Anda di halaman 1dari 3

RESUME KB 3

A. Judul : Ijmak Sebagai sumber Hukum Islam


B. Kegiatan belajar: 1.Menjelaskan pengertian ijmak
2. Menjelaskan rukun ijmak
3. Membedakan macam-macam ijmak
4. Menjelaskan kedudukan ijmak sebagai sumber hukum
5. Menunjukkan objek ijmak

C.REFLEKSI

NO BUTIR REFLEKSI JAWABAN


1 Pengertian Ijmak Pertama; SIjmak secara etimologi berasal dari kata ajma’a -
yujmi’u - ijma’an dengan isim maf’ul mujma yang memiliki
dua makna. Pertama, ijmak bermakna tekad yang kuat. Oleh
karena itu, jika dikatakan “ajma’a fulan ‘ala safar”, berarti bila
ia telah bertekad kuat untuk bepergian dan telah menguatkan
niatnya.
Kedua, Ijmak bermakna sepakat. Jika dikatakan “ajma’ al-
muslimun ‘ala kadza” berarti mereka sepakat terhadap suatu
perkara.

Rukun Ijmak 1. Ada beberapa orang mujtahid


2. Adanya kesepakatan sesame para mujtahid atas hukum
syarak dalam suatu masalah dengan melihat negeri,jenis,dan
kelompok mereka.
3. kesepakatan itu harusdi nyatakan dengan jelas.
4 .kesepakatan itu merupakan kesepakatan yang bulat dari
seluruh mujtahid.

Macam-macam Ijmak Di tinjau dari segi cara terjadinya maka Ijmak di bagi dua yaitu:
1. Ijmak Bayani
ljmak bayani, yaitu para mujtahid menyatakan pendapatnya
dengan jelas dan tegas, baik berupa ucapan maupun tulisan.
Ijmak bayani disebut juga ijmak sarih, ijmak qauli atau ijmak
hakiki.
2. Ijmak Sukuti
Ijmak sukuti yaitu para mujtahid seluruh atau sebahagian
mereka tidak menyatakan pendapat dengan jelas dan tegas,
tetapi mereka berdiam diri saja atau tidak memberikan
reaksi terhadap suatu ketentuan hukum yang telah di
kemukakan mujtahid lain yang hidup di masanya.
Ditinjau dari segi yakin atau tidaknya terjadi suatu ijmak,
dapat dibagi kepada:
1. ljmak Qath'i,
ljmak qath'i yaitu hukum yang dihasilkan ijmak itu adalah
qath'i, diyakini benar terjadinya, tidak ada kemungkinan lain
bahwa hukum dari peristiwa atau kejadian yang telah
ditetapkan berbeda dengan hasil ijmak yang dilakukan pada
waktu yang lain.
2. ljmak Zanni
ljmak zanni yaitu hukum yang dihasilkan ijmak itu zanni, masih
ada kemungkinan lain bahwa hukum dari peristiwa atau
kejadian yang telah ditetapkan berbeda
dengan hasil ijtihad orang lain atau dengan hasil ijmak yang
dilakukan pada waktu
yang lain.

Kedudukan Ijmak Sebagai KH.Sahal Mahfud menjelaskan bahwa ijmak menjadi hujah
Sumber Hukum Islam dalam semua hukum syarak, seperti ibadah, muamalah, hukum
pidana, pernikahan, dan lain-lain dalam masalah hukum halal
dan haram,fatwa, dan hukum-hukum Sedangkan hukum akal
dibagi dua. Pertama, sesuatu yang wajib
mendahulukanpekerjaan daripada mengetahui sahnya secara
syarak, seperti barunya alam, penetapanZat Yang Mencipta,
penetapan sifat-sifat-Nya, penetapan kenabian, dan yang
menyerupainya. Dalam hal ini, ijmak tidak menjadi hujah
karena ijmak adalah dalilsyarak yang ditetapkan dengan jalan
sam’u (mendengar wahyu). Maka, tidak boleh menetapkan
hukum yang wajib diketahui sebelum sam’u.

Kedua, sesuatu yang tidak wajib mendahulukan pekerjaan di


atas sam’u. Misalnya, bolehnya melihat Allah, ampunan Allah
kepada orang-orang yang berdosa, dan lainnya yang bisa
diketahui setelah mendengarkan wahyu. Ijmak dalam hal ini
menjadi hujah karena hal itu boleh diketahui setelah adanya
syarak dan ijmak termasuk dalil syarak, maka boleh
menetapkan hukum itu dengan ijmak.

Obyek ijmak ialah semua peristiwa atau kejadian yang tidak


Objek Ijmak ada dasarnya dalarn alQur'an dan hadis, peristiwa atau kejadian
yang berhubungan dengan ibadat ghairu mahdhah (ibadat yang
tidak langsung ditujukan kepada Allah swt.) bidang muamalah,
bidang kemasyarakatan, atau semua hal-hal yang berhubungan
dengan urusan duniawi tetapi tidak ada dasarnya dalam al-
Qur'an dan hadis.
2 Dalil Ijmak Dasar hukum ijmak dalam al-Qur’an adalah surat al-Nisa
ayat 59 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunah),
jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya. (QS al-Nisa/4: 59)
Kata ulil amri yang terdapat pada ayat di atas mempunyai
arti hal/keadaan atau urusan yang bersifat umum meliputi
urusan dunia dan urusan agama. Ulil amri dalam urusan dunia
ialah raja, kepala negara, pemimpin atau penguasa, sedang ulil
amri dalam urusan agama ialah para mujtahidKata ulil amri
yang terdapat pada ayat di atas mempunyai arti hal/keadaan
atau urusan yang bersifat umum meliputi urusan dunia dan
urusan agama. Ulil amri dalam urusan dunia ialah raja, kepala
negara, pemimpin atau penguasa, sedang ulil amri dalam urusan
agama ialah para mujtahid.
3 Objek Ijmak Obyek ijmak meliputi peristiwa atau kejadian yang
berhubungan dengan ibadat ghairu mahdhah (ibadat yang tidak
langsung ditujukan kepada Allah swt.) bidang muamalah,
bidang kemasyarakatan, atau semua hal-hal yang berhubungan
dengan urusan duniawi tetapi tidak ada dasarnya dalam al-
Qur'an dan hadis.Seperti persoalan persoalan dunia, seperti
mengatur tentara, perang, pembangunan, industri, pertanian,
dan lainnya dari kemaslahatan dunia, maka ijmak tidak menjadi
hujah karena ijmak dalam masalah itu tidak lebih banyak dari
sabda Nabi dan sabda Nabi hanya menjadi hujah dalam ijmak
syarak, bukan pada kemaslahatan dunia.

Anda mungkin juga menyukai