APORAN
Penatalaksanaan PENDAHULUAN
konservatif post debridement
Bedrest total
Jenis Debridement :
Pemberian obat-obatan
Alami :vital
Observasi tanda-tanda jaringan memisahkan
dan status cairan diri secara spontan
Indikasi : Mekanis
Observasi luka dan balutan: penggunaan gunting bedah & forcep untuk
1. Nekrosis pada luka mengangkat dan memisahkan eskar
Bedah : tindakan operasi melibatkan eksisi primer sampai mengenai jaringan ya
Kontra indikasi
Klienmemiliki kelainan
pembekuan darah Debridement (pengangkatan jaringan mati pada luka)
Kondisi fisik tidak memungkinkan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Perawatan
medis post post debridement: Komplikasi debridement :
Tindakan
Debridement : keperawatan post operasi Sindrom kompartement
Monitorobat-
Pemberian kesadaran,
obatantanda- Perdarahan
tanda
Terapi vital, CVP, intake dan output cairan
hiperventilasi Hypovolemik syok
Observasi dan catat kondisi balutan
Pengobatan anti edema dan antibiotik Shock sirkulasi
Dalam nutrisi
Resusitasi mengaturdandan
cairan, Ketidakseimbanga n cairan dan
menggerakan posisi pasien harus hati-hati elektrolit
Perawatan luka debridement secara steril. Luka ditutup Tulle dan SilverGangguan
Sulfadiazin perfusi
kemudianjaringan
dibebat tebal
Resusitasi dan observasi cairan. Biasanya memakai cara Baxter Infeksi.
Resusitasi nutrisi Kerusakan
Pemenuhan kebutuhan eliminasi integritas kulit
Pemeriksaan Penunjang :
Hitung darahlengkap
Leukosit &Eritrosit
Gula darahsewaktu
Masa pembekuandarah
ElektrolitSerum
NatriumUrine
AlkaliFosfat
Glukosaserum
AlbuminSerum
BUN danKreatinin
Loop aliranVolume
EKG
1
2
Pemeriksaan fisik
Status Sirkulasi DIAGNOSA
Status respirasi Kerusakan integritas kulit
Sistem hematologi Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d a
Kesadaran Ketidakefektifan Perfusi Jaringan perifer
Sistem perkemihan Nyeri akut b.d agen cedera fisik
Sistem pencernaan Defisiensi pengetahuan b.d kurang inform
Sistem pencernaan Ansietas b.d koping individu ineffective
Psikososial Risiko Pendarahan
Risiko infeksi
Kerusakan integritas kulitKetidakefektifan bersihan jalan nafas Ketidakefektifan Perfusi Jaringan peri
NOC
NOC: Respiratory Status: Ventilation NOC:
Respiratory Status: Airway Patency (status pernafasan:Keparahan kelebihan
bersihan jalan nafas)beban cairan
Kriteria Hasil: Aspiration Control (kontrol aspirasi) Fungsi sensori kutaneus
Integritas jaringan
Sensasi normal
Perfusi jaringan
Elastisitas normal Warna Kriteria
kemerahanHasil :
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dipsne
Tekstur lembab Jaringan bebas lesi Kriteria hasil
alan nafas Menunjukkan jalan nafas yang paten
Adanya pertumbuhan rambutMampu dikulit Menunjukkan
mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat keseimbangan
jalan nafascairan, in
Kulit utuh mukosa dan perfusi jaringan perifer ya
gangguan eksterm
n ulang) berat
sedang
ekuensi, dalamnya, dan usaha nafas ringan
oksigen jika tersedia tidak ada gangguan
eutik keperawatan)
dalam, dan melakukan batuk terkontrol. Bantu klien bernafas dalam, menahan nafas beberapa detik, dan batuk dua atau tiga kali dengan
ari faring dengan menawarkan tisu dan suksion mulut danfaring jika perlu. Jangan lakukan suksion nasotrakheal
rakheal tube atau
dengan ventilator, lakukan hal berikut: catat hasil batuk dan suksioning, terutama toleransi klien dan karakteristik sekresi seperti: warna, b
NIC:
ManajemenNyeri
Kaji secara menyeluruh tentang
nyeri termasuk lokasi, durasi,
frekuensi, intensitas, dan
faktor penyebab.
Observasi isyarat non verbal dari
ketidaknyamanan terutama jika
tidak dapat berkomunikasi
secara efektif
Berikan analgetik dengantepat.
Berikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab nyeri,berapa
lama akan berakhir dan
antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur.
DIAGNOSA
Kerusakan Integritas Kulit
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d akumulasi secret
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan perifer
Nyeri akut b.d agen cedera fisik
Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
Ansietas b.d ancaman kematian
Risiko Pendarahan
Risiko infeksi
NIC:
Ongoing assesment(pengkajian terus menerus)
Amati dan laporkan tanda infeksi seperti kemerahan,
panas, peningkatan dan penurunan suhutubuh
Ukur suhu pasien yang menglami neutropenia setip 4
jam, laporkan bila suhu lebih dari 38,5 derajat
selsius atau lebih dari 38 derajat selsius dalam
24jam
Gunakan termometer elektronik atau air raksa utuk
mengukursuhu
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi EGC: Jakarta
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal- Bedah
Brunner&Suddarth 12th Edition. Volume . EGC: Jakarta.