Anda di halaman 1dari 10

58

Langkah Memulai Penelitian Etnografi


Persiapan awal memasuki lapangan
Langkah pertama, peneliti mempersiapkan design lapangan dalam upaya
membuat strategi untuk mempermudah peneliti mengumpulkan data.Sebelum
pergi kelapangan peneliti membaca literatur tentang karakteristik suku
Banjar.Setelah dipelajari maka peneliti tidak sulit untuk melakukannya. Di
samping itu karena suku Banjar memiliki sifat yang mudah dan terbuka untuk
menerima kedatangan orang lain kedaerah mereka. Peneliti melakukan pemetaan
teori dan theory building(penyusunan teori) yang digunakan untuk menganalisis
question research dan selanjutnya peneliti meminjam teori Poskolonial Gayatri
Spivak untuk melihat secara langsung tradisi kawin anom suku Banjar.
Peneliti membaca literatur secara mendalam tentang teori poskolonial dan
kajian sunografi
baltern.Peneliti dibantu oleh dua orang tenaga lapangan (enumerators)
yang bertugas menginput informasi dari informan.Desa Paluh Manan adalah salah
satu desa di Kecamatan Hamparan Perak yang penduduknya mayoritas suku
Banjar.Desaini sudah lama diketahui oleh peneliti dan sudah ada beberapa peneliti
sebelumnya yang melakukan penelitian di desa ini.Informasi tentang keberadaan
desa ini sudah peneliti ketahui langsung dan dari sumber penelitian
terdahulu.Namun peneliti belum mengetahui secara komprihensif tentang
demografi dan geografis desa ini.Untuk itu peneliti melakukan komunikasi
dengan kepala desa.
Pertama kali datang kedesa ini untuk live in peneliti dan tim terpaksa
memasuki daerah ini dengan kondisi infrastruktur yang rusak seperti jalan dan
jembatan yang rusak karena banjir. Desa ini tergolong lamban dalam hal
penanganan infra struktur.Jalan rusak dan tempat sekolah masih perlu untuk
diperbaiki.Kondisi jalan yang tidak aman untuk dipergunakan sebagai lalu lintas
masyarakat menuju ke desa ini dapat dilihat seperti yang ada dalam gambar
berikut.
59

Gambar 3.7Jalan rusak dan banjir akses menuju Desa Paluh Manan
Sumber : Rosramadhana, 14 Januari 2015

Peneliti memulai dengan melakukan penjajakan suku Banjar di Paluh


Manan.Desa Paluh Manan terdiri dari 9 dusun, namun peneliti memfokuskan
dusun 1-5 sebagai daerah sasaran penelitian.Pemilihan sasaran penelitian ini
karena berdasarkan suku mayoritas yang mendiami dusun itu yaitu suku
Banjaryang cenderung masih melakukan kawin anom. Langkah ini dilakukan
peneliti untuk pemetaan sosial( socialmapping)1.
Memasuki daerah penelitian bukan hal yang baru bagi peneliti karena
sudah lama mengenal dan mengetahui keberadaan suku Banjar dalam hal tradisi
kawin anomdi DesaPaluh Manan ini.Settingawal peneliti adalah menjumpai
Kepala desa untuk memperoleh informasi data yang peneliti butuhkan secara
komprihensif agar penelitian menjadi terarah. Peneliti menelusuri (pre-
survay)setiap dusun-dusun yang akan dijadikan sebagai sasaran penelitian sambil
menjumpai masyarakat setempat untuk membangun sebuah pendekatan.Agar
membaur dengan mereka dalam proses menghilangkan kecurigaan dan
menanamkan trust. Fetterman dalam buku ethnography (third edition)
mengatakan:
Ethnograpers need the trust of the people they work with to complete their
task. An ethnograper who establishes a bond of trust will learn about the
many layer of meaning in any community or program under study.
Ethnograpers build this bond on a foundation of honesty, and
communicate this trust verbally and nonverbally2.

Proses memasuki lapangan bukan merupakan hal yang mudah dilakukan


oleh peneliti dan tim lapangan, karena medannya yang sangat ekstrim apalagi saat
musim hujan, daerah ini rawan banjir dan jalan terputus untuk menghubungkan
dusun pertama kedusun lainnya.Kondisi geografis yang seperti ini harus disikapi
peneliti secara bijak agar pencapaian target terlaksana dan terstruktur. Oleh karena
itu untuk menjaga efektifitas, peneliti mempersiapkan solusi alternatif seperti
membangun hubungan baik secara kekeluargaan dengan masyarakat.Sehingga
mereka tetap memberikan solusi untuk menerima kedatangan peneliti.Hari-hari
pertama dilapangan merupakan tahapan pertama penelitian.
Upaya pelibatan perangkat desa peneliti lakukan untuk memudahkan akses
ke lokasi dan tempat tinggal subyek.Untuk mendapatkan informasi yang
mendalam peneliti ikut terlibat dalam kegiatan pengajian (wirid) di dusun tempat
1
Baca Bambang Rudito dan Melia Famiola ,Social Mapping (Metode Pemetaan Sosial), Tekhnik
memahami suatu masyarakat atau Komuniti . Rekayasa Sains, 2013
2
Baca David M Fetterman (Third edition) volume 17.Ethnography.Applied Social Research
Methods Series.
60

peneliti tinggal.Namun upaya pelibatan secara mendalam dan berlebihan peneliti


hindari agar tidak terjadi seperti ungkapan “menjadi orang pribumi” (going
native)3.
Proses awal memasuki desa ini peneliti melakukan observasi kebeberapa
dusun untuk melihat aktivitas masyarakat khususnya perempuan suku Banjar di
Desa Paluh Manan. Dari hasil observasi peneliti melihat pada pagi hari pekerjaan
utama mereka adalah mengurus rumah tangga khususnya anak dan suami yang
akan berangkat ke sekolah dan kesawah. Kegiatan ini merupakan rutinitas
mereka. Namun suami adalah pekerja serabutan dan tidak menentu sehingga
perempuan cenderung ikut membantu bekerja di sawah, jualan dan menjadi
pengupas pinang.
Observasi dilakukan peneliti untuk melihat situasi dan kondisi yang
dialami oleh perempuan kawin anom didaerah ini.Dari temuan dilapangan dilihat
perempuan tidak banyak melakukan aktivitas karena suami adalah kepala keluarga
yang berperan untuk mencari nafkah.Hasil yang diperoleh suami yang tidak
menentu dianggap istri adalah rejeki yang harus diterima dengan sabar.Kesabaran
adalah kunci mempertahankan rumah tangga kawin anomdi desa ini agar tetap
bertahan. Penderitaan panjang karena takut bercerai menjadikan perempuan
kehilangan suara mereka untuk melawan ketidakadilan dan penindasan dan
kemiskinan
Langkah kedua, melakukan interaksi dekat dengan informan (the
interaction between fieldworker and informants).Peneliti dan tim meninjau rumah
tempat tinggal menetap selama penelitian yang sudah direkomendasi oleh Kepala
Desa. Peneliti memilih tinggal dengan perempuan yang sudah janda bernama Ros,
karena beliau merupakan salah satu informan.Dari beliau kami banyak
memperoleh informasi tentang perempuan kawin anomdi desa itu.Peneliti
berperan sebagai keluarga yang dekat dengan masyarakat di Desa Paluh Manan.
Penelitimendatangi rumah Kepala Dusun unuk memudahkan peneliti mendata key
informan4 yang melakukan kawin anom. Dan mengetahui jenis kasusnya yang
dialami perempuan suku Banjar di desa ini.Informan kunci dalam penelitian
antropologi model etnografi merupakan sumber informasi yang akurat seperti
yang dijelaskan Pelto sebagai berikut:

3
Ungkapan yang digunakan di dalam Antropologi yang berarti peneliti terlalu terlibat dan
aktifdengan subyek sehinggamaksudnya yang mula-mula hilang jadinya (Lihat Lesvine, 1980b
dalam Bogdan 1982)
4
Informan kunci (subyek utama) yang memberikan informasi atau keterangan yang mendalam.
Pendekatan ini mencoba mengumpulkan data melalui orang-orang tertentu yang dipandang
sebagai pemimpin, pengambil keputusan atau dianggap sebagai juru bicara dari kelompok atau
komuniti yang jadi objek pengamatan.Orang tersebut dianggap akan bisa memberikan informasi
akurat dalam mengindentifikasi masalah-masalah dalam komuniti tersebut ( Rudito dan Famiola,
2013:178 ).
61

One of the mainstays of earlier anthropological work was the use key
informants as sources of information about their cultures. This
methodology has been, of course, indispensable for recovering
information about ways or leaving that have ceased to exist, or have been
sharply modified, by the time the fieldworker arrives on the scene5.

Untuk menjaga subyektifitas dalam penelitian etnografi, peneliti


memahami karakter informan dari sudut pandang orang luar namunbersikap
ramah dan tidak berperan sebagai orang asing (outsider)6.Strategi dekat dengan
subyek merupakan suatu metode etnografi, dimana peneliti secara langsung
mendalami case by case informan untuk memperoleh keabsahan data.Pada
tahapan ini peneliti melibatkan Kepala DusunPaluh Manan untuk ikut terlibat
membantu peneliti dalam memilih kriteria informan yang sudah ditetapkan oleh
peneliti sesuai dengan tujuan penelitian dan arah yang sudah ditetapkan peneliti.
Kepala Dusun membantu menyediakan tempat dan memanggil informan
kerumahnya. Disini peneliti bersama tim lapangan melakukan wawancara untuk
mendengarkan kisah hidup sehari-hari perempuan kawin anom secara mendalam
dan komprihensif. Dimulai dari proses pacaran, perkawinan dan kehidupan setelah
memiliki anak.Tekhnik mengumpulkan informan di rumah Kepala Dusun
dilakukan peneliti agar informan tidak curiga terhadap peneliti, sehingga
memudahkan peneliti untuk melakukan wawancara secara terstruktur7.
Langkah ketiga, membuat catatan lapangan (fieldnotes) selama live indi
Desa Paluh Manan.Penelitian lebih sering berlangsung di siang hari, hal ini
dilakukan mengingat daerah ini sangat rawan.Akitivitas malam hari sangat
membahayakan karena tingginya kriminalitas di desa ini setelah masuknya
pengaruh luar dan tekhnologi.Sehingga peneliti mempunyai keterbatasan untuk
mengetahui kegiatan dan situasi malam hari secara langsung.Namun upaya untuk
mengetahui kehidupan subyek dimalam hari diketahui berdasarkan keterangan
informan, orang tua dan orang yang mengetahui kondisi rumah tangga
informan.Bentuk aktivitas peneliti dan tim di malam hari yakni melakukan audit
data dan membuat catatan harian subyek dan peneliti selama berada di desa
penelitian.
Catatan lapangan dilakukan untuk mempermudah analisa data, selain itu
catatan jurnal harian subyek dituliskan pada malam hari setelah data dikumpulkan
pada siang hari. Penulisan catatan harian subyek diperoleh dari hasil wawancara

5
Baca Pelto, Anthropological research. Cambridge university Press, 1984
6
Peneliti yang dianggap sebagai orang luar namun masuk kedalam komunitas masyarakat untuk
membaur dalam kurun waktu yang tidak ditetapkan.Peneliti menjaga obyektifas dalam penelitian.
7
Wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukan. Peneliti yang menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari jawaban
terhadap hipotesis kerja, untuk itu pertanyaan disusun rapi. Baca Lexy J. Moleong,op.cit, h.190.
62

peneliti dan tim yang dilakukan secara terbuka dan mereka bersedia untuk
direkam setelah peneliti minta ijin untuk mengeluarkan camera recorder.
Peneliti berlaku sebagai etnographer juga sebagai fotografer dan
selanjutnya dibantu oleh tim lapangan peneliti yang sudah dipersiapkan sebelum
memasuki lokasi penelitian. Kisah dari perempuan kawin anom peneliti rekam
sebagai bahan analisa data dan mengungkap keterangan berbagai peristiwa yang
dialami selama menjalankan kehidupan rumah tangga dari usia muda sampai saat
penelitian ini dilakukan. Selama proses penelitian berlangsung peneliti dan tim
lapangan selalu membawa alat-alat penunjang seperti payung dan jacket,alat tulis,
buku, camera, hard disk, lap top, note book, tablet, handphone, power bank,
makanan dan obat-obatan. Peneliti mempersiapkan peralatan tersebut mengingat
kondisi geografis pada saat penelitian dilakukan tidak menentuseperti hujan yang
berakibat banjir, kemarau, listrik dan air mati secara tiba-tiba.
Penelitian ini bersifat komprihensif sehingga peneliti menetapkan
informan dengan kriteria khusus.Hal ini tidaklah mudah karena latar belakang
pekerjaan dan karakterinforman yang beragam. Untuk mengungkap situasi rumah
tangga yang dialami subyek selama proses kawin anom membutuhkan kesabaran
dan tekhnik yang dapat berubah ketika berhadapan dengan mereka. Menciptakan
suasana persahabatan dan menanyakan keterangan tidak seperti melakukan
investigasi, diterapkan oleh peneliti untuk menggali lebih dalam kisah hidup
subyek.

Aktivisme fieldworker dengan informan


Peneliti dibantu oleh tim lapangan untuk melakukan proses penelitian
dilapangan dengan melakukan kegiatan mengumpulkan sejarah kehidupan subyek
selama proses perkawinan anom (collection of life histories). Adapun subyek
penelitian ini secara umum adalah perempuan dibawah umur yang melakukan
kawin anom. Orang tua yang berperan menikahkan anak belum cukup usia untuk
menikah, ketua adat dan lembaga juga terkait.Peneliti menentukan kriteria
informan berdasarkan kategori perempuan muda sebagai pelaku.
Penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara yang
mendalam untuk mendapatkan data yang representatip.Dengan mewawancarai
pelaku, orang tua, peneliti dapat memperoleh gambaran tentang praktek kawin
anom yang terjadi di DesaPaluh Manan.Peneliti melakukan proses interaksi dan
pengenalan secara individual kepada subyek. Langkah utama yang dilakukan
adalah menetapkan dusun 1 sebagai sasaran penelitian. Pada tahap ini peneliti
mendatangi rumah informan dibantu oleh tim lapangan dan pegawai kantor
Kepala Desa Paluh Manan. Upaya pendekatan kepada informan tidak mengalami
kesulitan karena sebelumnya peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan apa
tujuan peneliti mendatangi informan. Setelah negoisasi dilakukan peneliti mulai
63

mengumpulkan databerdasarkan wawancara yang dilakukan secara mendalam


kepada subyek.
Wawancara dilakukan kepada informan sebagai tool of research untuk
membantu pengumpulan data.Life history materials subyek merupakan indikator
untuk menganalisa situasi kehidupan yang dialami subyek selama
keberlangsungan kawin anom.Oleh karena itu pada saat melakukan wawancara
kepada informan di Dusun 1, peneliti tidak hanya mendengarkan narasi dari
informan tetapi juga melakukan observasi dan fieldnotes keseluruhan apa yang
dilihat dari aktivitas subyek.Artinya dalam tahap ini peneliti menjadi observation
participantseperti yang dilakukan oleh Malinowski. Sehubungan dengan hal ini
penjelasan Pelto berbunyi sbb:
Key informant interviewing is used to best advantage when it is closely
integrated with participant observation. This the point made by
Malinowski when he emphasized that “whenever anything dramatic or
important occours it is essential to try moment of investigate it at the very
moment of happening8.

Penjelasan subyek secara mendalam pada tahap awal merupakan bagian


yang harus diperhatikan oleh peneliti secara cermat. Oleh karena itu peneliti
merekam seluruh pembicaran itu dan membuat seperti biografi subyek dalam
proses mengkoleksi bahan riwayat hidup dari subyek. Peneliti mengalami
kesulitan dalam hal waktu, karena informan adalah ibu rumah tangga yang harus
selalu mengurus keperluan anak-anak disamping mereka ada juga yang ikut
bekerja kesawah dan berdagang. Untuk mengatasi keakuratan data awal dari
proses wawancara peneliti selalu melakukan cross check kepada orang tua subyek
yang juga pelaku dari kawin anom itu.
Proses pendalaman dari kehidupan subyek secara individual dilakukan
untuk menguji apakah perempuan kawin mengalami penindasan dan subaltern
selama perkawinan anom. Dari penjelesan informan yang diwawancara ada
banyak hal yang terungkap dari yang mereka ceritakan kepada peneliti secara
terbuka. Namunada juga yang masih menyembunyikan kisahnya karena
malu.Namun, peneliti tidak memaksakan informan untuk menceritakan langsung
penderitaan yang dialaminya pada saat wawancara tak terstruktur itu. Peneliti
harus cermat membaca situasi informan apakah waktunya tepat untuk ditanyakan
pada saat itu atau masih harus melakukan probing atau pendekatan emosional dan
pada tahap selanjutnya datang kembali.
Penelitian ini membutuhkan waktu yang relatif lama karena peneliti adalah
orang yang memahami kondisi subyek.Karena peneliti adalah part of it (bagian
dari itu), jadi situasi dan kondisi yang dirasakan informan juga merupakan
8
Lihat Pelto. Anthropological research. Cambridge university Press, 1984. h. 74.
64

invisible (tidak terlihat) bagi peneliti. Oleh karena itu peneliti mencari tahu
dengan ikut berpartisipasi dengan mereka berkumpul diruang-ruang publik yang
mereka ciptakan sendiri seperti diwarung dan pondok seperti terlihat pada gambar
dibawah ini:

Gambar 3.8 Pondok ruang publik perempuan kawin anom saat fieldworker
melakukan wawancara
Sumber: Rosramadhana, 25 Januari 2015

Proses pembuatan laporan etnografi (ethnographic reports)


Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi feminis.Artinya peneliti
mengumpulkan data lapangan yang diorganisasikan dalam kelompok data utama
dan data-data pendukung. Pengorganisasian data diperoleh dari hasil temuan
lapangan secara mendalam dan komprihensif. Dalam proses pengumpulan data
utama peneliti memfokuskan pada perempuan kawin anom yang dikategorikan
kedalam teori utama. Selanjutnya peneliti menarasikan data yang telah ditelaah
secara mendalam agar menemukan titik pijak dari sebuah fenomena yang diamati
oleh peneliti.

Dalam pembuatan laporan ada langkah-langkah yang dilakukan oleh


peneliti.Yakni pertama, peneliti mengumpulkan data berdasarkan pertemuan
dengan informan. Proses pembuatan laporan tahap awal diuraikan secara detail.
Peneliti merekam hasil wawancara untuk memudahkan peneliti mengingat
informasiyang disampaikan key informan( informan kunci ). Hasil rekaman ini
peneliti beri tanda, artinya peneliti mendengarkan rekaman dan menyiapkan kode
khusus dalam note book untuk memudahkan peneliti mengambil indikator teori
sebagai pijakan dalam mengambil data tentang perkawinan anom.Pada tahap ini
peneliti merefleksikan temuan data lapangan dengan studi sebelumnya yang
65

dilakukan di Desa Paluh Manan tentang perkawinan anom.Peneliti menarasikan


dengan cermat dari berbagai keterangan yang disampaikan informan, namun
peneliti memilah setiap indikator yang mengarah kepada tujuan penelitian.Data
penelitian yang didapatkan dari hasil wawancara dikorelasikan dengan hasil
observasi peneliti selama melakukan wawancara kepada informan.
Kedua, peneliti membuat jurnal penelitian.Pembuatan jurnal yang
dimaksud peneliti adalah seperti catatan harian subyek (diary) dan aktivitas
peneliti selama di lapangan. Proses ini peneliti lakukan dibantu oleh tim lapangan
mengingat informan diambil dari beberapa dusun di Paluh Manan. Pada tahap ini
peneliti memberikan kode nomor secara berurutan berdasarkan dusun yang
dijadikan samplingareaoleh peneliti.Penulisan jurnal pada saat penelitian
merupakan kegiatan peneliti untuk memudahkan daya ingat dan mengestimasi
waktu penelitian secara efisiensi dan efektif karena penelitian ini merupakan on
going research9.
Jurnal di design berdasarkan kategori data.Artinya peneliti menentukan
model yang representatif untuk memudahkan peneliti mengingat peristiwa yang
dialami subyek, misalnya informan dari setiap dusun diberi tanda berdasarkan
nama dusun dan inisial informan. Contoh pembuatan jurnal penelitian etnografi
hasil design peneliti seperti gambar dibawah ini :

SUBYEK

DUSUN I DUSUN II DUSUN III DUSUN IV DUSUN V

Informan Alur Matriks Fakta


Kunci CeritaCER Kondisi Empiris
ITA
9
Penelitian berbarengan dengan penulisan naskah disertasi.Meneliti, rechecking data, lalu menulis.
Karena penelitian dan penulisan disertasi ini dilakukan dalam dua periode yang berbeda waktunya
namun pada saat researchdi lapangan, maka penulis menyebutkan dan menamakan metode ini
dengan terminology carry on, on going research. Hasil bacaan peneliti dari draft buku terbaru
Prof.Dr.B.A.Simanjuntak yang akan terbit dengan judul Metode Penelitian Kualitatif.
66

Gambar 3.9 Contoh Alur Jurnal Penelitian EtnografiFeminis

Proses menulis analisis ( in process analyting writing )


Kegiatan in process analytic writing10merupakan cara peneliti untuk
memudahkan menganalisis hasil temuan dilapangan. Metode ini dilakukan untuk
mempermudah peneliti mengingat setiap moment yang terjadi karena tidak
sepenuhnya data yang dikumpulkan secara kolektif mudah untuk
dianalisis.Penelitian ini pada dasarnya adalah on going research dengan metode
etnografi, sehingga data-data yang dikumpulkan dapat dideskripsikan. Pada tahap
ini peneliti melakukannya pada malam hari sela waktu istirahat ditempat tinggal
peneliti dan tim lapangan. Proses menulis analisis dilakukan untuk
menghindaridata yang disampaikan informan agar tidak bias karena masih segar
dalam ingatan peneliti untuk menarasikannya.
Tekhnik menganalisa data merupakan suatu langkah yang sangat kritis
dalam penelitian.Peneliti harus memastikan pola analisa mana yang digunakan.
Data-data penelitian ini akan dianalisa secara kualitatif dengan memakai
pendekatan etnografi feminissecara berkesinambungan berdasarkan data yang
diperoleh dari lapangan. Data yang terkumpul akan terus dianalisa dan
diinterpretasikan dalam interpretasi data, data yang didapat akan dihubungkan
dengan keterangan para informan. Untuk menemukan kebenaran yang objektif
dan keakuratan interpretasi data, peneliti akan menyesuaikan data yang didapat
dilapangan dengan konsep-konsep yang berkaitan dengan jenis penelitian.
Berdasarkan data kualitatif yang sudah terkumpul secara komprihensif,
peneliti menganalisis berdasarkan kategori.Langkah ini untuk menghasilkan
sebuah konsep yang logis berdasarkan temuan lapangan. Analisis etnografis
menjadi landasan peneliti untuk menganalisa praktek Kawin Anom danselanjutnya
dilakukan proses refleksi metodologi berdasarkan masalah-masalah yang muncul
dalam mengungkap sebuah fenomena.

Proses meninggalkan lapangan ( leaving the field )


Penelitian etnografi yang biasa diartikan sebagai penelitian yang dilakukan
di lapangan ( field work ), secara mendalam dekat dengan subyek. Sehingga
memunculkan sifat keakraban yang akhirnya seperti menemukan keluarga
baru.Namun peneliti harus bersikap obyektif dalam mengamati fenomena secara
menyeluruh.Kemudian setelah itu penelitimeninggalkan lapangan untuk
10
As the first researcher participates in the field, she inevitably begins to reflect on and interprer
what she has experienced and observed. As previously noted, writing fieldnotes heightens and
focuses these interpretive and analytic processes, writingup the day’s observation generates new
appreciation and deeper understanding of witnessed scenesand events (Emerson, 1995:100).
67

menganalisis data temuan. Prosesleaving the field11dilakukan peneliti setelah


proses live indi Desa Paluh Manan.
Proses akhir peneliti mendatangi Kepala Desa dan keluarganya untuk
menyampaikan rasa terima kasih karena sudah diterima di desa itu. Selanjutnya
peneliti menjumpai Kepala Dusun dan istri yang ikut terlibat membantu peneliti
selama dilapangan.Demikian juga tokoh agama dan tokoh masyarakat yang
berkontribusi dalam penelitian ini.Sebelum meninggalkan desa peneliti ditemani
oleh Deddy Suhendra12 untuk melihat daerah lokasi nelayan pergi mencari ikan.
Disini peneliti dan tim menjumpai bapak Ridwan13 secara kebetulan beliau adalah
nelayan yang hari itu duduk bersantai di jembatan tempat perahu mereka
bersandar.
Peneliti melakukan wawancara dengan beliau karena ingin mengetahui
pandangan beliau tentang kawin muda. Berdasarkan pemaparan Pak Ridwan
seperti yang telah dikemukakan juga dibagian depan naskah ini, bahwa kawin
anomumumnya terjadi di lingkungan tempat tinggalnya sekarang. Di lingkungan
itu pada umumnya kawin muda.Beliau adalah orang pendatang dan suku Melayu
namun menikah dengan istrinya yang juga sangat muda pada waktu itu. Pak
Ridwan merupakan pupilon the street14 yang ditemukan oleh peneliti
dilapangansecara tidak sengaja untuk menambah data peneliti tentang pandangan
suku lain atau pendatang tentang perkawinan anomdi Desa Paluh Manan.
Proses meninggalkan lapangan bukan diartikan peneliti tidak kembali lagi
ke tempat itu.Ini merupakan suatu cara peneliti untuk membangun trust, karena
dalam studi etnografi subyek merupakan kerabat seumur hidup yang perlu dijaga
sebagai hubungan yang berkelanjutan.

11
Proses meninggalkan lapangan atau lokasi penelitian setelah data yang dibutuhkan dinilai
lengkap. Pada proses ini peneliti sebaiknya meninggalkan lapangan dengan tetap menjaga
keharmonisan kepada subyek dan masyarakat karena data tambahan masih dibutuhkan oleh
peneliti (Baca Bogdan,1982).
12
Informan muda (18 Tahun) adalah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Medan penduduk asli Desa Paluh Manan yang menolak perkawinan muda karena
pendidikan yang utama dan berkeinginan di Desa Paluh Manan khususnya para remaja
mempunyai pendidikan tinggi.
13
Informan (55 Tahun) merupakan nelayan yang tinggal didusun 4 desa Paluh Manan, beliau
adalah pelaku kawin anom dari suku pendatang.
14
Adalah orang luar/umum yang ditemukan dilapangan, yang dapat dijadikan sebagai informan
dalam mendukung keterangan sesuai tujuan penelitian

Anda mungkin juga menyukai