Anda di halaman 1dari 22

Nama :Regen Benaya Pankey

Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

LAPORAN MINGGUAN
GEOLOGI FISIK
“BATUAN METAMORF”

NAMA : REGEN BENAYA PANGKEY


NIM : 2209056014
KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)
NAMA ASISTEN : M ROVKY FADILLAH
NIM : 1909086014

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Batuan metamorf adalah jenis batuan yang secara genetis terebentuk oleh perubahan secara fisik
dari komposisi mineralnya serta perubahan tekstru dan strukturnya akibat pengaruh tekanan (P)
dan temperature (T) yang cukup tinggi. Kondisi-kondisi yang harus terpenuhi dalam
pembentukan batuan metamorf adalah: ·Terjadi dalam suasana padat. ·Bersifat isokimia.
·Terbentuknya mineral baru yang merupakan mineral khas metamorfosa. ·Terbentuknya tekstur
dan struktur baru. Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua faktor utama yaitu Tekanan dan
Temperatur (P dan T).

Batuan metamorf secara keseluruhan tidak menutupi bagian permukaan atau kulit bumi namun ia
hanya menutup sebagian kecil yaitu sekitar 5% saja walau begitu batuan metamorf ini tetap
memliki banyak menfaat yang di butuh kan manusia contoh nya seperti batuan metamorf kuarsa
yang dimanfaatkan untuk bahan pembuatan kaca, keramik, dan sebagai batu perhiasan. Masih
ada banyak lagi jenis batuan dengan manfaat nya mereka masing-masing.

Namun dalam proses pembuatannya batuan metamorf dapat terpengaruh oleh faktor-faktor lain
selain dari dua faktor utama tadi yaitu fluida metamorf dan waktu pembuatan setiap faktor dapat
merubah jenis batuan metamorf yang akan terbentuk, selain dari pada itu batuan metamorf
memiliki struktur dan juga tekstur yang berbeda dengan batuan sedimen, karena fakor-faktor
tadi juga membuat proses pembentukan batuan metamorf memiliki tipe yang berbeda-beda.
Proses metamorfisme kadang-kadang tidak berlangsung sempurna, sehingga perubahan yang
terjadi pada batuan asal tidak terlalu besar, hanya kekompakkan pada batuan saja yang
bertambah. Proses metamorfisme yang sempurna menyebabkan karakteristik batuan asal tidak
terlihat lagi.

Oleh karena itu pada kegiatan praktikum kali ini di lakukan agar praktikan dapat memiliki
sebuah pengalaman untuk membedakan jenis mineral, belajar dan mengerti tentang proses
pembentukan batuan metamorf struktur, tekstur serta mengetahui manfaat yang di miliki oleh
batuan metamorf, dan memahami jenis serta tipe-tipe proses metamorfisme yang di miliki oleh
batuan metamorf.
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

1.2 tujuan
Tujuan dari Praktikum kali ini adalah
 Untuk mengetahui jenis mineral dari serpentinit
 Untuk mengetahui manfaat dari batuan sekismika
 Untuk mengetahui jenis tekstur yang dimiliki oleh serpentinit
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kata "Metamorfisme" berasal dari bahasa Yunani yaitu: Meta: berubah, Morph: bentuk, jadi
metamorfisme berarti berubah bentuk. Dalam geologi, hal itu mengacu pada perubahan susunan
atau kumpulan dan tekstur mineral, yang dihasilkan dari perbedaan tekanan dan suhu pada suatu
tubuh batuan. Walaupun diagenesis juga merupakan perubahan bentuk dalam batuan sedimen,
namun proses perubahan tersebut berlangsung pada suhu di bawah 200°C dan tekanan di bawah
300 MPa (MPa: Mega Pascals) Sebagai atau setara dengan tekanan sebesar 3000 atmosfir,
sedangkan metamorofosa terjadi pada temperatur dan tekanan diatas diagenesa (Sri, 2013).

Batuan yang dapat mengalami tekanan dan temperatur diatas 300 Mpa dan 200° C umumnya
berada pada kedalaman tertentu dan biasanya berasosiasi dengan proses tektonik, terutama di
daerah tumbukan lempeng atau zona subduksi. Batas atas antara proses metamorfosa dan
pelelehan batuan masih menjadi pertanyaan hingga saat ini. Sekali batuan mulai mencair, maka
proses perubahan merupakan proses pembentukan batuan beku. Batuan metamorf adalah batuan
yang terbentuk dari batuan asal (batuan beku, sedimen, metamorf) yang mengalami perubahan
temperatu (T), tekanan (P), secara bersamaan yang berakibat pada pembentukan mineral-mineral
baru dan tekstur batuan yang baru (Noor, 2014).

Faktor yang mempengaruhi intensitas metamorfisme batuan yaitu suhu, Tekanan, larutan yang
terlibat, waktu dan media metamorfisme. Ketiganya dapat bekerjasama pada batuan yang
mengalami proses Metamorfisme tetapi derajat metamorfisme dan kontribusi dari tiap agen
tersebut Berbeda-beda (Zuhdi, 2019)

Perubahan Perubahan temperatur dapat terjadi karena berbagai macam sebab antara lain karena
adanya pemanasan akibat intrusi magmatik ataupun perubahan gradien geothermal. Panas dalam
skala kecil juga bisa terjadi akibat adanya gesekan/friksi selama terjadinya deformasi suatu
massa batuan (Zuhdi, 2019)

Pressure dan temperature akan bervariasi dalam tiap kedalaman. Tekanan didefinisikan sebagai
gaya yang dihasilkan dari segala arah. Ada beberapa tipe stress, disebut hydrostatic stress, atau
uniform stress. Jika stress tidak sama dari segala arah, stress seperti ini disebut differential stress.
Differential stress yang terjadi pada saat atau selama metamorfisme, akan mempengaruhi tekstur
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

batuan yang terbentuk.Lembaran-lembaran silika akan tumbuh dengan berorientasi tegak-lurus


pada arah tegangan maksimum (maximum stress). Orientasi dari lembaran silika menyebabkan
batuan dapat pecah sepanjang lembaran yang sejajar tersebut. Struktur seperti ini disebut foliasi
(Zuhdi, 2019).

Selain dari tiga agen tadi ada juga faktorlain yang mempengarui proses metamorfisme yaitu
aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antar butir batuan mempunyai
peranan yang penting dalam metamorfosa. Reaksi kimia dalam metamorfisme, selama
rekristalisasi, dan pembentukan mineral-mineral baru berjalan sangat lambat. Melalui percobaan
laboraturium dikatakan bahwa proses metamorfisme dengan waktu yang lebih lama, akan
menghasilkan mineral-mineral berbutir besar. Dengan demikian batuan metamorf berbutir kasar
telah melalui tahap metamorfisme yang lama. Percobaan telah memebuktikan bahwa waktu yang
dibutuhkan dalam proses metamorfisme dapat mencapai jutaan tahun (Zuhdi, 2019).

Agen atau media yang menyebabkan proses metamorfisme adalah panas, tekanan dan cairan
kimia aktif. Ketiga media tersebut dapat bekerja bersamasama pada batuan yang mengalami
proses metamorfisme, tetapi derajat metamorfisme dan kontribusi dari tiap agen tersebut
berbeda-beda. Pada proses metamorfisme tingkat rendah, kondisi temperatur dan tekanan hanya
sedikit diatas kondisi proses pembatuan pada batuan sedimen. Sedangkan pada proses
metamorfisme tingkat tinggi, kondisinya sedikit dibawah kondisi proses peleburan batuan
(Zuhdi 2019).

Metamorfosa Kataklastik adalah metamorfosa yang diakibatkan oleh deformasi mekanis, seperti
yang terjadi pada dua blok batuan yang mengalami pergeseran satu dan lainnya disepajang suatu
zona sesar atau patahan. Panas yang ditimbulkan oleh gesekan yang terjadi disepanjang zona
patahan inilah yang mengakibatkan batuan tergerus dan termetamorfosokan disepanjang zona
ini. Metamorfosa kataklastik jarang dijumpai dan biasanya menyebarannya terbatas pada hanya
disepanjang zona sesar (Noor, 2014).

Metamorfosa Burial adalah metamorfosa yang terjadi apabila batuan sedimen yang berada
pada kedalaman tertentu dengan temperaturnya diatas 300° C serta absennya tekanan diferensial.
Pada kondisi tersebut maka mineral-mineral baru akan berkembang, akan tetapi batuan tampak
seperti tidak mengalami metamorfosa. Mineral utama yang dihasilkan dalam kondisi tersebut
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

adalah mineral zeolite. Metamorfosa burial umumnya saling overlap dengan diagenesa dan akan
berubah menjadi metamorfosa regional seiring dengan meningkatnya tekanan dan temperature
(Zhudi, 2019).

Metamorfosa Kontak adalah metamorfosa yang terjadi didekat intrusi batuan beku dan
merupakan hasil dari kenaikan temperatur yang tinggi dan berhubungan dengan intrusi batuan
beku. Metamorfosa kontak hanya terjadi disekeliling intrusi yang terpanaskan oleh magma dan
bagian kontak ini dikenal sebagai “aureolemetamorphic”. Derajat metamorfosa akan meningkat
kesegala arah kearah luar dari tubuh intrusi. Metamorfosa kontak biasanya dikenal sebagai
metamorfosa yang bertekanan rendah dan temperatur tinggi dan batuan yang dihasilkan
seringkali batuan berbutir halus tanpa foliasi dan dikenal sebagai hornfels (Noor, 2014).

Metamorfosa Regional adalah metamorfosa yang terjadi pada wilayah yang sangat luas dimana
tingkat deformasi yang tinggi dibawah tekanan diferensial. Metamorfosa jenis ini biasanya akan
menghasilkan batuan metamorf dengan tingkat foliasi yang sangat kuat, seperti Slate, Schists,
dan Gneisses. Tekanan diferensial berasal dari gaya tektonik yang berakibat batuan mengalami
tekanan (kompresi), dan tekanan ini umumnya berasal dari dua masa benua yang saling
bertumbukan satu dengan lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa batuan metamorfosa
regional terjadi pada inti dari rangkaian pegunungan atau pegunungan yang mengalami erosi.
Hasil dari tekanan kompresi pada batuan yang terlipat dan adanya penebalan kerak dapat
mendorong batuan kearah bagian bawah sehingga menjadi lebih dalam, memiliki tekanan dan
temperatur lebih tinggi (Noor, 2014).

Metamorfosa Orogenic Metamorfosa orogenic terjadi pada daerah sabuk orogenic dimana
terjadi proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang
dihasilkan mempunyai butiran mineral yang teroreintasi dan membentuk sabuk yang melampar
dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa memerlukan waktu yang sangat lama
dengan kisaran puluhan juta tahun (Zuhdi, 2019).

Metamorfosa dasar Samudera(Ocean-Floor) Metamorfosa dasar samudra terjadi akibat adanya


perubahan pada kerak samudera di sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges).

Metamorfosa Lokal Metamorfosa Lokal terjadi pada batuan yang mengalami pemanasan
disekitar kontak massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Proses ini terjadi karena pengaruh
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

panas dan material yang dilepaskan oleh magma dan kadangkadang juga oleh deformasi akibat
gerakan magma(Zuhdi, 2019)

Metamorfosa Impact Metamorfosa impact terjadi akibat tabrakan sebuah meteorit dengan
kecepatan yang sangat tinggi.Kisaran waktu terjadinya hanya beberapa mikrodetik dan
umumnya ditandai dengan terbentuknya mineral coesite dan stishovite (Zuhdi, 2019).

Metamorfosa Hidrotermal/Metasomatisme Metamorfosa Hidrotermal terjadi akibat perkolasi


fluida atau gas yang panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan. Pada
peristiwa ini dapat terjadi perubahan komposisi mineral dan perubahan kimia (Zuhdi, 2019).

Derajat Metamorfosa Berdasarkan tekanan dan temperatur yang berada diatas kondisi diagenesa,
maka ada 3 tingkat derajat metamorfosa yang dapat dikenal, yaitu derajat metomorfosa rendah,
sedang dan tinggi. Adapun batas antara metamorfosa dan peleburan sangat dipengaruhi oleh
jenis batuan dan jumlah air yang terdapat dalam batuan. Derajat metamorfosa di pengaruhi oleh
agen-agen pembentukan yang telah di sebutkan.

Metamorfosa Burial dicirikan oleh tekanan, temperatur, yang rendah dan kedalaman yang relatif
dangkal. Tipe metamorfosa akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan, temperatur,
dan kedalaman, yaitu dari Burial Metamorfosa berubah menjadi Metamorfosa Regional Derajat
Rendah dan kemudian dengan semakin meningkatnya tekanan, temperatur dan kedalaman
Metamorfosa Regional Derajat Rendah dapat berubah menjadi Metamorfosa Regional Derajat
Tinggi, sedangkan pada kedalaman dibawah 20 km, Tekanan lebih dari 7 kilobars, dan
Temperatur lebih dari 700°C batuan akan mengalami peleburan (mencair) menjadi magma
(Noor, 2014).

Batuan metamorf derajat rendah dicirikan oleh berlimpahnya mineral-mineral hidrat, yaitu
mineral-mineral yangmengandung air (H2O) didalam struktur kristalnya). Contoh dari mineral-
mineral hidrat yang terdapat pada batuan-batuan metamorf derajat rendah adalah mineral
Lempung, serpentine dan klorit.

Metamorfosa derajat tinggi terjadi pada temperatur lebih besar dari 320°C dan tekanan yang
relatif tinggi. Seiring dengan meningkatnya derajat metamorfosa, maka mineral-mineral hidart
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

akan semakin berkurang dikarenakan hilangnya unsur H2O dan jumlah mineral-mineral non-
hidrat menjadi bertambah banyak (Zuhdi, 2014)

Batuan yang berada jauh didalam perut bumi dapat mengalami penurunan tekanan dan
temperatur apabila mengalami erosi sebagai akibat dari pengangkatan secara tektonik. Peristiwa
tersingkapnya batuan akibat erosi ini memungkinan batuan mengalami pembalikan proses
metamorfosa, yaitu batuan kembali pada kondisi awal sebelum mengalami metamorfosa.
Pembalikan proses metamorfosa seperti ini dikenal dengan istilah metamorfosa retrogresif.
Jumlah batuan metamorf yang mengalami metamorfosa retrogresif kelimpahannya sangat
sedikit. Hal ini disebabkan kenayakan mineral batuan metamorf lebih bersifat stabil dan kurang
berpori.

Tekanan juga akan meningkat dengan kedalaman bumi, dengan demikian tekanan dan
temperatur akan bervariasi disetiap tempat di kedalaman bumi. Tekanan didefinisikan sebagai
gaya yang bekerja kesegala arah secara seimbang dan tekanan jenis ini disebut sebagai
“hydrostatic stress” atau “uniform stress”. Jika tekanan kesegala arah tidak seimbang maka
disebut sebagai “differential stress”.Jika tekanan diferensial hadir selama proses metamorfosa,
maka tekanan ini dapat berdampak pada tekstur batuan. Butiran butiran yang berbentuk
membundar (rounded) akan berubah menjadi lonjong dengan arah orientasinya tegak lurus
dengan tekanan maksimum dari tekanan diferensial (Zuhdi, 2019).

Reaksi kimia yang terlibat dalam metamorfosa, selama rekristalisasi, dan pertumbuhan mineral-
mineral baru terjadi pada waktu yang sangat lambat. Hasil uji laboratorium mendukung hal
tersebut dimana dibutuhkan waktu yang lama dalam proses metamorfosa untuk membentuk
butiran butiran mineral yang ukurannya cukup besar. Jadi, batuan metamorf yang berbutir kasar
akan memerlukan waktu yang lama, diperkirakan membutuhkan waktu hingga jutaan tahun
(Zuhdi, 2019).

Batuan metamorf sendiri memiliki tipe-tipe metamorfosanya berdasarkan porses pembentukan


nya dan untuk setiap tipe metamorfosa memiliki struktur terbentuknya masing-masing yang
memilki ciri khasnya tersendiri setiap batuan juga memiliki jenis mineral yang berbeda dalam
komposisinya bergantung pada material pembentukan awalnya karena itu batuan metamorf lebih
sedikit diandingkan dengan adanya batuan sediemn yang menutupi permukaan bumi yaitu karna
proses pembentukan nya yang rumit (Zuhdi, 2019)
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Loup
- Kamera
- Alat tulis

3.1.2 Bahan
- Form deskripsi batuan sedimen
- Sampel batuan metamorf
3.2 Prosedur Percobaan
- Diambil sampel batuan metamorf yang akan di deskripsi
- Diamati jenis batuan lalu di catat dalam tabel deskripsi
- Diamati dan di catat struktur pada sampel batuan
- Diamati dan di catat tekstur pada sampel batuan
- Diamati dan di catat komposisi mineral yang terdapat pada sampel batuan
- Dituliskan nama batuan yang telah dideskripsi
- Difoto sampel batuan
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi
4.1.1 Tabel Deskripsi Batuan Metamorf
No. Foto Deskripsi
1. Jenis Batuan : Metamorf
Warna Lapuk : Coklat tua
Warna Segar : Abu abu muda
Struktur : Foliasi
Tekstur : Lepidoblastik
Komposisi : Feldspar, kuarsa, dan mika
Nama Batuan : Batu sekis mika

2. Jenis Batuan : Batuan metamorf


Warna Lapuk : Hitam keabu-abuan
Warna Segar : Hitam
Struktur : Non foliasi
Tekstur : Granoblastik
Komposisi : Serpentin, talk, olivine
Nama Batuan : Batu serpentinite
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

4.2 Pembahan Batuan


4.2.1 batuan schist
sekis mika ini memperlihatkan warna absorbsi abu-abu kecoklatan dan warna interferensi
abu-abu kehitaman, tekstur lepidoblas dan granoblas, struktur schistocity, dan tersusun oleh
mineral muskovit, kuarsa, kalsit, klorit, garnet dan mineral opak. Bentuk mineral anhedral-
euhedral dengan ukuran berkisar < 0,02–0,94 mm.

Dengan komponen mineralnya yaitu mika, merupakan metamorf foliasi. Pada deretan batuan
sekis mika ini terdapat alirsan sungai yang merupakan arah aliran subsekuen karena
sungainya sejajar dengan arah straight. Pada strukturnya terdapat rekahan yang telah terisi
oleh mineral kuarsa yang masuk ke celah-celah rekahan tersebut. Sekis mika berfoliasi lemah
terdapat komponen mika dan kuarsa. Terbentuk karena akibat tektonik yang merpakan fanerik
lepidoblastik skistosa. Batuan dengan mineral mika yang berkilauan ketika diberi sinar
matahari ini adalah batu yang tersingkap di pulai jawa.

Sekis (Schist) adalah jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sediment
atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur
yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan (termasuk kandungan fosil) dan bentuk
bentuk struktur lapisan (seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral
mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi.

Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti
hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment. Sekis adalah batuan metamorf
yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya
terpisah menjadi berkas - berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang
mengkilap. Batu ini dapata digunakan untuk konstruksi suatu bangunan seperti atap, dan
lainya.

Sekis mika ini memiliki banyak manfaat dalam bidang kelistrikan terutama karena komposisi
utamanya adalah mika, mika ini memiliki fungsi sebagai isolator pada alat-alat listrik yang
bertegangan tinggi, mika juga memiliki sifat yng tahan panas jadi dapat digunakan untuk kaca
kompor yang bias menggunakan kaca sebagai badan kompornya, mika juga bermanfaat
sebagai bahan pembuatan kondensator untuk penerapan frekuensi radio.
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

4.2.1 Batuan Serpentine


Serpentine adalah batuan pembentuk mineral, berwarna warna hijau dan sebagian besar batu
yang memiliki warna hijau mungkin memiliki serpentine di beberapa jumlah. Serpentine
sebenarnya nama umum diterapkan pada beberapa anggota kelompok polimorfik. Mineral ini
memiliki dasarnya kimia yang sama tetapi struktur yang berbeda. 

Batuan serpentinit yang terbentuk di permukaan merupakan mineral sekunder produk ubahan
metamorfik dari mineral olivin dan piroksen dalam batuan beku, peridotit Mineral yang
terkandung di dalam batuan serpentinit kaya akan magnesium dan didominasi oleh kelompok
mineral serpentine seperti chrysotile [Mg3Si2O4(OH)4], antigorit [Mg48 Si34O85(OH)62],
dan lizardite [Mg3Si2O4(OH)4] dan jumlah kecil magnetite (F3O4), amphibole, pyroxene
dan talc [Mg3Si4O10(OH)2]. Keberadaan batuan serpentinit di alam muncul bersamaan
dengan batuan terobosan lainnya melalui jalur-jalur patahan atau sesar. Melihat proses
geologi yang berkembang di wilayah Aceh Besar adalah proses pengangkatan yang disertai
proses patahan, menjadikan wilayah ini memiliki potensi sebaran batuan serpentinit yang
cukup luas.

Batuan serpentinit merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari mineral serpentin akibat
perubahan basalt dasar laut yang bertekanan tinggi pada temperatur rendah. Mineral
serpentintergolong dalam kelas mineral silikat yaitu phyllosilicates. Batuan serpentinitsering
digunakan untuk batu hias dan dipakai untuk industri mineral. Batuan ini banyak ditemukan
dinegara Swedia, Italia, Rusia, di wilayah California dan pertambangan Norberg. Mineral
serpentin bisa terbentuk dimana dunit, peridotit, dan batuan ultramafik lainnya mengalami
metamorfisme hidrotermal. Selama proses metamorfisme hidrotermal, mineral olivin dan
piroksen dapat diubah ataupun digantikan oleh mineral serpentin.
Pada kondisi yang demikian serpentin akan berubah menjadi mineral lattic dengan
komposisi H, Mg Si, O yang terbentuk oleh proses alterasi hidrotermal dari mineral
FerroMagnesian (Fe, Mg) seperti olivin, piroksen, amphibol. Mg serpentin murni bercampur
dengan air kristal kurang lebih 12,9% pada temperatur tinggi +800 derajat celcius.

Kegunaan serpentinit ada banyak, misalnya dapat digunakansebagai pengeras jalan digunakan
dalam industrial pembuatan logam, seperti bahan dasar pembuatan logam, selain itu terkadang
serpentinit biasa dijadikan perhiasan karena warna nya yang cantik. Batuan serpentinit dapat
ditemukan di lokasi-lokasi tertetu dan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

4.3 Pembahasan Soal


4.3.1 Pengertian Batuan metamorf
Batuan banyak sekali jenisnya. Salah satu jenis dari batuan adalah batuan Metamorf. Nama
metamorf ini menjadi sebuah nama dari jenis batuan melengkapi batuan beku dan batuan
sedimen. Batuan metamorf ini sering disebut juga sebagai batuan malihan. Batuan metamorf
atau batuan malihan ini merupakan sekelompok batuan yang merupakan hasil dari ubahan
atau transformasi dari suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya (protolith)oleh suatu
proses yang disebut dengan metamorfosis atau mengalami perubahan bentuk.

Batuan metamorf ini mempunyai kegunaan sangat penting bagi manuasia. Melalui penelitian
yang dilakukan pada batuan metamorf ini dapat diperoleh informasi yang sangat penting
mengenai suhu dan juga tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi. Namun saat ini
batuan metamorf telah banyak yang tersingkap di permukaan bumi dikarenakan adanya erosi
tanah dan juga pengangkatan.

Batuan metamorf ini bukanlah merupakan jenis batuan yang langsung ada di dunia ini. Untuk
berubah menjadi batuan metamorf, diperlukan beberapa proses. Proses terjadinya batuan
metamor ini berasal dari batuan yang sudah ada sebelumnya, yakni protolith. Protolith atau
batuan asal yang dikenai panas lebih dari 150 derajat celcius dan juga tekanan yang ekstrem
akan mengalami perubahan fisika atau perubahan kimia yang besar. Batuan protolith ini
banyak sekali jenisnya. Yang termasuk ke dalam batuan protolith ini adalah batuan beku,
batuan sedimen, atau bisa juga batuan metamorf lainnya yang usianya lebih tua seperti batu
Gneis, batu sabak, batu marmer, dan juga batu skist.

Batuan metamorf merupakan batuan yang sudah diubah oleh panas ataupun tekanan yang
intens ketika terbentuk. Dalam kondisi yang cukup panas dan tertekan dengan jauh di dalam
kerak bumi, baik itu batuan sedimen ataupun batuan beku bisa diubah menjadi batuan
metamorf. Salah satu cara untuk berpikir mengenai proses metamorf atau metamorfisme yaitu
dengan mempertimbangkan apa yang terjadi saat benda-benda tanah lunak dimasukkan ke
dalam tungku dan kemudian dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi. Maka tanah tersebut
akan berubah dari yang tadinya licin menjadi keras. Benda tersebut tidak bisa diubah kembali
ke bentuk aslinya, karena materinya sendiri telah berubah. Itulah yang terjadi pada skala besar
di bawah tanah yang menghasilkan batuan metamorf.
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

4.3.2 Tipe tipe Metamorfisme


Tipe Metamorfosa
Ada beberapa tipe metamorfosa yang dapat terjadi pada batuan yaitu metamorfosa regional,
metamorfosa orogenic, metamorfosa burial, metamorfosa dasar samudera(ocean-floor),
metamorfose local, metamorfosa kontak, metamorfosa kataklastik, metamorfosa metasomatisme,
metamorfosa impact dan metamorfosa retrogade/diaropteris.
1) Metamorfosa Orogenik
Metamorfosa orogenic terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses deformasi
yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang dihasilkan mempunyai
butiran mineral yang teroreintasi dan membentuk sabuk yang melampar dari ratusan sampai
ribuan kilometer. Proses metamorfosa memerlukan waktu yang sangat lama dengan kisaran
puluhan juta tahun.
2) Metamorfosa Burial
Metamorfosa burial terjadi karena kenaikan tekanan dan temperature daerah geosinklin yang
mengalami sedimentasi intensif, kemudian mengalami perlipatan.
3) Metamorfosa dasar Samudera(Ocean-Floor)
Metamorfosa dasar samudra terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di sekitar
punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges).
4) Metamorfosa Lokal
Metamorfosa Lokal terjadi pada batuan yang mengalami pemanasan di sekitar kontak massa
batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Proses ini terjadi karena pengaruh panas dan material
yang dilepaskan oleh magma dan kadangkadang juga oleh deformasi akibat gerakan magma.
5) Metamorfosa Hidrotermal/Metasomatisme
Metamorfosa Hidrotermal terjadi akibat perkolasi fluida atau gas yang panas pada jaringan
antar butir atau pada retakan-retakan batuan. Pada peristiwa ini dapat terjadi perubahan
komposisi mineral dan perubahan kimia.
6) Metamorfosa Impact
Metamorfosa impact terjadi akibat tabrakan sebuah meteorit dengan kecepatan yang sangat
tinggi.Kisaran waktu terjadinya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan
terbentuknya mineral coesite dan stishovite.
7) Metamorfosa Retrogade/Diaropteris
Metamorfosa ini terjadi akibat adanya penurunan temperatur sehingga kumpulan mineral
metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada temperatur yang lebih
rendah
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

4.3.3 Struktur Batuan metamorf


1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena
adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran
(schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut
(Jacson,1970). Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
- Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus (mikrokristalin)
yang dicirikan oleh adanya bidang bidang belah planar yang sangat rapat, teratur, dan
sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak)

Gambar 4.1 Struktur batuan metamorf Slaty Cleavage

- Phylitic
Struktur ini memounyai rekristalisasi yang lebih besar dari Slaty Cleavage dan mulai
terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral granular.

Gambar 4.2 Struktur batuan metamorf Phylitic


- Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral mineral pipih, prismatic, atau lenti kular
(umumnya mika atau klorit) ysng berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya
disebut (sekis).
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

Gambar 4.3 Struktur batuan metamorf Schisosic

- Gneissic / Gnissose
Terbentuk adanya perselingan, lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk
berbeda, umumnya antara mineral mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan
mineral mineral tabular prismatic (mineral ferromagnesium).

Gambar 4.4 Struktur batuan metamorf Gneissic

2. Struktur non foliasi


Terbentuk oleh mineral mineral equidimensial dan umumnya terdiri dari butiran butiran
(granular), struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain :
- Hornfelsic/granulose
 Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan equigranular dan
umumnya berbentukpolygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk).
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

Gambar 4.5 Struktur batuan metamorf Hornfelsic

- Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya
membentukkenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa
kataklastik. Batuannyadisebut cataclasite (kataklasit)

Gambar 4.6 Struktur batuan metamorf Kataklastik

- Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri
struktur ini adalahmineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-
goresan searah dan belum terjadirekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya
disebut mylonite (milonit).

Gambar 4.7 Struktur batuan metamorf Milonitic


1)
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

4.3.4 Fasies Metamorf


Facies merupakan suatu pengelompokkan mineral-mineral metamorfik berdasarkan tekanan
dan temperatur dalam pembentukannya pada batuan metamorf. Setiap facies pada batuan
metamorf pada umumnya dinamakan berdasarkan jenis batuan (kumpulan mineral), kesamaan
sifat-sifat fisik atau kimia. Metamorfisme dapat terjadi pada tekanan rendah.

Kumpulan mineral pada batuan metamorf merupakan karakteristik geneti yang sangat penting
sehingga terdapat hubungan antara kumpulan mineral dan kompisisi batuan pada tingkat
metamorfosa tertentu.

1) Zeolite fasies (LP / LT)


zeolit fasies adalah fasies metamorf dengan terendah grade metamorf. Pada suhu dan
tekanan rendah proses dalam batu disebut diagenesis
2) Prehnite-pumpellyite-fasies (LP / LT)
prehnite-pumpellyite fasies adalah sedikit lebih tinggi tekanan dan temperatur
daripada fasies zeolit. Hal ini dinamai dari mineral prehnite (a Ca - Alphyllosilicate)
dan pumpellyite (a sorosilicate)
3) Greenschist fasies (MP / MT)
Greenschist fasies menengah berada pada tekanan dan temperatur. fasies ini dinamai
khas schistose tekstur dari batu dan warna hijau mineral klorit, epidote dan actinolite
4) Amphibolite-fasies (MP / MT-HT)
amphibolite fasies adalah fasies tekanan menengah dan rata-rata suhu tinggi. Hal ini
dinamai amphiboles yang terbentuk dalam keadaan seperti itu.
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

5) Granulite fasies (MP / HT)X


granulite fasies adalah nilai tertinggi di metamorphism tekanan menengah. Kedalman
di mana hal ini terjadi tidak konstan. Karakteristik mineral fasies ini dan pyroxene-
hornblende fasies adalah orthopyroxene.
6) Blueschist fasies (MP-HP/LT)
blueschist fasies berada pada suhu relatif rendah, tetapi tekanan tinggi, seperti terjadi
pada batuan di zona subduksi. The fasies ini dinamai menurut karakter schistose
bebatuan dan mineral biru glaucophane dan lawsonite.
7) Eclogite fasies (HP / HT)
eclogite fasies adalah fasies pada tekanan tinggi dan suhu tinggi. Hal ini dinamai
untuk metabasic batu eclogite.
8) Albite-epidote-hornfels fasies (LP / LT-MT)
albite-epidote-hornfels fasies adalah fasies pada tekanan rendah dan suhu relatif
rendah. Ini adalah nama untuk kedua mineral albite dan epidote, meskipun mereka
adalah lebih stabil dalam fasies.
9) Hornblende hornfels fasies(LP / MT)
Hornblende-hornfels fasies adalah fasies dengan tekanan rendah yang sama tapi
sedikit lebih tinggi suhu sebagai albite-epidote fasies.
10) Pyroxen hornfels fasies(LP / MT-HT)
Pyroxene-hornfels fasies adalah fasies metamorf kontak dengan suhu tertinggi dan
adalah, seperti granulite fasies, dicirikan oleh mineral orthopyroxene.
11) Sanidinite fasies(LP / HT)
sanidinite fasies adalah fasies langka yang sangat tinggi suhu dan tekanan rendah. Itu
hanya bisa dicapai di bawah metamorf kontak tertentukeadaan. Karena suhu tinggi
pengalaman batu mencair parsial dan kaca terbentuk.
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan
 Setelah di pelajari ternyata jenis mineral yang pada serpentit adalah serpentinit, talk,
dan olifin
 Mika ini merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan kondensator dan
kapasitor dalam industri elektronika. Filit sebagai bahan isolator/isolasi elektrik dan
bahan bangunan
 Setelah di cari tau ukuran butiran yang dimiliki oleh serpentit adalah ukuran sedang

5.2 saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjut nya adalah agar sampel batuan yang di berikan
mencukupi untuk setiap kelompok praktikum
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

DAFTAR PUSTAKA

Mulyaningsih, sri, 2018. pengantar geologi Lingkungan. akprind press, Yogyakarta.

Noor, djauhari, 2014. pengantar geologi. Deepublish, Yogyakarta.

Putra,Rizqi Nazuar, 2019. batuan sedimen. institut teknologi nasional, Yogyakarta. 

Zuhdi, Muhammad, 2019. buku ajar pengantar geologi. duta pustaka ilmu, Mataram.

Masrurah, Zakia,2020. analisis sebaran batuan serpentinit di kota cot glie, aceh besar
berdasarkan nilai chargeabilitas batuan. Jurnal Hadron
Nama :Regen Benaya Pankey
Nim: 2209056014
Kelompok :9 Acara: batuan metamorf

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai