Anggaran Dasar Koperasi Serba Usaha
Anggaran Dasar Koperasi Serba Usaha
PEMBUKAAN
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kami yang bertanda tangan di bawah ini yang
namanya tersebut pada bagian akhir anggaran dasar ini, berniat dan bersepakat untuk
mendirikan suatu usaha bersama dalam bentuk Koperasi dengan syarat-syarat
sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar dibawah ini:
Pasal 1
1. Badan Usaha bernama Koperasi Serba Usaha Karyawan Akademi Maritim
Nusantara dengan nama singkatan KSU - KAMARIN dan selanjutnya dalam
Anggaran Dasar ini disebut Koperasi.
2. Karyawan Akademi Maritim Nusantara adalah Karyawan yang telah memiliki
status kepegawaian tetap yang bekerja di lingkungan Akademi Maritim Nusantara
yang bernaung di bawah Yayasan Pembina Pendidikan Kemaritiman (YPPK)
Akta Notaris ………………. No. ……. tanggal …………….,
3. koperasi berkedudukan di:
Kelurahan : …………………………………………………………..
Kecamatan : …………………………………………………………..
Kabupaten : …………………………………………………………..
(1) Koperasi didirikan dalam jangka waktu tidak terbatas sesuai dengan tujuannya.
Pasal 2
1. Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Koperasi berasaskan kekeluargaan.
3. Koperasi melaksanakan prinsip sbb:
Pasal 3
1. Koperasi berfungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi sosial.
2. Koperasi berperan:
a. Secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masya-
rakat.
b. Memperkokoh Perekonomian Rakyat dan Koperasi sebagai ketahanan
perekonomian Nasional dan Koperasi sebagai Sokogurunya.
c. Berusaha untuk mewujudkan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.
Pasal 4
1. Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa.
2. Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindah tangankan.
3. Yang dapat diterima menjadi anggota Koperasi adalah Warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan penuh melakukan tindakan hukum (dewasa, tidak
dalam perwalian).
b. Bertempat tinggal di : Jakarta dan sekitarnya.
c. Karyawan yang bekerja pada Unit FTI Usakti.
d. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi Simpanan Pokok dan
Simpanan wajib sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dan (3)
AD ini.
e. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan peraturan-peraturan Perkoperasian
yang berlaku.
4. Setiap anggota mempunyai kewajiban:
a. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan keputusan-keputusan
Rapat Anggota.
b. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang diputuskan
oleh Rapat Anggota.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan Usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
d. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan asas kekeluargaan.
e. Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan Pasal 34 ayat (1) UU No.
25/1992.
5. Setiap anggota mempunyai hak:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat anggota.
b. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau pengawas.
c. Meminta diadakannya Rapat Anggota menurut ketentuan Pasal 7 Anggaran
Dasar ini.
d. Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus di luar atau di dalam
Rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta secara lisan atau tulisan.
e. Mendapatkan pelayanan yang sama antar sesama anggota.
f. Meminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi.
g. Mendapatkan sebagian SHU sesuai dengan tingkat partisipasi masing-masing
anggota terhadap Koperasi.
h. Mendapatkan sebagian Sisa Hasil Usaha penyelesaian.
6. Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan
dalam daftar Anggota Koperasi.
7. Seorang yang akan masuk menjadi anggota Koperasi harus:
a. Mengajukan surat permintaan kepada pengurus.
b. Bilamana Pengurus menolak permintaan dimaksud pada huruf a, maka Pengurus
segera memberikan surat penolakannya paling lambat 2 (dua) minggu setelah
diterimanya surat permintaan tersebut.
8. Keanggotaan berakhir bilamana Anggota:
a. Meninggal dunia.
b. Meminta berhenti atas permintaan sendiri.
c. Diberhentikan oleh Universitas Trisakti.
d. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan.
e. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak mengindahkan kewajibannya sebagai
anggota, atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi.
9. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan
daftar Anggota.
10. Permintaan berhenti sebagai Anggota harus diajukan secara tertulis kepada
Pengurus.
11. Seseorang yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta pertimbangan dalam
Rapat Anggota berikutnya.
Pasal 5
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
2. Rapat Anggota diselenggarakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun yang
disebut Rapat Anggota Tahunan.
3. Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan untuk membahas dan mengesahkan peru-
bahan AD/ART, pertanggung-jawaban Pengurus, Pemilihan pengurus baru,
penyusun program kerja dan pelaksanaannya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
tahun buku lampau.
Pasal 6
1. Selain Rapat Anggota Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3
Anggaran Dasar ini, Koperasi dapat menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa
apabila keadaannya mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya
ada pada rapat Anggota.
2. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan atas kehendak:
a. Pengurus.
b. Pengawas.
c. Atas permintaan tertulis dari minimal lebih dari 10% jumlah anggota.
Pasal 7
1. Pada dasarnya Rapat Anggota sah bila dihadiri lebih dari 50% jumlah anggota yang
tercatat dalam daftar anggota.
2. Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban Pengurus
serta pengawas tentang pengelolaan Koperasi.
3. Hari, tanggal, waktu dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan
sekurang-kurangnya 7 hari terlebih dahulu kepada anggota.
4. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat.
5. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah maka pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
6. Keputusan Rapat Anggota untuk mengubah Anggaran Dasar syah bila disetujui oleh
minimal 3/4 dari jumlah anggota yang hadir.
7. Dalam hal ini dilakukan pemungutan suara setiap anggota mempunyai hak satu
suara.
BAB VI : PENGURUS
Pasal 8
1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi pengurus ialah anggota yang memenuhi syarat-syarat
sbb:
a. Memenuhi sifat perilaku yang baik, di dalam maupun di luar Koperasi.
b. Mempunyai wawasan yang baik, serta pengetahuan keterampilan kerja yang
baik.
c. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
1. Masa jabatan Anggota Pengurus maksimum 2 (dua) kali berturut-turut, dan dapat
dipilih kembali untuk masa jabatan berikutnya jika telah diselingi oleh masa jabatan
Anggota Pengurus lainnya.
2. Bilamana seorang Anggota Pengurus berhenti atau diberhentikan sebelum masa
jabatannya berakhir, maka rapat Anggota Pengurus dapat mengangkat gantinya,
akan tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya.
3. Dalam masa transisi keanggotaan pengurus diangkat untuk masa jabatan 1 (satu)
tahun.
Pasal 9
1. Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 3 orang meliputi ketua, sekretaris dan
bendahara.
2. Terhadap pihak ketiga maka yang berlaku sebagai anggota Pengurus hanyalah
mereka yang dicatat sebagai anggota pengurus dalam daftar Pengurus.
Pasal 10
1. Pengurus bertugas untuk:
a. Mengelola Koperasi dan usahanya.
b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi.
c. Mewakili Koperasi di hadapan dan di luar Pengadilan.
d. Menyelenggarakan dan memelihara buku daftar anggota, daftar Pengurus dan
buku-buku lainnya yang dilakukan.
e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan investasi secara tertib dan teratur.
f. Menyelenggarakan Rapat Anggota.
g. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugasnya.
h. Mengajukan Rancangan Rencana kerja dan Rancangan Rencana Anggaran Pen-
dapatan dan Belanja Koperasi.
Pasal 12
1. Pengurus diwajibkan agar setiap kejadian penting dicatat sebagaimana mestinya.
2. Pengurus wajib memberitahukan pada anggota setiap kejadian penting yang
mengenai jalannya Koperasi.
Pasal 13
1. Pengurus harus melakukan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan keputusan Rapat Anggota.
2. Pengurus wajib memberikan laporan kepada Pemerintah tentang keadaan serta
perkemkembangan organisasi dan usaha Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan sekali.
3. Pengurus diwajibkan berusaha agar segala laporan Pemeriksaan Koperasi dapat
diketahui oleh setiap anggota Pengawas dan Pemerintah.
4. Pengurus diwajibkan berusaha supaya ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran
rumah tangga, peraturan Khusus dan keputusan Rapat Anggota lainnya diketahui
dan dipahami oleh anggota.
5. Pengurus diwajibkan memelihara kerukunan di antara para anggota dan mencegah
hal yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham.
6. Perselisihan yang timbul karena hanya menyangkut kepentingan sebagai anggota
harus diselenggarakan oleh Pengurus dengan jalan musyawarah.
Pasal 14
1. Pengurus menanggung kerugian yang diderita Koperasi sebagai akibat kelalaiannya
dalam melaksanakan tugas kewajibannya.
2. Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk pekerjaan beberapa orang
anggota Pengurus, maka kerugian tersebut ditanggung bersama oleh pengurus, akan
tetapi anggota pengurus bebas dari tanggungannya jika ia dapat membuktikan
bahwa kerugian tadi bukan karena kesalahannya serta ia telah berusaha dengan
segera dan secukupnya untuk mencegah kelalaian tadi.
Pasal 15
1. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya Pengurus berwenang menggunakan
fasilias sarana maupun dana yang tersedia, sesuai dengan keperluan.
2. Pengurus berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Pengurus berhak menerima sebagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.
Pasal 16
1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
3. Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat
sbb:
Pasal 17
1. Dalam hal Koperasi mengangkat pengelola (direksi/manager) maka unsur Pengawas
dapat ditiadakan atau diadakan pada waktu diperlukan sesuai dengan kebutuhan
melalui Rapat Anggota. Dengan demikian fungsi pengawasan menjadi tugas dan
tanggung jawab Pengurus.
2. Terhadap pihak ketiga, maka mereka yang melakukan pengawasan dan/atau pe-
meriksaan atas Koperasi dan juga Dewan Penasehat diharuskan merahasiakan
segala sesuatu tentang keadaan Koperasi yang didapatkannya dalam melakukan
tugasnya.
Pasal 18
1. Usaha Koperasi dikelola berdasarkan prinsip perkoperasian dan prinsip ekonomi.
2. Pengelola Koperasi diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus berdasarkan
keputusan rapat Pleno Pengurus dan Pengawas.
3. Tugas, wewenang, tanggung jawab, gaji serta pendapatan lainnya atas pengelola
ditetapkan dalam suatu kontrak kerja.
4. Pengelola sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) bertanggung jawab kepada
Pengurus.
Pasal 19
1. Untuk kepentingan Koperasi Rapat Anggota dapat mengangkat Dewan Penasehat.
2. Rapat Anggota dapat mengangkat anggota atau orang bukan anggota yang
mempunyai keahlian sesuai dengan kepentingan Koperasi untuk menjadi Dewan
Penasehat.
3. Anggota Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan insentif
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
4. Anggota Dewan Penasehat tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota
maupun rapat pengurus.
5. Dewan Penasehat dapat memberi saran atau pendapat kepada Pengurus untuk kema-
juan koperasi baik diminta maupun tidak diminta secara tertulis.
Pasal 20
1. Tahun buku Koperasi mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
2. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang badan usahanya.
3. Koperasi wajib pada setiap tutup buku menyusun laporan keuangan.
Pasal 22
1. Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
2. Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan Wajib
c. Simpanan Sukarela
d. Hibah
Pasal 23
Selain Modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 22, Koperasi dapat pula melakukan
pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan.
Pasal 24
1. Setiap anggota harus menyimpan dana atas namanya pada Koperasi berupa
Simpanan pokok sejumlah Rp 200.000,- (Dua ratus ribu rupiah)
2. Uang simpanan pokok harus dibayar sekaligus.
3. Uang simpanan wajib setiap bulan dibayar Rp 20.000,- (Dua puluh ribu rupiah).
4. Anggota memiliki hak untuk menyimpan uang di Koperasi berupa simpanan
sukarela dengan ketentuan minimal simpanan sukarela sebesar Rp. 10.000 (Sepuluh
ribu rupiah).
5. Pada waktu keanggotaan diakhiri simpanan pokok dan simpanan wajib merupakan
suatu tagihan atas Koperasi sebesar jumlahnya secara kumulatif, jika perlu
dikurangi dengan bagian tanggungan kerugian.
6. Setiap anggota digiatkan untuk mengadakan simpanan sukarela dalam bentuk
tabungan atau jenis lainnya atas dasar keputusan Rapat Anggota.
Pasal 25
1. Uang simpanan pokok dan simpanan wajib tidak dapat diminta kembali selama
anggota belum berhenti sebagai anggota.
2. Uang simpanan sukarela dalam bentuk tabungan atau lainnya dapat diminta
kembali sesuai dengan keputusan Rapat Anggota atau menurut perjanjian.
Pasal 26
Apabila keanggotaan berakhir menurut pasal 4 ayat (8) Anggaran Dasar ini maka uang
simpanan pokok dan simpanan wajib setelah dipotong dengan tanggungan kerugian
yang ditetapkan dikembalikan kepada yang berhak dengan segera dan selambat-
lambatnya satu bulan kemudian.
BAB XIV : SISA HASIL USAHA
Pasal 27
1. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota terhadap
Koperasi, serta digunakan untuk dana pendidikan, sosial, Pembangunan Daerah
Kerja dan dana pengurus, pengawas, karyawan sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota.
3. Sisa Hasil Usaha sesuai dengan ayat (1) tersebut di atas dibagi sesuai dengan
prosentase yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan ditetapkan dalam
Rapat Anggota.
Pasal 29
Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan:
1. Keputusan Rapat Anggota.
2. Keputusan Pemerintah.
Pasal 30
1. Dengan memperhatikan Pasal 7 Anggaran Dasar ini, maka Rapat Anggota Luar
Biasa mengambil keputusan untuk membubarkan Koperasi.
2. Keputusan pembubaran Koperasi dimaksud diberitahukan kepada kreditur.
3. Selama Pemberitahuan keputusan pembubaran Koperasi belum diterima oleh
kreditur, maka pembubaran Koperasi belum berlaku baginya.
Pasal 31
Keputusan Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam 29
ayat 2 Anggaran Dasar ini dilakukan apabila:
1. Terdapat buki-bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
undang-undang Koperasi.
2. Kegiatan yang bertentangan dengan ketertiban umum/atau kesusilaan.
3. Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
Pasal 32
Untuk kepentingan kreditur dan para anggota koperasi, terhadap pembubaran koperasi
dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian.
Pasal 33
1. Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut tim
likuidasi.
2. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Rapat Anggota tim likuidasi ditunjuk
oleh Rapat Anggota dan bertanggung jawab kepada Kuasa Rapat Anggota.
3. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan pemerintah, tim likuidasi ditunjuk oleh
Pemerintah dan bertanggung jawab kepada pemerintah.
4. Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan
“Koperasi Dalam Penyelesaian”.
Pasal 34
Tim likuidasi mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sbb:
1. Melakukan segala perbuatan hokum untuk dan atas nama “Koperasi Dalam
Penyelesaian”.
2. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan.
3. Memanggil anggota dan bekas anggota tertentu, Pengurus serta Pengawas baik
sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
4. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan catatan-catatan serta arsip koperasi.
5. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiaban pembayaran yang didahulukan
dari utang lainnya.
6. Menggunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban
koperasi.
7. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota.
8. Membuat berita serta penyelesaiannya.
Pasal 35
1. Pembinaan koperasi dapat dilakukan oleh Pimpinan Universitas, Yayasan Trisakti
& Pemerintah.
2. Pemerintah menciptakan dan mengembangkan iklim serta kondisi yang mendorong
pertumbuhan dan pemasyarakatan Koperasi.
3. Pemerintah memberikan bimbingan, kemudahan dan perlindungan kepada
Koperasi.
Pasal 36
1. Setiap anggota yang melanggar pasal 4 ayat (4) huruf a,b dan c Anggaran Dasar ini
dikenakan sanksi sbb:
a. Bagi anggota yang tidak membayar simpanan wajib dan simpanan lainnya 3 kali
berturut-turut, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota, dikenakan sanksi secara
bertahap dari peringatan pertama, kedua dan ketiga, skorsing dan pemberhentian
dengan hormat.
b. Bagi anggota yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan usaha selama satu tahun
buku, dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan
pemberhentian tidak hormat.
c. Bagi anggota yang tidak melaksanakan kewajiban dalam transaksi usaha,
dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan
pemberhentian tidak hormat.
Pasal 38
1. Untuk pertamakalinya Anggota Pengurus dipilih diatara Pendiri Koperasi yang
dihadiri oleh Anggota Koperasi dalam rapat anggota.
2. Kepengurusan selama-lamanya satu tahun dan tidak diperhitungkan sebagai masa
jabatan.
BAB XX : PENUTUP
Pasal 38
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Angggaran Rumah Tangga dan Peraturan khusus yang tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar ini.
Demikian Badan Usaha Koperasi ini didirikan pada tanggal, ……………………..
Oleh kami selaku pendiri, yang tersebut dibawah ini:
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPERASI SERBA USAHA KARYAWAN AKADEMI MARITIM
NUSANTARA
PENDAHULUAN
BAB I : KEANGGOTAAN
Pasal 1
1. Tata cara pendaftaran anggota:
Pasal 2
1. Keanggotaan akan berakhir jika:
Pasal 3
1. Para anggota mempunyai hak:
a. Suara yang sama dalam rapat anggota yaitu satu anggota satu suara.
b. Mendapatkan sebagian SHU sesuai dengan tingkat partisipasi masing-masing
anggota yang besarnya ditetapkan dalam rapat anggota.
Pasal 4
1. Rapat Tahunan adalah rapat yang diadakan setiap satu tahun sekali setelah tutup
buku tahun yang sama dan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal tutup buku
tersebut.
2. Rapat anggota berwenang menetapkan:
Pasal 5
1. Mekanisme rapat anggota:
a. Menyiapkan undangan rapat anggota secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum tanggal rapat dan disertai lampiran ringkasan pertanggung jawaban.
b. Dihadiri oleh setengah dari jumlah anggota.
c. Jika tidak memenuhi korum, maka diadakan pengulangan undangan rapat
anggota secara tertulis maksimal dua kali.
d. Apabila dalam rapat ketiga tidak memenuhi korum maka rapat dianggap sah.
e. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
f. Jika tidak tercapai mufakat dilakukan Voting oleh pengurus dan anggotanya.
1. Melakukan penilaian terhadap pertanggung jawaban pengurus.
2. Jika laporan pertanggung jawaban disetujui maka dilakukan penghitungan sisa hasil
usaha.
3. (SHU) yang akan dibagikan kepada anggota.
4. Jika laporan pertanggung jawabannya tidak disetujui maka dilakukan audit ulang
oleh pengawas dan jika perlu dilakukan penggantian pengurus dalam rapat anggota
berikutnya.
5. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahun berikutnya.
6. Hasil rapat dibuat notulen dan diumumkan secara terbuka kepada semua anggota.
Pasal 6
Rapat Anggota luar biasa dapat diselenggarakan apabila terjadi ha-hal sebagai berikut:
1. Meninggalnya salah seorang pengurus.
2. Salah seorang pengurus mengundurkan diri.
3. Salah seorang pengurus ditaruh dibawah pengampuan (curatele).
4. Salah seorang pengurus dijatuhi hukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
5. Apabila terjadi kejadian yang dapat mengakibatkan berkurangnya aset koperasi atau
yang mengancam keberadaan koperasi.
BAB IV : PENGURUS
Pasal 7
1. Jumlah anggota pengurus ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan, sekurang-
kurangnya 3 orang dan sebanyak-banyaknya 5 orang.
2. Minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara
3. Untuk kelancaran tugas pengurus dan untuk membantu pengurus dalam pengelolaan
Koperasi pengurus dapat mengangkat ketua unit usaha atau manajer yang
bertanggung jawab kepada pengurus sesuai kebutuhan.
4. Tugas kewajiban serta kewenangan dari masing-masing pengurus ditetapkan oleh
ketua.
Pasal 8
Mekanisme pengangkatan pengurus:
1. Pemilihan seorang calon dilakukan secara rahasia dan bertahap.
2. Tahap pertama menentukan 3 bakal calon berdasarkan perolehan suara terbanyak.
3. Tahap kedua dilakukan pemilihan ulang untuk menentukan salah seorang dari
ketiga calon berdasarkan perolehan suara terbanyak.
4. Ketua pengurus terpilih memilih anggota pengurusnya.
Pasal 9
1. Pengurus diberikan jasa yang dibebankan pada unit usaha.
2. Imbalan jasa kepada pengurus diberikan setiap 1 (satu) bulan sekali.
Pasal 10
Rapat pengurus adalah rapat rutin yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam
2 (dua) bulan yang dihadiri oleh pengurus, ketua unit usaha dan badan pengawas.
Pasal 11
Setiap rapat yang diadakan oleh pengurus harus dibuatkan notulen rapat dan disahkan
oleh pengurus.
Pasal 12
1. Badan pengawas wajib memeriksa keuangan dan menilai pelaksanaan tugas
pengurus.
2. Setiap mengadakan pemeriksaan badan pengawas wajib membuat laporan hasil
pemeriksaan dan disampaikan pada ketua pengurus clan diumumkan secara terbuka.
Pasal 13
1. Rapat Badan Pengawas diadakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
2. Badan Pengawas dapat mengundang pengurus clan anggota lainnya jika diperlukan.
Pasal 14
Badan pengawas mendapat imbalan jasa yang dibebankan pada unit usaha.
BAB VI : PERMODALAN
Pasal 15
1. Modal koperasi diperoleh dari simpanan anggota.
2. Koperasi dapat mengusahakan modal usaha dari sumber lain yang tidak
bertentangan dengan Peraturan dan Hukum yang berlaku di Indonesia.
BAB VII : SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 16
Simpanan wajib sebagaimana dimaksudkan:
Pasal 17
1. Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dalam 1 (satu) tahun buku
dikurangi dengan biaya termasuk pajak dalam tahun buku berjalan.
2. Sisa hasil usaha dialokasikan berdasarkan prosentase untuk hal sebagai berikut:
1. ……………………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………….
4. ……………………………………………………………………………….
5. ……………………………………………………………………………….
6. ……………………………………………………………………………….
7. ……………………………………………………………………………….
8. ……………………………………………………………………………….
9. ……………………………………………………………………………….
10. ……………………………………………………………………………….