Anda di halaman 1dari 2

NAMA: NI PUTU ATALIA AOLANI CHANI

KELAS: XI MIPA 3
NO: 31

1. Ceritakan secara singkat mengapa terjadi perlawanan Pattimura, dan apa akibat
dari perang itu nak?
Jawab: Perlawannya diawali dengan tindakan yang mengajukan daftar keluhan
kepada Residen Van den Bergh, namun tidak digubris. Lalu Pattimura
menyerang dan merebut benteng Duurstede di Saparua. Dalam pertempuran
tersebut Van den Bergh terbunuh. Awal Agustus 1817 belanda berhasil
merebut kembali benteng trsbt. Perlawanan rakyat maluku berakhir dengan
menyerahnya pattimura kepada Residen Liman Pietersen.

2. Faktor apa yang memicu meletusnya Perang Padri di Sumatra Barat nak?
Jawab: Perang Padri terjadi karena ada pertentangan dari kaum Padri atau
kelompok ulama terhadap kebiasaan-kebiasaan buruk yang terjadi di
masyarakat. Kebiasaan tersebut seperti, judi, sabung ayam, minuman keras,
tembakau maupun menggunaan hukum matriarkat untuk pembagian warisan.

3. Apa makna perjajian Padang bagi Belanda , kemudian kaitkan dengan


peristiwa tahun1825 - 1830 di Jawa. Inilah strategi Belanda dalam
memenangkan perang di berbagai daerah.
Jawab: Dalam konteks tersebut, fase peredaan ialah suatu strategi yang
diterapkan Belanda dalam menghadapi perlawanan rakyat Indonesia. Strategi
ini berfungsi untuk mengulur waktu dan meredakan sementara perlawanan
rakyat yang berkobar, karena perlawanan yang dilakukan rakyat telah membuat
Belanda kewalahan: banyak pasukan Belanda yang mati, biaya peperangan
yang membengkak, dan logistik yang semakin berkurang. Dalam fase peredaan
itu, Belanda melakukan tipu muslihat dengan mengadakan perjanjian, sebagai
strategi untuk menangkap pemimpin pemberontakan yang memiliki pengaruh
besar terhadap semangat perlawanan rakyat. Dengan strategi peredaan dan tipu
muslihat tersebut, Belanda berhasil memenangkan perang di berbagai daerah.

4. Apa latar belakang dan sebab - sebab terjadinya Perang Diponogoro, mengapa
dinamakan Perang Jawa.
Jawab: Latar belakang: Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1822 setelah
wafatnya Sri Sultan Hamengkubuwono IV dikuasai oleh Residen Yogyakarta
Hendrik Smissaert yang mencampuri urusan kekuasaan keraton. Sementara itu
Gubernur Jendral van der Capellen meminta seluruh tanah sewa dikembalikan
kepada pemilik dengan kompensasi tertentu. Hal ini tidak disetujui Pangeran
Diponegoro karena akan membawa keraton kepada kebangkrutan atas
banyaknya tanah yang dikembalikan. Namun Smissaert berhasil meyakinkan
Ratu Ageng dan Patih Danuredjo selaku wali raja untuk memuluskan kebijakan
tersebut. Keraton terpaksa meminjam uang dari Kapitan Tionghoa untuk
membayar kompensasi tersebut.
Penyebab: Perang Diponegoro sendiri dapat dikatakan disebabkan oleh
menguatnya pengaruh Belanda di dalam keraton. Banyak diantara punggawa
keraton yang memihak Belanda karena mendapatkan keuntungan-keuntungan
sendiri. Pangeran Diponegoro memutuskan hubungan dengan keraton pada
Oktober 1824 dan pulang ke Tegalrejo. Ia membahas mengenai kemungkinan
untuk melakukan pemberontakan pada Agustus tahun selanjutnya. Pangeran
Diponegoro menghapus pajak bagi petani untuk memberikan ruang pembelian
makanan dan senjata. Perang akhirnya pecah ketika Smissaert, pada Mei 1825
memperbaiki jalan Yogyakarta-Magelang melalui Tegalrejo. Patok-patok jalan
ini melewati makam leluhur Diponegoro, sehingga menyebabkan
kemarahannya. Ia memerintahkan mengganti patok tersebut dengan tombak
sebagai pernyataan perang terhadap Belanda dan Keraton Yogyakarta.

5. Apakah yg dimaksud dengan strategi Benteng Stelsel saat pemerintah


kolonial Belanda menghadapi perlawanan Pangeran Diponogoro?
Jawab: Taktik Benteng Stelsel merupakan siasat atau strategi yang digunakan
Belanda untuk mengalahkan musuhnya dengan cara mempersempit ruang
gerak lawan dengan mendirikan benteng-benteng di seluruh wilayah.
Keuntungan dari penerapan taktik Benteng Stelsel bagi Belanda antara lain:
memperpendek waktu peperangan.

6. Apa yg dimaksud dengan strategi winning the heart dari Belanda dalam Perang
Padri, apa isinya dan apa tujuan Belanda mengambil cara itu?
Jawab: Merupakan strategi dari Van Bosch pemimpin VOC saat itu untuk
memenang kan hati kaum padri. Berupa penghapusan pajak di pasar. Para
juragan kemudian di gaji oleh Belanda sebesar 25-30 Gulden dan para pegawai
dibayar 0,5 sen per hari. Belanda juga berjanji tidak akan ada perang lagi antara
kaum padri dan VOC. Hal ini untuk membuat masyarakat menjadi tidak siaga
akan serangan belanda.

Anda mungkin juga menyukai