Gambar 15.1 Konfigurasi dari manual assembly line. Asby = assembly, Man=manual,
Sta=workstation, n=number of stations on the line
Prinsip kerja yang kedua adalah interchangeable part, atau part yang bias
diganti. Berdasar pada efforts dari Eli Whitney (1765-1825) dan yang lain pada awal
abad ke-19. Tanpa interchangeable parts, teknologi assembly line tidak akan
memungkinkan.
B. Stasiun Kerja Assembly
Stasiun kerja pada manual assembly line adalah tempat yang didesain sepanjang
jalur aliran kerja dimana satu atau lebih elemen kerja di lakukan oleh satu atau lebih
pekerja. Elemen kerja mewakili porsi kecil dari total pekerjaan yang harus di selsaikan
untuk meng-assembly produk. Ciri khas operasi assembly dilakukan di stasiun pada
manual assembly line terdaftar pada table 15.2
Ada dua basic cara untuk mencapai pergerakan dari unit pekerjaan sepanjang
manual assembly line: (1) manual atau (2) menggunakan sistem mekanis. Kedua
matode menghasilkan rute yang tetap (semua unit kerja berjalan melalui tahapan kerja
yang sama dari tiap stasiun) itu adalah karakteristik dari production line.
Gambar 15.2 diagram jarak kecepatan dan tata letak fisik untuk tiga tipe dari
sistem transportasi mekanik yang di pakai pada production line : (a)
Transportasi Berlanjut, (b) Transportasi sinkronis, (c) transportasi tidak
sinkronis. v=kecepatan, vc=kecepatan konstan dari transportasi konveyor
kontinu, x=jarak dalam arah konveyor, sta=stasiun kerja, i=pengenal stasiun
kerja.
Dalam sistem transportasi sinkron, semua unit kerja bergerak secara simultan
antara stasiun dengan cepat, pergerakan tidak berlanjut, dan lalu diposisikan dalam
perspektif statiun mereka. Digambarkan pada gambar 15.2(b), tipe sistem ini juga
diketahui sebagai intermittent transport (transportasi tidak tetap/berjeda), dimana
dideskripsikan pergerakan yang dialami unit kerja. Transportasi sinkron tidak umum
untuk manual lines, karena kebutuhan tugas harus di selesaikan dalam batas waktu
tertentu. Ini akan berakibat stress yang tidak semestinya pada pekerja assembly dan
berakibat pada produk yang tidak lengkap. Terlepas dari kekurangan untuk manual
aseembly line, transportasi sinkron sering ideal untuk production line terotomatisasi,
yang mana stasiun kerja mekanis teroperasi dalam siklus waktu yang konstan.