterangan

melaksanakan kegiatan belajarnya

1. Siswa aktif dalam pembelajaran √

2. Mengajukan pendapat kepada guru √

3. Diskusi untuk memecahkan masalah √

4. Memanfaatkan alat serta sumber



belajar yang ada

5. Melakukan apa yang telah



diinstruksikan oleh guru

6. Berusaha untuk memperbaiki



kemampuan belajar

7. Mengetahui manfaat pembelajaran



yang telah dilakukan

8. Memberikan contoh dengan benar √

9. Ada usaha dan motivasi untuk



mempelajari bahan pelajaran atau
79

stimulus yang diberikan oleh guru

10. Dapat menerima koreksi dari guru √

11. Dapat menjawab pertanyaan yang



diberikan oleh guru dengan tepat

12. Mempunyai hubungan dan kerjasama

yang baik antar siswa dengan yang √

lain

13. Siswa merasa gembira dan senang



selama proses KBM

Keterangan : No. 1 sampai dengan no. 6 ialah ciri proses sedangkan no.7

sampai no. 13 ialah ciri hasil belajar.


80

Lampiran 4.

Tabel 10. Format Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I

Sekolah : SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Materi Pokok : Passing Bawah Bolavoli

Waktu : 3x45

Apakah guru

Bagian Pengamatan melaksanakan Komentar

Ya Tidak

Persiapan 1. Konsep pembelajaran / √

2. Perencanaan

3. pembelajaran

4. 2. Penyiapan alat atau √

5. media pembelajaran √

6. 3. Penampilan penyajian

7. sesuai

Penyajian Pendahuluan

4. Pemeriksaan kehadiran √

siswa

5. Penjelasan tujuan dan √

materi pembelajaran

pemberian motivasi
81

pembelajaran yang

menarik berkaitan

dengan tujuan

pembelajaran

6. menjelaskan proses √

pembelajaran yang akan

dilaksanakan

(pengelompokan dsb)

7. Melakukan pemanasan √

Inti / Pokok

8. Penerapan strategi √

pembelajaran tertentu

9. Penggunaan alat, media √

dan sumber belajar

10. Peraturan teknik √

bertanya

11. Pemberian contoh √

gerakan kepada siswa

12. Mengarahkan siswa agar √

aktif dalam KBM

13. Memberikan penguatan √

verbal seperti : berkata

bagus, benar, dll


82

14. Memberikan penguatan √

non verbal seperti : gerak

tubuh

15. Melakukan perbaikan √

langsung kepada siswa

16. Membentuk siswa dalam √

formasi berkelompok dan

berpasangan

Penutup √

17. Melakukan pendinginan

18. Evaluasi KBM √

19. Menyimpulkan KBM √

Jumlah 19
83

Lampiran 5.

Tabel 11. Aktivitas Siswa kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL

RAWAMANGUN Dalam Pembelajaran Pasing Bawah Bolavoli Siklus I

Kegiatan Siswa
No Nama Siswa
Aktif Sedang Pasif

1. Abe putra Ramadhan Hutomo √

2. Adrian Jamil Siry √

3. Aisha Anandya Putri √

4. Budi Surya Perwita √

5. Diyanitra Oktaviandra √

6. Faiz Fachrezy √

7. Farhan Ahmad Naufal √

8. Fatah Yusuf Rashide √

9. Fathya Ananta Olive Sukmara √

10. Firas Raya Fatih √

11. Ghefira Tahani Mastura Wiweko √

12. Hervira Kusumadewi √

13. Javier Aaron Tristio √

14. Kaila Tabina Arnnis √

15. Laisha Divandra Hadi Amirantri √

16. M. Reyhan Fachriansyah Hermawn √

17. M. Bagus Agung Ravi Wijaya √


84

18. M. Kahfi Arifansyah √

19. Muhammad Kemal Tamimi √

20. Muhammad Mario √

21. Muzaffar Huda √

22. Naswa Tazkia √

23. Nevanda Fairuz √

24. Nuruh Shafa Hamidah √

25. Radiyta Sutan √

26. Rayhan Arsad √

27. Riva Muthya Insani √

28. Ulil Risvano √

29. Usiana Cahyadira √

30. Valda √

31. Pinky Eskah Prayoga √

32. Rabindra Abisatya Kartiko √

33. Rachell Putrindayo Voluntoro √

34. Rayhan Rizqy Ramadhan √

35. Savira Amanda Priscillia √

36. Shamira Alif √

37. Yusuf Nafi √

38. Helga Sheren √

39. Kanaya Allamanda √


85

Jumlah 25 8 6

Keterangan :

- Kolom Aktif yaitu siswa yang aktif bertanya jawab dengan guru, serius

melakukan gerakan teknik passing passing bawah bolavoli dan bekerja

sama dengan baik ketika mengikuti permainan yang guru berikan

didalam pembelajaran

- Kelompok sedang yaitu siswa yang kadang – kadang aktif dan kadang

– kadang tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran passing bawah

bolavoli.

- Kelompok pasif yaitu siswa yang diam, kurang aktif dan tidak serius

dalam mengikuti pembelajaran.

Kesimpulan : ………………………………………………………

Saran–saran : ……………………………………………………….

Pengamat,

1.

2.
86

Lampiran 6.

Tabel 12. Daftar Absensi Siswa Kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL

RAWAMANGUN Pada Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli

J 24/09 27/09 01/10 04/10 09/10 12/10 15/10 18/10


No Nama Siswa
K 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018

1. Abe putra Ramadhan L √ √ √ √ √ √ √ √

2. Adrian Jamil Siry L √ √ √ √ √ √ √ √

3. Aisha Anandya Putri P √ √ √ √ √ √ √ √

4. Budi Surya Perwita L √ √ √ √ √ - √ √

5. Diyanitra Oktaviandra P √ - √ √ √ √ √ √

6. Faiz Fachrezy L √ - √ √ √ √ √ √

7. Farhan Ahmad Naufal L √ - √ √ √ √ √ √

8. Fatah Yusuf Rashide P - √ √ √ √ √ √ √

9. Fathya Ananta Olive L √ √ √ √ √ √ √ √

10. Firas Raya Fatih P √ √ √ √ √ √ √ √

11. Ghefira Tahani Mastura P √ √ √ √ - √ √ √

12. Hervira Kusumadewi P √ √ √ √ √ √ √ √

13. Javier Aaron Tristio L - √ √ √ √ √ √ √

14. Kaila Tabina Arnnis L √ √ √ √ √ √ √ √

15. Laisha Divandra Hadi P √ √ √ √ √ √ √ √


87

Amirantri

16. M. Reyhan Fachriansyah L √ √ √ √ √ √ √ √

17. M. Bagus Agung Ravi P √ √ √ √ √ √ √ √

18. M. Kahfi Arifansyah P √ √ - √ √ √ √ √

19. Muhammad Kemal Tamimi L √ √ √ √ √ √ √ √

20. Muhammad Mario L √ √ √ √ √ √ - √

21. Muzaffar Huda L √ √ √ √ √ √ √ √

22. Naswa Tazkia P √ √ √ √ √ √ √ √

23. Nevanda Fairuz P √ √ √ √ √ √ √ √

24. Nuruh Shafa Hamidah L √ √ √ √ √ √ √ √

25. Radiyta Sutan P √ √ √ √ √ √ √ √

26. Rayhan Arsad L √ √ - √ √ √ √ √

27. Riva Muthya Insani L √ √ √ √ √ √ √ √

28. Ulil Risvano L - √ √ √ √ √ √ √

29. Usiana Cahyadira L √ √ √ √ √ √ √ √

30. Valda P √ √ √ √ √ √ √ √

31. Pinky Eskah Prayoga L √ √ √ √ - √ √ √

32. Rabindra Abisatya Kartiko L √ √ - √ √ √ √ √

33. Rachell Putrindayo P √ - √ √ √ √ √ √

34. Rayhan Rizqy Ramadhan P √ √ √ √ √ - √ √

35. Savira Amanda Priscillia P √ √ √ √ √ √ - √

36. Shamira Alif L √ √ √ √ - √ √ √


88

37. Yusuf Nafi P √ √ √ √ √ √ √ √

38. Helga Sheren P √ √ - √ √ √ √ √

39. Kanaya Allamanda P √ √ √ √ √ √ √ √

P = 19 Siswa

L = 20 Siswa

Jumlah = 39
89

Lampiran 7.

Tabel 13. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA 2 SMA

LABSCHOOL RAWAMANGUN Pada Materi Kemampuan Dasar

Passing Bawah Bolavoli Siklus I

No Nama Siswa Tahap Tahap Tahap Nilai

Persiapan Kontak Gerak

Dengan Lanjutan

Bola

a b c a b c a b c

1. Abe putra Ramadhan 2 3 3 4 2 3 3 3 3 26

2. Adrian Jamil Siry 3 3 3 2 3 4 3 2 2 25

3. Aisha Anandya Putri 2 2 3 4 3 2 4 3 4 27

4. Budi Surya Perwita 2 2 2 3 3 1 3 3 3 22

5. Diyanitra Oktaviandra 3 3 3 3 4 3 4 4 3 30

6. Faiz Fachrezy 3 2 4 4 3 3 2 3 4 28

7. Farhan Ahmad Naufal 3 2 1 3 3 1 3 3 3 22

8. Fatah Yusuf Rashide 3 3 3 3 4 3 3 3 4 29


90

9. Fathya Ananta Olive 2 4 4 3 2 3 3 3 3 27

10. Firas Raya Fatih 3 2 1 2 2 3 2 2 2 19

11. Ghefira Tahani Mastura 4 4 3 3 3 4 4 3 3 31

12. Hervira Kusumadewi 3 2 2 2 2 3 3 2 2 21

13. Javier Aaron Tristio 3 3 3 2 3 3 3 4 4 30

14. Kaila Tabina Arnnis 4 3 4 3 2 3 3 3 3 28

15. Laisha Divandra Hadi 2 4 4 4 4 4 3 3 3 31

16. M. Reyhan Fachriansyah 1 2 2 3 2 3 2 2 3 20

17. M. Bagus Agung Ravi 3 3 4 3 4 4 3 3 4 31

18. M. Kahfi Arifansyah 3 4 4 3 4 4 3 3 4 32

19. Muhammad Kemal Tamimi 4 3 3 3 3 3 4 3 3 29

20. Muhammad Mario 2 3 3 4 4 4 4 3 4 31

21. Muzaffar Huda 2 2 3 2 4 2 2 2 2 21

22. Naswa Tazkia 3 3 2 4 3 4 4 3 4 30

23. Nevanda Fairuz 2 1 2 3 3 2 3 3 3 22

24. Nuruh Shafa Hamidah 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26

25. Radiyta Sutan 2 3 2 2 3 3 4 2 2 23

26. Rayhan Arsad 2 2 2 2 3 3 2 2 3 21

27. Riva Muthya Insani 3 3 3 3 4 4 4 3 4 31

28. Ulil Risvano 3 3 3 4 2 4 3 3 4 29

29. Usiana Cahyadira 3 3 3 4 3 3 2 2 3 26

30. Valda 3 3 3 3 3 4 4 4 3 30
91

31. Pinky Eskah Prayoga 2 3 3 2 2 2 2 2 3 21

32. Rabindra Abisatya Kartiko 3 4 3 3 3 3 3 3 4 29

33. Rachell Putrindayo 3 3 2 3 4 4 4 3 3 29

34. Rayhan Rizqy Ramadhan 2 1 2 3 2 3 2 2 2 19

35. Savira Amanda Priscillia 3 2 4 3 3 3 3 3 3 27

36. Shamira Alif 3 2 3 3 3 2 3 3 3 25

37. Yusuf Nafi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

38. Helga Sheren 4 3 4 3 3 4 3 2 3 29

39. Kanaya Allamanda 3 3 3 3 3 4 4 4 4 31

Jumlah 1035

Nilai Rata-rata 26,53

Keterangan :

Tahap persiapan

a. Sikap badan pada tahap persiapan .

b. Sikap kaki pada tahap persiapan.

c. Sikap tangan pada tahap persiapan.

Tahap kontak dengan bola

a .Sikap badan pada tahap kontak dengan bola.

b .Sikap kaki pada tahap kontak dengan bola.

c .Sikap tangan pada tahap kontak dengan bola.

Tahap gerakan Akhiran

a. Sikap badan pada tahap gerakan lanjutan.


92

b. Sikap kaki pada tahap gerakan lanjutan.

c. Sikap tangan pada tahap gerakan lanjutan.

Lampiran 8.

Tabel 14. Hasil Observasi Tentang Kegiatan Belajar Mengajar Siklus

II

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan

A. Pendahuluan 1

1. Apakah guru mengabsen dan √

memotivasi minat siswa?

2. Apakah guru menjelaskan tujuan √

pembelajaran?

3. Apakah guru mengemukakan √

tahap kegiatan yang2 akan

dilakukan siswa? 3

4. Apakah guru telah menyiapkan √

peralatan atau 4 media

pembelajaran?

B. Kegiatan Pokok 5

5. Melakukan pemanasan? √
93

6. Apakah guru menggunakan alat √

atau media pembelajaran?

7. Sesuaikah media dengan √

materi?

8. Apakah guru memberikan √

stimulus siswa untuk bertanya?

9. Apakah guru menjawab semua √

10. pertanyaan siswa dengan jelas √

dan benar?

11. Guru berperan sebagai √

fasilitator?

12. Apakah guru memberikan contoh √

gerakan?

13. Apakah guru menjelaskan fungsi √

serta manfaat gerakan yang

dicontohkan?

14. Apakah guru memberikan √

koreksi dari setiap gerakan?

C. Penutup

15. Melakukan pendinginan? √

16. Evaluasi kegiatan pembelajaran? √

17. Menjelaskan materi untuk √

pertemuan berikutnya?
94

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II tentang kegiatan

pembelajaran secara keseluruhan, guru telah melakukan kegiatan

pembelajaran secara ideal, akan tetapi ada catatan dari kolaborator yaitu

guru mulai kreatif menerapkan kegiatan pembelajaran dan selalu

memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa tidak jenuh dan

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran passing bawah bolavoli.

Selain itu, kolaborator memberikan catatan bahwa dengan menggunakan

media bola karet yang dilapisi busa tidak bisa digunakan pada saat

lapangan tergenang air yang diakibatkan oleh hujan atau faktor lainnya.

Dikarenakan bola modifikasi yang dilapisi oleh busa tersebut apabila

terkena air akan terasa berat karena dengan mudah dapat menyerap air.
95

Lampiran 9.

Tabel 15. Hasil Pengamatan Penampilan Kemampuan Guru Siklus II

No Aspek Sangat Baik Cukup Kurang

Pengamatan Baik

1. Kebersihan √

2. Kerapihan √

3. Kreatif √

4. Semangat √

5. Antusias √

Jumlah 1 4

a. Penampilan guru :

Tabel 16. Hasil Pengamatan Penampilan Kemampuan Guru Siklus II

b. Pengelolaan waktu :

Sangat
No Aspek Pengamatan Baik Cukup Kurang
Baik

1. Menggunakan waktu √

secara efisien
96

2. Menggunakan sebagian √

waktu untuk

menciptakan situasi

yang kondusif selama

proses kegiatan belajar

mengajar

3. Memperhatikan √

pengaturan waktu

istirahat dan melakukan

gerakan

Tabel 17. Hasil Pengamatan Penampilan Kemampuan Guru Siklus II

c. Teknik bertanya

No Aspek Pengamatan Sangat Baik Cukup Kurang

Baik

1. Menyebarkan pertanyaan √

kepada siswa

2. Memperhatikan waktu √

tunggu

3. Menanggapi jawaban √

dengan disertai gerakan

secara benar

4. Mengajukan pertanyaan √
97

kreatif

5 Tidak sering mengulangi

pertanyaan yang sama √

6. Tidak sering mengulangi √

jawaban siswa

Tabel 18. Hasil Pengamatan Penampilan Kemampuan Guru Siklus II

d. Pengelolan kelas :

Tabel 19. Hasil Pengamatan Penampilan Kemampuan Guru Siklus II

e. Penerapan pembelajaran kooperatif :

Sangat
No Aspek Pengamatan Baik Cukup Kurang
Baik

Sangat
No Aspek Pengamatan Baik Cukup Kurang
Baik

1. Menenangkan kelas sebelum √

memulai pelajaran

2. Mengatur pengelompokan √

barisan siswa
98

1. Membagi siswa dalam

kelompok–kelompok dan √

2. pasang–pasangan

Menerapkan bimbingan √

atau koreksi secara

langsung kepada siswa

yang mengalami kesulitan

Lampiran 10.

Tabel 20. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Guru : Akhmad Syarif

Materi Pokok : Passing Bawah Bolavoli

Waktu : 3x45

No Ciri perilaku siswa dalam Ya Tidak Keterangan

melaksanakan kegiatan belajarnya

1. Siswa aktif dalam pembelajaran √

2. Mengajukan pendapat kepada guru √

3. Diskusi untuk memecahkan masalah √

4. Memanfaatkan alat serta sumber √

belajar yang ada


99

5. Melakukan apa yang telah √

diinstruksikan oleh guru

6. Berusaha untuk memperbaiki √

kemampuan belajar

7. Mengetahui manfaat pembelajaran √

yang telah dilakukan

8. Memberikan contoh dengan benar √

9. Ada usaha dan motivasi untuk √

mempelajari bahan pelajaran atau

stimulus yang diberikan oleh guru

10. Dapat menerima koreksi dari guru √

11. Dapat menjawab pertanyaan yang √

diberikan oleh guru dengan tepat

12. Mempunyai hubungan dan kerjasama √

yang baik antar siswa dengan yang

lain

13. Siswa merasa gembira dan senang √

selama proses KBM

Keterangan : No. 1 sampai dengan no. 6 ialah ciri proses sedangkan no.7

sampai no. 13 ialah ciri hasil belajar.


100

Lampiran 11.

Tabel 21. Format Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II

Sekolah : SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Materi Pokok : Passing Bawah Bolavoli

Waktu : 3x45

Apakah guru

Bagian Pengamatan melaksanakan Komentar

Ya Tidak

Persiapan 1. Konsep pembelajaran /

2. Perencanaan √

3. pembelajaran

4. 2. Penyiapan alat atau √

5. media pembelajaran
101

6. 3. Penampilan penyajian √

7. sesuai

Penyajian Pendahuluan

4. Pemeriksaan kehadiran √

siswa

5. Penjelasan tujuan dan √

materi pembelajaran

pemberian motivasi

pembelajaran yang

menarik berkaitan

dengan tujuan

pembelajaran

6. menjelaskan proses √

pembelajaran yang akan

dilaksanakan

(pengelompokan dsb)

7. Melakukan pemanasan √

Inti / Pokok

8. Penerapan strategi √

pembelajaran tertentu

9. Penggunaan alat, media √


102

dan sumber belajar

10. Peraturan teknik √

bertanya

11. Pemberian contoh √

gerakan kepada siswa

12. Mengarahkan siswa agar √

aktif dalam KBM

13. Memberikan penguatan √

verbal seperti : berkata

bagu, benar, dll

14. Memberikan penguatan √

non verbal seperti : gerak

tubuh

15. Melakukan perbaikan √

langsung kepada siswa

16. Membentuk siswa dalam √

formasi berkelompok dan

berpasangan

Penutup √

17. Melakukan pendinginan

18. Evaluasi KBM √

19. Menyimpulkan KBM √


103

Jumlah 19

Lampiran 12.

Tabel 22. Aktivitas Siswa Kelas X IPA 2 SMA LABSCHOOL

RAWAMANGUN Dalam Pembelajaran Pasing Bawah Bolavoli Siklus

II

Kegiatan Siswa
No Nama Siswa
Aktif Sedang Pasif

1. Abe putra Ramadhan Hutomo √

2. Adrian Jamil Siry √

3. Aisha Anandya Putri √

4. Budi Surya Perwita √

5. Diyanitra Oktaviandra √

6. Faiz Fachrezy √

7. Farhan Ahmad Naufal √


104

8. Fatah Yusuf Rashide √

9. Fathya Ananta Olive Sukmara √

10. Firas Raya Fatih √

11. Ghefira Tahani Mastura Wiweko √

12. Hervira Kusumadewi √

13. Javier Aaron Tristio √

14. Kaila Tabina Arnnis √

15. Laisha Divandra Hadi Amirantri √

16. M. Reyhan Fachriansyah Hermawn √

17. M. Bagus Agung Ravi Wijaya √

18. M. Kahfi Arifansyah √

19. Muhammad Kemal Tamimi √

20. Muhammad Mario √

21. Muzaffar Huda √

22. Naswa Tazkia √

23. Nevanda Fairuz √

24. Nuruh Shafa Hamidah √

25. Radiyta Sutan √

26. Rayhan Arsad √

27. Riva Muthya Insani √

28. Ulil Risvano √

29. Usiana Cahyadira √


105

30. Valda √

31. Pinky Eskah Prayoga √

32. Rabindra Abisatya Kartiko √

33. Rachell Putrindayo Voluntoro √

34. Rayhan Rizqy Ramadhan √

35. Savira Amanda Priscillia √

36. Shamira Alif √

37. Yusuf Nafi √

38. Helga Sheren √

39. Kanaya Allamanda √

Jumlah 30 7 2

Keterangan :

- Kolom Aktif yaitu siswa yang aktif bertanya jawab dengan guru, serius

melakukan gerakan teknik passing passing bawah bolavoli dan bekerja

sama dengan baik ketika mengikuti permainan yang guru berikan

didalam pembelajaran

- Kelompok sedang yaitu siswa yang kadang – kadang aktif dan kadang

– kadang tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran passing bawah

bolavoli.

- Kelompok pasif yaitu siswa yang diam, kurang aktif dan tidak serius

dalam mengikuti pembelajaran.

Kesimpulan : ………………………………………………………
106

Saran–saran : ……………………………………………………….

Pengamat,

1.

2.

Lampiran13.

Tabel 23. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA 2 SMA

LABSCHOOL RAWAMANGUN Pada Materi Kemampuan Dasar

Passing Bawah Bolavoli Siklus II.

No Nama Siswa Tahap Tahap Tahap Nilai

Persiapan Kontak Gerak

Dengan Lanjutan

Bola

a b c a b c a b c

1. Abi Azhari Al Waini 3 3 4 3 3 3 3 3 3 28

2. Alvien Varealdy Pratama 3 3 3 3 3 2 3 4 4 28

3. Amiko Rahmayani 2 2 3 4 3 3 4 3 4 28
107

4. Anata Lapae 2 3 3 3 3 2 3 3 3 25

5. Antonia Ivana 3 3 3 4 4 4 4 3 4 32

6. Arissetiawan 3 3 4 4 3 3 3 3 4 30

7. Aryindra Bayu Dwitya 3 2 2 3 3 2 3 3 3 24

8. Bella Clarissa Andreana 3 3 4 3 4 4 3 3 4 31

9. Bimo Nuswantoro 3 4 4 3 3 3 3 3 4 30

10. Diah Nurhayati 3 2 2 3 3 3 3 3 2 24

11. Diane Yohana 4 4 4 3 3 4 4 3 3 32

12. Dini Septiyani 3 3 3 2 3 3 3 2 2 24

13. Dirzy Giffari Junio 4 3 3 3 4 4 3 4 4 32

14. Endah Lestari 4 3 4 3 3 3 3 3 3 29

15. Fachry Firdaus Hendiyanto 3 4 4 4 4 4 3 3 3 32

16. Fanky Hare Putra 2 2 2 3 3 3 3 2 3 23

17. Febriani Pratiwi 3 3 4 4 4 4 3 3 4 32

18. Fera Ardianni 4 4 4 3 4 4 3 3 4 33

19. Frimor Wilif Sulistyadi 4 4 4 4 3 3 4 3 3 32

20. Galih Trisna Adhinata 2 4 3 4 4 4 4 4 4 33

21. Inaqi Kalingga Eka Putra 3 3 3 3 4 3 2 2 3 26

22. Intan Nur Kumala 3 3 3 4 3 4 4 3 4 31

23. Juliet GeorgianaMarlyn 2 2 2 3 3 3 4 3 3 25

24. Kevin Naphan Dwiputra 3 3 3 4 4 3 3 3 3 29

25. Nur Fadhilla Rachmadani 2 3 3 3 3 3 4 3 2 26


108

26. Rahmadi Fikar Ghifari 3 3 2 2 3 3 3 2 3 24

27. Rahmadi Islamiyanto 3 3 3 3 4 4 4 4 4 32

28. Reinhard Alvarez Hutabarat 3 3 3 4 3 4 3 4 4 31

29. Reza Dwi Lesmana 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28

30. Rheinita Fildza Ghassani 3 3 3 3 4 4 4 4 4 32

31. Richard Franklyn 3 3 3 3 2 3 3 2 3 25

32. Rony Shohibudin Sangidi 4 4 3 4 3 3 3 4 4 32

33. Ruth Toropina 3 3 3 3 4 4 4 3 4 31

34. Sabrina Frida 2 3 2 3 3 3 2 3 3 24

35. Sarah Maranis Ramadanty 3 3 4 3 3 3 3 3 3 28

36. Taufiq Ismail 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

37. Tera Apriliana 3 3 3 3 3 3 3 3 4 28

38. Vero Kartika Krisna Murti 4 3 4 4 3 4 3 3 3 31

39. Veronica Sinta Janialfa 3 3 3 3 3 4 4 4 4 31

Jumlah 1123

Nilai Rata-rata 28,79

Keterangan :

Tahap persiapan

a. Sikap badan pada tahap persiapan .

b. Sikap kaki pada tahap persiapan.

c. Sikap tangan pada tahap persiapan.

Tahap kontak dengan bola


109

a .Sikap badan pada tahap kontak dengan bola.

b .Sikap kaki pada tahap kontak dengan bola.

c .Sikap tangan pada tahap kontak dengan bola.

Tahap gerakan Akhiran

a. Sikap badan pada tahap gerakan lanjutan.

b. Sikap kaki pada tahap gerakan lanjutan.

c. Sikap tangan pada tahap gerakan lanjutan.

Lampiran 14.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Kompetensi Inti .

1. Menghargai dan Menghayatii ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, percaya diri,

disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinterkasi secara efektif dengan


110

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahani, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret, dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

KI Kompetensi Dasar Indikator

1. 2.1 Menunjukan Sikap 2.1.1 Hadir tempat waktu

Disiplin 2.1.2 Menggunakan pakaian yang sesaui

deangan pelajaran

2.1.3 Mengikuti pelajaran dengan antusias


111

KI Kompetensi Dasar Indikator

2.2.1 Dengan rela membantu teman

2.2.2 Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

2.2 Menunjukan Sikap 2.2.3 Menerima saran dengan ikhlas

Kerja sama

2.2.1 Optimis dalam melakukan gerakan

2.3 Menunjukan Sikap


2.2.2 Mengemukakan pendapatnya
Percaya diri
2.2.3 Berani maju kedepan untuk mencoba

3.1
2 Menganalisis Menganalisis proses pembelajaran passing

keterampilan gerak bawah bolavoli yakni tahap awalan, tahap

salah satu permainan kontak dengan bola, tahap gerakan akhiran

bola besar untuk dengan menggunakan alat secara baik,

menghasilkan benar, dan gembira.

koordinasi gerak

yangbaik

4.1 4.1 Mempraktik-kan Melakukan proses pembelajaran passing

hasil analisis bawah bolavoli yakni tahap awalan, tahap

keterampilan gerak kontak dengan bola, tahap gerakan akhiran

salah satu per- dengan menggunakan alat secara baik,

mainan bola besar benar, dan gembira.

untuk
112

KI Kompetensi Dasar Indikator

menghasilkan

koordinasi gerak

yang baik.

Alokasi Waktu : 8 kali pertemuan ( 1 kali pertemuan = 3 x 45 )

Pertemuan ke : 1,2,3,4,5,6,7,dan 8

A. Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat mempraktikkan tahap awalan dengan baik dan

benar pada saat melakukan proses pembelajaran passing

bawah bolavoli

b. Siswa dapat mempraktikkan tahap kontak dengan bola dengan

baik dan benar pada saat melakukan proses pembelajaran

passing bawah bolavoli.

c. Siswa dapat mempraktikkan tahap gerakan lanjutan dengan bola

dengan baik dan benar pada saat melakukan proses

pembelajaran passing bawah bolavoli.

d. Siswa dapat mempraktikkan teknik dasar passing bawah bolavoli

secara sempurna dari tahap awal sampai tahap akhir dengan

baik dan benar.

B. Materi Pembelajaran

1. Kemampuan dasar passing bawah bolavoli


113

Teknik dasar passing bawah (terdiri dari tahap awalan, tahap

kontak dengan bola, dah tahap gerakan lanjutan).

C. Metode Pembelajaran

- Komando

- Bermain

- Resiprokal

- Ceramah

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

Pertemuan ke I (Senin, 3 September 2018)

1. Pendahuluan

a. Berbaris, berdoa, dan absensi.

b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai indikator

yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

d. Pemanasan (peregangan statis dan dinamis yang

dipimpin oleh guru kemudian dilanjutkan dengan

permainan

e. Perkenalan antara guru dengan siswa, kolaborator, serta

penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari

keberadaan guru di Sekolah SMA LABSCHOOL

RAWAMANGUN.
114

f. Penjelasan oleh guru berupa materi mengenai seluruh

hal yg berkaitan dengan proses pembelajaran passing

bawah bolavoli dengan baik dan benar.

g. Siswa diatur barisannya kemudian diberikan alat yang

sudah dimodifikasi yaitu bola karet untuk melakukan

gerakan passing bawah secara individu.

h. Proses pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini

memfokuskan pada tahap awal dengan menggunakan

bola karet.

i. Saat siswa melakukan guru mengkoreksi gerakan siswa

serta memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat

3. Kegiatan Penutup

a. Pendinginan.

b. Tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan.

c. Memberikan kesimpulan.

d. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai materi

untuk pertemuan selanjutnya.

e. Do’a penutup.

Pertemuan II (Kamis, 6 September 2018)

1. Pendahuluan

a. Berbaris, berdoa, dan absensi.


115

b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai indikator

yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Pemanasan (peregangan statis dan dinamis yang

dipimpin oleh guru kemudian dilanjutkan dengan

permainan.

b. Siswa diatur barisannya untuk melakukan pembelajaran

passing bawah dengan tembok/dinding dengan

menggunakan media bola voli yang sudah dimodifikasi.

c. Pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini

memfokuskan pada tahap awal dan tahap kontak dengan

bola dengan menggunakan bola karet.

d. Saat siswa melakukan guru mengkoreksi gerakan siswa

dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat.

3. Kegiatan Penutup

a. Pendinginan.

b. Tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan.

c. Memberikan kesimpulan.

d. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai materi

untuk pertemuan selanjutnya.

e. Do’a penutup.

Pertemuan ke III (Senin, 10 September 2018)


116

1. Pendahuluan

a. Berbaris, berdoa, dan absensi

b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai indikator

yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Pemanasan (peregangan statis dan dinamis yang

dipimpin oleh guru kemudian dilanjutkan dengan

permainan

b. Siswa diatur barisannya untuk melakukan proses

pembelajaran passing bawah berpasangan dengan

temannya menggunakan media bola voli yang sudah

dimodifikasi yaitu bola karet.

c. Proses pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini

memfokuskan pada tahap awal, tahap kontak, dan tahap

gerakan akhiran dengan bola dengan menggunakan bola

karet.

d. Mengkoordinasikan semua gerakan mulai dari tahap

awal sampai tahap akhir

e. Saat siswa melakukan guru mengkoreksi gerakan siswa

dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat.

3. Kegiatan Penutup

a. Pendinginan.

b. Tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan.


117

c. Memberikan kesimpulan.

d. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai materi

untuk pertemuan selanjutnya.

e. Do’a penutup.

Pertemuan ke IV (Kamis, 13 September 2018)

1. Pendahuluan

a. Berbaris, berdoa, dan absensi.

b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai indikator

yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Pemanasan (peregangan statis dan dinamis yang

dipimpin oleh guru kemudian dilanjutkan dengan

permainan.

b. Siswa diatur barisannya untuk melakukan tes akhir teknik

passing bawah .

c. Mengkoordinasikan semua tahapan gerak passing

bawah bolavoli mulai dari tahap awal sampai tahap akhir

menggunakan bola karet.

3. Kegiatan Penutup

a. Pendinginan.

b. Tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan.

c. Memberikan kesimpulan.
118

d. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai materi

untuk pertemuan selanjutnya.

e. Do’a penutup.

Pertemuan Ke V Senin, 17 Sepember 2018)

1. Pendahuluan

a. Berbaris, berdoa, dan absensi

b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai indikator

yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Pemanasan (peregangan statis dan dinamis yang

dipimpin oleh guru kemudian dilanjutkan dengan

permainan.

b. Siswa diatur barisannya kemudian diberikan alat yang

sudah dimodifikasi yaitu bola karet yang dilapisi oleh

busa untuk melakukan gerakan passing bawah secara

individu.

c. Proses pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini

memfokuskan pada tahap awal dengan menggunakan

alat yang sudah dimodifikasi.

d. Saat siswa melakukan guru mengkoreksi gerakan siswa

serta memberikan motivasi agar siswa lebih

bersemangat.
119

3. Kegiatan Penutup

a. Pendinginan.

b. Tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan.

c. Memberikan kesimpulan.

d. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai materi

untuk pertemuan selanjutnya.

e. Do’a penutup.

Pertemuan Ke VI (Kamis, 20 September 2018)

1. Pendahuluan

a. Berbaris, berdoa, dan absensi.

b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai indicator

yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Pemanasan (peregangan statis dan dinamis yang

dipimpin oleh guru kemudian dilanjutkan dengan

permainan

b. Siswa diatur barisannya untuk melakukan proses

pembelajaran passing bawah dengan tembok/dinding

dengan menggunakan media bola voli yang sudah

dimodifikasi yaitu bola karet yang dilapisi oleh busa.

c. Proses pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini

memfokuskan pada tahap awal dan tahap kontak dengan

bola dengan menggunakan alat yang sudah dimodifikasi.


120

d. Saat siswa melakukan guru mengkoreksi gerakan siswa

dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat.

3. Kegiatan Penutup

a. Pendinginan.

b. Tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan.

c. Memberikan kesimpulan.

d. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai materi

untuk pertemuan selanjutnya.

e. Do’a penutup.

Pertemuan ke VII (Senin, 24 September 2018)

1. Pendahuluan

a. Berbaris, berdoa, dan absensi

b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai indikator

yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Pemanasan (peregangan statis dan dinamis yang

dipimpin oleh guru kemudian dilanjutkan dengan

permainan

b. Siswa diatur barisannya untuk melakukan proses

pembelajaran passing bawah berpasangan dengan

temannya menggunakan media bola voli yang sudah

dimodifikasi yaitu bola karet yang dilapisi oleh busa.


121

c. Proses pembelajaran passing bawah pada pertemuan ini

memfokuskan pada tahap awal, tahap kontak, dan tahap

gerakan akhiran dengan bola dengan menggunakan alat

yang sudah dimodifikasi.

d. Mengkoordinasikan semua gerakan mulai dari tahap

awal sampai tahap akhir.

e. Saat siswa melakukan guru mengkoreksi gerakan siswa

dan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat.

3. Kegiatan Penutup

a. Pendinginan.

b. Tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan.

c. Memberikan kesimpulan.

d. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai materi

untuk pertemuan selanjutnya.

e. Do’a penutup.

Pertemuan ke VIII (Kamis, 27 September 2018)

1. Pendahuluan

a. Berbaris, berdoa, dan absensi.

b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai indikator

yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti
122

a. Pemanasan (peregangan statis dan dinamis yang

dipimpin oleh guru kemudian dilanjutkan dengan

permainan.

b. Siswa diatur barisannya untuk melakukan tes akhir teknik

passing bawah .

c. Mengkoordinasikan semua tahapan gerak passing

bawah bolavoli mulai dari tahap awal sampai tahap akhir

menggunakan bola karet yang dilapisi busa.

3. Kegiatan Penutup

a. Pendinginan.

b. Tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan.

c. Memberikan kesimpulan.

d. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai materi

untuk pertemuan selanjutnya.

e. Do’a penutup.

Teknik Penilaian

 Tes unjuk kerja (psikomotor) = 50 %

- Lakukan gerakan passing bawah bolavoli (mulai dari tahap

persiapan, tahap kontak dengan bola, dan tahap gerakan lanjutan).

Jumlah skor yang diperoleh

Keterangan Nilai = X 50
123

Jumlah skor maksimal

 Tes pengamatan sikap (afektif) = 30%

- Melakukan gerakan passing bawah bolavoli dengan sungguh-

sungguh dan serius.

- Mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik dan tertib.

- Bersikap sopan dan santun terhadap siswa lain maupun guru.

Jumlah skor yang diperoleh

Keterangan Nilai = X 30

Jumlah skor maksimal

 Kuis (kognitif) = 20%

Jawablah secara singkat atau peragakan dengan baik pertanyaan-

pertanyaan mengenai konsep gerak dalam pembelajaran passing

bawah bolavoli :

- Variasi dan kombinasi dalam melakukan gerakan passing bawah

bolavoli.

Jumlah siswa tuntas belajar

Keterangan Nilai = X 20

Jumlah seluruh siswa


124

Nilai akhir yang diperoleh siswa = Nilai tes unjuk kerja + Nilai

observasi

No Passing Bawah Bolavoli 1 2 3 4

+ Nilai kuis

Rubrik Penilaian

Unjuk kerja teknik dasar passing bawah bolavoli


125

1. Tahap persiapan:

a. Sikap badan

Badan sedikit condong kedepan, pandangan

mata lurus memperhatikan bola.

b. Sikap kaki

Kedua kaki direnggangkan selebar bahu,

lutut sedikit ditekuk, tahan tubuh dalam

posisi rendah, dan salah satu kaki berada di

depan atau sejajar dalam keadaan rileks.

c. Sikap tangan

Kedua tangan dibuka selebar bahu dalam

keadaan rileks, posisi lengan bawah sejajar

dengan paha.

2. Tahap kontak dengan bola :

a. Sikap badan

Posisi badan tegak dan pandangan mata

lurus memperhatikan bola.


126

b. Sikap kaki

Kedua kaki direnggangkan selebar bahu,

lutut ditekuk, tahan tubuh dalam posisi

rendah, dan salah satu kaki berada di depan

atau sejajar.

c. Sikap tangan

Kedua lengan dirapatkan satu dengan yang

lain, kedua siku lurus, lengan digerakan dari

bawah keatas, gerakan lengan berporos

pada bahu, jari–jari tangan segera dikuatkan,

posisi kedua ibu jari sejajar, lalu pada tahap

perkenaan bola mengunakan lengan bagian

bawah.

No Passing Bawah Bolavoli 1 2 3 4

3. Tahap gerakan lanjutan :

a. Sikap badan

Posisi badan tegak, pandangan mata lurus

memperhatikan bola bergerak ke sasaran,

kemudian mengambil posisi siap kembali.


127

b. Sikap kaki

Kedua kaki direnggangkan selebar bahu,

setelah bola mengenai tangan lutut segera

diluruskan, kemudian mengambil posisi siap

kembali.

c. Sikap tangan

Ayunan lengan dari bawah ke atas tidak

melebihi sudut 90˚ dengan badan, jari–jari

tangan tetap digenggam, siku tetap lurus,

kemudian mengambil posisi siap kembali.

Jumlah Skor Maksimal 36


128

KRITERIA PENILAIAN

Sebelum memberikan penilaian, perhatikanlah kriteria penilaian

dibawah ini :

NO INDIKATOR NILAI

1. Tahapan Persiapan

a. Sikap Badan

Badan sedikit condong kedepan, pandangan mata lurus 4

memperhatikan bola.

Badan sedikit condong kedepan, pandangan mata tidak lurus 3

memperhatikan bola.

Badan tidak condong kedepan, pandangan mata lurus 2

memperhatikan bola.
129

Badan tidak condong kedepan, pandangan mata tidak lurus 1

memperhatikan bola

b. Sikap Kaki

Kedua kaki direnggangkan selebar bahu, lutut sedikit ditekuk, 4

tahan tubuh dalam posisi rendah, dan salah satu kaki berada di

depan atau sejajar dalam keadaan rileks.

Kedua kaki direnggangkan selebar bahu, tetapi lutut tidak 3

ditekuk, dan salah satu kaki berada di depan atau sejajar dalam
130

keadaan rileks.

Kedua kaki tidak direnggangkan selebar bahu, lutut sedikit 2

ditekuk, tahan tubuh dalam posisi rendah, dan salah satu kaki

berada di depan atau sejajar dalam keadaan rileks.

kedua kaki tidak direnggangkan selebar bahu, lutut tidak 1

ditekuk, sehingga posisi tubuh tidak dalam posisi rendah, dan

salah satu kaki tidak berada di depan atau sejajar dalam

keadaan rileks.
131

c. Sikap Tangan

Kedua tangan dibuka selebar bahu dalam keadaan rileks, 4

posisi lengan bawah sejajar dengan paha.

Kedua tangan dibuka selebar bahu dalam keadaan rileks, tetapi 3

posisi lengan bawah tidak sejajar dengan paha.


132

Kedua tangan tidak dibuka selebar bahu, posisi lengan bawah 2

sejajar dengan paha.

Kedua tangan tidak dibuka selebar bahu dan posisi lengan 1

bawah tidak sejajar dengan paha.

2. Tahap Perkenaan Dengan Bola

a. Sikap Badan

Badan tegak dan pandangan mata lurus memperhatikan bola. 4


133

Badan tegak, tetapi pandangan mata tidak lurus 3

memperhatikan bola.

Posisi badan tidak tegak, pandangan mata lurus 2

memperhatikan bola.

Posisi badan tidak tegak, pandangan mata tidak lurus 1


134

memperhatikan bola.

b. Sikap Kaki

Kedua kaki direnggangkan selebar bahu, lutut ditekuk, tahan 4

tubuh dalam posisi rendah, dan salah satu kaki berada di

depan atau sejajar.

Kedua kaki tetap direnggangkan selebar bahu, tetapi lutut tidak 3

ditekuk, dan salah satu kaki tetap berada di depan atau sejajar.
135

Kedua kaki tidak direnggangkan selebar bahu, lutut ditekuk,

tahan tubuh dalam posisi rendah, dan salah satu kaki berada di

depan atau sejajar. 2

Kedua kaki tidak direnggangkan selebar bahu, lutut tidak 1

ditekuk dan salah satu kaki tidak berada di depan atau sejajar.

c. Sikap Tangan

Kedua lengan dirapatkan satu dengan yang lain, kedua siku 4

lurus, lengan digerakan dari bawah keatas, gerakan lengan

berporos pada bahu, jari–jari tangan segera dikuatkan, posisi

kedua ibu jari sejajar, lalu pada tahap perkenaan bola


136

mengunakan lengan bagian bawah.

Kedua lengan dirapatkan satu dengan yang lain, kedua siku 3

lurus, lengan digerakan dari bawah keatas, gerakan lengan

berporos pada bahu, jari–jari tangan segera dikuatkan, posisi

kedua ibu jari sejajar, tetapi pada tahap perkenaan bola tidak

mengunakan lengan bagian bawah.

Kedua lengan dirapatkan satu dengan yang lain, kedua siku

tidak lurus, lengan digerakan dari bawah keatas, gerakan

lengan tidak berporos pada bahu, jari–jari tangan segera 2

dikuatkan, posisi kedua ibu jari sejajar, lalu pada tahap

perkenaan bola mengunakan lengan bagian bawah.


137

Kedua lengan dirapatkan satu dengan yang lain, kedua siku 1

tidak lurus, lengan digerakan dari bawah keatas, gerakan

lengan tidak berporos pada bahu, jari–jari tangan segera

dikuatkan, posisi kedua ibu jari sejajar, lalu pada tahap

perkenaan bola tidak mengunakan lengan bagian bawah.

3 Tahap Gerakan Lanjutan

a. Sikap Badan

Posisi badan tegak, pandangan mata lurus memperhatikan bola 4

bergerak ke sasaran, kemudian mengambil posisi siap kembali.

Posisi badan tegak, tetapi pandangan mata tidak lurus 3

memperhatikan bola bergerak ke sasaran, kemudian

mengambil posisi siap kembali.


138

Posisi badan tidak tegak, pandangan mata lurus 2

memperhatikan bola bergerak kesasaran, kemudian mengambil

posisi siap kembali.

Posisi badan tidak tegak, pandangan mata tidak lurus 1

memperhatikan bola bergerak ke sasaran, kemudian

mengambil posisi siap kembali.


139

b. Sikap Kaki 4

Kedua kaki direnggangkan selebar bahu, setelah bola

mengenai tangan lutut segera diluruskan, kemudian mengambil

posisi siap kembali.

Kedua kaki tidak direnggangkan selebar bahu, setelah bola 3

mengenai tangan lutut segera diluruskan, kemudian mengambil

posisi siap kembali.

Kedua kaki direnggangkan selebar bahu, setelah bola 2

mengenai tangan lutut segera diluruskan, tetapi tidak

mengambil posisi siap kembali.


140

Kedua kaki tidak direnggangkan selebar bahu, setelah bola 1

mengenai tangan lutut segera diluruskan, tetapi tidak

mengambil posisi siap kembali.

c.Sikap Tangan

Ayunan lengan dari bawah ke atas tidak melebihi sudut 90˚ 4

dengan badan, jari–jari tangan tetap digenggam, siku tetap

lurus, kemudian mengambil posisi siap kembali.


141

Ayunan lengan dari bawah ke atas melebihi sudut 90˚ dengan 3

badan, jari–jari tangan tetap digenggam, siku tetap lurus

kemudian mengambil posisi siap kembali.

Ayunan lengan dari bawah ke atas melebihi sudut 90˚ dengan 2

badan, jari–jari tangan tetap digenggam, siku tidak

luruskemudian mengambil posisi siap kembali.


142

Ayunan lengan dari bawah ke atas melebihi sudut 90˚ dengan 1

badan, jari–jari tangan tetap digenggam, siku tidak lurus,

kemudian tidak mengambil posisi siap kembali.


143

Rubrik penilaian

Perilaku aktivitas dalam pembelajaran passing bawah bolavoli

Kualitas Gerak
Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1. Berani melakukan gerakan dengan penuh

percaya diri

2. Mentaati petunjuk pelaksanaan

3. Bertindak sportif dan disiplin

4. Bersungguh-sungguh dalam melakukan aktivitas

Jumlah
144

Rubrik Penilaian

Pemahaman Konsep Gerak Dalam Pembelajaran Passing Bawah

Bolavoli

Aspek yang dinilai Cek ( √

1. Jelaskan posisi tangan ketika melakukan gerakan

passing bawah bolavoli pada tahap persiapan,kontak

dengan bola, dan tahap gerakan lanjutan ?

2. Jelaskan posisi kaki ketika melakukan pembelajaran

passing bawah bolavoli pada tahap persiapan ?

3. Jelaskan perbedaan posisi tangan pada tahap persiapan

dengan tahap kontak dengan bola ?

4. Mengapa pembelajaran passing bawah bolavoli sangat

penting untuk dikuasai ?

Jumlah

Jakarta, 22 Oktober 2018

Mengetahui Guru Pendidikan jasmani

Akhmad Syarif, S.Pd Dra. Ade Ratningsih


145

Lampiran 15.

FOTO – FOTO PENELITIAN

Foto Persiapan Pembelajaran

Foto Melakukan Briefing (pengarahan)


146

Foto Melakukan Pemanasan

Foto Pembelajaran Passing Bawah


147

Foto Melakukan Evaluasi


148

TEST RELIABILITAS

NO NAMA SISWA TEST 1 TEST 2 X² Y² XY

(X) (Y)

1 Abe Putra 25 25 625 625 625

2 Adrian Jamil 25 26 625 676 650

3 Aisha Anandya 24 25 576 625 600

4 Budi Surya 27 27 729 729 729

5 Diyanitra 25 26 625 676 650

6 Faiz Fachrezy 28 28 784 784 784

7 Farhan Ahmad 27 28 729 784 756

8 Fatah Yusuf 29 30 841 900 870

9 Firas Raya 28 29 784 841 812

10 Javier Tristio 27 28 729 784 756

11 Kaila Tabina 26 26 676 676 676

12 Laisha Divandra 24 26 576 676 624

13 M. Reyhan 25 27 625 729 675

14 M. Bagus 25 27 625 729 675

15 M. Kahfi 26 28 676 784 728

∑X= 391 ∑Y= 406 ∑X²=10225 ∑Y²=11018 ∑XY= 10610


149

r = (n. ∑ XY) - (∑X) ( ∑Y)

√ [(n. ∑X²) -(∑X) ²][n. ∑Y² - (∑Y) ²]

= (15. 10610) – (391) (406)

√ [(15. 10225) – (391) ²][15. 11018 - (164836)]

= 159150– 158746

√ [(153375 ) - (152881) ] [165270- 164836]

= 404

√(494) . (434)

= 404

√ 214396
150

= 404

463.02

= 0.87

Berdasarkan hasil perhitungan, instrumen tes diatas mempunyai

reliabilitas :

TINGGI (High)

Anda mungkin juga menyukai