Anda di halaman 1dari 9

Nama : Natrila Astuti

NIM : 431419035

Kelas : Pendidikan Biologi B

ONTOGONY GONAD DAN ONTOGONY SALURAN KELAMIN

A. Ontogeny gonad
Sistem  reproduksi  pada  Vertebrata  berasal  dari  lapisan  mesomere-mesoderm.  Gonad
dan  salurannya  pada  awal  pembentukan  bersifat  indifferent  yang  mengandung
komponen  jantan  dan  komponen  betina.  Gonad  indifferent  terbagi  menjadi  kortek  dan
medulla.  Di  dalam  kortek  dan  medulla  ini  tersebar  sel-sel  kelamin  primordial  yang
berasal  dari epitel peritoneum. Sel-sel  tersebut bermigrasi  dari dinding  saccus  vitelinus
menuju  usus  belakang  kemudian  melalui  mesenterium  dorsale  masuk  ke  dalam
tonjolan  mesodermal  yang  disebut  Crista  genitalis.  Selama  perjalanan  tersebut  sel-sel
kelamin primordial terus berproliferasi dan bergerak secara aktif . Bila gonad indifferent
akan  menjadi  gonad  jantan  (testis)  maka  korteks  mereduksi  dan  terbentuk  tunika
albuginea,  medulla  berkembang;  di  dalam  medulla  sebelumnya  telah  berkembang
rangkaian  sel  primer  dari  rangkaian  sel  rete.  Rangkaian  sel  primer  kemudian
membentuk  tubuli  seminiferi  dan  sel  kelamin  primordial  yang  terjaring  di  dalamnya
menjadi  gonosit  jantan,  sedang  sel  kelamin  primordial  yang  terletak  diluar  tubuh
seminiferi  akan  berkembang  menjadi  sel-sel  interstitial  Leidig  yang  menghasilkan
hormon  testosteron.  Sebaliknya  bila  gonad  indifferent  akan  menjadi  gonad  betina  (=
ovarium) maka medulla mereduksi demikian pula rangkaian sel  yang ada  di dalamnya.
Selanjutnya  kortek  berkembang;  di  dalam  kortek  ada  rangkaian  sel  sekunder
berkembang  yang  menjadi  folikuli  ovarii,  dan  sel  kelamin  primordial  yang  terjaring  di
dalamnya  akan menjadi  oosit  (sel  telur),  dan  sel-sel  folikel  akan menghasilkan  hormon
kelamin betina(estrogen).Perubahan-perubahan  gonad  indifferent  menjadi  gonad  jantan
atau  gonad  betina  oleh differensiasi  saluran-saluran  kelamin  indifferent  menjadi  saluran
jantan  saluran  betina. Di  sini  kemudian  ada  variasi-variasi  tergantung  banyak  hal    
diantaranya  faktor  tipe  ren (=  ginjal),  apakah  pronephros,  mesonephros,  ataukah
nepbros  hal  mi  menentukan bagaimana spermazoa ditransport keluar testis.
B. Systema genitalia masculina (Sistem reproduksi jantan)
Pada  hewan  jantan,  spermatozoa  dihasilkan  di  dalam  tubuli  seminiferi  testis  yang
terletak  didalam  testis.  Sperma  yang  dihasilkan  akan  berjalan  menuju  tubuli  recti  
memasuki  ductuli  efferentes  yang  akan  bermuara  ke  ductus  epididymidis  yaitu  saluran
testis  yang  sangat  berkelok-kelok.  Maturasi  spermatozoa  terjadi  pada  ula  epidydimis,
selanjutnya  sperma menuju  ductus  deferens.  Bagian  posterior  uctus  deferens  melebar
dan  membentuk  ampula  dimana  ampula  ini  menyatu  dengan  livertikulum  kecil  ialah
vesicula  seminalis.  Ductus  deferens  selanjutnya  akan  menuju  atau  terlebih  dahulu
melewati  organ  copulatorik  (penis),  hal  ini  terjadi  pada  hewan-hewan  yang  melakukan
transfer  sperma  secara  langsung  dari  individu  jantan  kepada  individu  betina.  Saluran
terkadang  dilengkapi  dengan  kelenjar-kelenjar  tambahan  (Glandula  asesoria),  yang
menghasilkan sekret, yang antara lain berfungsi untuk mengaktifkan sperma.
Sistem  reproduksi  pada  Vertebrata  berasal  dari  lapisan  mesomere-mesoderm. Gonad dan
salurannya  pada  awal  pembentukan  bersifat  indifferent yang mengandung komponen
jantan  dan  komponen  betina.  Gonad  indifferent terbagi  menjadi  kortek  dan  medulla.  Di
dalam  kortek  dan  medulla ini  tersebar sel-sel  kelamin  primordial  yang berasal  dari epitel
peritoneum. Sel-sel  tersebut bermigrasi dari dinding saccus vitelinus menuju  usus  belakang
kemudian melalui mesenterium dorsale masuk ke dalam tonjolan mesodermal yang disebut C
rista  genitalis.  Selama perjalanan tersebut sel-sel kelamin primordial terus berproliferasi dan
bergerak secara aktif. Bila gonad indifferent akan  menjadi  gonad  jantan  (=  testis)  maka
korteks  mereduksi dan terbentuk tunika albuginea,  medulla  berkembang;  di  dalam
medulla  sebelumnya  telah berkembang rangkaian  sel  primer  dari  rangkaian  sel rete.
Rangkaian sel primer kemudian membentuk  tubuli  seminiferi  dan  sel  kelamin  primordial
yang terjaring di dalamnya menjadi  gonosit  jantan,  sedang  sel  kelamin  primordial
yang terletak
diluar tubuh seminiferi akan berkembang menjadi selsel interstitial. Leidig yang menghasilka
n hormone  testosteron.  Sebaliknya  bila  gonad indifferent  akan  menjadi  gonad  betina  (=
ovarium) maka medulla mereduksi demikian pula rangkaian sel yang ada di dalamnya. Selanj
utnya  kortek
berkembang; di dalam kortek ada rangkaian sel sekunder berkembang yang menjadi
folikuliovarii, dan sel kelamin primordial yang terjaring didalamnya akan menjadi oosit (sel t
elur)dan selsel folikel akan menghasilkan hormone kelamin betina (estrogen). 

Perubahan- perubahan gonad indiferrerent menjadi gonad jantan atau betina oleh
differebsiasi salura-saluaran kelamin indiferrent menjadi saluaran jantandan saluaran betina.
Disini kemudian ada variasi-varisi tergantung banyak hal diantaranya faktor tipe ren (ginjal),
apakah pronephros, mesonephros, ataukah nepbros hal in menentukan bagaimana spermatozoa di
trasport keluar testis.
C. Ontogeny Saluran kelamin
1. Saluran kelamin jantan
A. Saluran kelamin intratestikular
a. Tubulus  rectus;  menghubungkan  tubulus  seminiferus  dengan  rete testis. tubulus
ini dibatasi hanya oleh sel-sel Sertoli
b. Rete testes : terdiri dari tubuli rectil yang satu sama lain membentuk anyaman, lumen
dibatasi oleh epitelium kuboid selapis.
c. Vasa efferentia (ductuli efferents) : terdapat 2 jenis epitelium ialah epeitellium
kolumner rendah dan kolumner tinggi, dengan atau tanpa silia. Kedua jenis epitel
tersebut letaknya selang-seling. Ductus ini di kelilingi oleh sel-sel oto polosdan
bermuara ke epididmis
B. Saluran kelamin ektratestikular
a. Ductus epididimis : dibatsai oleh epitelium kolumner berlapis semu bersilia dan
lapisan otot polos sirkuler,bergerak peristaltik membantu transpor sperma
b. Vas deferen (ductus devers merupakan lanjutan dari ductus epididimis di batasi
oleh epitelium kolumner berlapis  semu  bersilia. Dinding  ductus  deferens
tersusun3 lapis ialah: tunica  mucosa,  tunica  muscularis  dan  tunica  adventitia
c. Ductus ejakulatorius : Persatuan  antara  ductus  deferensdan  vesicula seminalis,
epitelium  kolumner  berlapis  semu  bersilia (walaupun kadanga-kadang dijumpai
juga epitelium columner) yang bermuara di uretra
d. Urethra;  adalah  saluran  tempat  bermuaranya  saluran  eksresi  dan  saluran
reproduksi.
C. Glandula  assesoria:  menambahkan  material  yang  diperlukan  dalam  proses
fertilisasi
a. Vesikula seminalis berfungsi mensekresi sukrosa dan menambahkannya pada
ejakulat, epitelium berlapis semu bercilia
b. Glandula prostata berfungsi mensekresi cairan seperti jeli yang bersifat alkalis
c. Glandula  Cowperi  (=  glandul  bulbourethralis),  mensekresi  cairan  mukus
yang berfungsi sebagai pelumas.

D. Penis
a. corpora cavernosa : tersusun dari jaringan erektil
b. corpus spongiosum : di dalamnya berisi urethra
c. Jaringan erektil: adalah jaringan yang akan menjadi kaku bila berisi darah
Vesicula  seminalis  menghasilkan  suatu  subtansia  yang  viscous  warna
kekuningan  dan  berisi  material-material  yang  nutriti f  bagi  spermatozoa;
mengandung pula prostaglandin. Kelenjar prostat (Glandula prostata) terletak di inferior
vesica urinaria; ini menerima saluran-saluran yang menuju urethra dan sistem ekskresi
dan sistem reproduksi  (ialah  sepasang  ductus  ejaculatiorius)  yang  telah  menyatu.
Setelah urethra meninggalkan prostat  dan  masuk  ke  penis , ia bersatu dengan ductus–
ductus dan  kelenjar bulbourethralis (yang  jumlahnya sepasang).Glandula
bulbourethralis ini menghasilkan sekret  ialah  suatu mukoprotein  yang  berfungsi
sebagai pelumas (lubricant).
2. Saluaran kelamin betina

Saluaran - saluaran kelamin betina tuba infundibulum, oviduct, uterus,  dan organa
genitalia ekstema. Ova di hasilkan oleh ovarium, berkembang di dalam folikel yang di sebut
oliculus ovarius. Foliculus ovarius yang paling awa adalah foliculus primarius (olikel primer)
selanjutnya berkembang menjadi folikel sekunder (filokel primer multilaminer, folikel de Graaf
dan akhirnya di bebaskan dan masuk kedalam oviduct. Pada dindng oviduct terdapat kelenjar-
kelenjar yang menghasilkan metri selubung telur seperti albumen (putih telur) dan cangkang itu
terdapat pada Aves dan Reptilia. Bagian  posterior  oviduct  membesar  dan berfungsi  untuk
menyimpan  telur. Pada hewan – hewan yang berkembang embrionya misalnya mamalia, bagian
posterior oviduct mengalami perluasa membentuk uterus. Pada hewan yang melakukan kopulasi b
agian terminal  saluran kelamin betina  membentuk  spesialisasi berupa vaginauntuk menerima
penis jantan

A. Oviduct
Oviduct disebut juga tuba fallopii atau tuba uterina. Oviduct berjumlah sepasang
terdiri dari 4 bagian :
a. Pars  interstisialis  (menembus  dinding uteri)
b. Isthmus
c. Ampula
d. Infuindibulum serta terdapat  bagian  yang  disebut  fimbriae
Diding oviduct terdiri dan 3 lapisan:
a. Lamina mukosa
b. Lamina muskularis
c. Lamina serosa

B.Uterus
Berbentuk seperti buah per, yempat implantasi dan perkembangan embrio, terbagi
menjadi beberapa lapis:
a. Endometrium, terdiri epithelium kolumner selapis yang bertumpu pada membran
basalis
b. Miometrium, merupakan  lapisan  muskularis  yang  tersusun  oleh lapisan otot polos
c. Perimetrium, yang terdiri dan jaringan pengikat dan terbungkus oleh peritoneum
D. Vagina
Vagina berbentuk tabung. Dindingnya terbagi menjadi 3 lapisan :
a. Mukosa, terdiri dari epitelium pipih berlapis, yang bertumpuk pada serabut elastis lamina
propria, terdapat akhiran-akhiran syaraf
b. Muskulari, terdiri dan lapisan otot polos sirkular
c. Adventisia, merupakan lapisan jaringan ikat elastis dan banyak terdapat akhiran syaraf
PERTANYAAN
1. Mengapa jenis kelamin pada Bufo sp. Jantan masih mungkin mengalami perubahan ?

Jawaban :
." Kelamin dari bufo jantan bisa saja berubah, Banyak kodok jantan yang berubah
menjadi betina. Namun rupanya, semua itu bukan proses alami. Ada herbisida bernama
atrazine, pembasmi rumput liar, yang sebenarnya kontroversial. Eropa melarang penggunaan
atrazine. Namun atrazine sudah kadung banyak digunakan dan merambah ke sungai serta
danau. Tak ayal kalau perkembangan seksual kodok yang menjadi korbannya.
Karena pada Bufo sp. jantan kehilangan hormon dan semua fungsi kontrol pada
testesterone. "Termasuk sperma”. Jadi kemampuan mereka bereproduksi turun sepuluh
persen, dan itupun hanya bisa bereproduksi jika terus-menerus diisolasi bersama kodok
betina. dalam lingkungan dimana mereka tinggal bersama hewan sejenisnya, mereka tak
punya kesempatan bereproduksi

Anda mungkin juga menyukai