Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

memahami dan mengatahui ayat ayat yang berkaitan dengan


kerjasama dalam ayat ayat tentang kerjasama Q.S. al-
maidah/5:2

Disusun Oleh Kelompok 1

MUHAMMAD ANANDA AULIYA’A MAZWAR

YULIANA KASUMADEWI

PROGRAM STUDY SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN & STUDY AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020/2021
KATA PENGANTAR

Pertama kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Yang maha penolong,
karena berkat pertolongan Nyalah tugas ini bisa kami buat dan dapat terselesaikan.
Tugas ini disusun agar kita dapat memperluas wawasan kita tentang tafsir ayat.

Makalah ini di buat dalam rangka pembelajaran mata kuliah tafsir ayat-ayat.
Pemahaman tentang hubungan kerjasama dan saling tolong-menolong dalam sudut
pandang Q.S. al-maidah/5:2.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah


membantu, dan memberikan dukungan kepada kami dalam pelaksanaan pembuatan
makalah dengan terselesaikan makalah ini.

Terlepas dari adanya kekurangan dan kesalahan ,kami berharap makalah yang
kami buat akan bermanfaat untuk orang lain.

Penulis

Taliwang,18 september 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................

1. LATAR BELAKANG.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................

1. PERILAKU TOLONG-MENOLONG DALAM ISLAM..................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................

1. KESIMPULAN ........................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat
melangsungkan hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari setiap individu memiliki kepentingan masing-masing. Namun pada dasarnya, untuk
memenuhi kepentingan tersebut maka diperlukan peran orang lain supaya kepentingan
manusia yang begitu banyak itu dapat terpenuhi. Dalam berinteraksi antara satu
dengan lainnya saling berperan, kemudian supaya kepentingan manusia tersebut tidak
menyimpang maka dibutuhkan norma, hukum dan aturan-aturan. Sehingga dengan
norma ataupun aturan-aturan tersebut, kehidupan manusia akan berjalan teratur dan
terhindar dari sikap saling mendzolimin serta dapat terarah dalam melakukan segala
sesuatu.
BAB II

PEMBAHASAN

1.Perilaku tolong-menolong dalam islam

Tolong menolong (ta’awun) dalam Al-Qur’an disebut beberapa kali, di antaranya yaitu
5:2. Ayat yang menerangkan tolong menolong (ta’awun) dan penjelasannya adalah:

Al-Maidah ayat 2

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebai- kan dan takwa, dan jangan
tolong-me- nolong dalam berbuat dosa dan pelang- garan. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”

 Sebab Turunnya

Ayat Menurut Zaid bin Aslam, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Rasulullah dan
para sahabat saat berada di Hudaibiyyah, yang dihalangi orang- orang musyrikin untuk
sami ke Baitullah. Keadaan ini membuat sahabat marah. Suatu ketika, dari arah timur,
beberapa orang musyrikin yang akan umrah berjalan melintasi mereka. Para sahabat
pun berkata, bagaimana jika kita juga menghalangi mereka, sebagai- mana kita pernah
dihalang-halangi.

 Penjelasan Ayat

Makna al-birru ( ‫( رِّ ِ بْال‬dan at-taq- wa ( ‫ ىَوْ التَّق‬.(Dua kata ini memiliki hubu- ngan yang
sangat erat, karena masing- masing menjadi bagian dari yang lainnya.

Secara sederhana, al-birru ( ‫ ( ِّ ِربْال‬bermakna kebaikan. Kebaikan dalam hal ini adalah
kebaikan yang menyeluruh, mencakup segala macam dan ragamnya yang telah
dipaparkan oleh syariat. “Al-Birru adalah satu kata bagi seluruh jenis kebaikan dan
kesempur- naan yang dituntut dari seorang hamba. Lawan katanya al-itsmu (dosa) yang
maknanya adalah satu ungkapan yang mencakup segala bentuk kejelekan dan aib yang
menjadi sebab seorang hamba sangat dicela apabila melakukannya” (Imam Ibnul
Qayyim).

Allah Subḥ ā nahu wa Ta’ā lā me- ngajak untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan
dengan beriringan ketakwaan kepada-Nya. Sebab, dalam ketakwaan terkandung ridha
Allah. Se- mentara saat berbuat baik, orang-orang akan menyukai. Barang siapa
memadu- kan antara ridha Allah dan ridha ma- nusia, sungguh kebahagiaannya telah
sempurna dan kenikmatan baginya sudah melimpah. “Allah Subḥ ā nahu wa Ta’ā lā
memerintahkan hamba-hamba- Nya yang mukmin agar saling berta’awun di dalam
aktivitas kebaikan yang mana hal ini merupakan al-birr (kebajikan), dan agar
meninggalkan kemungkaran yang mana hal ini meru- pakan at-taqwa. Allah melarang
mereka dari saling bahu membahu di dalam kebatilan dan tolong menolong di dalam
perbuatan dosa dan keharaman” (Al- Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsir Al- Qur’anil
Azhim).

Sebagai contoh sikap saling me- nolong dalam kebaikan dan ketakwaan, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Diriwayatkan dari Musadad, diriwayatkan dari Mu’tamar, dari Anas: “Anas berkata:
Rasulullah bersabda: Bantulah saudaramu, baik dalam ke- adaan sedang berbuat zhalim
atau se- dang teraniaya.” Anas berkata: “Wahai Rasulullah, kami akan menolong orang
yang teraniaya. Bagaimana menolong orang yang sedang berbuat zhalim?” Beliau
menjawab: “Dengan menghala- nginya melakukan kezhaliman. Itulah bentuk
bantuanmu kepadanya.”

Orang berilmu membantu orang lain dengan ilmunya. Orang kaya mem- bantu dengan
kekayaannya. Dan hen- daknya kaum Muslimin menjadi satu tangan dalam membantu
orang yang membutuhkan. Jadi, seorang Mukmin setelah mengerjakan suatu amal
shalih, berkewajiban membantu orang lain de- ngan ucapan atau tindakan yang me-
macu semangat orang lain untuk ber- amal.

Hubungan kedua, antara seorang hamba dengan Rabb-nya tertuang dalam perintah
“Dan bertakwalah kamu ke- pada Allah”. Dalam hubungan ini, se- orang hamba harus
lebih mengutama- kan ketaatan kepada Rabb-nya dan menjauhi perbuatan untuk yang
menentangnya.

Kewajiban pertama (antara se- orang hamba dengan sesama) akan ter- capai dengan
mencurahkan nasihat, perbuatan baik dan perhatian terhadap perkara ini. Dan
kewajiban kedua (antara seorang hamba dengan Rabb-nya), akan terwujud melalui
menjalankan hak tersebut dengan ikhlas, cinta dan penuh pengabdian kepada-Nya.

Hendaknya ini dipahami bahwa sebab kepincangan yang terjadi pada seorang hamba
dalam menjalankan dua hak ini, hanya muncul ketika dia tidak memperhatikannya, baik
secara pema- haman maupun pengamalan.
BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

sebagai orang yang beriman kita harus selalu menolong orang lain yang memerlukan pertolongan,
baik itu saudara maupun bukan. Suatu saat jika kita membutuhkan pertolongan, maka Allah akan
memudahkan datang- nya pertolongan kepada kita, siapapun yang menjadi perantaranya.

tolong menolong antar- umat beragama dalam pandangan Islam juga terkait dengan persoalan
konsep toleransi. Toleransi berarti sabar dan menahan diri sebagai upaya hukum diskriminasi dalam
Islam. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar- kelompok
atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari
terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam
suatu kelompok masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai