Anda di halaman 1dari 7

CERPEN : ADAB DI ATAS ILMU

Pagi yang cerah, matahari mulai


menampakkan cahayanya begitu tinggi. Pak
Rendi yang menjabat sebagai RT di
Kampung Durian, sejak pagi sudah
berkeliling kampung untuk membagikan
edaran kerja bakti. Tidak terlalu pagi,
mungkin sudah dikatakan siang hari, karena
matahari terbit tinggi hingga hampir di atas
kepala.

Pak Rendi sudah berkeliling kerumah


warga untuk membagikan edaran kerja bakti,
tingggal satu rumah saja yaitu rumah Pak
Dodi. Rumah ini begitu sangat sepi, pak RT
mengira bahwa tidak ada seorangpun yang
ada dirumah. Pikirnya, mungkin Pak Rendi
sedang berlibur karna hari ini hari sabtu.
Tetapi pak RT terus mencoba mengetuk
pintu, hinggga akhirnya terdengar suara
seseorang laki-laki. “ asssalamualaikum apa
ada orang dirumah?” teriak seseorang dari
dalam rumah, “ haduhh… siapa sih pagi-pagi
buta gini bertamu, ganggu orang aja!”.
Akhirnya Doni anak dari keluarga Pak Dodi,
itupun keluar dari kamarnya dan mencoba
membuka pintu rumahnya. Di berjalan sambil
bergerutu, karna ada seseorang yang
mengganggu tidurnya.

“assalamualaikum.. permisi..” Doni


pun membuka pintunya “ eh pak RT, ada apa
pagi-pagi begini sudah datang kerumah si
pak?” “ pagi katamu? Ini sudah siang hari.” “
hah siang? Jam berapa ini pak? Waduh saya
terlambat kuliah ini.” “ ini saya mau…” tiba
tiba Doni memenggal percakapan pak RT. “
Haduh pak kalau sekiranya gak penting,
mending nanti aja datang kesini lagi, saya
mau mandi terus berangkat kuliah ini. Saya
sudah terlambat, nanti malah saya kena
hukuman pak”. “ Bapak cuman mau ngasi
ini…” “ pak meding pulang aja ya, saya buru-
buru. Nanti pak RT kesini lagi saja, ketemu
bapak saya. Sekarang lagi gak ada siapa-siapa
dirumah”. Pak RT yang belum sempat
menyelesaikan pembicaraannya, Doni
langsung menutup pintu rumahnya dan
bergegas untuk mandi.

Akirnya pak RT pulang dengan


perasaan sedikit kecewa, karena melihat
generasi sekarang tidak ada yang menerapkan
adab kepada seseorang yang lebih tua.
“Harusnya sejak dahulu anak-anak diajarkan
adab untuk sopan dan saling menghormati.
Tapi sayangnya sudah terlambat, karena
generasi sekarang tidak tau pentingnya adab,
mereka hanya tau belajar dan ilmu saja”
batin pak RT.

Keesokan harinya, pak RT kembali


kerumah pak Dodi untuk menagih uang
denda karena keluarganya tidak mengikuti
kerja bakti di kampung. Yah uang denda
yang dikumpulkan pak RT bukan semata-
mata untuk dirinya, tapi untuk asumsi warga
yang telah mengikuti kerja bakti. Warga tak
heran jika pak RT begitu, karna sudah lama
menerapkan dan itupun hasil musyawarah
bersama.

Sesampai dirumah pak Dodi, “


assalamualaikum, permisi…” ucap pak RT.

“ waalaikumsalam, iya sebentar” “ eh pak RT


silahkan masuk, ada apa ya pak?” ucap pak
Dodi. Akhinya pak RT masuk dan duduk di
ruang tamu “ ini saya cuman mau menagih
uang denda saja, karena keluarga bapak tidak
ada yang ikut kerja bakti” kata pak RT. “ loh
pak RT biasanya mengasikan edarannya toh,
lah ini nggak ada, ya saya pikir tidak ada
kerja bakti pak” ucap pak Dodi. “ saya
kemaren kesisni pak dodi, tapi saya malah di
usir oleh anak bapak” “ ah masa si Doni tega
mengusir pak RT, rasanya nggak mungkin
aja” “ iya pak ngapain saya bohong, kalau
tidak percaya Tanya saja ke anak bapak
sendiri”. Akhirnya pak Dodi memanggil
anaknya, “ Doni sini kamu, bapak mau
bertanya” Doni pun bergegas menghampiri
bapaknya yang ada di ruang tamu. “ apa
benar kamu kemaren mengusir pak RT?”
“ehmm bukannya bermaksud mengusir pak,
cuman saya kemaren buru-buru mau mandi
karena uda telat ke kampus”. “ ya meskipun
kamu buru-buru ya nggak usa pake marah-
marah sampai mengusir pak RT” “ehmm iya
habis gimana lagi, pak RT juga mengganggu
tidur saya” “mangkanya kamu kalau tidur
jangan malam-malam, jadinya bangun
kesiangan kan” “ kan bapak sendiri yang
bilang, kalau harus belajar terus sampai
pinter, yah aku begadang juga belajar pak
biar cita-citaku tercapai”. “ kamu itu
dibilangin masi bantah terus, masih untung
pak RT datang kerumah bangunin kamu, toh
kamu jug jadi nggak terlambat ke kampus. Ini
sekarang kamu minta maaf ke pak RT dan
kamu bayar uang dendanya” Doni pun marah
dan meninggalkan kedua bapak-bapak itu
sambil berkata “ loh.. kok jadi saya yang di
salahkan dan disuruh bayar, ah gamau”.

Pak Dodi akirnya pun meminta maaf


kepada pak RT dan membayar dendanya. Pak
RT hanya berkata “ harusnya sejak kecil pak
Dodi ajarkan adab sopan santun dan saling
menghormati, agar waktu dewasa dia bisa
menerapkannya. Bukan hanya tentang belajar
melulu, karena ilmu pun bisa salah digunakan
jika tidak tau adab yang benar”.

“ iya pak ini salah saya, maafkan anak


saya juga ya pak RT.” “ ya sudah buat
pelajaran pak Dodi saja, mumpung belum
terlambat terlalu jauh, mumpung bapak
seorang guru didiklah anak pak Dodi dengan
mengajarkan adab bukan hanya ilmu saja”
kata pak RT.

Anda mungkin juga menyukai