Anda di halaman 1dari 2

TANGGAPAN TOR (KAK)

Dari Kerangka Acauan Kerja (KAK) Pengadaan Jasa Fasilitator Penyediaan Air Minm dan
STBM, ,maka perlu kami komentari sebagai berikut :

1. Pendekatan Spesifik Intervensi PAM STBM (angka Romawi III)


Pada huruf 3 & 4 dijelaskan :
3) Pelaksanaan kegiatan berbasis institusi artinya bahwa kegiatan ini secara tugas dan
funsgi melekat pada tupoksi Dinas Kesehatan dan Puskesmas;
4) Oleh karena itu tidak dibentuk organisasi proyek seperti pada proyek PHLN tapi
melekat pada tupoksi Satker di Dinas Kesehatan Kabupaten

Oleh karena tidak dibentuk organisasi proyek, maka untuk Evaluasi RKM memerlukan
tenaga yang benar-benar mengerti tentang isi RKM, misalnya : harga, spsesifikasi
teknik, dll.

Untuk itu diperlukan koordinasi dan konsultasi dengan Bappeda dan PU tentang isi
RKM, dan persetujuan/pengesahan RKM hanya cukup oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten.

2. Luaran PAM STBM


Dengan terbatasnya pendamping di Kabupaten (hanya 1 fasilitator ), maka keluaran
yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan PAM STBM berupa :
1) Terlaksananya pemicuan di 100 % desa lokasi kegiatan PAM STBM
2) Tercapainya SBS di minimal 140 komunitas
3) Bertambahnya proporsi rumah tangga/penduduk yang belum mendapat akses
terhadap sumber air minum yang layak pada 140 desa lokasi kegiatan
Untuk point 2 dan 3, perlu dikungan yang optimal dari Stakeholder (Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Sanitarian), karena masa tugas fasilitator hanya 10 (sepuluh) bulan,
sehingga apabila ada yang belum tercapai keluaran tersebut, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten harus mengambil langkah-langkah pencapaian.

3. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan tugas Fasilitator PAM STBM, selama 10 (sepuluh) bulan
kalender yaitu tanggal 15 Februari sampai dengan 15 Desember 2012.

1
Dengan mundurnya pelaksanaan kegiatan, maka batas akhir tangal 15 Desember 2012
tidak mungkin bisa tercapai, untuk itu batas akhir penugasan fasilitator adalah tetap 10
(sepuluh) bulan sejak fasilitator di Mobilisasi.
4. Penetapan Desa dan TKM
Agar mempunyai kekuatan hukum, maka Penetapan Desa dan TKM harus dibuatkan
Surat Keputusan (SK) oleh Bupati, atau untuk mempercepat proses pelaksanaan di
tingkat desa, maka penetapan desa bisa dilakukan oleh Ketua Bappeda Kabupaten

Anda mungkin juga menyukai