Pemodelan Perubahan Densitas Dan Viskositas Magma Serta Pengaruhnya Terhadap Sifat Erupsi Gunung Kelud
Pemodelan Perubahan Densitas Dan Viskositas Magma Serta Pengaruhnya Terhadap Sifat Erupsi Gunung Kelud
Sari
Erupsi Gunung Kelud pada tahun 2007 bersifat efusif berbeda dengan erupsi-erupsi terdahulu, yang
secara umum bersifat eksplosif. Di antara faktor-faktor yang menentukan sifat erupsi tersebut adalah densitas
dan viskositas magma. Untuk itu dilakukan suatu kajian terhadap perbedaan erupsi berdasarkan densitas
dan viskositas magmanya. Metode yang digunakan adalah analisis geokimia batuan yang kemudian dibuat
suatu pemodelan terhadap parameternya. Kajian terhadap erupsi yang bersifat eksplosif dititikberatkan pada
data erupsi tahun 1990, sedangkan kajian terhadap erupsi yang bersifat efusif dilakukan terhadap data erupsi
tahun 2007. Hasil kajian menunjukkan bahwa viskositas magma Gunung Kelud sangat bergantung pada
besarnya konsentrasi H2O sebagai salah satu komponen volatil dalam magma, dan suhu yang memberikan
persamaan eksponensial. Semakin tinggi kandungan H2O, semakin kecil nilai viskositasnya, demikian pula
dengan semakin tingginya temperatur. Kandungan H2O dalam cairan silika dapat memutuskan ikatan polimer
cairan silika, karena polimer yang lebih pendek menghasilkan viskositas yang lebih rendah. Densitas cairan
silika Gunung Kelud berkisar antara andesitis dan basaltis, tetapi lebih cenderung pada andesit. Material
erupsi 1990 dibandingkan dengan 2007 memberikan hasil densitas cairan silika yang berbeda. Densitas
cairan silika pada erupsi 1990 lebih kecil daripada tahun 2007, yang berarti sifat magma tahun 1990 lebih
asam. Tingkat densitas cairan silika sangat tergantung pada suhu. Pada suhu 1073 K densitas magma Gu-
nung Kelud 1990 sebesar 2810 kg/m3 dan tahun 2007 sebesar 2818 kg/m3. Sementara itu, densitas magma
pada suhu 1673 K dalam erupsi tahun 1990 sebesar 2671 kg/m3 dan tahun 2007 sebesar 2682 kg/m3. Dalam
pemodelan dengan menggunakan hukum gas ideal (Hukum Henry), kenaikan magma Gunung Kelud ke
permukaan dapat memberikan perubahan sifat fisika. Evolusi tekanan aliran di dalam konduit dicirikan oleh
tiga area yang berbeda, yaitu dari dasar konduit sampai tekanan jenuh, kemudian level antara pelepasan
dan fragmentasi, serta level di atas fragmentasi, yang mengimplikasikan suatu penurunan gesekan dinding.
Kata kunci: Gunung Kelud, viskositas, densitas, magma, pemodelan
Abstract
The effusive eruption of Kelud Volcano in 2007 was different from the previous ones, which in general
were more explosive. Among others, density and viscosity are factors that determine the type of eruption.
Therefore, the study on the difference of the recent eruption style based on the density and viscosity of
magma was carried out. The method used in this study was based on geochemical analysis of the rock and
then a modeling was established by using the above parameter. The study on the explosive eruption was
emphasized on the data of 1990 eruption, whereas the effusive eruption was based on the data of 2007
eruption. The result shows that the magma viscosity of Kelud Volcano depend on the H2O concentration as
one of the volatile compound in magma, and temperature which gives the exponential equation. The higher
the increase of H2O content the smaller the value of its viscosity as well as the higher the temperature. The
Naskah diterima: 22 November 2010, revisi kesatu: 17 Januari 2011, revisi kedua: 07 Oktober 2011, revisi terakhir: 28 Oktober 2011
227
228 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 227-237
H2O content in silica fluid can break the polymer bond of the silica fluid, because a shorter polymer will
produce a lower viscosity. The density of the silica content of Kelud Volcano ranges between andesitic and
basaltic types, but andesite is more likely. The fluid density of the material of 1990 eruption is different from
2007 eruption. Compared to the 2007, the 1990 eruption material gave a lower density value in its silica
fluid than that of the 2007 one. The low density value of the silica fluid of the 1990 eruption material was
reflecting a more acid magma. The level of density value of silica fluid depends on its temperature. At the
temperature of 1073 K the density of the 1990 Kelud magma is 2810 kg/m3 and the 2007 magma is 2818
kg/m3, whereas at a temperature of 1673 K, the density is 2672 kg/m3 and 2682 kg/m3 of the 1990 and 2007
eruptions respectively. A modeling by using an ideal gas law of Henry’s Law illustrated that the ascent
of Kelud’s magma to the surface may cause changes in it’s physical properties. The evolution of the flow
pressure in the conduit is characterized by three different areas; based of the conduit until the pressure is
saturated, then at the level between release and fragmentation, and then the level above the fragmentation,
that implicates the decrease in the wall friction.
Keywords: Kelud Volcano, viscosity, density, magma, modeling
Secara morfologis, Gunung Kelud dapat dibeda- Gunung Kelud terisi oleh sumbat lava yang terdiri
kan menjadi lima satuan morfologi (Wirakusumah, atas sumbat lava Lirang, Gajahmungkur, Tumpak,
1991), yaitu: Satuan morfologi Puncak dan Kawah; Sumbing I dan II, Durgo, Gupit, Badak I dan II,
Satuan Morfologi Tubuh Gunung Api; Satuan Mor- serta sumbat lava saat ini. Sumbat lava tertua ter-
fologi Kerucut Samping; Satuan Morfologi Kaki bentuk dua ratusan ribu tahun yang lalu. Sumbat-
dan Dataran, serta Satuan Morfologi Pegunungan sumbat lava pada kawah-kawah merupakan pusat
sekitar. erupsi yang berpindah searah dengan jarum jam
Gunung Kelud dengan puncak tertinggi 1731 (Wirakusumah, 1991), (Gambar 2).
m dpl merupakan salah satu gunung api aktif tipe Antara tahun 1000 dan tahun 1990 erupsi Gu-
A yang paling berbahaya di Indonesia (Kusuma- nung Kelud terjadi sebanyak 31 kejadian dengan
dinata drr. 1979). Dampak erupsinya seringkali waktu istirahat antara 1 sampai 311 tahun, dengan
menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Sejak rerata waktu istirahat adalah 24,21 tahun (Broto-
terdeteksi hingga saat ini tidak kurang dari 15.000 puspito dan Wahyudi, 2007). Erupsi Gunung Kelud
jiwa menjadi korban erupsi gunung api tersebut. secara umum mempunyai sifat eksplosif. Erupsi ter-
gunung api ini merupakan gunung api strato yang jadi dengan tanda yang minim, tidak terjadi erupsi
terletak di Kediri, Jawa Timur (Gambar 1). Sebelum dari kecil kemudian membesar, tetapi terjadi erupsi
erupsi November 2007, Gunung Kelud merupakan sangat singkat dan langsung membesar. Sifat erupsi
gunung api yang berdanau kawah. Kawah tersebut tersebut disebabkan oleh besarnya kandungan gas
merupakan kawah terakhir dari rangkaian kawah dan kentalnya magma. Akan tetapi sifat erupsi ini
yang terbentuk beberapa ratus ribu tahun yang lalu. berubah dari sifat eksplosif menjadi efusif pada
Kawah ini merupakan pusat aktivitas erupsi sampai aktivitas bulan November 2007 dengan membentuk
saat ini. Berdasarkan urutan umur kawah yang ada, kubah lava yang memenuhi danau kawah.
113o E
SURABAYA NU
0 20km
Anjasmoro
Arjuno-Welirang
Wilis
Kediri
8o S Kawi-Butak n
Bromo-Tehgger 8o S
KELUD Malang
Blitar
Semeru
113o E
Gambar 1. Gunung Kelud merupakan gunung api strato tipe A yang berlokasi di Kediri Jawa Timur.
230 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 227-237
U
Sum
ber
agu
ng
Sumberglatik
2 3 Km
KN
Margomulyo . gab
a
1
3
9 8 10
4
5
6
K.
Lo
r
k
ada
K. B
G. Pisang
Keterangan:
1. Kawah Lirang 4. Kawah Sumbing I 7. Kawah Gupit 10. Kawah Kelut Sekarang
2. Kawah Gajahmungkur 5. Kawah Sumbing II 8. Kawah Badak I
3. Kawah Tumpak 6. Kawah Dargo 9. Kawah Badak II
Sifat erupsi suatu gunung api dipengaruhi oleh dengan aliran yang cepat. Sebaliknya, magma riolitis
sifat-sifat geokimia maupun geofisika. Secara yang cukup kental sangat terbatas mengalir. Karena
geokimiawi, komponen paling penting yang me kentalnya magma riolitis, maka gelembung gas di
mengaruhi sifat erupsi suatu gunung api adalah kom- perangkap oleh magma, mengalami ekspansi, dan
ponen volatil (Wallace dan Anderson, 2000). Kom- dapat menyebabkan erupsi yang eksplosif.
ponen volatil di Gunung Kelud memberikan gejala Viskositas merupakan sifat suatu cairan atau gas
awal yang jelas pada saat aktivitasnya meningkat. yang berhubungan dengan hambatan alir gas/cairan
Komponen-komponen volatil tersebut antara lain itu sendiri akibat adanya gaya-gaya antar partikel
karbondioksida (CO2), H2O, sulfat, klorin, serta yang mengalir. Viskositas magma didefinisikan
komponen kimia lainnya. Selain perubahan karakter sebagai perbandingan antara shear stress dan strain
geokimia yang berpengaruh terhadap perubahan rate. Lava akan mengalir pada saat shear stress lebih
sifat erupsi adalah karakter geofisika. Oleh karena besar dari yield strength. Viskositas bergantung
itu, perlu suatu kajian untuk mengungkap karakter pada komposisi/kandungan kristal, gelembung, gas
erupsi yang ada di Gunung Kelud yang ditinjau dari (H2O), serta temperatur dan tekanan.
sudut geokimia, khususnya komponen volatil dan Viskositas cairan silika turun dengan naiknya
geofisika sebagai kajian pendukung. temperatur. Viskositas mempunyai simbol η dengan
satuan poise atau dyne.detik/cm2 (Pa.S = 10 poise).
Beberapa order magnitudo diperoleh dari viskositas
Viskositas dan Densitas Magma lelehan yang stabil dengan besaran viskositas sampai
1013 poise. Untuk menentukan besarnya viskositas,
Viskositas dan densitas magma adalah sifat fisika dapat digunakan persamaan Arrhenian (persamaan
magma dan sebagai parameter yang signifikan untuk 1) terhadap magma di atas temperatur interval (200
memahami proses aktivitas gunung api. Viskositas - 300oC).
magma mengontrol mobilitas magma, densitas
η = ηo exp(E/RT) ................................................ 1)
mengontrol arah gerakan relatif antara magma dan
material padat (batuan fragmen dan kristal). Magma η adalah viskositas, ηo suatu konstanta viskositas
yang mempunyai viskositas rendah, seperti magma pada kondisi standar, E adalah energi aktivasi, R
basalti, dapat membentuk lava yang sangat panjang adalah konstanta gas, dan T adalah temperatur (K).
Pemodelan Perubahan Densitas dan Viskositas Magma serta Pengaruhnya 231
Terhadap Sifat Erupsi Gunung Kelud (H. Humaida drr.)
Akan tetapi pada 25 tahun terakhir, diperoleh bahwa Tabel 1. Viskositas (η) dalam g/cm det pada Tekanan At-
secara umum magma bersifat non-Arrhenian yang mosfer
disebabkan oleh adanya kandungan H2O.
T (oC)
Persamaan non-Arrhenian yang digunakan untuk Jenis lelehan
menentukan besarnya viskositas cairan silika dengan 1150 1200 1300
adanya kandungan H2O adalah menggunakan model Ortoklas, KAlSi3O8 ~- 5 x 108 1 x 107
persamaan Vogel-Fulcher-Tammann (VFT). Albit, NaAlSi3O8 ~1 x 108 8 x 106 4 x 105
b( H 2 O) ................ 2) Andesit basal ~8 x 104 3 x 104 2.6 x 102
log η(T , H 2 O) = a ( H 2 O) +
T − c ( H 2 O) Ovilin basal ~9 x 102 5 x 102 2 x 102
a, b, dan c adalah konstanta yang harus ditentu-
kan terhadap cairan silika dengan menggunakan
komposisi uji laboratorium. Hens dan Dingwell turun kemungkinan berhubungan dengan perubahan
(1996) telah menggunakan model non-Arrhenian pada bilangan koordinasi Al dari 4 menjadi 6 dalam
(persamaan 3) untuk menentukan viskositas cairan lelehan, sehingga menurunkan jumlah pembentukan
hidrous-leucogranitic (Hess and Dingwell, 1996) tetrahedra. Gerakan magma naik dengan kenaikan
tekanan dan proses magmatik seperti pembentukan
logη = [a1 + a2 ln( w)] +
[b1 + b2 ln( w)] ................3) kristal dalam magma kemungkinan menjadi tinggi
T − [c1 + c2 ln( w)] di bawah tekanan.
h adalah viskositas, w kandungan H2O, T temperatur Densitas ukuran kepekatan atau kemampatan
(K), dan a1, a2, b1, b2, c1, dan c2 adalah koefisien suatu zat merupakan perbandingan antara massa dan
model regresi, yaitu: a1 = -3,54, a2 = 0,83, b1 = volume zat itu sendiri. Magma terdiri atas cairan si-
9601, b2 = -2366, c1 = 196, c2 = 32. lika, dan material lainnya, seperti kristal, gelembung
Viskositas magma juga dipengaruhi oleh kristal gas, dan fragmen batuan. Cairan silika mengandung
yang terkandung di dalamnya. Viskositas magma rantai panjang dan cincin polimer Si-O tetrahedra,
meningkat dengan naiknya kandungan silika/kristal. bersama-sama kation (seperti Ca2+, Mg2+, Fe2+) dan
Dalam magma tholeiitic basaltic viskositas pada 25 anion (misal OH-, F-, Cl-, S-) yang terletak secara
% vol kristal mempunyai viskositas sepuluh kali acak, berada dalam tetrahedra (Gambar 3). Densitas
rangkaian Si-O, yang merupakan fungsi komposisi,
lebih tinggi dibanding dengan magma tanpa kristal.
tekanan, dan temperatur, mengontrol sifat-sifat fisika
Viskositas kristal magma dapat diestimasikan deng
cairan, seperti densitas dan viskositas. Densitas cair
an persamaan 4.
− 52
an silika berbeda dengan densitas magma, karena
φ
ηmagma− 5=2 ηmelt 1 −
φo
................................
− 5 4)
cairan silika tidak mengandung kristal, gelembung,
φ φ 2 dan fragmen. Batuan ini akan memengaruhi densitas
melt 1 − φoadalah
ηmagma fraksi
volume
= ηmelt 1 −dan φoo sebagai
kristal magma. Densitas cairan silika mempunyai rentang
maksimum fraksi dalam padatan. antara 2850 kg/m3 untuk basaltik sampai 2350 kg/
Percobaan di laboratorium pada cairan silikat m3 untuk riolit.
multikomponen dan magma pada satu atmosfer Ada beberapa cara untuk mengestimasikan
menunjukkan kenaikan viskositas dengan penurunan densitas cairan silika. Salah satu metode tersebut
temperatur. Percobaan laboratorium dilakukan adalah dengan menggunakan hubungan linier antara
karena pengukuran langsung viskositas magma volume molar cairan silikat dengan penambah
tidak mungkin dilakukan. Contoh hasil pengukuran an parsial volume molar komponen oksida. Nilai
di laboratorium disajikan pada Tabel 1. tersebut diestimasikan dari komponen mayor oksida
Sebagai pembanding (masing-masing pada tem- dalam magma yang diukur di laboratorium dengan
peratur 20 oC) Pitch = 108, Glyserin = 10, air = 10-2. mengukur sistem oksidasi yang sederhana. Dengan
Satu hal yang sangat terkenal dalam lelehan silikat demikian, maka densitas cairan silika dapat diten-
adalah sebagian besar viskositas isotermal lelehan tukan dengan persamaan 5.
silikat turun dengan naiknya tekanan. Pada saat
tekanan naik pada temperatur konstan, kecepatan N
X i Mi
viskositas akan turun lebih kecil pada magma basaltis ρ= ∑
i =1 Vi
................................................... 5)
dibandingkan pada magma andesitis. Viskositas
232 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 227-237
Gambar 4. Perhitungan hasil pemodelan viskositas Gunung Kelud dengan menggunakan VFT model.
14 1.0E+10
1.0E+10
s)
(Pas)
12 8.0E+09
Viscosity (Pa
8
Viscosity
1200
R2=0.9938
= 0.9938
6 4.0E+09
4 1400
2.0E+09
2
0.0E+00
0
0.30 0.50 0.70 0.90
0.1 0.3 0.5 0.7 0.9 Water content
Water content(%
(%wt)
wt)
Water content (%wt)
Series1
Series1 Expon.
Expon. (Series1) Poly. (Series1)
Gambar 5. Grafik hasil pemodelan viskositas Gunung Kelud dan persamaan yang dihasilkan merupakan persamaan eksponensial.
pada konduit. Hal ini dibuktikan dengan adanya kristal-kristal yang terdapat di dalamnya sebagian
kristal-kristal plagioklas, piroksen, dan mineral opal sudah berbentuk sempurna (euhedral) dan sebagian
yang terdapat sebagai fenokris berbentuk euhedral - subhedral. Jadi, kondisi magma yang terdapat dalam
subhedral (Zaennudin, 2008). Gejala ini merefleksi- konduit sebagian besar telah membeku membentuk
kan bahwa munculnya kubah lava ke permukaan se- kristal-kristal tersebut di atas, tidak didominasi oleh
bagian besar dalam kondisi yang sudah padat karena magma yang masih dalam fase cair.
234 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 227-237
Kelud
Metl Density
Densitas Fluida Densitas Fluida
Melt Density
3400 2.85E+03
2,85E+03
3200 2.80E+03
2,80E+03
Melt Density (kg/m3)
(kg/m3)
Melt Density (kg/m3)
3000 2.75E+03
2,75E+03
2800
1990-K1
1990-K1
2.70E+03
2,70E+03 2007
2007
2600 1990-Skoria
1990-Scoria
2.65E+03
2,65E+03
1990-pumis
1990-pumice
Melt
2400
2.60E+03
2,60E+03
2200
2000 2,55E+03
2.55E+03
1073 1173 1273 1373
1373 1473 1573 1673
1073
1073 1173
1173 1273 1373 1473 1573 1673
Temperatur
Temperature (K)
(K) Temperatur
Temt (K) (K)
2007 1990-pumis
1990-pumice Basalt Andesit Riolit
Rhyolite 1990-K1
1990-K1
Gambar 7. Grafik hasil pemodelan besarnya densitas cairan silika Gunung Kelud dan dibandingkan dengan densitas riolit,
basal, dan andesit.
Densitas cairan silika yang digunakan untuk an sifat fisika. Evolusi tekanan aliran di dalam
menentukan densitas magma berdasarkan hasil konduit dicirikan oleh tiga area yang berbeda,
penentuan densitas cairan magma Gunung Kelud yaitu dari dasar konduit sampai tekanan jenuh,
dan kemudian dimasukkan ke dalam persamaan Hu- level antara pelepasan dan fragmentasi, serta di
kum Henri (persamaan 8). Dengan memvariasikan atas level fragmentasi. Level pertama terjadi pada
kedalaman magma, maka besarnya densitas magma saat pelepasan dimulai, tekanan aliran turun secara
Gunung Kelud terdapat pada Gambar 8. linier karena berat magma atau tegangan viskosi-
Dari hasil tersebut terlihat bahwa kenaikan tas (viscosity shear). Pada level kedua, yaitu level
magma ke permukaan dapat memberikan perubah antara pelepasan dan fragmentasi, tekanan turun
Pemodelan Perubahan Densitas dan Viskositas Magma serta Pengaruhnya 235
Terhadap Sifat Erupsi Gunung Kelud (H. Humaida drr.)
250
200
150
Densitas
Density
100
50
-5000
Densitas
Density
250
Exsolution
Exsolution
200
150
Densitas
Density
100
Fragmentasi
50
Gambar 8. Penentuan pemodelan densitas Gunung Kelud dan grafik fungsi kedalaman terhadap besarnya densitas magma.
dengan cepat, karena kenaikan dari viskositas munculnya gempa vulkanik pada aktivitas Gunung
magma yang besar. Sementara pada level ketiga, Kelud, titik hiposentrum berada pada kedalaman
yaitu di atas level fragmentation, gesekan jauh +/- 3500 m, (Gambar 9) (Hidayati, 2009). Hal ini
lebih kecil dari sebelumnya, yang mengimplika- kemungkinan identik pada kedalaman terjadinya
sikan suatu penurunan gesekan dinding. Di awal fragmentasi magma.
236 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 227-237
3 2
KLD
LRG
SBG KWH
2
Selatan - Utara (km)
LRG 0
Kedalaman (km)
1
0 KLD
SBG KWH
-2
-1
-2
-4
-3 -2 0 2
-3 -2 -1 0 1 2 3
Kusumadinata, K., Hadian, R., Hamidi, S.,dan Zaennudin, A., 2007. Penyelidikan Endapan Piroklastika
Reksowirogo, L.D., 1979. Data Dasar Gunungapi Gunung Kelud, Jawa Timur. Laporan Pengamatan
Indonesia, Direktorat Vulkanologi, Bandung. dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Volkanologi dan
Wallace, P. dan Anderson, Jr., A.T, 2000. Volatiles in Mitigasi Bencana Geologi, Bandung.
Magmas. Encyclopedia of Volcanoes, Sigurdsson H. Zaennudin, A., 2008. Prakiraan Bahaya Erupsi Gunung
(ed), Academic Press, p.149-170. Kelud, submitted to Jurnal Geologi Indonesia. Http://
Wirakusumah, A.D., 1991. Some studies of volcanology, www.vsi.esdm.go.id, Gunung Kelud, Gunungapi
petrology and structure of Mt. Kelud, East Java, di P. Jawa, Gunungapi Indonesia, akses tanggal 20
Indonesia. PhD Thesis, Victoria University, Oktober 2008.
Wellington.