Anda di halaman 1dari 4

WAY OF CAUTION (WOC)

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS


PADA KLIEN DENGAN GAGAL NAPAS

DISUSUN OLEH :

IRIS ISWANDHA
NIM. 071191028

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
TA 2019/2020
WOC GAGAL NAPAS
Efusi Pleura,
Drepesi SSP (Sistem Penyakit Kelainan
Trauma Hemathokrat, dan
Saraf Pusat) Akut Paru Neurologis
Pneumotokrat

Gangguan saraf pernapasan dan otot pernapasan

Tidak mampu memasukkan O2 dan mengeluarkan CO2

Gagal Napas

Meningkatkan permeabilitas membrane alveolar kapiler

Gangguan Gangguan
ephitalium alveolar endothelium kapiler

Edema Paru Cairan masuk ke


interstitial

Penurunan complain paru Peningkatan tahanan


jalan napas
Penurunan cairan surfaktan
Kehilangan fungsi silia
pada saluran pernapasan
Gangguan pengembangan paru,
Kolaps alveoli
Peningkatan produksi sekret

Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Napas

Ekspansi Paru
NOC :
 Status Pernapasan : Pertukaran Gas
Ketidakefektifan (0402)
Pola Napas
 Respon Ventilasi Mekanik : Dewasa
(0411)
NIC :
 Manajemen Asam Basa : Asidosis
Respiratorik (1913)
NOC :
Hambatan  Status Pernapasan : Kepatenan
Ventilasi dan perfusi tidak seimbang Pertukaran Gas Jalan Napas (0410)
 Tanda-tanda Vital (0802)
NIC :
 Manajemen Jalan Napas (3140)
Terjadi Hipoksemia/ Tindakan primer Ventilasi
Hiperkapnia A, B, C, D, dan E mekanik

O2 menurun dan
Risiko Infeksi
CO2 meningkat

NOC :
Dispnea, Hipoksia  Deteksi Risiko (1908)
Sianosis ke otak  Keparahan Infeksi (0703)
NIC : Kontrol Infeksi (6548)

Penurunan Penurunan tingkat


curah jantung kesadaran

Risiko Cedera

DEFINISI
Gagal nafas adalah suatu kondisi dimana sistem respirasi gagal untuk melakukan fungsi pertukaran
gas, pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Ketidakmampuan itu dapat dilihat dari
kemampuan jaringan untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (Dewi, 2017).
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah
normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkanoleh masalah ventilasi
difusi atau perfusi. Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-
paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh.
Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan
karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia) (Akperinsada, 2017).

MANIFESTASI KLINIS (Akperinsada, 2017)


KLASIFIKASI (Dewi, 2017) 1. Gagal napas total
Berdasarkan pada pemeriksaan  Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat
AGD, gagal nafas dapat dibagi menjadi didengar/dirasakan.
3 tipe, yaitu :  Pada gerakan nafas spontan terlihat
1. Tipe I merupakan kegagalan oksigenasi retraksi supra klavikula dan sela iga serta
atau hypoxaemia arteri ditandai dengan tidak ada pengembangan dada pada
tekanan parsial O2 arteri yang rendah. inspirasi
2. Tipe II yaitu kegagalan ventilasi atau  Adanya kesulitasn inflasi paru dalam
hypercapnia ditandai dengan peningkatan usaha memberikan ventilasi buatan.
tekanan parsial CO2 arteri yang abnormal 2. Gagal napas partial
(PaCO2 > 46 mm Hg), dan diikuti secara  Terdengan suara nafas tambahan gurgling,
simultan dengan turunnya PAO2 dan PaO2, snoring, crowing dan wheezing.
oleh karena itu perbedaan PAO2 - PaO2  Ada retraksi dada
masih tetap tidak berubah.
GEJALA
3. Tipe III adalah gabungan antara kegagalan
1. Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran
oksigenasi dan ventilasi ditandai dengan (PCO2).
hipoksemia dan hiperkarbia penurunan 2. Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah,
PaO2 dan peningkatan PaCO2. berkeringat atau sianosis (PO2 menurun).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK (Dinaryanti, 2015)
Diagnosa pasti gagal napas akut adalah pemeriksaan analisa gas darah, tetapi kadang-kadang diagnosa
sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis saja, misalnya apnea. Dalam hal ini tidak perlu menunggu
hasil analisa gas darah. Adapun kriteria gejala klinis dan tanda-tanda gawat napas adalah :
a. Apnea
b. Batuk berdahak
c. Sianosis
d. Sesak napas/dipsnea
e. Perubahan pola napas : frekuensi menurun (bradipnea) atau meningkat (takipnea), adanya retraksi dinding
dada, penggunaan otot-otot bantu pernapasan, pernapasan paradoksal, gerakan dinding dada yang tidak
simetris, kelelahan.
f. Suara napas menurun atau hilang, adanya tambahan seperti stridor, ronkhi, atau wheezing.
g. Hipertensi/hipotensi
h. Gangguan irama jantung
i. Gangguan kesadaran akibat hipoksia atau hiperkarbia.
Menurut Akperinsada (2017) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan gagal
napas berupa :
1. Pemeriksaan Analisa Gas Darah
a. Ringan : PaO2 < 80 mmHg
b. Sedang : PaO2 < 60 mmHg
c. Berat : PaO2 < 40 mmHg
2. Pemeriksaan rontgen dada, melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak
diketahui.
3. Hemodinamik, untuk tipe I : peningkatan PCWP (Pulmonary Cappilary Wedge Pressure).
4. EKG, mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan, disritmia.

MANAJEMEN PERAWATAN GAGAL NAPAS (Dinaryanti, 2015)

1. Ventilator Invasif, digunakan untuk mengamankan jalan napas dan memastikan terjadinya pertukaran gas
yang adekuat pada pasien yang mengalami kegagalan pernapasan.
2. Ventilator Non-invasif, adalah metode bantuan ventilasi tanpa endotrakeal atau trakeostomi tube.
3. Pemberian posisi semifowler, adalah teknik sederhana yang dapat meningkatkan oksigenasi dan
meningkatkan pengeluaran CO2 yang dapat memperbaiki kondisi pasien dengan gagal napas.
4. Terapi farmakologis, pemberian obat-obatan seperti :
a. Bronkodilator (agonis beta adrenergic/simpatomimetik).
b. Antikolinergik/parasimpatolitik.
c. Teofilin.
d. Kortikosteroid.
e. Ekspektoran dan nukleonik.

DAFTAR PUSTAKA
Akperinsada. 2017. “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gagal Napas”.
https://www.akperinsada.as.id/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-gagal-napas/. Diakses 05 Mei
2020.
Buleched, M. Gloria. 2015. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi 6. USA : Elsevier.
Dewi, Dewa Ayu Mas Shintya. 2017. “Diagnosis dan Penatalaksanaan Gagal Napas Akut”. Tinjauan Pustaka
Bagian Anestesi dan Reanimasi Rumah Sakit Umum Pusat sanglah Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. Diakses 05 Mei 2020.
Dinaaryanti, Ratna Sari. 2015. “Analisa Praktik Residensi Keperawatan Medikal Bedah Dengan Pendekatan
Teori Self Care Orem pada Pasien dengan gangguan Sistem Respirasi : Gagal Napas e.c Destroyed Lung
dan Bekas TB Paru Di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta”. Karya Ilmiah Program
Pendidikan Spesialis Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia. Diakses 05 Mei 2020.
Herdman, T. Heather. 2018. Nanda-I Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 Edisi II. Jakarta : EGC.
Mooshed, Sue dkk. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi 5. USA: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai