ASAM - BASA
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
3.2 Perhitungan
-
3.3 Reaksi
-
3.4 Pembahasan
• Perbedaan cara menentukan asam basa dengan menggunakan kertas lakmus,
pH indicator dan pH meter.
Menggunakan kertas lakmus :
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa, dan larutan
bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah
dan lakmus biru.
Menggunakan kertas lakmus, hanya dengan mencelupkan kertas
lakmus kedalam sampel nya kemudian amati perubahan nya. Jika kertas
lakmus merah setelah dicelupkan kedalam sampel berubah warna menjadi
biru maka sampel tersebut bersifat basa. Jika tidak terjadi perubahan maka
sampel termasuk asam. Pada kertas lakmus biru, jika terjadi perubahan warna
maka sampel bersifat asam, jika tidak terjadi perubahan maka termasuk basa.
Menggunakan kertas indikator pH :
Indikator asam-basa (disebut juga Indikator pH) adalah senyawa
halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel,
umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi
pH larutan tersebut. Pada temperatur 25° Celsius, nilai pH untuk larutan netral
adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan dikatakan asam, dan di atas nilai
tersebut larutan dikatakan basa.
Cara kerja lakmus yaitu akan berubah warna jika dicelupkan kedalam
larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH
dalam larutan yang ada. Nilai pH ditunjukkan dengan skala secara sistematis
dengan nomor 0-14.
Menggunakan pH Meter :
Prinsip kerja dari alat ini yaitu semakin banyak elektron pada sampel
maka akan semakin bernilai asam sebaliknya jika semakin sedikit elektron
maka akan semakin bernilai basa, karena batang pada pH meter berisi larutan
elektrolit lemah.
Berdasarkan cara pembacaannya, pH meter dibagi menjadi 2 jenis
yaitu pH meter digital dan pH meter analog. PH Meter Digital adalah pH
meter yang dengan otomatis akan menampilkan angka hasil pengukuran pH
ke layar digital. Sedangkan pH meter analog adalah pH meter yang
pembacaannya masih menggunakan jarum penunjuk untuk menentukan hasil
pengukuran.
Dalam pembacaan hasil pengukuran, pH meter digital memiliki
tingkat keakuratan yang lebih tinggi dibanding dengan ph meter analog,
karena Ph meter digital langsung menunjukan angka yang dapat dibaca
dengan jelas oleh pengguna.
• Mekanisme kerja pH Meter
Prinsip/cara kerja pada alat ini sesuai dengan elektro kimia diantara
larutan yang ada di dalam gelas elektro yang telah diketahui oleh larutan pada
gelas yang belum diketahui. Elektroda dalam gelas akan mengukur potensial
atas elektro kimia dari suatu ion hidrogen. Ion tersebut digunakan dalam
melengkapi sebuah alur elektrik yang dibutuhkan pada elektroda pembanding.
Sesudah menggunakan alat ini sebaiknya bersihkan probe dengan air
suling/destilasi/aquades. Tujuannya untuk membuang semua bekas solution
yang sudah diukur. Jika tidak dibersihkan solution tersebut akan berpengaruh
pada pembacaan sebelumnya. Jadi angka yang ditampilkan tidak valid.
Setelah dibersihkan, sebaiknya dilap dengan tisu. Kemudian simpan alat
setelah digunakan. Sebaiknya saat disimpan, jaga kelembaban pada probe.
Probe juga harus berada di dalam keadaan basah.
Komponen ph meter :
a) Elektrode kaca
Elektrode kaca berfungsi sebagai salah satu kutub di antara dua
elektrode ph meter yang tercelup ke dalam larutan. Pada ujung
elektrode ini terdapat bulb yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
pertukaran ion positif (H+). Pertukaran ion yang terjadi menyebabkan
adanya perbedaan beda potensial di antara dua elektrode, sehingga
pembacaan potensiometer akan menghasilkan positif atau negatif. Jika
larutan bersifat netral, maka potensiometer tidak membaca adanya
perbedaan potensial di antara kedua kutub (pH=7). Sedangkan jika
larutan bersifat asam, maka potensial elektrode kaca menjadi lebih
positif daripada elektrode referensi. Pada kondisi ini, potensiometer
membaca negatif yang akan diartikan oleh sistem sebagai pH<7. Dan
jika larutan bersifat basa, maka elektrode kaca akan memiliki potensial
yang lebih rendah daripada elektrode referensi. Pada kondisi ini
pembacaan pH menjadi lebih besar daripada angka 7.
b) Elektrode referensi
Electrode referensi berfungsi sebagai kutub lain selain elektrode kaca
sehingga diantara keduanya, yang terendam larutan tertentu, terbentuk
rangkaian listrik. Elektrode ini didesain memiliki nilai potensial yang
tetap pada kondisi larutan apapun. Sehingga arah aliran listrik yang
terjadi hanya tergantung dari lebih besar atau lebih kecilnya potensial
elektrode kaca terhadap elektrode referensi.
c) Termometer
Sensor temperatur menjadi satu komponen wajib pH meter, karena
nilai pH sangat dipengaruhi oleh temperatur larutan. Pada pH larutan 7
(netral), perubahan temperatur tidak berpengaruh terhadap nilai
tersebut. Namun jika larutan bersifat asam atau basa, pembentukan ion
sangat dipengaruhi oleh temperatur. Dan karena pembacaan pH
distandardisasi pada temperatur ruang 25°C, maka keberadaan sensor
temperatur sangat krusial untuk mendapatkan pembacaan pH meter
yang akurat.
d) Amplifier
Setiap pH meter selalu membutuhkan penguat voltase atau dikenal
dengan amplifier Voltase yang dihasilkan oleh dua elektrode pH meter
terlalu rendah yakni hanya sekitar 60 mV untuk setiap tingkatan nilai
pH. Jika pada pH netral (=7) beda potensial antar elektrode kaca
dengan referensi sama dengan nol, maka besar voltase yang dihasilkan
oleh keduanya pada nilai pH terendah hingga tertinggi (0≤pH≤14)
adalah di antara angka -350 mV hingga +350 mV. Agar voltase ini
dapat diproses di mikrokontroler, maka harus diperkuat oleh amplifier.
Sebagai contoh pada salah satu tipe amplifier pH meter, amplifier ini
akan memperkuat voltase menjadi pada rentangan 0 hingga 14 V.
Sehingga jika potensiometer membaca nilai 4,5 V, maka pH larutan
yang diukur adalah 4,5.
e) Mikroprosesor
mikroprosesor pada pH meter berfungsi untuk menterjemahkan nilai
voltase yang dikirim oleh amplifier menjadi nilai pH. Perhitungan
kompensasi nilai temperatur larutan terukur, juga dihitung oleh
mikroprosesor ini. Mikroprosesor juga memproses semua opsi input
yang ada pada pH meter. Hasil dari pemrosesan mikroprosesor ini
ditampilkan pada layar LCD pH meter.
• Larutan buffer pada pH meter digunakan untuk kalibrasi, Tujuan
dilakukannya kalibrasi yaitu untuk agar hasil yang diukur akurat. Selain itu
juga bertujuan untuk nilai kebenaran atas menyimpangan nilai konvensional
dengan menunjukkan suatu instrumen ukur.
Kalibrasi bermanfaat untuk menjaga alat ukur dengan bahan yang
akan diukur tetap sesuai dengan spesifikasinya. Sehingga dapat mengetahui
perbedaan antara harga yang di tunjukan oleh alat pH tersebut dengan harga
yang sebenarnya. Tak hanya itu kalibrasi juga bermanfaat mendukung sistem
kualitas yang dikeluarkan oleh suatu industri yang memproduksi alat tersebut.
• Disosiasi adalah reaksi penguraian suatu senyawa menjadi zat-zat yang lebih
sederhana. Disosiasi merupakan reaksi kesetimbangan, sedangkan besarnya
fraksi zat yang terdisosiasi dinyatakan dengan derajat disosiasi (α). Derajat
disosiasi adalah perbandingan antara jumlah zat yang terdisosiasi dengan
jumlah zat semula. Derajat disosiasi dapat berupa angka desimal atau berupa
persentase.
BAB IV
KESIMPULAN
Kotz., John.C, Purcel, K.F., 1987, Chemistry and Chemical Reactivity, Saunders
College Publishing, New York, USA
Oxtoby, D.W., 2002, Principles of Modern Chemistry, Nelson Thomson Learning
Inc, Toronto, Canada.
Shriver, D.F., Langford, C.H., Atkins, P.W., 1990, Inorganic Chemistry, Oxford
University Press, New York, USA