C.REFLEKSI
Macam-macam Ijmak Di tinjau dari segi cara terjadinya maka Ijmak di bagi dua yaitu:
1. Ijmak Bayani
ljmak bayani, yaitu para mujtahid menyatakan pendapatnya
dengan jelas dan tegas, baik berupa ucapan maupun tulisan.
Ijmak bayani disebut juga ijmak sarih, ijmak qauli atau ijmak
hakiki.
2. Ijmak Sukuti
Ijmak sukuti yaitu para mujtahid seluruh atau sebahagian
mereka tidak menyatakan pendapat dengan jelas dan tegas,
tetapi mereka berdiam diri saja atau tidak memberikan
reaksi terhadap suatu ketentuan hukum yang telah di
kemukakan mujtahid lain yang hidup di masanya.
Ditinjau dari segi yakin atau tidaknya terjadi suatu ijmak,
dapat dibagi kepada:
1. ljmak Qath'i,
ljmak qath'i yaitu hukum yang dihasilkan ijmak itu adalah
qath'i, diyakini benar terjadinya, tidak ada kemungkinan lain
bahwa hukum dari peristiwa atau kejadian yang telah
ditetapkan berbeda dengan hasil ijmak yang dilakukan pada
waktu yang lain.
2. ljmak Zanni
ljmak zanni yaitu hukum yang dihasilkan ijmak itu zanni, masih
ada kemungkinan lain bahwa hukum dari peristiwa atau
kejadian yang telah ditetapkan berbeda
dengan hasil ijtihad orang lain atau dengan hasil ijmak yang
dilakukan pada waktu
yang lain.
Kedudukan Ijmak Sebagai KH.Sahal Mahfud menjelaskan bahwa ijmak menjadi hujah
Sumber Hukum Islam dalam semua hukum syarak, seperti ibadah, muamalah, hukum
pidana, pernikahan, dan lain-lain dalam masalah hukum halal
dan haram,fatwa, dan hukum-hukum Sedangkan hukum akal
dibagi dua. Pertama, sesuatu yang wajib
mendahulukanpekerjaan daripada mengetahui sahnya secara
syarak, seperti barunya alam, penetapanZat Yang Mencipta,
penetapan sifat-sifat-Nya, penetapan kenabian, dan yang
menyerupainya. Dalam hal ini, ijmak tidak menjadi hujah
karena ijmak adalah dalilsyarak yang ditetapkan dengan jalan
sam’u (mendengar wahyu). Maka, tidak boleh menetapkan
hukum yang wajib diketahui sebelum sam’u.