Didefinisikan sebagai kerusakan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh kekuatan mekanis.
Beberapa pasal memiliki definisi tersendiri tentang luka, berdasarkan kerusakan yang terjadi.
Hal ini termasuk kerusakan pada organ-organ dalam. Pasal lain juga menyebutkan tentang
derajat luka, tidak berdasarkan bentuknya namun berdasarkan akibatnya yang dapat
membahayakan nyawa korban.
Mekanisme luka
Tubuh biasanya mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan atau kekuatan
rangka. Intensitas tekanan mengikuti hukum fisika. Hukum fisika yang terkenal dimana
kekuatan = ½ masa x kecepatan. Sebagai contoh, 1 kg batu bata ditekankan ke kepala tidak
akan menyebabkan luka, namun batu bata yang sama dilemparkan ke kepala dengan
kecepatan 10 m/s menyebabkan perlukaan.
Faktor lain yang penting adalah daerah yang mendapatkan kekuatan. kekuatan dari
masa dan kecepatan yang sama yang terjadi pada dareah yang lebih kecil menyebabkan
pukulan yang lebih besar pada jaringan. Pada luka tusuk, semua energi kinetik terkonsentrasi
pada ujung pisau sehingga terjadi perlukaaan, sementara dengan energi yang sama pada
pukulan oleh karena tongkat pemukul kriket mungkin bahkan tidak menimbulkan memar.
Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada jaringan tubuh dan menyebabkan
penekanan, penarikan, perputaran, luka iris. Kerusakan yang terjadi tergantung tidak hanya
pada jenis penyebab mekanisnya tetapi juga target jaringannya. Contohnya, kekerasan
penekanan pada ledakan mungkin hanya sedikit perlukaan pada otot namun dapat
menyebabkan ruptur paru atau intestinal, sementara pada torsi mungkin tidaka memberikan
efek pada jaringan adiposa namun menyebabkan fraktur spiral pada femur.
Klasifikasi luka
1. Abrasi
2. Kontusi
3. Laserasi
4. Luka insisi
Abrasi
Merupakan perlukaan paling superfisial, dengan definisi tidak menebus lapisan
epidermis. Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh darah terdapat pada
dermis. Kontak gesekan yang mengangkat sel keratinisasi dan sel di bawahnya akan
menyebabkan daerah tersebut pucat dan lembab oleh karena cairan eksudat jaringan.
Ketika kematian terjadi sesudahnya, abrasi menjadi kaku, tebal, perabaan seperti
kertas berwarna kecoklatan. Pada abrasi yang terjadi sesudah kematian berwarna kekuningan
jernih dan tidak ada perubahan warna.
Abrasi Crushing
Ketika penekanan vertikal pada permukaan kulit, tidak ada goresan yang terjadi
namun epidermis hancur dan obyek yang menghantam tercetak. Jika hantaman tersebut kuat
dan daerah permukaan kontak kecil akan terjadi luka berlubang kecil dan abrasi hantaman
terjadi. Kerusakan yang terjadi berupa penekanan hingga depresi ringan dari permukaan atau
paling tidak memar atau tonjolan oedem lokal. Abrasi ini salah satu dari abrasi yang
menunjukkan cetakan dari obyek yang membuat luka.
Abrasi berpola
Abrasi yang terjadi mengikuti pola obyek . tidak hanya epidermis yang rusak, kulit
dapat tertekan mengikuti pola obyek, sehingga dapat terjadi memar intradermal. Contohnya
ketika ban motor melewati kulit, meninggalkan pola pada kulit dimana kulit juga tertekan
mengikuti alur ban tersebut.
Memar Intradermal
Memar yang biasa terjadi akibat penekanan berada pada subkutanea, sering pada
jaringan adiposa. Jika dilihat, memar terjadi pada perbatasan dermis dan epidermis. Namun
kadang samara. Ketika memar terjadi akibat penekanan dengan obyek berpola, perdarahan
yang terjadi lebih dapat dilihat, jika berada di lapisan subepidermal. Jumlah darahnya sedkiti
namun karena posisinya yang superfisial dan lapisan tipis di atasnya yang jernih sehingga
polanya dapat dibedakan. Memar ini terjadi ketika obyek yang menekan memiliki pinggiran
dan alur, sehingga kulit dipaksa mengikuti alur dan bentuknya.
Luka gores/Laserasi
Berbeda dengan luka iris dimana pada luka gores jaringan yang rusak menyobek bukan
mengiris.
Laserasi dapat dibedakan dari luka iris :
1. Garis tepi memar dan kerusakan memiliki area yang sangat kecil sehingga untuk
pemeriksaanya kadang dibutuhkan bantuan kaca pembesar.
2. Keberadaan rangkaian jaringan yang terkena terdapat pada daerah bagian dalam luka,
termasuk pembuluh darah dan saraf .
3. Tidak adanya luka lurus yang tajam pada tulang dibawahnya,terutama jika yang
terluka daerah tulang tengkorak.
4. Jika area tertutup oleh rambut seperti kulit kepala, maka rambut tersebut akan terdapat
pada luka.
Laserasi terpola
Laserasi tidak menciptakan kembali bentuk dari alat yang melukai, tendangan dapat
menyebabkan laserasi khususnya jika menggunakan sepatu boot yang besar dengan ujung
kakinya yang keras. Pukulan yang sangat keras dapat menyebabkan laserasi linier atau
stellate.
Luka Iris
Adalah luka yang disebabkan oleh objek yang tajam, biasanya mencakup seluruh luka
akibat benda-benda seperti pisau, pedang, silet, kaca, kampak tajam dll. Ciri yang paling
penting dari luka iris adalah adanya pemisahan yang rapih dari kulit dan jaringan
dibawahnya, maka sudut bagian luar biasanya bisa dikatakan bersih dari kerusakan apapun.
Luka potong
Adalah luka iris yang kedalamannya lebih panjang. Luka potong tidak lebih
berbahaya dibandingkan tikaman, sebagaimana ketidakdalaman luka tidak akan terlalu
mempengaruhi organ vital, khususnya target utama nya adalah tangan dan muka.
Luka tangkis
Luka tangkis merupakan luka yang terjadi akibat perlawanan korban dan pada
umumnya ditemukan pada telapak tangan, punggung tangan, jari-jari tangan, punggung
lengan bawah dan tungkai. Bila pada keadaan tangkis dengan cara menangkap mata pisau
dengan telapak tangan, maka luka yang terjadi akan mengiris telapak tangan, melintasi
lekukan jari, mengiris kulit, jaringan tendon atau kadang teririsnya keempat jari tangan
BAB VII
TRAUMATOLOGI
Definisi :
Traumatologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang trauma atau
perlukaan, cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), yang
kelainannya terjadi pada tubuh karena adanya diskontinuitas jaringan akibat kekerasan yang
menimbulkan jejas.
Ada tiga hal yang ciri khas/ hasil dari trauma yaitu :
1. Adanya luka
2. Perdarahan dan atau skar
3. Hambatan dalam fungsi organ
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan
oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik ,
atau gigitan hewan atau juga gangguan pada ketahanan jaringan tubuh yang disebabkan oleh
kekuatan mekanik eksternal, berupa potongan atau kerusakan jaringan, dapat disebabkan
oleh cedera atau operasi.
Deskripsi luka :
1. Lokalisasi (Letak luka terhadap garis ordinat atau aksis pada tubuh. Garis yang melalui
tulang dada dan tulang belakang dipakai sebagai ordinat.)
2. Ukuran, ditentukan :
Ditentukan panjang luka
Jumlah luka
Sifat luka
Ada atau tidaknya benda asing pada luka
Luka terjadi saat masih hidup atau korban sudah mati
Menyebabkan kematian atau tidak
Cara terjadinya luka : bunuh diri, kecelakaan dan pembunuhan
3. Jenis kekerasan yang menjadi penyebab luka
Luka akibat kekerasan mekanis:
Luka akibat kekerasan oleh benda tumpul
Luka akibat kekerasan oleh benda tajam
Luka akibat kekerasan oleh tembakan senjata api
Luka akibat kekerasan fisis:
Luka akibat kekerasan oleh suhu tinggi atau rendah
Luka akibat kekerasan auditorik
Luka akibat kekerasan oleh arus listrik dan petir
Luka akibat kekerasan radiasi
Luka akibat kekerasan kimiawi:
Luka akibat kekerasan oleh asam kuat
Luka akibat kekerasan oleh basa kuat
Intoksikasi
Patofisiologi Trauma
Transmisi energi pada trauma dapat menyebabkan kerusakan tulang, pembuluh darah dan
organ termasuk fraktur, laserasi, kontusi, dan gangguan pada semua sistem organ, sehingga
tubuh melakukan kompensasi akibat ada trauma bila kompensasi tubuh tersebut berlanjut
tanpa dilakukan penanganan akan mengakibatkan kematian seseorang. Mekanisme
kompensasi tersebut adalah :
1. Aktivasi sistem saraf simpatik menyebabkan peningkatan tekanan arteri dan vena,
bronkhodilatasi, takikardia, takipneu, capillary shunting, dan diaforesis.
2. Peningkatan heart rate. Cardiac output sebanding dengan stroke volume dikalikan heart
rate. Jika stroke volume menurun, heart rate meningkat.
3. Peningkatan frekuensi napas. Saat inspirasi, tekanan intrathoracik negatif. Aksi pompa
thorak ini membawa darah ke dada dan pre-loads ventrikel kanan untuk menjaga cardiac
output.
4. Menurunnya urin output. Hormon anti-diuretik dan aldosteron dieksresikan untuk
menjaga cairan vaskular. Penurunan angka filtrasi glomerulus menyebabkan respon ini.
5. Berkurangnya tekanan nadi menunjukkan turunnya cardiac output (sistolik) dan
peningkatan vasokonstriksi (diastolik). Tekanan nadi normal adalah 35-40 mmHg.
6. Capillary shunting dan pengisian trans kapiler dapat menyebabkan dingin, kulit pucat dan
mulut kering. Capillary refill mungkin melambat.
7. Perubahan status mental dan kesadaran disebabkan oleh perfusi ke otak yang menurun
atau mungkin secara langsung disebabkan oleh trauma kepala.
Trauma Mekanik
Trauma tumpul :
Benda tumpul : benda yang permukaannya tidak mampu utk mengiris
Luka memar à diskontinuitas pembuluh darah & jaringan dibawah kulit tanpa rusaknya
jaringan kulit
Teraba menonjol à pengumpulan darah di jaringan sekitar pembuluh darah rusak
Bentuk luka à Menyerupai benda yang mengenai
Luka Lecet à tjd pd epidermis – gesekan dgn benda yang permukaannya kasar
Luka Lecet Tekan à arah kekerasan tegak lurus pd permukaan tubuh, epidermis yang
tertekan à melesak kedalam
Luka Lecet Geser à arah kekerasan miring/membentuk sudut à epidermis terdorong &
terkumpul pd tmpt akhir gerak benda tersebut
Luka Lecet Regang à diskontinuitas epidermis akibat peregangan yang letaknya sesuai
dengan garis kulit
Patah tulang
o Bentuk : bergantung pada sifat benda penyebab
o Perubahan berdasarkan waktu
o Dampak patofisiologi : perdarahan, disfungsi, kerusakan jaringan sekitar, emboli
lemak dan sumsum tulang
Adanya Rhinorea jika bercampur dgn darah kadang2 sulit dibedakan dengan epistaksis.
Beberapa cara untuk membuktikan adanya rhinorea yaitu :
1. Darah tersebut tidak akan membeku karena bercampur CSS
2. Tanda “Double Ring atau Hallo Sign” yaitu jika setetes cairan diletakkan diatas kertas
tissue/koran maka darah akan terkumpul ditengah dan sekitarnya masih terbentuk
rembesan cairan (CSS) yg membentuk cincin kedua yg mengelilingi lingkaran pertama.
3. Pemeriksaan Beta-2-transferrin yg merupakan marker spesifik untuk CSS.
- Jika terdapat kecurigaan adanya fraktur, jangan memasang NGT krn dapat melewati
lempeng kribriformis yang sudah fraktur dan masuk ke intracranial.
- Jika fraktur melibatkan kanalis optikus, dapat mencederai N. Optikus sehingga tjd
gangguan visus.
Ring fraktur : gaya dari atas ke bawah
Perdarahan intrakranial :
Dapat berbentuk lesi fokal (Perdarahan epidural, perdarahan subdural, kontusio dan
perdarahan intraserebral) maupun lesi difus.
Kulit
- Luka lecet (abrasion)
- Luka memar (contusion)
- Luka retak, robek, koyak (laceration)
Kepala
- Mengenai tengkorak
- Jaringan intrakranial
Dada
- Mengenai tulang-tulang
- Mengenai organ dalam
Perut
- Mengenai organ parenkim
- Mengenai organ berongga
Anggota gerak
- Mengenai tulang dan sendi
- Mengenai jaringan lunak
Kerusakan yang mengenai lapisan atas dari epidermis akibat kekerasan dengan benda
yang mempunyai permukaan yang kasar, sehingga epidermis menjadi tipis, sebagian
atau seluruh lapisannya hilang
Ciri luka lecet :
- Sebagian atau seluruh epitel hilang
- Permukaan dapat tertutupi oleh eksudasi yang mengering (krusta)
- Timbul reaksi radang
- Biasanya tidak meninggalkan jaringan parut
Ante mortem
Warna coklat kemerahan karena eksudasi
Mikroskopis : Terdapat sisa epitelium dan tanda-tanda intravena
Post mortem
- Tampak mengkilap, warna kekuningan
- Mikroskopis : Epidermis terpisah sempurna dari dermis dan tidak ada tanda
intravena
- Sering terjadi pada daerah penonjolan tulang
Kerusakan adalah jaringan subkutan sehingga pembuluh darah kapiler rusak dan
pecah à darah meresap kejaringan sekitar.
Bagian yang mudah mengalami memar à mempunyai jaringan lemak dibawahnya
dan berkulit tipis
Seluruh tebal kulit mengalami kerusakan dan jaringan bawah kulit. Epidermis
terkoyak, folikel rambut, kelenjar keringat, dan sebacea mengalami kerusakan.
Bila sembuh dapat menimbulkan jaringan parut
Luka robek mudah terjadi pada kulit dengan adanya tulang di bawahnya.
Luka Luka
Robek Iris
Memar dan + -
lecet
Rambut Utuh Terpoto
ng
Jembatan + -
jaringan
Sudut/tepi luka Tumpul Tajam
LUKA RETAK
Luka pada kulit daerah tubuh yang ada tulang tepat di bawah kulit tersebut (Misal :
kepala dan tulang kering)
Akibat dari kekerasan benda tumpul yang mempunyai pinggiran (tepi meja, tepi pintu
dll)