Anda di halaman 1dari 2

Forum Analisa Kegagalan pada pengereman bus dari kerusakan komponen kampas rem.

Pengalaman analisaa kegagalan pernah saya alami waktu melakukan praktek kerja profesi di Perum PPD,
perusahaan penyedia layanan tranportasi umum Jabodetabek. Bus pada perusahaan tsb kebanyakan
rangka/chassis nya bermerk Hino dan Marcedes. Kendaraan yang dilakukan analisa pada pembahasan
forum ini adalah bis dengan tipe Mercedes Benz – OH 160.
kendaraan dengan beban berat dan/atau kecepatan relatif tinggi, kondisi lalin yang padat, seperti di
Jakarta, menyebabkan tingginya frekuensi pengereman kendaraan. Hal ini mengakibatkan umur kampas
rem menjadi lebih pendek dan rutin melakukan penggantian kampas rem.

PENYEBAB KEGAGALAN PENGEREMAN DARI SISTEM


Terdapat 3 komponen yang mengalami kerusakan pada sub-assembly kampas rem, pada saat dilakukan
analisa kegagalan yaitu:
1. kampas rem mengalami retak bahkan patah
2. keling (rivet) pengikat kampas dengan brake shoe mengalami kendor
3. rangka rem (brake shoe) mengalami keretakan/patah
kinerja kampas rem tidak semata-mata disebabkan oleh kualitas kampas, tetapi juga bisa disebabkan
oleh tidak dilakukannya pemeriksaan cacat dan perubahan bentuk dan dimensi rangka rem sebelum
dilakukan pemasangan kampas rem baru. Rangka rem yang sudah berubah bentuk karena tekanan bisa
menyebabkan kampas rem tidak “duduk” dengan rata (properly mate with the shoe table), yang selain
berakibat kampas rem aus lebih cepat juga bisa menimbulkan keretakan pada kampas rem. Hal yang
sama juga bisa terjadi bila pemasangan kampas rem pada rangkanya dengan paku keling yang tidak di-
press dengan baik dan benar. koefisien gesek bukanlah satu-satunya penentu kinerja pengereman
karena semakin tinggi temperatur nilai koefisien geseknya semakin turun

DATA BOOK/ PANDUAN KOMPONEN


Sebagai komponen utama material gesek kampas rem memang harus baik dan harus lolos serangkaian
test sebagaimana diatur dalam berbagai standard berikut ini:

1) SNI 09-0143-1987 yang meliputi uji koefisien gesek, uji kekerasan, uji tekan
2) ASTM G0115-04 Guide for Measuring and Reporting Friction Coefficients.
3) ASTM D3359-02 Test Methods for Measuring Adhesion by Tape Test.
4) Original equipment vehicle manufacturer (OEM) manuals and catalog.

PENGUJIAN
Pengujian dilakukan berdasarkan
1. Pengujian kekuatan keling dan kampas rem
Gambar skema pengujian keling (Geser)

Gambar pengujian kampas rem dengan beban geser

2. Kerusakan dan pemeriksaan Brake Shoe


Dilaukan dengan pengecekan peregangan, kerataan permukaan, kelengkungan, ketebalan,
kelonggaran lubang keeling, keretakan Las, dudukan dan kondisi roller, dan konndisi engsel
pin/pegas pengembali.
3. Pemasanngan kampas rem baru
Dilakukan pengecekan pada brake block, pengencangan brake block, perakitan dan inspeksi akhir.
Inspeksi dilakukan dengan melakukan pengukuran dengan feeler gauge antara shoe table dan brake
block, penggunaan gap maksmum 0,010 dengan lining sepanjang sisi dan ujung rakitan dan
pengecekan visual di final perakitan.

MONITORING
1. Prosedur pemeriksaan/pengechekan brake shoe (rangka rem) sangat penting untuk mencegah
berkurangnya unjuk kerja dan teradinya kegagalan fungsi pengereman karena brake shoe
rusak/retak.
2. Pemasangan kampas rem yang tidak “duduk” dengn rata pada brake shoe (properly mate with the
shoe table) dapat menyebabkan kampas rem retak selama pemakaian.
3. Dari SOP rebuild kampas rem nampak bahwa umur kampas rem (karena aus atau rusak) tidak
semata-ata disebabkan oleh kualitas kampas rem, tetapi juga karena brake shoe yang retak/rusak
tidak segera diganti dan kualitas pemasangan paku keling yang tidak standard.
4. Pencatatan setiap dilakukan penggantian kampas rem baru penting untuk mengetahui umur kampas
rem kaena : kualitas kampas rem, perilaku pengemudi, dan umur brake shoe

Demikian tanggapan saya terhadap forum ini perihal analisa kegagalan di tempat kerja yang pernah
dialami, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian. Mohon bimbingan dan arahan.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai