Anda di halaman 1dari 4

PATHWAY RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME

Kelompok 8:

1. A.A Istri Citra Adnyanita (17C10135)


2. Putu Thania Pramesuari A.D (17C10153)
3. Ni Nyoman Ayu Intan Pratiwi (17C10163)
4. I Nyoman Rai Putra Marthana (17C10164)
5. I Kadek Dharma Putra (17C10168)
6. A.A Gede Wahyu Sparsayoga (17C10182)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2019/2020
Bayi lahir prematur* WEB OF CAUTION
Usaha nafas meningkat (metabolisme anaerob) Asfiksia perinatal RESPIRATORY DISTRESS
Maternal diabetes SYNDROME/ HYALINE
Seksio sesaria MEMBRAN DISEASE
(HMD)
Ventilasi asidosis ↓

CO2 ↑ Defisiensi Surfaktan


2
Keluarga merasa cemas
Keluarga merasa bersalah
Tekanan darah arteri ↓ RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME Keluarga merasa takut
(RDS)

↓ aliran darah paru Ventilasi terganggu


Pemeriksaan penunjang :
Foto rontgen Ansietas

Dispneu Suplai oksigen ↓ Foto thoraks


TTakipneu (diawal, kemudian NIC :
Analisa gas darah
apneu) Pengurangan ansietas
Dispneu
Napas pendek Oksimetri nadi
Pernapasan cepat
Napas dalam (6-8 mL/k)
Napas dalam (6-8 mL/k) Pemeriksaan fungsi paru
Pernapasan cuping hidung
Warna kulit pucat
Pernapasan sulit
Hipoksia Empat stadium RDS berdasarkan hasil foto thoraks :
Sianosis
Pernapasan cuping hidung Stadium I, terdapat sedikit bercak retikulogranular dan
Pola Nafas Tidak Efektif Sianosis bronchogram udara
Stadium II, tampak bercak retikulogranular homogen pada
kedua lapangan paru dan gambaran airbronchogram udara
terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi
Intervensi NIC : Gangguan Pertukaran Gas bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru
Pengelolaan jalan nafas
Stadium III, alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua
Pemantauan pernafasan
lapangan paru terlihat lebih opaque dan bayangan jantung
hampir tak terlihat, bronchogram udara lebih luas
Stadium IV, seluruh thorax sangat opaque (white lung)
sehingga jantung tak dapat dilihat
Intervensi NIC : PENATALAKSANAAN RDS
Pengelolaan asam-basa
Pengelolaan jalan nafas

Penatalaksanaan Farmakologi : Penatalaksanaan Nonfarmakologi :


Terapi surfaktan: surfaktan sintetik diberikan melalui Jaga kecukupan oksigen dengan ventilasi mekanik dengan
sisi pada tube endotracheal dalam 2x suntikan ventilator
bolus, contoh: Exosurf, Infasurf, Alveofact Jaga bayi tetap hangat
Nitric Oxide inhalasi Berikan bantuan pernafasan
Narkotik/benzodiazepin untuk mengurangi nyeri Monitoring intake output dan tanda vital
dan ketidaknyamanan pada bayi, contoh: Lorazepam Koreksi asidosis
dan Fentanyl Terapi: artificial surfactant atau human surfactant untuk
Sodium bicarbonat untuk metabolic acidosis prophylactic saat lahir atau 16-24 jam setelah lahir
Diuretik untuk mengurangi odema, perlu Penggunaan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)
pertimbangkan risk : benefit Penggunaan Positive end Expiratory Pressure (PEEP)
Intermitten Positive Pressure Ventilation (IPPV)

DAFTAR PUSTAKA

Ladewing, Patricia dkk. (2006). Buku Saku Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir_Edisi 5.
Jakarta : EGC.
Santosa, Budi (2006). Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006. Jakarta : Prima WEB OF CAUTION
Medika. RESPIRATORY DISTRESS
Soeparman dan Waspadji (1990). Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I_Edisi 3. Jakarta : Balai SYNDROME/ HYALINE
Penerbitan FKUI. MEMBRAN DISEASE
Surarmi, Asrining dkk. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC. (HMD)
Price dan Wilson (1995). Patofisiologi Konsep Klinis, Proses Penyakit, Buku I_Edisi 4.
Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith. M (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
Wong, L. Donna (2005). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik_Edisi 4. Jakarta : EGC.
Ceated By :
VIKE PEBRI GIENA
04111706031

Anda mungkin juga menyukai