Anda di halaman 1dari 32

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Pengertian Futsal

Futsal merupakan olahraga yang digemari masyarakat pedesaan maupun

diperkotaan saat ini. Futsal menurut Narti ( 2009 : 1) adalah :

Permainan bola yang dimainkan oleh dua regu dengan satu regunya
sebanyak 5 orang. Tujuan permainan ini, sama dengan permainan sepak
bola, yaitu memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan.
Lapangan futsal dibatasi garis. Setiap regu memiliki 5 orang pemain
dan pemain cadangan. Istilah futsal pada dasarnya berasal dari Spanyol
dan Portugis. Sepak bola (football) dikenal sebagai futbol. Dalam istilah
yang sama, kemudian dinamai futsal. Sal di sini memiliki arti ruangan
yang diambil dari bahasa Prancis (salon) atau juga Spanyol (sala).

2. Teknik dasar

a. Teknik Dasar Mengumpan (Passing)

Menurut Murhananto (2006: 38) Umumnya, teknik passing

menggunakan kaki bagian dalam dilakukan saat memberi umpan

menyusur permukaan lapangan akan tetapi jika ingin melakukan

passing agak sedikit melambung menggunakan kaki bagian dalam,

maka ketika akan menendang bola, bagian kaki yang pertama kali

menyentuh bola adalah disekitar pangkal jempol kaki. Passing lambung

juga bisa dilakukan dengan menggunakan ujung kaki. Selain itu teknik

mengumpan juga dapat dilakukan dengan kaki bagian luar, tumit kaki,

kepala, bahkan dada juga bisa.

9
b. Teknik Dasar Menahan Bola (control)

Menurut M. Asriady Mulyono (2017: 40)Selain mengumpan, teknik

mengontrol bola menjadi bagian dari teknik dasar yang harus dilakukan

oleh seorang pemain futsal. Dalam melakukan control bola, bagian

tubuh yang bisa digunakan sama dengan bagian tubuh saat melakukan

passing. Bahkan pada prinsipnya, semua bagian tubuh, kecuali tangan

bisa digunakan dalam mengontrol bola.

c. Teknik Dasar Mengumpan Lambung (chipping)

Menurut M. Asriady Mulyono (2017: 41) sama halnya seperti

passing menyusur permukaan lapang, mengumpan lambung (chipping)

ini menggunakan bagian tubuh seperti kaki bagian luar atau punggung

kaki, ujung kaki atau ujung sepatu, bahkan untuk pemain yang sudah

profesional, tumit kakipun bisa digunakan untuk melakukan chipping.

Teknik Chipping dilakukan ketika menendang bola ada sedikit

pergerakan kaki yang mengupayakan bola terangkat. Hal ini

dikarenakan titik bola yang ditendang bersentuhan dengan pangkal

jempol kaki.

d. Teknik Dasar Menembak (shooting)

Menurut M. Asriady Mulyono (2017: 42) dalam melakukan

shooting hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan kemana

arah bola yang akan ditendang. Shooting umumnya dilakukan untuk

menciptakan gol. Namun adakalanya shooting dilakukan untuk

membuang bolasejauh mungkin dari daerah pertahanan sendiri.

10
e. Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling)

Menurut M. Asriady Mulyono (2017: 41) Dapat dilakukan dengan

kaki bagian luar, kaki dalam, serta punggung kaki. Dribbling

menggunakan kaki bagian luar atau punggung kaki biasanya lebih

mudah daripada dribbling menggunakan kaki bagian dalam. Posisi bola

melekat pada bagian kaki yang digunakan untuk menggiring bola.

Jikapun diberi jarak, maka jarak bola dengan kaki kita saat melakukan

dribbling tidak boleh lebih dari 1 meter. Jarak idealnya adalah 30

sampai 50 cm saja.

Menurut Sucipto (2015: 63) menggiring bola adalah menendang

terputus-putus atau pelan-pelan oleh karena itu bagian kaki yang

digunakan untuk menggiring bola saat dengan yang dipergunakan untuk

menendang bola. Tujuan dribbing adalah untuk mendekati jarak ke

sasaran, melewati lawan, menghabat permainan.

a. Menggiring bola menggunakan kaki bagian dalam.

Dribbling menggunakan kaki bagian dalam pada umumnya digunakan

untuk mengecoh lawan. Dribbling menggunakan kaki bagian dalam

adalah sebagai berikut:

1) Posisi kaki saat dribbling sama dengan posisi menendang.

2) Kaki yang digunakan untuk dribbling tidak ditarik kebelakang hanya

diayunkan kedepan.

3) Diupayakan setiap melangkah, secara teratur bola disentuh/didorong

bergulir kedepan.

11
4) Bola bergulir harus selalu dekat dengan kaki dengan demikian bola

tetap dikuasai.

5) Pada waktu dribbling kedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah

penguaaan bola.

6) Pada saat kaki menyentuh bola, pandangan ke arah bola dan selanjutnya

melihat situasi lapangan.

b. Dribbling dengan kaki bagian luar.

Dribbling menggunakan kaki bagian luar pada umumnya untuk

melewati lawan. Analisa teknik dribbling menggunakan kaki bagian

luar adalah sebagai berikut:

1) Posisi kaki dribbling sama dengan posisi menendang menggunakan

punggung kaki bagian luar.

2) Kaki yang digunakan dribbling hanya menyentuh/ mendorong bola

bergulir kedepan.

3) Tiap melangkah kaki menyentuh bola.

4) Bola selalu dekat agar bola tetap dikuasai.

5) Pada waktu dribbling kedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah

pengusaaan bola.

6) Pada saat kaki menyentuh bola, pandangan ke arah bola dan selanjutnya

melihat situasi lapangan.

7) Kedua lengan menjaga keseimbangan.

c. Dribbling dengan punggung kaki.

12
Dribbling menggunakan punggung kaki pada umumnya digunakan

untuk mendekati jarak dan paling cepat dibandingkan dengan bagian

kaki lainnya. Analisa dribbling menggunakan punggung kaki adalah

sebagai berikut:

1) Posisi kaki dribbling sama dengan posisi menendang menggunakan

punggung kaki.

2) Kaki yang digunakan dribbling hanya menyentuh/ mendorong bola

bergulir kedepan.

3) Tiap melangkah secara teratur kaki menyentuh bola.

4) Bola bergulir selalu dekat dengan kaki agar bola tetap dikuasai.

5) Pada waktu dribbling kedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah

pengusaan bola.

6) Pandangan melihat bola pada saat kaki menyentuh, kemudian lihat

situasi dan kedua lengan menjaga keseimbangan badan.

Dribbling adalah salah satu teknik dasar yang penting untuk

dikuasai oleh pemain kemampuan menggiring bola (dribbling). Seorang

pemain harus benar-benar menguasai teknik dribbling dengan baik

untuk mendukung teknik dasar yang lainnya. Dribbling digunakan

ketika seorang pemain ingin menguasai bola lebih lama. Hal ini akan

memberi waktu pada tim secara keseluruhan untuk mengatur strategi.

Pada saat dribbling, satu orang pemain mampu melewati pemain lawan

sehingga membuka peluang lebih baik untuk menyerang maupun

bertahan.

13
Dalam permainan futsal, dribbling memiliki peranan yang sangat

penting. Ada dua tujuan akhir melakukan teknik dribbling, yakni untuk

mengecoh lawan sehingga membongkar pertahanan tim lawan, dan

yang kedua untuk agar leluasa mengumpan.

Ada dua tujuan akhir melakukan teknik dribbling, yakni untuk

mengecoh lawan sehingga membongkar pertahanan tim lawan, dan

yang kedua untuk agar leluasa mengumpan (passing).

3. Ekstrakulikuler

ekstrakulikuler adalah suatu program yang di adakan disetiap

sekolah untuk mengembangkan bakat, potensi ataupun keterampilan

siswa yang dimiliki setiap individu sesuai dengan cabang yang diminati

setiap individu yang dilakukan diluar jam pelajaran biasanya sepulang

sekolah atau pada hari sabtu dan minggu, program ini dilakukan supaya

peserta didik dapat meningkatkan ataupun mengembangkan bakat yang

dimilikinya, selain itu supaya peserta didik dapat berprestasi dalam

keterampilan yang dimilikinya dan dapat mengharumkan nama sekolah

itu sendiri

4. Hakikat Latihan

a. Pengertian Latihan

Dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan prestasi atlet

dalam olahraga tidak ada jalan lain adalah dengan latihan.

14
Latihan menurut Rothing dalam Satriya,dkk (2014: 12) yaitu semua

upaya yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan dalam

pertandingan olahraga.

Menurut Harsono dalam Satriya,dkk (2014: 12) latihan adalah

proses yang sistematis dalam berlatih dan bekerja secara berulang-

berulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau

pekerjaannya.

Sedangkan menurut Bompa dalam Satriya,dkk (2014: 12) dalam

bukunya yaitu latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik

dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual

yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologi dan psikologis manusia

untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

b. Tujuan Latihan

Tujuan latihan adalah untuk mengembangkan keahlian atau

keterampilan atlet , atlet juga dibimbing oleh seorang pelatih untuk

mencapai tujuan tersebut. selain itu tujuan latihan selain mengutamakan

keselamatan dan kesehatan adalah mencakup pengembangan dan

penyempurnaan

1) fisik secara multilateral.

2) fisik secara khusus sesuai dengan tuntutan cabang olahraganya.

3) teknik cabang olahraga.

4) taktik dan strategi yang dibutuhkan.

5) kualitas kesiapan bertanding.

15
6) persiapan optimal olahraga beregu.

7) keadaan kesehatan atlet.

8) pengetahuan atlet tentang fisiologis, psikologis, rencana program,

nutrisi, serta masa regenerasi.

Sedangkan tujuan khusus proses pelatihan didik (2007) mengatakan

dalam pengertian dunia modern sekarang tujuan latihan itu lebih

spesifik lagi, dan betul-betul lebih mengarah pada pencapaian prestasi

yang tinggi, dari tujuan dari latihan sekarang itu dikaitkan dengan usaha

untuk :

1) meningkatkan prestasi.

2) mempertahankan prestasi dan

3) mengatur penurunan prestasi.

c. Prinsip-Prinsip Latihan

1) Prinsip over load

Menurut Johansyah Lubis (2013:17) prinsip overload prinsip

latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat,

atlet harus selalu berusaha untuk berlatih dengan beban yang lebih berat

daripada yang mampu dilakukannya saat itu. akan tetapi yang perlu

diperhatikan ialah bahwa meskipun beban latihan harus lebih berat,

beban tersebut harus masih berada dalam batas-batas kemampuan atlet

untuk menguasainya. kalau bebannya terlalu berat, maka

perkembangannyapun tidak mungkin terjadi.

16
2) Prinsip multiratelar

Menurut Johansyah Lubis (2013:12) seorang pelatih harus

menahan perkembangan yang sangat cepat di awal-awal latihannya

terutama menahan kecenderungan untuk perkembangan latihan kea rah

spesialisasinya. perkembangan fisik yangb luas dan penguasaan teknik

dasarnya adalah salah satu tuntutan untuk mencapai spesialisasi yang

tinggi.

Prinsip perkembangan menyeluruh disusun dari suatu keterkaitan

system organisme tubuh dan antara proses fisiologis maupun

psikologisnya terutama dalam perkembangan biomotoriknya seperti

kelincahan, kecepatan, kekuatan, daya tahan tubuh dan koordinasi

geraknya.

3) Prinsip individualisasi

Menurut Johansyah Lubis (2013:15) individualisasi dalam latihan

adalah suatu kebutuhan yang sangat penting, karena kemampuan suatu

individu pasti akan berbeda-beda, tapi biasanya seorang pelatih selalu

memberikan pelatihan yang sama kepada atlet-atletnya, seharusnya

seorang pelatih harus pandai melihat kemampuan perorangan, karena

setiap orang tidak akan ada yang persis sama secara fisik psiologis,

potensi ataupun kemampuan dan karakteristiknya. maka dari itu setiap

individu memerlukan pelatihan yang khusus atau pelatihan

individualisasi.

17
4) Prinsip spesialisasi

Menurut Johansyah Lubis (2013:14) spesialisasi yang dimaksud

adalah bentuk latihan yang khusus untuk suatu cabang olahraga

tertentu. spesialisasi yang dimaksud tidak hanya terjadi perubahan pada

fisiologisnya, semata akan tetappi teknik, taktik dan psikologisnya juga.

Menurut Ozolin dalam Satriya,dkk (2014: 35) memberikan saran

bahwa suatu latihan atau aksi motoric khusus dipakai untuk

memperoleh efek latihan dari cabang olahraga yang khusus ditekuninya

dan dipakai untuk mengembangkan kemampuan biomotoriknya.

5) Prinsip spesifikasi

Menurut Satria dkk (2014:38) prinsip spesifikasi akan dapat

diperoleh manakala pelatihan yang dilakukan mirip dengan gerakan

yang dilakukan dalam gerakan olahraga tersebut. contohnya pemain

sepak bola melatih tendangannya yaitu dengan melatih otot tungkai

paling depan, namun pelatihannya bukan dengan squat jump meski

pelatihan itu untuk melatih otot depan juga, akan tetapi pelatihan yang

cocok digunakan yaitu (leg etention) karena gerakannya sama seperti

mau nendang bola.

6) Prinsip reversibility (kembalai ke asal).

Menurut Satria kkk (2014:38) jika kita berlatih pada umumnya

pasti akan ada peningkatan pada kemampuan atau fungsi dari organ-

organ tubuh kita. namun sebaliknya pada prinsip ini, jika kita berhenti

18
berlatih maka kemampuan atau keterampilan kita akan kembali ke

keadaan semula.

Menurut Satin dkk dalam Satriya,dkk (2014: 39) menemukan

bahwa tiga minggu istirahat atau tidak berlatih akan menurunkan VO2

Max sebesar 25%. untuk kembali ke kondisi semula dibutuhkan waktu

4-6 minggu latihan.

Houtson dalam Satriya,dkk (2014: 39) mengatakan bahwa setelah

15 hari tidak berlatih, daya tahan atau endurance pelari-pelari menurun

secara signifikan.

d. Aspek-Aspek Latihan

1) Aspek latihan fisik

Menurut Sajoto dalam Satriya,dkk (2014: 49) bahwa kondisi

fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha

peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai

keperluan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Menurut Harsono dalam Satriya,dkk (2014: 49) mengatakan

bahwa sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang

sempurna dalam situasi strees fisik yang tinggi, maka semakin jelas

bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan prestasi atlet.

Menurut Bompa dalam Satriya,dkk (2014: 49) mengatakan

bahwa persiapan fisik merupakan salah satu yang harus diperhatikan

19
dan dipertimbangkan dari beberapa kasus penting sebagai unsur yang

diperlukan dalam latihan untuk mencapai puncak penampilan (prestasi)

2) Aspek latihan teknik

Menurut Harsono dalam Satriya,dkk (2014: 51) bahwa latihan

teknik tujuannya adalah untuk mempermahir teknik-teknik gerakan

yang diperlukan.

Menurut Santosa dalam Satriya,dkk (2014: 51) menjelaskan

mengenai tujuan latihan teknik yaitu untuk mampu melakukan gerakan-

gerakan keterampilan suatu cabang olahraga dari mulai gerak

keterampilan yang paling sederhana sampai gerak keterampilan yang

paling sulit, termasuk gerak tipu yang menjadi ciri cabang olahraga

tersebut.

e. Beban Latihan

1) volume latihan

2) intensitas latihan

3) densitas latihan

4) istirahat latihan

f. Volume Latihan

Sebagai komponen atau norma yang paling penting, volume

latihan merupakan pra syarat untuk mendukung terhadap kemampuan

penguasaan teknik gerak cabang olahraga yang baik dalam proses

latihan, juga merupakan pra syarat untuk pembentukan atlet yang

memiliki tingkat kondisi fisik yang baik, di awal latihan pada program

20
latihan harus tersedia volume latihan yang tinggi, sehingga akan

membentuk atlet yang memiliki ketahanan kerja atau aktivitas yang

tinggi.

Volume latihan adalah jumlah atau kuantitas materi yang harus

dilakukan dalam satu unit latihan. Volume latihan biasa berupa :

1. Lamanya waktu latihan (menit, jam)

2. Beratnya beban yang harus diangkat (Kg, Kwintal)

3. Jauhnya jarak yang harus ditempuh atau diselesaikan (meter, km).

4. Banyaknya pengulangan gerak yang harus dilakukan (10 kali, 50 kali,

100 kali)

g. Intensitas Latihan

Menurut Bompa dalam Satriya,dkk (2014: 96) intensitas

merupakan suatu fungsi dari kekuatan rangsangan saraf dalam

mengatasai beban latihan, dan kekuatan rangsangan itu tergantung pada

beban (load), kecepatan dalam bergerak, variasi dalam istirahat, atau

istirahat dalam pengulangan.

Menurut Grosser dalam Satriya,dkk (2014: 96) intensitas latihan

adalah tingginya rangsangan, kuatnya rangsangan termasuk juga

pergerakan tenaga yang dilakukan seorang atlet pada suatu usaha

mengatasi beban latihan. Intensitas latihan didasarkan pada beberapa

kategori yaitu rendah, submaksimal, maksimal, dan supra maksimal.

21
Keempat kategori ini dijadikan rujukan dalam pembuatan program

latihan. Berikut penjelasan tentang keempat kategori intensitas latihan :

Tabel 2.1 tingkatan intensitas

Prosentase dari Kemampuan Frekuensi Denyut


NO Tingkatan Intensitas
Maksimal nadi permenit

1 Rendah sekali 30-50 % 130 -

2 Rendah 50-60 % 140kali/menit

3 Sedang 60-75 % 140-150

4
Submaksimal 75-85 % 150-165

5 Maksimal 85-100 % 165-180

5. Hakikat Kecepatan (Speed)

Menurut Widiastuti, (2017: 16) kecepatan adalah kemampuan

berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya. Kecepatan bersipat lokomotor dan geraknya

bersifat siklik (satu jenis gerak yang dilakukan berulang-ulang seperti

lari dan sebagainya) atau kecepatan gerak bagian tubuh seperti

melakukan pukulan. Kecepatan penting tidak saja bagi anak-anak

terutama saat mereka bermain disekolah maupun dirumah juga bagi

mereka yang sudah dewasa untuk dapat tetap menjaga mobilitas.

22
Menurut Satriya,dkk (2014: 72) kecepatan adalah gerak maksimal

maju untuk menyelesaikan jarak dengan waktu yang sesingkat-

singkatnya.

Bentuk latihan yang bisa diterapkan antara lain speed play.

Kualitas latihan bisa ditingkatkan dengan penambahan beban dan

rintangan. Sprint jarak pendek dengan intensitas tinggi juga sangat

efektif diterapkan dalam program latihan fisik futsal untuk

meningkatkan kecepatan pemain.

Kecepatan dalam permainan futsal merupakan komponen yang

sangat dibutuhkan di samping unsur-unsur yang lain. Dengan demikian

diperlukan latihan yang sangat terarah agar hal itu dapat dimanfaatkan

secara efektif dan efisien. Kecepatan adalah kemampuan seseorang

untuk melakukan gerakan dengan waktu yang sangat singkat untuk

mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Kecepatan merupakan salah satu

dari unsur kondisi fisik yang dapat menunjang penampilan atlet. Rusli

Rutan (dalam Bagas Wahyu Prasetyom Subandi 2016: 21)menjelaskan

bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan,berlari, atau

bergerak dengan sangat cepat. Sukadiyanto (dalam Bagas Wahyu

Prasetyom Subandi 2016: 21)menyebutkan bahwa kecepatan adalah

kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menjawab rangsang

dalam waktu secepat (sesingkat) mungkin.

Sukadiyanto (dalam Bagas Wahyu Prasetyom Subandi 2016: 22),

menjelaskan bahwa kecepatan sebagai hasil perpaduan dari panjang

23
ayunan tungkai dan jumlah langkah,gerakan panjang ayunan dan

jumlah langkah merupakan serangkaian gerak yang sinkron dan

kompleks dari sistem neuromuskuler. Bertambahnya panjang ayunan

dan jumlah langkah akan meningkatkan kecepatan bergerak. Membahas

unsur kecepatan selalu berpijak pada konsep dasarnya, yaitu waktu

reaksi, frekuensi gerak per unit waktu,dan kecepatan menempuh jarak

tertentu (kecepatan gerak). Kecepatan bergerak cepat bergantung pada

kecepatan reaksi saat awal gerak,kemampuan tubuh menempuh jarak

dengan waktu tertentu, danfrekuensi langkah larinya. Pada olahraga

futsal kecepatan ini diperlukan untuk melakukan gerakan-gerakan yang

memerlukan kecepatan,misalnya kecepatan dalam reaksi, dan

aplikasinya lebih kepada daya dukung untuk berlari pada saat

menggiring bola.

b. Macam-Macam Kecepatan

Menurut Sukadiyanto (dalam Bagas Wahyu Prasetyom Subandi

2016: 22) kecepatan ada dua macam, yaitu kecepatan reaksi dan

kecepatan gerak. Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang dalam

menjawab suatu rangsang dalam waktu sesingkat mungkin. Kecepatan

reaksi dibedakan menjadi reaksi tunggal dan reaksi majemuk.

Kecepatan gerak adalah kemampuan seseorang melakukan gerak atau

serangkaian gerak dalam waktu secepat mungkin.Kecepatan gerak

dibedakan menjadi gerak siklis dan non siklis. Kecepatan gerak siklis

atau sprint adalah kemampuan neuromuskuler untuk melakukan

24
serangkaian gerak dalam waktu sesingkat mungkin. Gerak nonsiklis

adalah kemampuan sistem neuromuskuler untuk melakukan gerak

tunggal dalam waktu sesingkat mungkin.

c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kecepatan

Menurut Suharno HP (dalam Bagas Wahyu Prasetyom Subandi

2016: 23) kecepatan seseorang ditentukan oleh berbagai faktor, secara

umum yaitu:

1) Macam fibril otot yang dibawa sejak lahir, fibril berwarna putih

baikuntuk kecepatan.

2) Pengaturan nervous system.

3) Kekuatan otot.

4) Kemampuan elastisitas dan relaksasi suatu otot.

5) Kemauan dan disiplin individu atlet.

6. Hakikat Kelincahan (agility)

Menurut Widiastuti (2017: 16) kelincahan adalah kemampuan

untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan

bersama-sama dengan gerakan lainnya. Bagi anak kelincahan

merupakan komponen kesegaran jasmani yang harus dimiliki. Tanpa

kelincahan, anak dikatakan tidak dalam keadaan normal atau mungkin

sedang sakit. Kelincahan bagi mereka adalah sesuatu yang khas sesuai

dengan kodratnya. Jadi, kelincahan harus menempati prioritas utama

dalam melatih kesegaran jasmani setiap anak. Bagi orang dewasa

kelincahan tidak berarti kurang penting, tetapi apabila dilihat dari

25
kebutuhan serta aktivitas yang dilakukan, kelincahan terbatas kepada

cabang olahraga yang dilakukannya.

Menurut Satriya,dkk (dalam Bagas Wahyu Prasetyom Subandi

2016: 21) kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk merubah arah

dengan cepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan

pada posisi tubuhnya.

Bentuk latihan kelincahan lari zig zag sambil menggiring bola

agar kelincahan anda lebih terasa. kombinasikan kelincahan dan

kecepatan dengan lari zig zag tanpa bola. kelincahan juga dapat

dilakukan dalam bentuk lari bolak-balik (shuttle-run), lari kulak-kelok

(zig-zag run), jongkok-berdiri (squat-thrust), dan sejenis lainnya.

Kelincahan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang

berperan penting terutama pada cabang olahraga permainan termasuk

futsal, khususnya pada saat mendapat rintangan dari lawan. Seorang

pemain harus mampu bergerak dengan cepat mengubah arah atau

melepaskan diri. Menurut Wahjoedi (dalam Bagas Wahyu Prasetyom

Subandi 2016: 18) kelincahan (agility) adalah kemampuan tubuh untuk

mengubah arah dengan cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan

atau kehilangan keseimbangan.

Menurut Ismaryati (dalam Bagas Wahyu Prasetyom Subandi

2016: 18) kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan

posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat. Kelincahan

yang dilakukan oleh atlet atau pemain futsal saat berlatih maupun

26
bertanding bergantung pula pada kemampuan mengoordinasikan sistem

gerak tubuh dengan respons terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi.

Kelincahan ditentukan oleh faktor kecepatan bereaksi, kemampuan

untuk menguasai situasi, dan mampu mengendalikan gerakan secara

tiba-tiba. Kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik

yangbanyak dipergunakan dalam olahraga, kelincahan merupakan

unsure kemampuan gerak yang harus dimiliki seorang pemain, sebab

dengan kelincahan yang tinggi pemain dapat menghemat tenaga dalam

waktu permainan. Kelincahan juga diperlukan dalam membebaskan diri

darikawalan lawan dengan menggiring bola, melewati lawan dengan

menyerang untuk menciptakan suatu gol yang akan membawa pada

kemenangan. Seorang pemain yang kurang lincah dalam melakukan

suatu gerakan akan sulit untuk menghindari sentuhan-sentuhan

perseorangan yang dapat mengakibatkan kesalahan perseorangan.

Futsal merupakan aktivitas permainan invasi (invasion games)

beregu yang dimainkan lima lawan lima orang dalam durasi waktu

tertentu yang dimainkan pada lapangan, gawang, dan bola yang relative

lebih kecil dari permainan sepak bola yang mensyaratkan kecepatan

gerak, menyenangkan, dan aman dimainkan serta kemenangan regu

ditentukan oleh jumlah terbanyak mencetak gol ke gawang lawannya.

Seperti pendapat Murhananto (dalam Bagas Wahyu Prasetyo Subandi

2016: 19) bahwa futsal adalah sangat mirip dengan sepak bola hanya

saja dimainkan oleh lima lawan lima dalam lapangan yang lebih kecil,

27
gawang yang lebih kecil dan bola yang lebih kecil serta relatif berat.

Dalam permainan futsal, pergerakan pemain yang terus menerus juga

menyebabkan pemain harus terus melakukan operan (passing). Futsal

adalah permainan yang membutuhkan kecepatan. Semakin cepat

permainan tim, akan semakin memperbesar peluang untuk menang.

Pemain cukup menggunakan sentuhan one-two dengan pemain lain satu

tim dan tidak terlalu sering membawa bola,karena hanya akan menguras

tenaga. Pemain hanya perlu mengoper dan berlari mengisi ruang

kosong. Pemain tidak harus menunggu bola, tetapiterus bergerak aktif

(dalam Bagas Wahyu Prasetyom Subandi 2016: 19).

Kelincahan memiliki peranan yang sangat penting dalam

permainan futsal terutama dalam menghindari sergapan lawan pada saat

melakukan dribbing, maupun digunakan untuk memasukkan bola

kegawang lawan sehingga mendapat angka. Kemampuan tubuh untuk

meliuk-liuk menghindari sergapan lawan sangat diperlukan oleh

pemainfutsal. Dengan demikian gerakan yang eksplosif akan sangat

memungkinkan seorang pemain untuk menguasai bola dan mampu

melewati hadangan lawan, maupun untuk menerobos ketatnya

pertahanan lawan. Pada olahraga futsal kelincahan diperlukan untuk

melakukan gerakan-gerakan yang memungkinkan untuk mengubah arah

gerakan, misalnya dalam bertahan mencoba untuk mengantisipasi

serangan dari lawan, sehingga atlet perlu mengejar bola tersebut dengan

melakukan perubahan arah

28
b. Macam-Macam Kelincahan

Menurut Ismaryati (dalam Bagas Wahyu Prasetyom Subandi

2016: 20) ditinjau dari keterlibatannya atau perannya dalam

beraktivitas, kelincahan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu

kelincahan umum dan kelincahan khusus. Jenis kelincahan tersebut

menunjukkan bahwa kelincahan umum digunakan untuk aktivitas

sehari-hari atau kegiatan olahraga secara umum. Di sisi lain kelincahan

khusus merupakan kelincahan yang bersifat khusus yang dibutuhkan

dalam cabang olahraga tertentu. Kelincahan yang dibutuhkan memiliki

karakteristik tertentu sesuai tuntutan cabang olahraga yang dipelajari.

c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelincahan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelincahan, yaitu

kekuatan otot, kecepatan, tenaga ledak otot, waktu reaksi,

keseimbangan,dan koordinasi (Depdiknas, dalam Bagas Wahyu

Prasetyom Subandi 2016: 20). Adapun faktor lain yang dapat

mempengaruhi kelincahan menurut Depdiknas (dalam Bagas Wahyu

Prasetyom Subandi 2016: 20) yaitu:

1) Tipe tubuh

Orang yang tergolong berat badan ideal (mesomorph)lebih lincah

daripada berbadan kurus (ectomorph) dan berbadan gemuk (endomorp).

2) Umur

Kelincahan meningkat sampai kira-kira umur 12 tahun pada waktu

mulai memasuki pertumbuhan cepat (rapid growth). Setelah melewati

29
pertumbuhan cepat kelincahan meningkat lagi sampai anak mencapai

umur dewasa kemudian menurun lagi menjelang umur lanjut.

3) Jenis kelamin

Anak laki-laki memperlihatkan kelincahan sedikit lebih daripada

perempuan sebelum umur pubertas. Setelah umur pubertas perbedaan

kelincahnnya lebih mencolok.

4) Berat badan

Kelebihan berat badan (overweight) sangat berpengaruh terhadap

kelincahan karena dapat mengurangi kemampuan anak untuk bergerak

dengan cepat.

5) Kelelahan

Kelelahan dapat mengurangi kelincahan. Oleh karena itu,penting

memelihara daya tahan jantung dan daya tahan otot, agar kelelahan

tidak mudah timbul.

7. Hakikat Menggiring Bola (Dribbling).

Salah satu teknik bermain sepakbola yang sangat mendasar

diperlukan oleh seorang pemain sepakbola adalah teknik menggiring

bola (dribbling). Keterampilan menggiring bola merupakan salah satu

dasar yang penting dan mutlak yang harus dikuasai oleh seorang

pemain sepakbola. Menggiring bola adalah salah satu kemampuan

untuk membawa bola pada arah sasaran yang diinginkan. Dalam

menggiring bola, seorang pemain harus dapat mengontrol bola dengan

baik. Ini dikarenakan pada saat kita mengiring bola, secara mudah

30
untuk menggiring bola karena kita mendapat halangan dan hadangan

pemain lawan.

Menggiring bola juga dimaksudkan untuk menyelamatkan bola

apabila tidak ada kemungkinan untuk passing atau mengoper bola

dengan segera dengan cara membebaskan diri dari tekanan lawan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecepatan membebaskan bola

merupakan keterampilan yang terpenting yang harus dimiliki agar dapat

bermain dengan baik. Mengenai teknik menggiring bola lebih lanjut

diuraikan berikut ini.

Menurut Robert Koger (2007: 51), “Dribbling atau menggiring

bola adalah metode menggerakkan bola dari satu titik ke titik yang lain

dilapangan dengan menggunakan kaki, bola harus dekat dengan kaki

agar mudah dikontrol. Pemain tidak boleh harus terus menerus melihat

bola, mereka juga harus melihat sekeliling dengan kepala tegak agar

dapat mengamati situasi dilapangan dan mengawasi gerak – gerik

pemain lainnya“. 

Semakin mahir pemain mendribbling bola itu, semakin cepat

pemain dapat menggiring bola sambil berlari dengan kencang, dengan

bola seakan - akan diujung sepatunya hanya dengan latihan yang

banyak dan lama baru hal tersebut dapat dicapai “Menurut Ardi Nusri,

(2002: 22 ) : Secara umum prinsip menggiring bola adalah : 

1. Mata melihat kearah bola ( pemula ), mata dan kepala agak ditegakkan

untuk melihat posisi lawan dan kawan ( mahir ).

31
2. Bola didorong oleh kaki ( dalam , luar , kura-kura ) dengan tekanan

yang terukur, sehingga bola selalu dalam penguasaan sipenggiring.

3. Langkah kaki pendek – pendek dan cepat , hal ini bertujuan untuk cepat

menyentuh bola kembali .

4. Mengatur kecepatan, kapan saat cepat dan kapan pula harus lambat.

sepakbola yang memiliki langkah kaki dan kecepatan yang lebih

baik akan lebih mudah menggiring bola yang diinginkan. Dalam hal ini

bila dikaitkan dengan model latihan running with the ball dan model

latihan zig – zag run with the ball maka kedua latihan dribbling ini

saling berkaitan sehingga membuat menggiring bolanya akan semakin

baik bola.

Pelaksanaan menggiring bola dapat dilakukan dengan

menggunakan kaki kanan dan kiri. Menurut Sucipto (2000 : 29 )

pelaksanaan menggiring bola dapat dibedakan menjadi 3 cara :

1. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam, pelaksanaanya:

a) Posisi kaki menggiring bola sema dengan posisi kaki menendang bola.

b) Pada waktu menggiring bola kedua lutut agak sedikit ditekuk untuk

mempermudah penguasaan bola.

c) Pada saat kaki menyentuh bola pandangan kearah bola dan selanjutnya

melihat situasi lapangan.

d) Kedua tangan menjaga keseimbangan disamping badan.

2. Menggiring bola dengan kaki bagian luar, pelaksanaanya :

32
a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang dengan

punggung kaki bagian luar.

b) Kedua lutut agak sedikit ditekuk agar mudah untuk menguasai bola.

c) Pada saat kaki menyentuh bola pandangan kearah bola dan selanjutnya

melihat situasi lapangan.

d) Kedua lengan menjaga keseimbangan badan.

3. Menggiring bola dengan punggung kaki, pelaksananya:

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang dengan

punggung kaki bagian luar.

b) Bola bergulir harus selalu dengan kaki, dengan demikian bola tetap

dapat dikuasai .

c) Kedua lutut agak sedikit ditekuk agar mudah untuk menguasai bola.

d) Pandangan melihat bola pada pada saat kaki menyentuh, kemudian

melihat situasi dan kedua lengan menjaga keseimbangan disamping

badan.

Kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa pemain sepakbola yang

memiliki langkah kaki dan kecepatan yang lebih baik akan lebih mudah

menggiring bola yang diinginkan .Berbagai macam latihan dalam

meningkatkan kemampuan dribbling dalam permainan sepakbola .

Menurut Jose Regura Rius ( 2005 : 32 ), ada tiga model latihan dalam

meningkatkan kemampuan dribbling dalam permainan sepakbola yaitu:

1. Straight line trajectory, 2. Curving line trajectory.3.Zig – zag line

trajectory.

33
Dalam meningkatkan kemampuan dribbling tersebut peneliti

memfokuskan pada latihan running dan zig-zag runl, karena kedua

latihan ini sangat berkaitan dengan peningkatan kemampuan

keterampilan menggiring bola dalam bermain sepakbola . Kedua bentuk

latihan ini lebih mengarah pada kemampuan maneuver, kemampuan

mengubah arah dan lari dengan cepat serta kelincahan gerak sehingga

sangat diperlukan dalam melakukan dribbling. Dengan diberikannya

program latihan running with the ball dan zig – zag run with the ball

diharapkan akan dapat mempengaruhi kelincahan gerak sehingga

keterampilan menggiring bola akan semakin baik pula.

Menurut Asmar Jaya (2008: 66) menggiring bola adalah

menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan. Menggiring bola

bertujuan untuk mendekatkan bola ke pertahanan lawan, melewati

lawan, dan menghambat permainan. Kaki yang digunakan untuk

menggiring bola sama dengan kaki yang digunakan untuk menendang

ialah dengan menggunakan kaki bagian dalam dan menggunakan kaki

bagian luarserta punggung kaki.

Menurut Agus Susworo D M, Saryono, dan Yudanto (2009: 150)

dribbling merupakan kemampuan pemain dalam menguasai bola

dengan baik tanpa dapat direbut oleh lawan, baik dengan berjalan,

berlari, berbelok, maupun berputar. Tujuan dribbling adalah untuk

melewati lawan, mengarahkan bola ke ruang kosong, melepaskan diri

34
dari kawalan lawan, serta menciptakan peluang untuk melakukan

shooting ke gawang.

Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa teknik dribbling

merupakan teknik yang bertujuan untuk melewati lawan, mengarahkan

bola ke ruang kosong, melepaskan diri dari kawalan lawan, serta

menciptakan peluang untuk melakukan shooting ke gawang. Teknik

menggiring (dribbling) dilakukan dengan menggunakan kaki bagian

dalam dan menggunakan kaki bagian luar serta menggunakan

punggung kaki.Menurut Komarudin (2011: 50) tujuan menggiring bola

adalah untuk melewati lawan, mengarahkan bola ke ruang kosong,

melepaskan diri dari kawanan lawan, membuka ruang untuk kawan,

serta menciptakan peluang untuk melakukan shooting ke gawang

lawan. Dalam menggiring bola pemain dapat menggunakan sisi kaki

bagian dalam, sisi kaki bagain luar, serta punggung kaki. Cara

melakukan dribbling sebagai berikut:

a. Fokus terhadap bola dan keadaan sekitar dalam menentukan kemana

arah yang akan dituju.

b. Saat dalam tekanan lawan perkenaan bola dengan kaki harus dekat

Dan dilindungi oleh bagian tubuh yang lain. Sentuhan bola harus

sesering mungkin atau banyak sentuhan agar lawan kesulitan

merebutnya. Faktor kelincahan dalam melewati lawan sangat

dibutuhkan di sini.

35
c. Saat bebas dari tekanan lawan, pemain mempunyai banyak waktu

Untuk melihat kondisi sekitar dan memutuskan apa yang harus

dilakukan. Biasanya sentuhan dengan bola lebih sedikit.

d. Saat dribbling cepat tanpa kawalan, pemain hanya menyodor bola

kedepan terukur, kemudian lari secepat mungkin menuju bola,

kemudian menyodor bola kembali, sampai ke tempat tujuan. Menurut

Sucipto dkk (2000: 28) pada dasarnya menggiring bola adalah

menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki

yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan

antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan

menghambat permainan. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa dalam menggiring bola seorang pemain harus dapat mengubah-

ubah arah dandapat menghindari lawan dengan cepat serta harus dapat

menggunakan seluruh bagian kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai.

Untuk dapat melakukannya semua itu sangat dibutuhkan unsur fisik

berupa kecepatandan kelincahan.

36
B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis

yang dikemukakan sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang

dilakukan khususnya yang terkait dengan meningkatkan dribbling

melalui latihan kecepatan dan kelincahan. Berikut ini disajikan hasil

penelitian yang relavan dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian Bagas Wahyu Prasetyo Subandi (2016) dengan judul:

‘Pengaruh Latihan Kecepatan-Kelincahan Terhadap Kemampuan

Menggiring Bola Siswa Peserta Ekstrakulikuler Futsal Di Mts 2

Yogyakarta”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian control-group

preetes-posttest design. Hasil penelitiannya pada kelompok eksperimen

diperoleh nilai t hitung (10,349) > t tabel (2,201), dan nilai p (0,000) < 0,05

hal tersebut menunjukan Ha (hipotesis alternative) diterima Ho

(hipotesis nol) ditolak, sehingga dapat diartikan ada pengaruh latihan

kelincahan dan latihan kecepatan yang signifikan terhadap kemampuan

menggiring bola.

2. Penelitian Khoiril Hidayat (2015) dengan judul :” Pengaruh latihan

kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa putra

kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kembayan”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

dengan menggunakan tes kemampuan menggiring bola sebagai tes

dalam pretest dan posttest. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: (1)

37
rata-rata kemampuan tes awal (pretest) 15,75 detik; (2) rata-rata

kemampuan tes akhir (posttest) 13,72 detik. Dari hasil yang diperoleh

pada pretest dan posttest dapat disimpulan bahwa ada pengaruh latihan

kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa putra

kelas VIII SMPN 2 Kambayan.

3. Rizqi Darmawan Wicaksana (2010) melakukan penelitian dengan

judul : “Pengaruh Latihan Kombinasi Kecepatan dan Kelincahan

terhadap Keterampilan Menggiring Bola pada permainan Sepak Bola

pada Kegiatan Ekstrakulikuler Sepak Bola di SMPN 10 Malang”. Hasil

penelitiannya adalah terdapat pengaruh yang signifikan, yang

dibuktikan dengan hasil analisis uji-t untuk menggiring bola adalah

sebesar 20,764 dengan nilai probabilitas 0,00 < a = 0,01

C. Kerangka berfikir

Kecepatan sangat penting dibutuhkan oleh pemain futsal. Yang

dimaksud dengan kecepatan adalah sebagai gerak laju yang dihasilkan oleh

kontraksi otot dan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis

secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, kecepatan dribbling

dalam futsal yaitu kemampuan untuk menggiring bola dengan cepat dalam

melakukan penyerangan atau serangan balik, sehingga dapat melewati lawan dan

supaya tidak mudah direbut dan dikejar oleh lawan dan tujuan akhirnya yaitu

dapat menciptakan gol bagi tim dengan waktu yang singkat.

Kelincahan dalam olahraga futsal itu sangat penting, secara sederhana

kelincahan dalam sehari-hari kita sering mengatakanya dari kata dasarnya lincah.

38
Kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengubah

arah secara efektif, cepat dan tepat, sambil berlari hampir dalam keadaan penuh

(dengan sekuat tenaga). Maka dari itu dalam melakukan dribbling haruslah

mempunyai kelincahan, karena tujuan dribling salah satunya adalah melewati

lawan dan menghemat tenaga dalam suatu pertandingan, dalam melewati lawan

harus lincah sehingga tidak gampang direbut oleh lawan.

Begitupun menurut para ahli Harsono (1988 : 172) berpendapat bahwa:

“kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi


tubuh dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan
dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dengan melakukan latihan kelincahan, maka
siswa dapat menempatkan posisi tubuh mereka dengan tepat, menjaga
keseimbangan serta memiliki kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan
menggiring bola yang bervariatif”.

Sedangkan menurut Suharno (1985 : 33) juga menambahkan bahwa:

“kegunaan kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan gerakan –gerakan


berganda atau stimulant, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi,
gerakan-gerakan efesien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi
terhadap lawan dan lingkungan”.

Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh latihan

kecepatan-kelincahan terhadap keterampilan driblling pada siswa ekstrakulikuler

futsal.

39
Sampel

Latihan Kecepatan dan latihan


kelincahan (X)

Keterampilan dribbling (Y)

Terdapat pengaruh latihan kecepatan-kelincahan terhadap


keterampilan dribbling pada siswa ekstrakulikuler futsal di
SMA Negeri 1 Nagrak Kab. sukabumi

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah

dipaparkan diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis, yaitu

”Terdapat pengaruh latihan kecepatan-kelincahan terhadap

keterampilan driblling pada siswa ekstrakulikuler futsal di SMA

Negeri 1 Nagrak Kab.Sukabumi”

40

Anda mungkin juga menyukai