Anda di halaman 1dari 6

Nama : TRISMIYANTI YUNIARSIH, S.

Pd
NO UKG : 201699654400
KELAS : GKSD_09 / KELOMPOK C1
UNIVERSITAS HAMZANWADI

LK 2 : Lembar Kerja Refleksi Modul Bidang Studi/Jurnal Harian

Judul Modul Matematika


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1.Bilangan
2.Geometri dan Pengukuran
3.Statistika dan Peluang
4.Kapita Selekta Matematika
No Uraian Respon/Jawaban
1 Uraikan hasil diskusi bersama teman dan Diskusi Materi matematika harus memakai
dosen mengenai pemecahan masalah benda konkret agar anak-anak SD mudah
dalam memahami materi yang memahami.
mengalami kesulitan Selama ini kita melihat ketika mendengar
kata garam, yang muncul dalam pikiran
adalah asin, maka itu belum masuk pada
HOTS. Bagaimana sesuatu yang nyata
menjadi bentuk HOTS? Tinggal kita
mengubah pertanyaannya? Mengapa garam
itu asin? Bukan berarti HOTS itu selalu
identik dengan soal cerita. Kata kunci
HOTS bagaimana kita mengembangkan
daya pikir anak menjadi kritis dan kreatif.
Bagaimana kita mengajarkan HOTS?

Contoh soal :
Bapak Lalu Muhammad Fauzi : Si Andi
memiliki uang 12 ribu rupiah, ia
membelanjakan 8 ribu rupiah. Berapa
jumlah kembaliannya?
Ibu Ummul : Untuk menjawab soal ini
menggunakan model open ended,
modelnya 1 pertanyaan boleh
menggunakan banyak jawaban asalkan
masih berkaitan jawabannya.
Ibu Hindayah : Untuk menyelesaikan soal
ini, dikelas guru menggunakan media
konkret (uang) dan bermain peran
langsung bersama temannya (pembeli dan
penjual).
Pak Alit : Kembaliannya dengan uang 2
lembar 2 ribuan. Karena uang yang
dibelanjakan adalah 1 lembar 10 ribuan
dan 1 lembar 2 ribuan.

Bapak Lalu Muhammad Fauzi : Kalau


menjawab kembaliannya 4 ribu adalah
salah. Karena tidak mungkin memberikan
uang 12 ribu semuanya. Karena pecahan
uang itu banyak macamnya. Kalau dia
memberikan uang 10 ribu maka
kembaliannya 2 ribu, kalau dia memiliki
uang dengan pecahan 2 ribu bisa jadi dia
memberikan uang yang pas dan tidak ada
kembaliannya.
Bisa menggunakan model pembelajaran
open ended. Bisa mengukur soal HOTS.
Model Open Ended adalah pembelajaran
yang menyajikan suatu permasalahan yang
memiliki metode atau penyelesaian yang
benar lebih dari satu.

Contohnya : Garis bilangan, sebelah kanan


+ dan sebelah kiri -.
Bapak Lalu Muhammad Fauzi : Pertanyaan
terkait soal bilangan, jawaban tidak
masalah namun penyelesaiannya yang
penting.
Ada istilah min dengan negatif, Apakah
perbedaannya?
Pak Joni : Kalau negatif itu didepan
bilangan seperti -1. Kalau min itu seperti
2-1.
Ibu Aisyah : Negatif itu simbol
bilangannya tapi kalau min adalah simbol
untuk berhitung atau operasi dari bilangan
itu sendiri.
Operasi bilangin hitung.
Penjumlahan pengurangan.
Perkalian dan pembagian.

Bapak Lalu Muhammad Fauzi : Anak anak


umur 8 bulan sudah memahami konsep
matematika. Sebagai buktinya kita sudah
mengalaminya dan bias dibuktikan,
buktinya ketika anak yang usianya 8 bulan
itu kita berikan permen 1, kemudian kita
berikan lagi 1, Apa yang terjadi? Anak-
anak itu akan senang, sudah memahami
bahwa permennya bertambah. Tapi
sebaliknya jika bapak/ibu mengambil
permennya, anak-anak itu akan menangis
karena permennya berkurang. Artinya
secara tidak langsung anak-anak sudah
memahami konsep pengurangan dan
penjumlahan.
Bapak Lalu Muhammad Fauzi :
Bagaimana kita menerapkan kosep
pecahan pada anak-anak?
Sebenarnya sangat sederhana.
Yang menjadi sulit karena matematika itu
mempelajari nilai tempat, namun pada
kenyataannya nilai tempat ini, tidak
diaplikasikan dalam mengajarkan
matematika.

Contohnya : Ketika kita menyebut diatas


20 nilai tempat sudah hilang contohnya
dua satu dua dua dua tiga. Ini yang
menyebabkan matematika miskonsepsi.
Ketika kita meminta anak untuk
menuliskan 22/3 atau 22/8. Ada yang
menuliskan secara benar dan ada yang
salah pengertian. Sebaiknya kita tetap
mengajarkan nilai tempat satuan, puluhan.
Pada geometri sering kali kita tidak
menyebutkan satuan padahal penting.
Contohnya : Persegi panjang misalnya
panjangnya 5 lebarnya 3. Itu tidak ada
satuan padahal pada geometri itu identik
pada satuan, misalnya panjang, luas,
volume, berat.
Ketika semua dilewati maka pembelajaran
matematika menjadi terpotong dan tidak
bermakna.
2 Uraikan hasil diskusi bersama teman dan Bapak Lalu Muhammad Fauzi :
dosen mengenai miskonsepsi di modul ini Bagaimana kita menerapkan kosep
pecahan pada anak-anak?
Sebenarnya sangat sederhana.
Yang menjadi sulit karena matematika itu
mempelajari nilai tempat, namun pada
kenyataannya nilai tempat ini, tidak
diaplikasikan dalam mengajarkan
matematika.

Contohnya : Ketika kita menyebut diatas


20 nilai tempat sudah hilang contohnya
dua satu dua dua dua tiga. Ini yang
menyebabkan matematika miskonsepsi.
Ketika kita meminta anak untuk
menuliskan 22/3 atau 22/8. Ada yang
menuliskan secara benar dan ada yang
salah pengertian. Sebaiknya kita tetap
mengajarkan nilai tempat satuan, puluhan.
Pada geometri sering kali kita tidak
menyebutkan satuan padahal penting.
Contohnya : Persegi panjang misalnya
panjangnya 5 lebarnya 3. Itu tidak ada
satuan padahal pada geometri itu identik
pada satuan, misalnya panjang, luas,
volume, berat.
Ketika semua dilewati maka pembelajaran
matematika menjadi terpotong dan tidak
bermakna.
3 Hambatan yang dialami pada  Diskusi dalam forum di LMS masih
pembelajaran analisis materi belum terlalu interaktif antar peserta.
pembelajaran berbasis masalah di modul  Dalam presentasi dan penguatan
ini Analisis Modul hari ini :
Kesulitan yang dialami guru dalam
pembelajaran matematika yang
meliputi: 1) kurangnya minat belajar
siswa pada pelajaran matematika; 2)
siswa malas dalam menghafal rumus;
3) bedanya sistem pembelajaran dulu
dan sekarang; 4) penggunaan buku
tematik yang kurang efektif untuk
pembelajaran matematika, dan 5) guru
kesulitan mengembangkan materi
yang ada dalam buku. Solusi yang
ditawarkan terkait kesulitan yang
dihadapi yaitu: 1) Guru harus
memberikan motivasi belajar kepada
siswa; 2) menggunakan media belajar
yang tepat; 3) penggunaan metode
campuran pada saat proses
pembelajaran, dan 4) ikut aktif dalam
kelompok kerja guru.
4 Hal yang akan dilakukan untuk sukses di  Meningkatkan partisipasi dalam
pembelajaran modul berikutnya diskusi di forum agar diskusi berjalan
semakin interaktif.
 Mampu mengatur waktu agar tagihan
tugas setiap harinya dapat maksimal
dan terpenuhi sehingga dapat
dikumpulkan dengan tepat waktu.
 Literasi modul sehingga menambah
pemahaman terhadap isi modul yang
akan dipelajari berikutnya.
 Lebih aktif dan fokus dalam
memahami materi, lebih aktif bertanya
jawab atau saling berbagi/sharing
dengan teman-teman, lebih disiplin
menggunakan waktu, dan tidak
menunda-nunda pekerjaan.
 Saya harus belajar lebih keras dan
lebih aktif lagi. Saya harus banyak
bertanya teman-teman yang lebih ahli
pelajaran matematika, dan lebih
banyak berlatih memahami konsep-
konsep matematika.
 Setelah mempelajari materi modul
matematika, saya dapat menyusun
pembelajaran Matematika yang asyik,
menarik dan mudah di fahami oleh
para peserta didik. Selain itu, harapan
lebih luas lagi semoga Matematika
tidak dipandang sempit yaitu sebagai
ilmu hitung saja yang hanya seputar
penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagaian. Karena matematika
sangat luas cakupannya dan dapat
dihubungkan dengan disiplin ilmu yang
lainnya seperti Fisika, Kimia, Biologi
dan ilmu yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai