Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN RESMI

PRATIKUM FARMASETIKA DASAR

MATERI PERTEMUAN

“PULVIS dan PULVERES”

Disusun oleh:

Nama: Virgiawan Yoga Pratama

NIM: 2111102415089

LABORATORIUM TEKNOLOGI

FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

SAMARINDA

2021/ 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah yang Maha Esa. Karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyusun makalah praktikum farmasetika dasar ini
tentang ‘LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR’.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Samarinda, 6 Oktober 2021

Virgiawan Yoga Pratama

2
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR INI DISUSUN SEBAGAI TUGAS AKHIR


PRAKTIKUM DAN SYARAT MENGIKUTI UJIAN
PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR

Disusun Oleh:

Virgiawan Yoga Pratama ( 2111102415089 )

Mengetahui:

Pembimbing Praktik Penyusun

apt. Sinta Ratna Dewi. S.Farm.,M.Si. Virgiawan Yoga Pratama

3
DAFTAR ISI

LAPORAN RESMI 1
KATA PENGANTAR 2
LEMBAR PENGESAHAN 3
DAFTAR ISI 4
BAB 1 7
1.1. JUDUL 7
1.2. TUJUAN 7
BAB II 8
2.1. Sediaan Kapsul 8
Pengertian kapsul 8
Keuntungan dan kerugian sediaan kapsul 8
Ukuran cangkang Kapsul 9
2.2. Sediaan Pulvis adspersorius 9
Pengertian pulvis adspersorius 10
Aturan pembuatan serbuk tabur: 10
BAB III 12
3.1. RESEP 1 12
Resep 12
Resep Standar: - 12
Kelengkapan Resep 12
Penggolongan obat 13
Uraian bahan 13
Perhitungan dosis 14
Perhitungan bahan 14
Cara kerja 14
Penandaan 15
KIE 15
3.2. Resep 2 16
Resep 16
Resep standar:- 16
Kelengkapan resep 16
Penggolongan obat 17

4
Uraian bahan 17
Perhitungan dosis: - 18
Perhitungan Bahan 18
Cara kerja 19
Penandaan 19
KIE 20
3.3. Resep 3 21
Resep 21
Resep standar 21
Kelengkapan resep 21
Penggolongan obat 22
Uraian bahan 22
Perhitungan dosis 23
Perhitungan bahan 24
Cara kerja 24
Penandaan 25
KIE 25
Salinan resep 26
3.4. Resep 4 27
Resep 27
Resep standar: - 27
Kelengkapan resep 27
Penggolongan obat 28
Uraian bahan 28
Perhitungan dosis: - 29
Perhitungan bahan 29
Cara kerja 29
Penandaan 30
KIE 30
BAB IV 32
4.1. Resep 1 32
4.2. Resep 2 33
4.3. Resep 3 34
4.4. Resep 4 35
BAB V 36
5.1. Kesimpulan 36
5.2. Saran 36

5
DAFTAR PUSTAKA 37

6
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. JUDUL
Perhitungan dan pembuatan sediaan kapsul dan bedak tabur.

1.2. TUJUAN
A. Mampu membaca dan memahami resep.
B. Mampu membuat sediaan kapsul dan bedak tabur dengan benar sesuai
dengan resep yang diberikan.
C. Mampu mengetahui penggolongan obat, pembuatan sediaan, perhitungan
dosis, dan juga penimbangan bahan.
D. Mampu menulis etiket, salinan resep dan memberikan informasi obat
dengan benar
E. Mampu mengetahui singkatan-singkatan yang terdapat dalam resep

7
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Sediaan Kapsul


Bentuk sediaan kapsul sangat disenangi oleh masyarakat karena tersedia
dalam berbagai kekuatan dosis serta praktis dan fleksibel dalam penulisan
resep, akurat dosisnya untuk pasien. Disamping itu kapsul menutupi rasa
yang tidak enak dari serbuk obat karena bahan obat terlindung didalam
cangkang kapsul yang tertutup dan tidak berasa.

A. Pengertian kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari satu macam obat atau
lebih atau bahan inert lainnya yang dimasukan ke dalam cangkang kapsul
gelatin keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari
gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Kebanyakan kapsul yang diedarkan dipasaran biasanya obat untuk ditelan,
walaupun ada kapsul yang untuk disisipkan ke dalam rektum .

B. Keuntungan dan kerugian sediaan kapsul


1. Keuntungan Sediaan Kapsul yaitu sebagai berikut :
a. Bentuk menarik dan praktis
b. Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang
kurang enak
c. Mudah ditelan dan cepat hancur di dalam perut sehingga bahan
segera diabsorbsi usus
d. Dokter dapat memberikan resep kombinasi dari bermacam-macam
bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut
kebutuhan seorang pasien
e. Kapsul dapat diisi dengan cepat, tidak memerlukan bahan
penolong seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin
mempengaruhi absorbsi bahan obatnya

8
2. Kerugian Sediaan Kapsul yaitu sebagai berikut :
a. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang
tidak menahan penguapan
b. Tidak untuk zat-zat yang higroskopis (mudah mencair)
c. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
d. Tidak untuk balita
e. Tidak bisa dibagi (misal ¼ kapsul)

C. Ukuran cangkang Kapsul

NO. UKURAN BERAT SERBUK

000 1

00 0,6

0 0,5

1 0,3

2 0,25

3 0,2

4 0,15

5 0,1

2.2. Sediaan Pulvis adspersorius


Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukkan (FI III). Menurut FI IV serbuk adalah campuran kering bahan
obat atau zat kima yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral
maupun topikal secara kimia-fisika serbuk mempunyai ukuran antara
10.000-0,1 mikrometer.

9
Sediaan serbuk dibagi menjadi dua, yaitu pulvis dan pulveres. Pulvis
adalah sediaan yang tidak terbagi-bagi sedangkan pulveres adalah serbuk
yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama dengan dibungkus kertas
perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.

 Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu


persatu,sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit
kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak no. 60 dan dicampur
lagi. Jika Serbuk mengandung lemak harus diayak dengan pengayak no.
44.

A. Pengertian pulvis adspersorius


Serbuk tabur yang harus terbebas dari butiran kasar dan
dimaksudkan untuk pemakaian obat luar. Talk, kaolin, dan bahan lainnya
yang digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas dari
bakteri Clostridium tetani dan Clostridium welchii dan Bacillus anthracis.
Cara sterilisasinya ialah dengan cara pemanasan kering pada suhu 150℃
selama 1 jam. serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Dalam pembuatan selalu dilakukan obat-obat berkhasiat dicampur
dengan Talk atau Bolus alba, tetapi tidak dengan Oxydi Zincici dan zat
lain yang sama.

B. Aturan pembuatan serbuk tabur:


1. Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan
no. 100
2. serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no.
44
3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan
dihaluskan lagi sampai seluruh terayak.

Bagian zat berlemak dibasahi lagi dengan eter lalu diaduk dengan
serbuk yang telah terayak. Juga untuk serbuk yang mengandung Ichtyol
dilakukan seperti tersebut diatas.

10
Setelah semua serbuk terayak, dicampur dan diaduk lagi, jangan
digunakan serbuk sebelum tercampur homogen seluruhnya.
untuk serbuk gigi kadang-kadang digunakan carminum, agar zat
warna tersebut merata, maka sambil digerus ditetesi Aether cum spiritu.

11
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. RESEP 1
A. Resep

dr. Anida
Jl. Juanda 07 samarinda
SIP: 505/IV/2020

Samarinda, 12 Februari 2021

Acetaminophen 2,5
Coffein hcl 1,5

m.f.da in caps.no.XII
s.t.dd.I.caps.pc

Pro:
alamat:

B. Resep Standar: -

C. Kelengkapan Resep
1. Nama dokter : Ada
2. Alamat dokter : Ada
3. SIP dokter : Ada
4. Paraf dokter : Tidak ada, diusulkan untuk meminta
5. Tanggal resep : Ada
6. Nama Pasien : Tidak ada, diusulkan untuk meminta
7. Alamat pasien : Tidak ada, diusulkan untuk meminta
8. Terjemahan latin : Ada
a. R/ : Recipe : Ambil
b. m : Misce : Campur
c. f : Fac : Buat
d. da in caps : Da in capsulae : Dalam bentuk kapsul
e. No. XII : Nomero duo decem : Sejumlah dua belas

12
f. S : Signa : Tandai
g. t : Ter : 3 kali
h. dd : Dedie : Sehari
i. I : Uno : Satu
j. Caps : Capsulae : Kapsul
k. pc : Post coenam : Setelah makan

D. Penggolongan obat

Acetaminophen Golongan obat bebas

Coffein hcl Golongan obat bebas

E. Uraian bahan
1. Acetaminophen ( FI edisi III halaman 37 )
Sinonim : Asetaminofen, Parasetamol
Khasiat : Analgetikum, Antipiretikum
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa
pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%)p, dalam 13 bagian aseton p, dalam 40 bagian
gliserol p dan dalam 9 bagian propilengikol
p; larut dalam larutan alkali hidroksida.
2. Coffein ( FI edisi III halaman 175 )
Sinonim : COFFEINUM, Kofeina
Khasiat : Stimulan syaraf pusat

13
Pemerian : Serbuk/ hablur bentuk jarum mengkilat biasanya
menggumpal; putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol (95%) p;
mudah larut dalam kloroform p; sukar larut dalam eter p.

F. Perhitungan dosis
1. Coffein: DM : I X P : 500 mg
I X H : 1, 5 g
12
Dosis penyesuaian : I X P : 20
× 500 𝑚𝑔= 300 mg
12
I X H: 20
× 500 𝑚𝑔 = 900 𝑚𝑔

Dosis pemakaian : I X P : 1500 mg÷ 12 = 125 𝑚𝑔


I X H : 125 mg × 3 = 375 𝑚𝑔
125 𝑚𝑔
%DM :IXP: 300 𝑚𝑔
× 100% = 41, 6%
375 𝑚𝑔
IX H : 900 𝑚𝑔
× 100% = 41, 6%

G. Perhitungan bahan
2500 𝑚𝑔
1. Acetaminophen : 500 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏
= 5 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

2. Coffein : 1500 mg

H. Cara kerja
1. Penyiapan alat dan bahan
a. Siapkan lumpang dan alu
b. Siapkan 5 tablet Acetaminophen
c. Timbang 1,5 gram Coffein hcl
2. Pengerjaan bahan
a. Gerus 5 tablet Acetaminophen didalam lumpang, gerus sampai
halus
b. Tambahkan 1,5 gram Coffein kedalam lumpang, gerus sampai
halus dan homogen
c. Keluarkan campuran bahan, timbang bobot akhir
d. Tentukan nomor cangkang kapsul

14
e. Campuran bahan dibagi menjadi 12 bagian sebanyak
f. masukan masing-masing kedalam cangkang kapsul
g. Bersihkan cangkang kapsul, masukan kedalam zak plastik
h. berikan etiket putih, tandai 3 x sehari 1 kapsul setelah makan
i. beri lambang obat

I. Penandaan
APOTEK UMKT
Jl.Juanda No 15 Samarinda
Tlp.(0541)7123456
APA:

No: tgl:
Nama: Suci(12thn)

3 x sehari 1 tablet/bungkus/kapsul
sebelum/sesudah makan
obat demam dan sakit kepala

Semoga Lekas Sembuh

J. KIE
Nama : Suci
Umur : 12 tahun
Alamat :
Indikasi : Obat demam dan nyeri kepala
Cara pakai : 3 kali sehari 1 kapsul setelah makan
Pemberian obat : Oral
Penyimpanan : Ditempat yang kering dalam wadah tertutup baik

15
3.2. Resep 2
A. Resep

dr. Shanti
SIP: 177/DU-08/VII/2018

R/ Calamin 1,5
Zno 0,2
Camphora 0,1
Menthol 0,1
Talk 10
m.f.pulv adspers.
S.U.E
Pro: An. Budi
Alamat: Jl. Ulin 6

B. Resep standar:-

C. Kelengkapan resep
1. Nama dokter : Ada
2. Alamat dokter : Tidak ada, diusulkan untuk meminta
3. Paraf dokter : Tidak ada, diusulkan untuk meminta
4. Tanggal resep : Tidak ada, diusulkan untuk meminta
5. Nama pasien : An. Budi
6. Alamat pasien : Jl. Ulin 6
7. Terjemahan latin : Ada

a. R/ : Recipe : Ambil
b. m : Misce : Campur
c. f : Fac : Buatlah
d. pulv adspers : Pulvis adspersorius : Bedak tabur
e. S.u.e : Signa usus eksternus: Tandai untuk pemakaian luar

16
D. Penggolongan obat

Calamin Gol. obat bebas

Zno Gol. obat bebas

Camphora Gol. obat bebas

Menthol Gol. obat bebas

Talk Gol. obat bebas

E. Uraian bahan
1. Calamin ( FI edisi III Halaman 119)
a. Sinonim : CALAMINUM, Kalamin
b. Khasiat : Antiseptikum ekstern
c. Pemerian : Serbuk halus; merah jambu; tidak berbau; praktis tak
berasa
d. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam asam mineral
2. Zno ( FI edisi III Halaman 636)
a. Sinonim : ZINC OXYDUM, Seng oksida
b. Khasiat : Antiseptikum lokal
c. Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus; putih/ putih kekuningan;
tidak berbau; tidak berasa; lambat laun menyerap
karbondioksida dari udara
d. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%)
P; larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan
alkali hidroksida

17
3. Champora ( FI edisi III Halaman 130)
a. Sinonim : CAMPHORA, Kamper
b. Khasiat : Anti iritan
c. Pemerian : Hablur putih atau masa hablur; tidak berwana atau
putih; bau khas, tajam; rasa pedas dan aromatik.
d. Kelarutan : Larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol
(95%) p, dalam 0,25 bagian kloroform p; sangat
mudah larut dalam eter p; mudah larut
dalam minyak lemak
4. Menthol ( FI edisi III Halaman 362)
a. Sinonim : MENTHOLUM, Mentol
b. Khasiat : korigen, anti iritan
c. Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak berwarna
atau putih; bau tajam seperti minyak permen; rasa
panas dan aromatik diikuti rasa dingin
d. Kelarutan : Sukar larut dalam air; sangat mudah larut dalam
etanol (95%) p, dalam kloroform pdan dalam eter p; mudah
larut dalam parafin cair p dan dalam minyak atsiri.
5. Talk ( FI edisi III Halaman 591)
a. Sinonim : Talkum
b. Khasiat : Zat tambahan
c. Pemerian : Serbuk hablur; sangat halus; licin; mudah melekat
pada kulit, bebas dari butiran; warna putih/ putih
kelabu.
d. Kelarutan : Tidak larut hampir semua pelarut.

F. Perhitungan dosis: -

G. Perhitungan Bahan
1. Calamin : 1500 mg+10% = 1500 mg+150 mg = 1650 mg
2. Zno : 200 mg+10% = 200 mg+20 mg = 220 mg
3. Champora : 100 mg+10% = 100 mg+10 mg = 110 mg

18
4. Menthol : 100 mg+10% = 100 mg+10 mg = 110 mg
5. Talk : 10.000 mg+10% = 10.000 mg+1000 mg = 11.000 mg

H. Cara kerja
1. Penyiapan alat dan bahan
a. Siapkan lumpang dan alu
b. tara tempat bedak
c. ayak Zno, lalu timbang sebanyak 220 mg
d. timbang Calamin sebanyak 1650 mg
e. timbang camphora sebanyak 110 mg
f. timbang menthol sebanyak 110 mg
g. timbang talk sebanyak 11 gram
2. pengerjaan bahan
a. masukan camphora dan menthol sebanyak 110 mg ditetesi dengan
alkohol 95%, gerus sampai larut
b. tambahkan sebagian talk kedalam lumpang, gerus ad kering
c. masukan Zno kedalam lumpang, gerus ad homogen
d. masukan calamin kedalam lumpang, gerus ad homogen
e. masukan sisa talk kedalam lumpang, gerus ad homogen
f. keluarkan campuran bahan ayak dengan ayakan nomor 100
g. bahan yang sudah diayak dimasukan kedalam tempat bedak
hitung persen kesalahan
h. berikan etiket berwarna biru tandai untuk pemakaian luar
taburkan tipis-tipis pada kulit yang gatal setelah mandi.

I. Penandaan
APOTEK UMKT
Jl.Juanda No 15 Samarinda
Tlp.(0541)7123456
Apoteker:
SIA:

No: tgl:
Nama: An. Budi

taburkan tipis-tipis pada kulit yang gatal setelah


mandi

19
Obat Luar

J. KIE
1. Nama : An. Budi
2. Umur :
3. Indikasi : Mengobati iritasi dan gatal- gatal pada kulit
4. Aturan pakai : Taburkan tipis-tipis pada kulit yang gatal setelah
mandi
5. Pemberian obat : obat luar

20
3.3. Resep 3
A. Resep

dr. Kimi
Jl. Suryanata 125 samarinda
SIP: 267/IX/2018

iter 1X
R/Amoxicillin 1,5
codein hcl 0,3
CTM 0,03

m.f.da in caps.no.x
s.t.dd.I.caps.pc

Pro: Ani (13 tahun)


Alamat:

B. Resep standar
Ctm: Klorfeniramin maleat 4 mg/tab ( ISO vol.51 halaman 74)

C. Kelengkapan resep
1. Nama dokter : Ada
2. Alamat dokter : Ada
3. Paraf dokter : Tidak ada, diusulkan untuk meminta
4. tanggal resep : Tidak ada, diusulkan untuk meminta
5. Nama pasien : Ada
6. Alamat pasien : Tidak ada, diusulkan untuk meminta
7. Terjemahan latin : Ada
a. Iter : Iteratur : Diulang
b. R/ : Recipe : Ambilah
c. m : Misce : Campur
d. f : Fac : Buatlah
e. da in caps : Da in capsulae : Dalam bentuk kapsul

21
f. No X : Nomero decem : Sejumlah sepuluh
g. s : signa : Tandai
h. t : Ter : Tiga
i. dd : De die : Sehari
j. I : Uno : satu
k. caps : Capsulae : Kapsul
l. PC : Post coenam : Setelah makan
D. Penggolongan obat

Amoxixillin Gol. obat keras

Codein hcl Gol. obat narkotika

CTM Gol. obat bebas


terbatas

E. Uraian bahan
1. Amoxicillin ( FI edisi IV Halaman 95)
a. Sinonim : AMOXICILLINUM, Amoksisilin
b. Khasiat : Antibiotik
c. Pemerian : Serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau
d. Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol; tidak larut
dalam benzena, dalam karbon tetra klorida, dan
dalam kloroform p
2. Codein hcl ( FI edisi III Halaman 172)
a. Sinonim : CODEINI HYDROCHLORIDUM, Kodeina
hydroklorida
b. Khasiat : Antitusivum
c. Pemerian : Serbuk hablur putih/ hablur jarum; tidak berwarna
d. Kelarutan : LArurt dalam 20 bagian air dan dalam lebih
kurang 90 bagian etanol ( 95%) p

22
3. CTM ( FI edisi III halaman 153)
a. Sinonim : CHLORPENIRAMIN MALEAS, Klorfeniramina
maleat
b. Khasiat : Antihistamin
c. Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit
d. Kelarutan : Larut dalam 4 bagiam air, dalam 10 bagian etanol
(95%) p dan dalam 10 bagian kloroform p, sukar
larut dalam eter p

F. Perhitungan dosis
1. Codein hcl : DM : I X P : 60 mg
I X H : 300 mg
13
Dosis penyesuaian : I X P : 20
× 60 𝑚𝑔 = 39 𝑚𝑔

IXH:
13
20
× 300 𝑚𝑔 = 195 𝑚𝑔

Dosis pemakaian :IXP :


300 𝑚𝑔 ÷ 10 = 30 𝑚𝑔
I X H : 30 𝑚𝑔 × 3 = 90 𝑚𝑔
% DM :IXP :
30 𝑚𝑔
39 𝑚𝑔
× 100% = 76, 9% ( Over

dosis)
IXH:
90𝑚𝑔
195𝑚𝑔
× 100% = 46, 1%

Penurunan dosis : 0,3 g→0,2 g


Dosis pemakaian : I X P :200 𝑚𝑔 ÷ 10 = 20 𝑚𝑔
I X H : 20 𝑚𝑔 × 3 = 60 𝑚𝑔
%DM :IXP :
20 𝑚𝑔
39 𝑚𝑔
× 100% = 51, 2%

( Over dosis)

23
IXH:
60 𝑚𝑔
195 𝑚𝑔
× 100% = 30, 7%

Penurunan dosis : 0,2 g→0,15 g


Dosis pemakaian :IXP :
150 𝑚𝑔 ÷ 10 = 15 𝑚𝑔
I X H : 15 𝑚𝑔 × 3 = 45 𝑚𝑔
%DM : I X P :
15 𝑚𝑔
39 𝑚𝑔
× 100% = 38, 4%

: I X P :
45 𝑚𝑔
195 𝑚𝑔
× 100% = 23%

2. CTM : DM :IXP :-
I X H : 40 mg
: Dosis penyesuaian :IXP :-
13
IXH: 20
× 40 𝑚𝑔 = 26 𝑚𝑔

: Dosis pemakaian : I X P : 30 𝑚𝑔 ÷ 10 = 3 𝑚𝑔
I X H : 3 𝑚𝑔 × 3 = 9 𝑚𝑔
: %DM :IXP :-
IXH:
9 𝑚𝑔
26 𝑚𝑔
× 100% = 34, 6%

G. Perhitungan bahan
1500 𝑚𝑔
1. Amoxicillin : 500 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
= 3 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
150 𝑚𝑔
2. Codein hcl : 10 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
= 15 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
30 𝑚𝑔
3. CTM : 4 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
= 7, 5 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡( pengenceran 0,5 tablet)

Pengenceran 0,5 tablet CTM:


● 0, 5 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 × 100 𝑚𝑔 = 50 𝑚𝑔(hasil Pengenceran)

24
● 100 𝑚𝑔 − 50 𝑚𝑔 = 50 𝑚𝑔(sisa pengenceran)

H. Cara kerja
1. Penyiapan alat dan bahan
a. Siapkan lumpang dan alu
b. Siapkan 3 tablet Amoxicillin
c. Siapkan 15 tablet Codein hcl
d. Siapkan 8 tablet CTM ( 1 tablet untuk pengenceran 0,5 tablet)
e. Lakukan pengenceran 0,5 tablet CTM
● gerus 1 tablet CTM tambahkan sl+carmin sebanyak 100 mg
● keluarkan campuran bahan
● timbang 50 mg campuran bahan ( hasil pengenceran)
● sisa pengenceran dibungkus tandai sisa pengenceran

2. Pengerjaan bahan
a. Masukan 8 tablet CTM beserta hasil pengenceran kedalam
lumpang, gerus sampai halus
b. Masukan 3 tablet Amoxicillin kedalam lumpang, gerus sampai
homogen
c. Masukan 15 tablet Codein hcl ke dalam lumpang, gerus sampai
homogen
d. Keluarkan campuran bahan, timbang bobot akhir
e. Tentukan nomor cangkang kapsul yang ingin digunakan
f. Campuran bahan dibagi menjadi 10 bagian sama banyak
g. Masukan masing-masing kedalam cangkang kapsul
h. Bersihkan cangkang kapsul, masukan kedalam zak plastik
i. Berikan etiket putih tandai 3 kali sehari 1 kapsul setelah makan
j. Beri lambang, obat tanda ni dan copy resep

25
I. Penandaan
APOTEK UMKT
Jl.Juanda No 15 Samarinda
Tlp.(0541)7123456
Apoteker:
SIA:

No: tgl:
Nama: Ani

3 xsehari 1 tablet/bungkus/kapsul
sebelum/sesudah makan

harus dihabiskan

J. KIE
1. Nama pasien : An. Budi
2. Alamat pasien :
3. Umur pasien : 13 tahun
4. Indikasi : Antibiotik, antitusif, antihistamin
5. Aturan pakai : 3 x sehari 1 kapsul setelah makan
6. Pemberian obat : oral

K. Salinan resep

APOTEK UMKT
JL. Juanda No. 15
Tlp: 0822-3344-554
Apoteker:
SIPA:

SALINAN RESEP
Dari dokter: KImi Tgl.penulisan:
Tgl pembuatan: No. resep:
Iter:1x Umur pasien: 13
tahn

R/ Amoxicillin 1,5
Codein Hcl 0,3
CTM 0,03

m.f.da in caps No.x

26
s.t.dd.I.caps.pc

_________________________det orig___

P.C.C

3.4. Resep 4

A. Resep

dr. Tommy

27
R/ Asam salisilat 0,5
Amylum 3
Ol. rosae gtt v
Talkum venet ad 20

m.f. pulv adspers


s. bedak tabur
pro: Tn. Jaka

B. Resep standar: -

C. Kelengkapan resep
1. Nama dokter : Ada
2. Alamat dokter : Tidak ada
3. Paraf dokter : Tidak ada
4. Tanggal resep : Tidak ada
5. Nama Pasien : Ada
6. Alamat pasien : Tidak ada
7. Terjemahan latin : Ada
a. R/ : Recipe : Ambil
b. gtt : guttae : Tetes
c. m : Misce : Campur
d. f : Fac : Buat
e. ad : Sampai
f. pulv adspers : Pulvis adspersorius : Bedak tabur
g. S bedak tabur : Signa bedak tabur : Tandai bedak tabur
D. Penggolongan obat

Asam salisilat Gol obat bebas

28
Amylum Gol obat bebas

ol. rosae Gol obat bebas

Talkum Gol obat bebas

E. Uraian bahan
1. Asam salisilat ( FI edisi III hal 56)
a. Sinonim : ACIDUM SALICYLICUM, Asam salisilat
b. Khasit : Keratolitikum, Anti fungi
c. Pemerian : Hablur ringan; tidak berwarna/ serbuk berwarna
putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan
tajam
d. Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol ( 95%) p; mudah larut dalam eter p dan
kloroform p; larut dalam amonium asetat p,
dinatrium hidrogen fosfat p, kalium sitrat
p, dan natrium sitrat p.
2. Amylum manihot ( FI edisi III hal 93)
a. Sinonim : Pati singkong
b. Khasiat : zat tambahan
c. Pemerian : Serbuk halus, kadang berupa gumpalan kecil;
putih; tidak berbau; tidak berasa
d. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%) p.
3. Ol. rosae ( FI edisi III hal 459)
a. Sinonim : OLEUM ROSAE, Minyak mawar

29
b. Khasiat : Zat tambahan
c. Pemerian : cairan; tidak berwarna/kuning; bau menyerupai
bunga mawar; rasa khas; pada suhu 25° kental, jika
didinginkan perlahan-lahan berubah
menjadi masa hablur bening yang
dipanaskan mudah melebur.
d. Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform p, larutan jernih.
4. Talk( FI edisi III hal 591)
a. Sinonim : TALCUM
b. Khasiat : Zat tambahan
c. Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat
pada kulit, bebas dari butiran; warna putih/ putih
kelabu
d. Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut

F. Perhitungan dosis: -

G. Perhitungan bahan
1. Asam salisilat : 0,5 g +10% =0,55 g
2. Amylum : 3 g +10% =3,3 g
3. Ol. rosae : 5 tetes
4. Talk : 20 g -( 3,3 g +0,55 g)=16,15 g
16,15 g +10% = 17,765 g
H. Cara kerja
1. Penyiapan alat dan bahan
a. Siapkan lumpang dan alu
b. Tara tempat bedak
c. Timbang asam salisilat sebanyak 550 mg
d. Timbang amylum sebanyak 3,3 g
e. Siapkan ol. rosae
f. Siapkan talk sebanyak 17.765 mg
2. Pengerjaan bahan

30
a. Masukan asam salisilat kedalam lumpang, lalu ditetesi 3-4
tetes dengan etanol ( 95%) p, gerus sampai larut
b. Tambahkan sebagian talk ke dalam lumpang, gerus sampai
kering
c. Masukan amylum ke dalam lumpang, gerus sampai homogen
d. Masukan sisa talk kedalam lumpang, gerus sampai homogen
e. keluarkan campuran bahan, ayak dengan ayakan no. 100
f. campuran bahan yang sudah diayak, dimasukan ke tempat
bedak hitung persen kesalahan
g. tambahkan 5 tetes Ol. rosae, kocok sampai tercampur rata
h. beri etiket biru dan lambang obat

I. Penandaan
APOTEK UMKT
Jl.Juanda No 15 Samarinda
Tlp.(0541)7123456
Apoteker:
SIA:

No: tgl:
Nama: Tn. Jaka

bedak tabur, taburkan tipis-tipis pada kulit yang


berjamur setelah mandi

Obat Luar

J. KIE
1. Nama : Tn. jaka
2. Umur :
3. Alamat :
4. Indikasi : Obat jamur
5. Aturan pakai : Taburkan tipis- tipis pada kulit yang gatal setelah
mandi
6. pemberian obat : Obat luar

31
BAB IV

PEMBAHASAN

32
4.1. Resep 1
Acetaminophen dan Coffein berbentuk tablet dan serbuk dalam
pengerjaannya maka yang berbentuk tablet digerus terlebih dahulu sampai
benar- benar halus, lalu kemudian masukan yang sediaannya serbuk untuk
ditambahkan bersama bahan yang sudah digerus, gerus sampai benar benar
homogen dan jika dalam pengerjaan resep bahan yang dibuat tidak memiliki
warna atau putih maka harus ditambahkan corrigen coloris untuk memberi
tahu tingkat ke homogenitas suatu bahan yang dibuat.
Cara pengerjaan bahannya, yaitu siapkan alat dan bahan, setarakan
timbangan, jika timbangan sudah setara maka penimbangan bahan sudah bisa
dilakukan, jika bahan dalam bentuk tablet maka langsung disiapkan untuk
pengerjaan resepnya. Pertama masukan 5 tablet Acetaminophen ke dalam
lumpang gerus sampai halus, kemudian tambahkan 1,5 gram coffein ke dalam
lumpang gerus sampai homogen, kemudian dilihat jika campuran bahan
berwarna putih seutuhnya maka diberikan sedikit carmin sebagai pewarna
untuk mengetahui tingkat ke homogenitas bahan yang dikerjakan. Jika
campuran bahan benar- benar homogen maka keluarkan campuran bahan
timbang untuk mengetahui bobot akhir sebagai penentuan cangkang kapsul,
setelah itu bagi campuran bahan menjadi 12 bagian sama banyak, masukan
kedalam cangkang kapsul kemudian tutup kapsul dengan rapat. Kemudian
masukan kedalam zak plastik kemudian beri etiket berwarna putih.
Selanjutnya menyerahkan sediaan kepada pasien beserta PIO/KIE.
Acetaminophen disini sebagai zat utama dan Coffein disini sebagai
penunjang zat utama. Acetaminophen berkhasiat sebagai Penurun demam dan
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang dan coffein
berkhasiat sebagai stimulan sistem saraf sentral, yang mampu meningkatkan
efisiensi lebih terhadap analgesik.
Sediaan ini untuk mengobati nyeri kepala dan demam. Aturan pakainya
diminun 3 kali sehari ( pagi, siang, malam) 1 kapsul setelah makan.
penyimpanan dalam wadah tertutup baik, ditempat yang kering, terhindar dari
sinar matahari.

33
4.2. Resep 2
Calamin, Zno, Champora, Menthol, dan Talk memiliki bentuk
pemerian hablur yang berbeda-beda, karena itu ketika ingin menggerus bahan
yang berbentuk tidak halus harus digerus terlebih dahulu dengan ditambahkan
sedikit etanol ( 95%) untuk melarutkannya kemudian ditambahkan sebagian
talk untuk mengeringkannya. Zno diayak terlebih dahulu karena Zno bisa
menyerap karbon dioksida, yang mengakibatkan penggumpalan yang dimana
itu bertentangan dengan syarat bedak tabur yaitu bebas dari butiran kasar.
Kemudian untuk perhitungan bahan, ditambahkan sebanyak 10% karena
bedak tabur itu harus diayak, oleh karena itu jika tidak ditambahkan 10%
maka bahan akan berkurang jika diberikan kepada pasien.
Cara pengerjaan bahannya, Siapkan alat dan bahannya, setarakan
timbangan, jika timbangan sudah setara maka penimbangan bahan dan
penaraan tempat bedak sudah bisa dilakukan. Masukan Camphora dan
menthol kedalam lumpang kemudian ditetesi dengan sedikit etanol (95%),
gerus sampai larut, kemudian tambahkan sebagian talk untuk mengeringkan,
gerus sampai kering, tambahkan Zno kedalam lumpang gerus sampai
homogen, kemudian tambahkan Calamin kedalam lumpang, gerus sampai
homogen, kemudian masukan sisa talk kedalam lumpang, gerus sampai
homogen. Setelah semua bahan sudah tercampur dengan rata maka, keluarkan
campuran bahan untuk kemudian dilakukan pengayakan, pengayakan
dilakukan menggunakan ayakan no.100. ketika semua bahan sudah terayak
maka bahan dimasukan kedalam tempat bedak untuk kemudian dilakukan
perhitungan persen kesalahan, jika persen kesalahan sudah didapatkan maka
tinggal berikan etiket berwarna biru. selanjutnya tinggal memberikan sediaan
kepada pasien beserta PIO/KIE.
Calamin, Zno, dan Camphora berfungsi sebagai zat utama obat,
sedangkan Menthol dan Talk berfungsi sebagai zat tambahan. Calamin
berkhasiat sebagai Antiseptikum ekstern, Zno berkhasiat sebagai
Antiseptikum lokal, Camphora sebagai Anti Iritan, Menthol dan talk sebagai
zat tambahan.

34
Sediaan ini memiliki khasiat untuk mengobati iritasi pada kulit dan
sebagai anti septik. Aturan pakainya adalah ditaburak tipis- tipis pada kulit
setelah mandi. disimpan pada wadah tertutup baik dan kering.

4.3. Resep 3
Amoxicilln, Codein hcl, dan CTM memiliki bentuk tablet, oleh karena
itu pada saat menggerus tablet yang lebih kecil terlebih dahulu digerus
kemudian diikuti tablet yang lebih besar. Amoxicillin,jika campuran bahan
tidak berwarna atau warna putih maka campuran bahan akan ditambahkan
carmin sebagai pewarna untuk mengetahui homogenitas campuran bahan.
Adanya penurunan dosis pada sediaan codein hcl maka jumlah codein yang
ada diresep akan diganti dari 0,3 gram menjadi 0,2 gram.
Cara pengerjaan bahan, yaitu siapkan lumpang dan alu, setarakan
timbangan. Lakukan pengenceran tablet ctm. Masukan Amoxicillin kedalam
lumpang gerus sampai halus, kemudian ditambahkan dengan ctm beserta
hasil pengencerannya kedalam lumpang gerus sampai homogen, tambahkan
codein hcl kedalam lumpang gerus sampai homogen, keluarkan campuran
bahan. Timbang bobot akhir untuk menentukan cangkang kapsul yang ingin
digunakan. Jika cangkang kapsul yang ingin digunakan sudah ditemukan,
bagi campuran bahan menjadi 10 bagian sama banyak lalu dimasukan
kedalam cangkang kapsul, tutup kapsul dengan rapat, bersihkan kapsul
kemudian dimasukan kedalam zak plastik. Berikan etiket putih dan lambang
obat beserta tanda NI, buat copy resep. kemudian menyerahkan sediaan
kepada pasien beserta KIE/PIO.
Amoxicillin dan codein hcl berfungsi sebagai zat utama, kemudian
CTM berfungsi sebagai penunjang zat utama. Amoxicillin berkhasiat sebagai
antibiotik kemudian codein hcl berkhasiat menyembuhkan batuk kering dan
ctm sebagai obat alergi.
Pada resep tertera Iter: 1x yang artinya resep dapat diulang sebanyak 2x
(det orig dan iter 1x), Nomero pada resep adalah 10 yang artinya jumlah obat
yang diterima oleh pasien adalah 20 kapsul. Karena kita baru memberika

35
yang originalnya saja yaitu 10 Kapsul maka masih tersisa sebanyak 10 kapsul
lagi.

4.4. Resep 4
Asam salisilat berbentuk hablur ringan maka harus dalam
pengerjaannya harus ditetesi alkoho (95%) terlebih dahulu kemudian
dikeringkan oleh Talk. Oleum rosae diteteskan terakhir setelah bahan masuk
kedalam tempat bedak. seluruh bahan ditambahkan sebanyak 10%.
Cara pengerjaannya, Siapkan lumpang dan alu, setarakan timbangan,
tara tempat bedak. masukan asam salisilat kedalam lumpang, tetesi 3-4 tetes
alkohol (95%), gerus sampai larut, kemudian tambahkan sebagian talk untuk
mengeringkan asam salisilat. Tambahkan amylum kedalam lumpang gerus
sampai homogen, tambahkan sisa talk kedalam lumpang gerus sampai
homogen.Keluarkan campuran bahan ayak dengan ayakan no.100, kemudian
masukan kedalam tempat bedak untuk dilakukan perhitungan persen
kesalahan. Setelah persen kesalahan didapatkan tetesi campuran bahan
dengan oleum rosae kemudian kocok- kocok sampai tercampur rata. Berikan
etiket biru pada sediaan dan sediaan siap diberikan kepada pasien dan disertai
dengan PIO/KIE.
Asam salisilat beperan sebagai zat utama dan bahan lainnya berperan
sebagai zat tambahan. Asam salisilat sebagai obat jamur.
Sediaan ini berkhasiat untuk mengobati jamur yang ada pada kulit. cara
penggunaannya ditaburkan tipis-tipis pada kulit yang berjamur setelah mandi.
Disimpan di wadah yang tertutup baik dan terhindar dari cahaya matahari.

36
BAB V

PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Praktikan sudah mampu membaca dan memahami resep
2. Praktikan sudah mampu menghitung dosis dalam resep dengan benar
3. Praktikan sudah mampu membuat sediaan kapsul dan bedak tabur dengan
benar
4. Praktikan sudah mampu menulis etiket ( luar dan dalam ), salinan resep
dan memberikan informasi obat dengan baik dan benar
5.2. Saran
Diharapkan mahasiswa mampu membuat sediaan sesuai dengan resep
yang di berikan dokter serta praktikum dapat memberikan edukasi kepada
mahasiswa

37
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: GADJAH MADA


UNIVERSITY PRESS.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. farmakope indonesia edisi
ketiga. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2016. ISO ( Informasi Spesialite Obat). Jakarta: PT


ISFI.

Maryani. 2015. Ilmu Resep. Jakarta: P2B Community

38
39

Anda mungkin juga menyukai