Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH

ETIKA PROFESI HUKUM


MAKALAH TENTANG

Hubungan Etika dan Akhlak

Disusun Oleh :

Rendi Alfianto NIM. 1832021004

MAHASISWA NON REGULER


FAKULTAS HUKUM

2020
Daftar Isi
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
HUBUNGAN ETIKA DAN AKHLAK ..................................................................................... 1
A. Pengertian Etika dan Akhlak ............................................................................................ 1
B. Macam-macam Akhlak ..................................................................................................... 2
C. Fungsi dan Peran Etika dan Akhlak .............................................................................. 3
D. Perbedaan Etika dengan Akhlak ....................................................................................... 3
E. Kesimpulan ...................................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 5

Tugas Etika Profesi Hukum | i


Hubungan Etika dan Akhlak
A. Pengertian Etika dan Akhlak
Etika berasal dari bahasa Yunani "ethikos" yang bermakna timbul dari kebiasaan.
Dan etika sendiri adalah ilmu yang menyelidiki baik atau buruknya dengan
memperhatikan perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh akal pikiran.
Pengertian etika lebih lanjut dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara. Menurutnya
etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup
manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat
merupakan perbuatan.
Jika dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah
sesuai dengan tuntunan zaman. Dengan demikian, maka etika merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan
manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para
filosof barat mengenai perbuatan yang baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada
pemikiran etika, karena berasal dari hasil berpikir. Dengan demikian etika bersifat
humanistis dan anthropocentris. Dalam bermasyarakat etika dibagi menjadi dua yaitu :

a. Etika Deskritif : Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta
secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta
yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa
tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat
yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak
secara etis.

b. Etika Normatif : Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan
seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia
dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan
normanorma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan
menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang
disepakati dan berlaku di masyarakat.

Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat


diklasifikasikan menjadi tiga jenis definisi, yaitu sebagai berikut:

a. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan
tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.

b. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik
buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak
melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan
waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat
sosiologik.

c. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku

Tugas Etika Profesi Hukum | 1


manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi,
menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif
dan reflektif.

Akhlak berasal dari bahasa Arab jamak dari bentuk mufrodatnya "khuluqun" yang
berarti budi pekerti. Sedangkan menurut istilah mempunyai makna pengetahuan yang
menjelaskan tentang baik buruknya atau benar salahnya nya, dan menentukan tujuan
akhir dari usahanya atau pekerjaannya. Dan jika perilaku yang melekat itu buruk maka
disebut akhlak yang buruk dan begitu juga sebaliknya apabila perilaku tersebut baik
maka disebut akhlak yang baik atau disebut akhlak mahmudah.

B. Macam-macam Akhlak
a. Akhlak terpuji (Ahlakul Karimah)
Ialah ahlak mahmudan atau ahlak yang terpuji adalah ihwal atau tingka laku yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut pandangan akal dan
syariat (hukum agama).
Akhlak terpuji itu cakupannya sangat luas, meliputi ruang lingkup kehidupan
manusia. Ada 21 macam ahlak mahmudan (terpuji) yang dicontohkan oleh nabi
Muhammad saw yaitu :
1. Asy syajua’an (Keberanian)
2. Al karam (Pemurah)
3. Al ‘adi (Adil)
4. Al ‘iffan (Penjaga kehormatan)
5. Asn (Jujur atau Benar)
6. Al amaanah (Dapat di Percaya)
7. Ash shabru (Sabar)
8. Al hilmu (lapang Hati)
9. Al ‘afwu (Pema’af)
10. Ar rahman (kasi sayang)
11. Litsaarus-salam (Mengutamakan Kedamaian)
12. Az zuhd (Zuhud)
13. Al hayaa’ (Malu)
14. Al tawaadhu (Rendah hati atau Tawadhu)
15. Al wafaa’ (Kesetiaan)
16. Asy syuuraa (Musyawarah)
17. Thiibul isyran (Pergaulan yang Baik)
18. Hubul ‘amal (Cinta Kerja)
19. Ta ‘aawun (Tolong-menolong)
20. As sakhaa (Pemurah)
21. Al muru’ah (Berbudi Tinggi)

Tugas Etika Profesi Hukum | 2


b. Akhlak tercela (Akhlak Madzumumah)
Akhlak ihwan atau tingkah laku yang menimbulkan perbuatan-perbuatan buruk
dan tidak terpuji (tercelah) menurut pandangan akal dan syariat (hukum agama).
Katagori akhlak Madzumumah (akhlak tercela) ada 15 :
1. Anaaniyah (egoistis)
2. Al baghyu (Lacur)
3. Al bukhlu (Bahkil atau Kikir)
4. Al kidzbu (Dusta)
5. Al khiyaanah (Khianat)
6. Azh zhulmu (Aniaya atau Zhalim)
7. Al jubnu (Pengecut)
8. At fawaashiy (Pebuatan Keji)
9. At ghadhab (Pemarah)
10. At ghasysyu (Menipu Timbangan)
11. Al gufibah (Menggunjing)
12. Al guinea (Merasa Kaya)
13. Al ghuruus (Memperdayah)
14. Al huyaatud dunya (Kehidupan Duniawi)
15. Al Hasad (Dengki)

C. Fungsi dan Peran Etika dan Akhlak


Dilihat dari fungsi dan perannya, dapat dikatakan bahwa etika dan akhlak sama,
yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk
ditentukan baik-buruknya. Kedua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya
keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai dan tenteram sehingga sejahtera
bathiniyah dan lahiriyah.

D. Perbedaan Etika dengan Akhlak


Perbedaan antara etika dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan
patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika, penilaian baik dan buruk
berdasarkan pendapat akal pikiran serta berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di
masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan
buruk itu adalah Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Etika lebih banyak bersifat teoritis, memandang tingkah laku manusia secara
umum. Etika menjelaskan ukuran baik-buruk. Etika dan akhlak tetap saling
berhubungan dan membutuhkan.
Etika berasal dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui
sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak
berasal dari wahyu, yakni ketentuan berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan hadist.
Dengan kata lain etika berasal dari manusia, sedangkan akhlak berasal dari Tuhan.
Kajian-kajian keislaman sudah menunjukkan dengan jelas bahwa keberadaan
wahyu bersifat mutlak, absolut dan tidak dapat diubah. Dengan demikian akhlak
sifatnya juga mutlak, absolut dan tidak dapat diubah. Sementara etika, sifatnya terbatas
dan dapat diubah.

Tugas Etika Profesi Hukum | 3


Dalam pelaksanaannya, norma akhlak yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-
Sunnah sifatnya dalam keadaan “belum siap pakai”. Jika Al-Qur’an misalnya menyuruh
kita berbuat baik kepada ibu-bapak, menghormati sesama kaum muslimin dan
menyuruh menutup aurat, maka suruhan tersebut belum dibarengi dengan cara-cara,
sarana, bentuk dan lainnya. Bagaimanakah cara menghormati kedua orang tua tidak kita
jumpai dalam Al-Qur’an dan Al-hadits. Cara-cara untuk melakukan ketentuan akhlak
yang ada dalam Al-Qur’an dan Al-hadits itu memerlukan penalaran atau ijtihad para
ulama dari waktu-waktu. Cara menutup aurat, model pakaian, ukuran dan potongannya
yang sesuai dengan ketentuan akhlak jelas memerlukan hasil pemikiran akal pikiran
manusia dan kesepakatan masyarakat untuk menggunakannya. Jika demikian adanya,
maka ketentuan baik-buruk yang terdapat dalam etika, moral dan susila yang
merupakan produk akal pikiran dan budaya masyarakat dapat digunakan sebagai alat
untuk menjabarkan ketentuan akhlak yang terdapat dalam Al-Quran. Tanpa bantuan
usaha manusia dalam bentuk etika ketentuan akhlak yang terdapat di dalam Al-Quran
dan Al-Sunnah akan sulit dilaksanakannya.
Dengan demikian keberadaan etika sangat dibutuhkan dalam rangka menjabarkan
dan mengoperasionalisasikan ketentuan akhlak yang terdapat dalam Al-Quran. Di
sinilah letak peranan dari etika, moral dan susila terhadap akhlak. Pada sisi lain akhlak
juga berperan untuk memberikan batas-batas umum dan universal, agar apa yang
dijabarkan dalam etika, moral dan susila tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
luhur dan tidak membawa manusia menjadi sesat.

E. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kita dapat tarik kesimpulan bahwa antara
akhlak Islam yang bersumber pada wahyu dapat menerima atau mengakui peranan yang
dimainkan oleh etika yaitu sebagai saran atau partner untuk menjabarkan akhlak Islam
yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadits, sepanjang etika sejalan dengan Al-Quran
dan Al-Hadits tersebut.

Tugas Etika Profesi Hukum | 4


DAFTAR PUSTAKA
https://www.re-tawon.com/2013/11/yugoslavia-negeri-multirasial-yang.html

http://riaaci.blogspot.com/2014/12/etika-dan-akhlak.html?m=1

https://jejaksantri.wordpress.com/2017/08/28/hubungan-etika-moral-dan-susila-dengan-
akhlak/

Tugas Etika Profesi Hukum | 5

Anda mungkin juga menyukai