Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN

ANALISIS DAN STRATEGI PRODUK “INDOMIE”

Disusun Oleh :

NUR IKHWAN
KELAS 35 B
NIM. 2021015450
MAGISTER MANAJEMEN
STIE (AUB) SURAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam beberapa decade ini PT. Indofood Sukses Makmur Tbk telah bertransfomasi
menjdi sebuah erusahaan total food solutions dengan kegiatan operasional yang
mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, muai dari produksi dan
pengelolaan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia dipasar. Dalam
beberapa produk makanan dalam kemasan Indofood memproduksi beberapa merek mie
instan seperti Indomie, Sarimi, Supermi, Pop Mie, Sakura, Pop Bihun, Mi Telur 3 Ayam.
Tuntutan akan kecepatan dan kepraktisan yang hampir menyentuh seluruh aspek
kehidupan dan kelompok masyarakt melahirkan budaya instan termasuk pada budaya
makanan instan. Salah satu makanan nstan yang sangat popular adalah mie nstan. Tren
ini ikut mendorong penjualan mie insta. Semetara untuk masyarakat dipedesaan mie
instan digunakan sbagai pengganti nasi.
Saat ini indomie merupakan market leader dalam persaingan produk mie instan di
Indonesia. Posisinya yang sangat kuat disebabkan oleh factor indomie sebagai produk mie
instan pertama kali ahir di Indonesia serta strategi pemasaran yang sangat menarik
perhatian masyarakat. Selain dipasarkan di Indonesia, indomie juga dipasarkan
diberbagai kawasan didunia antara lain di amerika serikat, Australia dan serta berbagai
Negara di asia, eropa bahkan afrika.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Analisis SWOT pada produk Indomie?


2. Bagaimanakah Analisis BCG pada produk Indomie?
3. Termasuk dalam jenis/macam pasar apakah produk Indomie, berikut pesaing dan
strategi yang harus dilakukan untuk bersaing?
4. Bagaimanakah segmen konsumen produk Indomie?
5. Bagaimanakah Product Life Cycle Product Indomie?
6. Apa saja strategi yang dilakukan pada system SME?

C. Tujuan Penyusunan Makalah

1. Untuk mengetahui analisis SWOT pada produk Indomie


2. Untuk mengetahui analisis BCG pada produk Indomie
3. Untuk mengetahui termasuk di dalam pasar apakah produk Indomie, berikut
pesaing dan strategi bersaing yang dilakukan
4. Untuk mengetahui segmen konsumen produk Indomie
5. Untuk mengetahui Life Cycle Product Indomie
6. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan pada system SME
BAB II
LANDASAN TEORI

A. ANALISIS SWOT

            Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis di dalam melakukan analisis
terhadap wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan
lingkungan yang akan datang sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Dari
analisis SWOT, perusahaan dapat menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin
memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki
perusahaan, mengtasi ancaman yang dating dari luar, serta mengatasi kelemahan yang
ada.
SWOT itu sendiri adalah singkatan dari: strength, weakness,
opportunity, dan threat. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek utama
dari sebuah bisnis yang meliputi keunggulan, kekurangan, kesempatan dan ancaman.
Dengan menggunakan metode SWOT ini, kamu dapat merancang strategi yang tepat
untuk membuat bisnismu lebih unggul dibanding para kompetitor.

B. ANALISIS BCG (BOSTON CONSULTING GROUP)

Analisis BCG merupakan metode yang digunakan dalam menyusun suatu


perencanaan unit bisinis strategi dengan melakukan pengklasifikasian terhadap potensi
keuntungan perusahaan, kemudian dimasukan ke matriks Boston Consulting Group secara
grafis menunjukan perbedaan antara berbagai divisi dalam posisi pangsa pasar relatif dan
tingkat pertumbuhan pasar. Dalam matriks BCG, terdapat empat jenis produk yang dapat
dibedakan tergantung pada penempatan dalam kombinasi produk pasar-pasar didalam salah
satu kuadran.
Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri
dari 4 sel (4 kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori portofolio
produk perusahaan dari 2 dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share
(pangsa pasar relatif) dan Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar).
Kategori-kategori tersebut masing-masing diwakili oleh Bintang (Star), Sapi Perah
(Cash Cows), Anjing (Dogs) dan Tanda Tanya (Question Marks). Berikut penjelasannya
masing-masing :

1. Cash Cows

Landasan bisnis multiproduk, Cash Cows adalah produk yang memiliki


pangsa pasar tinggi di pasar yang tumbuh rendah. Karena pasar tidak tumbuh, sapi
perah tersebut memperoleh keuntungan maksimum dengan menghasilkan
pendapatan maksimum karena pangsa pasarnya yang tinggi untuk BCG Matrix.
Jadi untuk perusahaan mana pun, Cash Cows adalah yang membutuhkan
investasi paling sedikit tetapi pada saat yang sama memberikan pengembalian yang
lebih tinggi. Pengembalian yang lebih tinggi ini meningkatkan profitabilitas
perusahaan secara keseluruhan karena kelebihan pendapatan ini dapat digunakan
dalam bisnis lain seperti Stars, Question marks atau Dogs.
Cash Cows  adalah yang paling stabil untuk bisnis apa pun dan karenanya
strateginya umumnya mencakup retensi pangsa pasar. Karena pasar tidak
berkembang, akuisisi berkurang dan retensi pelanggan tinggi. Dengan demikian,
program kepuasan pelanggan, program loyalitas, dan metode promosi lainnya
membentuk inti dari rencana pemasaran produk Cash Cows / SBU (strategic
business unit).

2. Stars

Stars adalah produk dengan tingkat pertumbuhan pasar tinggi tetapi


pangsa pasar rendah. Jadi, ada banyak persaingan di segmen ini. Jika Anda melihat
4 perusahaan telekomunikasi teratas di Indonesia, pangsa pasarnya bagus, tetapi
tingkat pertumbuhannya juga bagus. Jadi, karena kedua faktor ini tinggi,
perusahaan telekomunikasi selalu dalam mode kompetitif dan mereka harus
menginvestasikan uang dan mengeluarkan uang dari waktu ke waktu.
Tidak seperti cash cow, Stars tidak bisa berpuas diri saat mereka berada di
atas karena mereka dapat segera diambil alih oleh perusahaan lain yang
memanfaatkan tingkat pertumbuhan pasar. Namun, jika strateginya berhasil, Stars
bisa menjadi Cash cow dalam jangka panjang.

3. Question marks
Question marks  adalah produk yang mungkin memiliki pangsa pasar yang
tinggi dan pertumbuhan pasar yang tinggi, tetapi pasar produk tersebut
dipertanyakan – apakah akan tumbuh lebih lanjut atau menurun.
Contoh tanda tanya adalah komputer desktop di tengah s emakin banyak
smartphone dan laptop yang diproduksi. Desktop masih merupakan produk dengan
pangsa pasar yang bagus dan kemungkinan berkembang. Namun,kita tidak tahu
sampai kapan pertumbuhan itu akan berlanjut. Inovasi lain di masa mendatang
dapat sepenuhnya mematikan komputer Desktop.
Sering kali, sebuah perusahaan mungkin menghasilkan produk inovatif
yang segera mendapatkan tingkat pertumbuhan yang baik. Namun, pangsa pasar
produk semacam itu tidak diketahui.
Produk mungkin kehilangan minat pelanggan dan mungkin tidak dapat dibeli lagi
dalam hal ini tidak akan mendapatkan pangsa pasar, tingkat pertumbuhan akan
turun dan pada akhirnya akan menjadi Dog.
Di sisi lain, produk tersebut dapat meningkatkan minat pelanggan dan
semakin banyak orang mungkin membeli produk tersebut sehingga membuat
produk tersebut menjadi produk dengan pangsa pasar yang tinggi. Dari sini produk
dapat berkembang menjadi Cash cow karena memiliki persaingan yang lebih
rendah dan pangsa pasar yang tinggi. Jadi
Ketidakpastian ini memberi kuadran nama “Question marks”. Masalah utama yang
terkait dengan memiliki tanda tanya adalah jumlah investasi yang mungkin
dibutuhkan dan apakah investasi tersebut akan memberikan pengembalian pada
akhirnya atau apakah akan sia-sia.

4. Dogs
Produk diklasifikasikan sebagai dogs jika memiliki pangsa pasar yang
rendah dan tingkat pertumbuhan yang rendah. Jadi, produk-produk ini tidak
menghasilkan uang tunai dalam jumlah besar atau membutuhkan investasi yang
lebih tinggi.
Namun, produk tersebut dianggap sebagai produk profitabilitas negatif terutama
karena uang yang sudah diinvestasikan dalam produk tersebut dapat digunakan di
tempat lain.
Jadi di sini bisnis harus mengambil keputusan apakah mereka harus
mendivestasikan produk ini atau mereka dapat memperbaikinya dan dengan
demikian membuatnya dapat dijual kembali yang selanjutnya akan meningkatkan
pangsa pasar produk tersebut.
C. MACAM-MACAM PASAR
Macam macam pasar ini menurut strukturnya dibedakan menjadi empat
macam, yaitu : pasar persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik, dan
oligopoli.

1. Pasar Persaingan Sempurna

Macam macam pasar yang pertama adalah pasar persaingan sempurna. Merupakan
pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli dan mereka suda sama-sama
mengetahui keadaan pasar.

Ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna adalah banyak penjual dan pembeli,
barang yang diperjualbelikan sejenis (homogen), penjual maupun pembeli memiliki
informasi yang lengkap tentang pasar, harga ditentukan oleh pasar, semua faktor
produksi bebas masuk dan keluar pasar, dan tidak ada campur tangan pemerintah.

Contoh pasar persaingan sempurna seperti  pasar hasil-hasil pertanian.

2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Macam macam pasar yang kedua adalah pasar persaingan tidak sempurna. Pasar
ini kebalikan dari pasar persaingan sempurna yaitu pasar yang terdiri atas sedikit
penjual dan banyak pembeli.

Pada pasar ini penjual dapat menentukan harga barang. Barang yang
diperjualbelikan jenisnya heterogen (berbagai jenis barang). Pasar persaingan
tidak sempurna mempunyai beberapa bentuk pasar.

Contoh dari pasar persaingan tidak sempurna adalah:

a. Pasar Monopoli.

Pasar monopoli adalah pasar yang terjadi apabila seluruh penawaran terhadap
jenis barang pada pasar dikuasai oleh seorang penjual atau sejumlah penjual
tertentu.

Ciri-ciri pasar monopoli adalah hanya ada satu penjual sebagai pengambil
keputusan harga (melakukan monopoli pasar), penjual lain tidak ada yang
mampu menyaingi dagangannya, pedagang lain tidak dapat masuk karena ada
hambatan dengan undang-undang atau karena teknik yang canggih.

Jenis barang yang diperjualbelikan hanya satu macam, juga tidak adanya campur
tangan pemerintah dalam penentuan harga, contohnya seperti PT Pertamina
(persero), PT Perusahaan Listrik Negara (persero), dan PT Kereta Api (persero).
b. Pasar Persaingan Monopolistis.

Pasar ini adalah pasar dengan banyak penjual yang menghasilkan barang yang
berbeda corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan
eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko obat/apotik, dan toko kelontong.

Ciri-ciri pasar persaingan monopolitis seperti terdiri atas banyak penjual dan
banyak pembeli, barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda,
terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual
yang akan menguasai pasar.

Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar. Penjual mempunyai sedikit


kekuasaan dalam menentukan hingga memengaruhi harga pasar. Adanya
peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual.

c. Pasar Oligopoli.

Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual untuk
suatu barang tertentu. Sehingga antara penjual yang satu dengan yang lainnya
bisa memengaruhi harga.

Contoh: perusahaan menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan rokok,


industri telekomunikasi, dan perusahaan semen.

Ciri-ciri pasar ini adalah hanya terdapat sedikit penjual, sehingga keputusan dari
salah satu penjual akan memengaruhi penjual lainnya, produk-produknya
berstandar, kemungkinan ada penjual lain untuk masuk pasar masih terbuka,
dan peran iklan sangat besar dalam penjualan produk perusahaan.

D. SEGMENTASI KONSUMEN/PELANGGAN
Segmentasi pelanggan mengacu pada pembagian sasaran pasar menjadi
kelompok yang dapat dikelola dan layak sesuai dengan karakteristik bersama untuk
mengembangkan strategi bisnis yang efektif dan tepat.

Secara sederhana, pembagian segmentasi ini adalah proses membagi basis


pelanggan yang ada menjadi kelompok yang dapat dikelola dan layak berdasarkan
karakteristik umum seperti usia, jenis kelamin, loyalitas, frekuensi pembelian, dll.
Untuk menargetkan dan mengembangkan strategi pemasaran untuk setiap kelompok
sesuai dengan itu. karakteristik.
Tujuan segmentasi pelanggan termasuk membagi pelanggan target menjadi
kelompok-kelompok yang lebih kecil yang mencerminkan kesamaan di antara
pelanggan di setiap kelompok untuk –

 Mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan memahami kebutuhan


setiap segmen pelanggan

 Mengidentifikasi pelanggan yang berharga

 Mengidentifikasi peluang cross-selling dan up-selling

 Meningkatkan profitabilitas dengan mengembangkan strategi pemasaran yang


lebih efektif untuk setiap segmen

E. PRODUCT LIFE CYCLE


Segala jenis produk mempunyai siklusnya masing-masing. Tidak mungkin
selamanya seperti itu, ada masanya berubah dan tidak ada lagi di pasaran. Karena
tergantikan dengan yang baru. Apalagi dalam bidang teknologi seperti ponsel, kamera,
laptop dan lain sebagainya.

Pengertian umumnya, siklus hidup produk adalah tahapan-tahapan atau


proses perjalanan dari suatu produk. Mulai dari seorang produsen mengenalkan dan
memasarkan produknya hingga pada akhirnya tergantikan dengan produk lain yang
lebih canggih dan terbaru. Diperlukan strategi yang tepat agar sebuah produk panjang
umur dan eksis di masyarakat.

Atau bisa juga diartikan sebagai sebuah siklus yang dimiliki sebuah produk
dengan tahapan-tahapan tertentu pada perjalanannya. Mulai dari soft launching,
grand launching, tersebar luas di pasar hingga mengalami penurunan karena adanya
persaingan dengan produk lain yang sejenis.

F. SME (Sustainable Marketing Enterprise)


Di era persaingan serba ketat seperti sekarang ini, konsep pemasaran suatu
perusahaan tidak cukup hanya menggunakan konsep selling atau pun marketing mix
(product – price – place – promotion). Diperlukan suatu konsep yang lebih detil dan
mendalam agar perusahaan bertahan dalam perubahan yang serba cepat.
Sustainable Marketing Enterprise (SME) adalah model pemasaran yang
dikembangkan Hermawan Kartajaya dalam menghadapi perubahan pasar yang
semakin kompleks dan komprehensif. Model ini bisa diterapkan oleh perusahaan
mana saja yang menginginkan pemasarannya terus bertahan dan mampu berkembang
sesuai tuntutan jaman.
BAB III
PEMBAHASAN

1. ANALISIS SWOT
Berikut adalah analisis SWOT untuk produk Indomie
Strength (kekuatan)

 Merek yang sudah dikenal oleh masyarakat

Merek indomie tentu saja sudah terkenal di kalangan masyarakat, semua orang
dari kalangan bawah maupun kalangan atas pu pernah mencicipinya, hal ini tidak
lepas dari telah lama perusahaan ini berkecimpung dalam dunia bisnis mie di
Indonesia yang berdiri tahun 1970.

 Produk-produk dengan harga terjangkau

Harga yang terjangkau merupakan salah satu bagian dari strategi kami untuk
mendapatkan target pasar kami.

 Keahlian cita rasa nusantara

memiliki resep yang telah dikembangkan oleh R&D yang dilakukan dengan riset
ke seluruh daerah di Indonesia untuk mendapatkan resep terbaik dengan
citarasa terbaik untuk masyarakat Indonesia.

 Jangkauan distribusi yang sangat luas

Distribusi dari Indomie masih cukup bagus dengan dukungan anak perusahaan
distribusinya dan para penjual retailer.

 Kecepatan dalam menjangkau konsumen

PT. Indofood memiliki satu grup tersendiri yang menangani pendistribusian produk-
produknya yaitu Grup Distribusi Indofood. Divisi ini menangani tersebarnya Indomie
baik di toko ataupun rumah makan.

 Sudah mendapatkan berbagai macam penghargaan

Penghargaan merupakan tanda bahwa manajement indomie yang yang sangat


baik, danstrategi strategi yang diambil oleh perusahaan sudah tepat. Indomie
mendapatkan penghargaan :

1. Most Chosen Brands 2018 – Indomie as #1 in Indonesia and #8 in Global by


Kantar Worldpanel.
2. Most Chosen Brands 2018 – Indomie #1 in Food Category in Indonesia by
Kantar Worldpanel.

3. BrandZ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands 2018 – Indomie as The Most
Loved Indonesian Brand by WPP.

4. Halal Award 2018 – Indomie as Halal Top Brand 2018 in Instant Noodles
Category by The Assessment Institute for Foods, Drugs and Cosmetics, the
Indonesian Council of Ulama (“LPPOM MUI”)

Weakness (kelemahan)
 bumbu indomie memakai bahan yang kurang sehat
Bumbu indomie yang memakai bahan kurang sehat apabila dikonsumsi terus
menerus untuk jangka waktu yang panjang
 merek indomie dijadikan generic name sehingga mengurangi nilai penjualan
Dengan adanya hal ini nama produk kami akan dijadikan hal yang umum sebagai
nama dari jenis produk mie instan yang menyebabkan orang yang ingin membeli
produk kami tidak memperhatikan produk apa yang diterima apakah sudah
sesuai dengan generic name yang disebutkan
 Persediaan bahan baku sebagian masih bergantung impor
Beberapa dari bahan baku kami merupakan bahan baku impor yang menjadikan
titik terlemah dimana setiap bahan baku tersebut harus lengkap. Harga bahan
bak yang tinggi tersebut harus diimbangi oleh harga jual untuk memperoleh
profit sangatlah sulit.

Opportunity (peluang)
 Pasar domestic yang berkembang
Semakin berkembang masyarakat menjadikan masyarakat modern sangat
membutuhkan makanan pengganti makanan pokok yang instan dalam
membuatnya.
 Diminati dan dapat diterima oleh masyarakat
Apabila suatu produk tersebut sudah diminati dan diterima oleh masyarakat
banyak, merupakan peluang terbaik untuk memasarkan produk Indomie.
 Pasar internasional yang sangat terbuka
Indomie melakukan riset pasar ternyata pasar internasional memiliki peluang
yang besar untuk produk kami diterima di dunia internasional.
 Daya beli konsumen yang menigkat setiap tahunnya
Apabila daya beli konsumen semakin meningkat, semua kebutuhannya harus
terpenuhi dan disanalah peluang yang terbaik untuk memasarkan setiap produk
yang kami produksi. Hal ini dibuktikan dengan laporan penjualan yang semakin
meningkat.
 Segmen pasar yang baru
Dengan semakin berkembangnya masyarakat menjadi masyarakat modern
menyebabkan jumlah segmen yang dapat dibagi semakin banyak yang akan
menguntungkan perusahaan dalam memasarkan produknya.

Threats (ancaman)

 Product Subtitutions

Banyak barang pengganti dalam bentuk produk instan seperti indomie yang
bermunculan

 Kompetitor mengeluarkan produk baru yang inovatif

Para competitor menyaingi kami dengan mengeluarkan produk baru yang inovatif
dan jauh lebih enak rasanya dan lebih praktis dalam membuatnya.

 Isu kesehatan

Dengan adanya isu-isu yang tersebar luas dimasyarakat bahwa indomie tidak baik
untuk kesehatan yang menjadikan produk kami lama kelamaan tditinggakan oleh
konsumen

 Bea cukai yang terlalu tinggi

Dengan semakin tinggi kebijakan pemerintah mengenai pajak impor akan


membuat ancaman yang akan mengakibatkan cost semakin besar dan profit
menurun

 Permintaan konsumen yang menurun

Permintaan konsumen menurun seiring dengan munculnya trend gaya hidup sehat
sehingga konsumen lebih memilih produk mie instan sehat seperti mie instan
sayur, mie instan ubi, dll.
2. ANALISIS MATRIX BCG
Boston Consulting Group Matrix merupakan alat analisis untuk mengetahui pangsa
pasar dan tingkat pertumbuhan suatu usaha.
Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka panjang terbaik
untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar
relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima
investasi yang besar untuk mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka.
Kategori ini adalah pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas
positif bagi perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan
pasar dan mengantisipasi para pesaingnya. Integrasi ke depan, ke belakang, dan
horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan joint
venture merupakan strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan divisi ini.
Analisis PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, : Perusahaan memiliki hubungan jangka
panjang dilihat dari peluang yang baik dalam hal pertumbuhan dan laba dimana
mempunyai pangsa pasar yang tinggi dimana produk yang dikeluarkan PT. Indofood
Sukses Makmur di gemari oleh semua kalangan, sehingga bagi perusahaan
memerlukan investasi.

3. JENIS/MACAM PASAR

. Produk keripik singkong Maicih dalam pemasarannya termasik ke dalam jenis Pasar
Monopolistik. Pasar Monopolistik termasuk dalam salah satu jenis dari Pasar
Persaingan Tidak Sempurna

Pasar ini adalah pasar dengan banyak penjual yang menghasilkan barang yang berbeda
corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan eceran.

Ciri-ciri pasar persaingan monopolitik seperti terdiri atas banyak penjual dan banyak
pembeli, barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda, terdapat banyak
penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual yang akan menguasai
pasar.

Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar. Penjual mempunyai sedikit


kekuasaan dalam menentukan hingga memengaruhi harga pasar. Adanya peluang
untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual.
Maicih sebagai "pelopor" keripik pedas pertama di Indonesia tentunya harus tetap
berhati-hati dalam menentukan pesaingnya yang mulai bermunculan. Maicih tidak bisa
"bersantai" lagi dengan popularitasnya sebagai keripik singkong pedas. Maicih mulai
menentukan pesaing-pesaing yang mungkin akan membahayakan posisinya.
Dalam memilih pesaing, Maicih bisa memfokuskan diri pada kelas:

 kuat vs lemah

 dekat vs jauh

 baik vs jauh

1. Kuat Vs Lemah

Maicih sebagai kompetitor yang kuat sepertinya terlalu mudah untuk melawan
kompetitor yang diangap lemah, maka Maicih mungkin lebih baik memfokuskan
persaingan dengan kompetitor yang lebih kuat, yaitu keripik Karuhun.
Seiring dengan ketenaran keripik Maicih, keripik Karuhun mulai muncul dengan
keripik pedasnya yang rasanya tidak kalah enak dengan keripik Maicih. Keripik
Karuhun juga mematok harga sedikit lebih murah dibanding keripik Maicih.

2.Dekat Vs Jauh

Keripik singkong Maicih tentu memilih keripik Karuhun sebagai pesaing terdekatnya.
Karuhun bisa dikatakan keripik singkong pedas yang hampir atau bahkan bisa
melebihi kesuksesan Maicih. Karena itu, Maicih memunculkan produk-produk yang
inovatif.
Sejak mulai terkenal, Keripik Maicih yang berasal dari Bandung mulai menjadi
pilihan "buah tangan" atau oleh-oleh khas Bandung. Maka dari itu, Maicih mungkin
akan bersaing dengan produk oleh-oleh khas Bandung lainnya seperti Brownies
Bandung.

3.Baik Vs Buruk
Keripik Maicih mungkin akan bersaing sehat dengan Keripik Karuhun. Namun,
Keripik Maicih mungkin akan susah untuk bersaing dengan keripik-keripik singkong
pedas lainnya yang mematok harga sangat jauh lebih murah dibanding harga Keripik
Maicih.

Pesaing Keripik singkong Maicih sangat beragam. Mulai produk sejenis yang sama-
sama berbahan baku singkong sampai dengan pesaing camilan dengan bahan baku
lainnya seperti pisang, kentang, pare, dan sebagainya. Oleh karena itu perlu adanya
strategi-strategi yang dilakukan untuk dapat bersaing dalam pasar.

Strategi Pemasaran
a)      Pemasaran Tanpa Situs Online
Pengelolaan informasi pemasaran produk seperti ini biasanya dikerjakan secara
manual dan masih sangat sederhana. Dalam kasus Maicih, praktek ini pernah
dilakukan pada tahap awal pemasaran Maicih yaitu dengan sistem door-to- door
atau pemasaran tradisional.

b)      Kelemahan-kelemahan yang dapat ditemukan dalam kasus ini ialah:


Inefisiensi waktu, karena pemasaran seperti ini membutuhkan waktu relatif lebih
lama untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Hal ini disebabkan karena
minimnya informasi yang bisa didapatkan calon konsumen dalam mendapatkan
produk dan kecilnya lingkup distribusi pemasaran.
Persentase kemungkinan minimnya pendapatan perusahaan dan resiko
tertimbunnya barang di gudang menjadi lebih besar.

c)      Pemasaran dengan Situs Online


Bertolak belakang dengan pemasaran tanpa situs online, maka pemasaran dengan
situs online memiliki beberapa keunggulan seperti:
Efisiensi waktu, lewat pemasaran dengan menggunakan situs online.

d)     Untuk mendapatkan informasi pemasaran melalui situs online, jajaran manajemen


Maicih melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
 Menentukan target market: Maicih menyasar pasar anak muda yang aktif dalam
dunia internet dan jejaring sosial sebagai sasaran utama target market mereka.
 Saluran Distribusi: untuk mengetahui jalur distribusi produk Maicih, jajaran
manajemen Maicih menjaring calon “jenderal”-nya lewat situs online mereka
sebelum memasuki proses wawancara. Ketika proses wawancara telah
berlangsung setelah mereka melakukan komunikasi aktif lewat situs online,
mereka dapat memetakan saluran distribusinya.
 Kompetitor: jajaran manajemen Maicih menyadari kalau saat ini produk mereka
banyak yang meniru, baik dari para mantan “jenderal”nya maupun kompetitor
lain yang menyandang nama yang sama. Untuk itu, mereka berusaha
membangun situs online agar jaringan yang telah terbentuk menjadi lebih kokoh
sambil berupaya menggaet konsumen baru dengan menampilkan informasi
produknya selengkap mungkin.
 Publik: Untuk mengetahui keinginan pasar, situs online menjadi salah satu alat
utama untuk membangun komunikasi aktif antara pihak Maicih dengan pihak
pelanggannya. e. Lingkungan Makro: Situs online adalah sarana yang tepat bagi
para jenderal yang “bergentayangan” di lapangan untuk saling bertukar
informasi. Dengan begitu, Maicih selalu mendapatkan pasokan informasi
lingkungan makro yang tentu saja akan berpengaruh baik langsung maupun
tidak langsung terhadap kebijakan perusahaan.

4. SEGMEN KONSUMEN/PELANGGAN
Dari data kuesioner yang disebarkan kepada 84 responden pada konsumen keripik
pedas maicih di forum Kaskus.co.id pada tahun 2020, maka diperoleh data gambaran
karakteristik responden dalam hal ini konsumen yang meliputi :
1. Data responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel Jenis Kelamin Responden


Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
Laki-laki 71 84,5 %
Perempuan 13 15,5%
Total 84 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2020.

Dari identifikasi table di atas dapat disimpulkan bahwa Sebagian besar konsumen
keripik Maicih adalah laki-laki dengan prosentase sebesar 84,5% sebanyak 71
responden. Hasil ini disebabkan banyaknya jumlah member di forum Kaskus.co.id
yang Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki.

2. Data responden berdasarkan pekerjaan

Tabel Pekerjaan Responden


Pekerjaan Frekuensi Prosentase
Wirausaha 3 3,6 %
Karyawan Swasta 22 26,2 %
PNS 2 2,4 %
Pelajar/Mahasiswa 48 57,1 %
Lainnya 9 10,7 %
Total 84 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2020.

Dari hasil identifikasi table di atas dapat disimpulkan bahwa Sebagian besar
pekerjaan yang menjadi konsumen keripik singkong Maicih adalah
pelajar/mahasiswa.

3. Data responden berdasarkan usia

Tabel Usia Responden


Pekerjaan Frekuensi Prosentase
17 – 26 tahun 74 88,1 %
27 – 36 tahun 9 10,7 %
37 – 46 tahun 1 1,2 %
Total 84 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2020.

Dari table tersebut di atas dapat diidentifikasi bahwa usia 17 – 26 tahun merupakan
target pasar dari keripik singkong maicih.
4. Data responden berdasarkan pendapatan

Tabel Pendapatan Responden


Pendapatan Frekuensi Prosentase
< 500.000 38 45,2 %
500.000 – 999.999 15 17,9 %
1.000.000 – 1.999.999 12 14,3 %
2.000.000 – 2.999.999 9 10,7 %
> 3.000.000 10 11,9 %
Total 84 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2020.

Dari table tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa konsumen keripik singkong
Maicih Sebagian besar adalah yang memiliki penghasilan kurang dari Rp 500.000,-.

5. PRODUCT LIFE CYCLE / TAHAPAN SIKLUS PRODUK


Pada umumnya tahapan hidup suatu produk memiliki 4 tahapan umum. Ke 4 tahapan
tersebut wajib diketahui oleh setiap produsen. Jika dilihat dengan seksama maka bisa
dipastikan bahwa keempat produk tersebut adalah tahapan perkenalan
(Introduction), tahapan perkembangan, tahapan kedewasaan, dan tahapan
penurunan.

Mulai berkembang tahun 2010 di daerah Bandung, cemilan Maicih merupakah buah
karya dari seorang pemuda asli Bandung yang bernama Reza Nurhilman. Ialah yang
mempunyai ide untuk membuat kuliner keripik pedas yang akhirnya ia namai Maicih
tersebut.

Pada mulanya usahanya ini terinspirasi dari jajanan keripik pedas yang dijual oleh
seorang nenek di sekitar tempat tinggalnya. Tertarik dengan jajanan tersebut, ia pun
mendapatkan ide untuk membuka usaha cemilan keripik pedas juga. Pada waktu itu,
tepatnya awal tahun 2010 ia mulai mencoba berkreasi dan membuat resep cemilan
keripik singkong dengan menu utama yang menonjolkan rasa pedasnya. Ide itu pun
berlanjut manakala dirinya menjalin kerjasama dengan sebuah perusahaan cemilan
yang ada di kota Cimahi.
Pada waktu itu berbekal modal 15 juta, cemilan keripik Maicih generasi pertama
diproduksi sebanyak 50 bungkus saja setiap hari. Mengenai menu, ia menawarkan
keripik singkong dan gurilem (cemilan khas bandung) dengan tambahan bumbu yang
memiliki 5 level kepedasan. Setelah produk siap, ia menjualnya tidak hanya secara
langsung namun juga melalui media online. Pada waktu itu dirinya menggunakan
bantuan jejaring sosial twitter untuk memasarkan produknya dengan hastag #maicih.

Tidak butuh waktu lama, berselang beberapa bulan saja produk Maicih mulai dikenal
dan menjadi populer di seputaran wilayah kota kembang Bandung. Pelan namun pasti
pesanan makin meningkat bahkan hingga sang produsen pun mulai kesulitan
memenuhi pesanan yang masuk. Salah satu kunci kesuksesan dari brand Maicih
adalah selain produknya yang unik dan menarik dari segi pemasaran, sang pemilik
usaha dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh jejaring sosial dengan baik.
Hasilnya, produk Maicih pun dapat dikenal masyarakat dengan begitu cepat.

Awal Usaha:
·         Diproduksi pada pertengahan tahun 2010
·         Modal Rp 15.000.000
·         Produksi 50 bungkus/hari
·         Varian awal adalah keripik dan gurilem (level 1 sampai dengan 5)
·         Dipasarkan dengan cara keliling

Perkembangan Usaha :
·         Varian sampai level 10
·         Produk baru yaitu Seblak, Basreng
·         Permintaan konsumen sangat tinggi
·         Produksi 2000 bungkus/hari
·         Pendapatan per bulan Rp 800.000.000 – Rp 800.000.000
·         Pemasaran di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan lain-lain

Seiring berjalannya waktu masa keemasan Maicih pun mulai redup. Memang tidak
hilang sepenuhnya, namun popularitasnya tidak setinggi dulu. Kini, sudah sulit
menemukan para Jenderal Maicih yang menjajakan produk ini. Perkembangan zaman
dan semakin banyaknya produk serupa dengan harga bersaing membuat konsumen
memiliki lebih banyak pilihan untuk menentukan produk yang akan dibeli. Selain itu,
inovasi varian produk yang tidak segencar dulu membuat orang cepat merasa bosan
dengan produk ini. Walaupun begitu, pedasnya Maicih memang sudah melekat di hati.

6. STRATEGI YANG DILAKUKAN PADA SYSTEM SME

Pemasaran berkelanjutan atau sustainable marketing pada hakekatnya adalah filosofi


untuk memenuhi kebutuhan semua pemangku kepentingan termasuk pelanggan
dengan tidak mengabaikan kebutuhan generasi yang akan 21ocial. Dengan
menggunakan filosofi ini, maka sasaran akhir dari suatu kegiatan perusahaan atau
organisasi tidak semata mata keuntungan ekonomi, tetapi juga kinerja 21ocial dan
lingkungan, atau dalam istilah umum dikenal dengan ”triple bottom line” yaitu profit,
people dan planet atau 3 Ps.

Dengan demikian maka filosofi pemasaran yang berkelanjutan secara ringkas adalah
penerapan kebijakan 4 P (produk, promosi, ”price” atau harga & ”place” atau
distribusi) untuk mencapai kinerja 3P.

Sistem pemasaran yang tepat dapat merubah pola 21ocia pelanggan akan suatu
produk,inovasi dari produk yang telah lama ada dapat seperti lahir 21ocial21 dimasa
jayanya,begitu juga dapat merubah pola 21ocia konsumen pada produk sederhana
menjadi produk yang memiliki kelas tinggi dimata konsumen. Ini yang terjadi pada
Maicih dengan produk-produknya yang berupa keripik “kuno” .

Berikut Strategi 4P dalam Produk Maicih :

1. Produk
Maicih sendiri memiliki 4 jenis produk yang berupa keripik singkong, keripik
bakso goreng (basreng), keripik seblak dan keripik gurilem. Maicih sendiri
berinovasi dengan memiliki ukuran yang berbeda serta rasa pedas dari keripik
yang dibuat menjadi beberapa level,yaitu level 1, 3, dan 10. Serta packaging yang
menarik dengan menggunakan karton dan 21ocial21 bergambar orang tua
menambah ketegasan pada produk bahwa ini adalah jajanan yang sudah ada dari
dulu namun dikemas secara modern dan menarik yang justru menambah nilai
eksklusif dari produk ini.
2. Price
Untuk price, pada awal munculnya keripik-keripik Maicih, mereka mematok harga
dikisaran  Rp. 12.000, namun seiring kesuksesan Maicih,ada yang menarik dari
harga awal mereka menjual produknya,banyak pedagang diluar agen resmi Maicih
yang menjual Maicih dikisaran harga Rp.25.000 namun harga yang tinggi pada
tingkat pedagang eceran ini justru membuat konsumen berpikir bahwa produk
mereka makin eksklusif dan membuat konsumen yang belum mencoba keripik
menjadi ingin untuk mencoba.

3. Promotion
Bagaimana strategi Maicih dalam mempromosikan produk mereka sehingga
dikenal banyak orang? Tentu saja Maicih  pada saat baru muncul tentu belum
banyak orang yang kenal,Strategi pertama mereka pada saat itu mereka sangat
memanfaatkan sarana media 22ocial untuk memperkenalkan produk-produk
mereka dan menggunakan mobil untuk dijadikan stand dan menjual produk
mereka dikeramaian. Mereka juga sangat terbantu dari konsumen yang telah
membeli produk mereka,secara tidak langsung mereka memberitahu orang yang
mereka kenal akan adanya produk-produk Maicih. Srategi pemasaran dari mulut
ke mulut ini disebut Viral Marketing. Karena makin banyak yang mengenal produk-
produk Maicih,mereka kini memasarkan produk mereka di supermarket

4. Place
jika produk sudah ada,harga telah ditetapkan dan promosi sudah dilakukan, lalu
dimana mereka menjual produk mereka? Maicih sendiri merupakan produk yang
lahir di kota Bandung,pada awalnya Maicih hanya dijual di Bandung,dengan
strategi promosi yang tepat rupanya menambah luas daerah pasar mereka menjadi
bukan hanya di Bandung. Dewasa ini mereka juga menjual produk mereka
disupermarket kota-kota yang memiliki tingkat permintaan yang tinggi akan
produk-produk Maicih.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.maicih.com/profil-keripik-maicih-asli/
Pengusaha kripik maiicih (stiepasim.ac.id)
Terhambatnya Maicih oleh Kekompakan Para Pendirinya yang Serapuh Keripik Singkong
— Aksato
https://mebiso.com/inilah-contoh-analisis-swot-untuk-bisnis/amp/
BCG Matrix: Pengertian, Kuadran, dan Strategi Mengembangkannya (accurate.id)
Segmentasi Pelanggan: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Contohnya (accurate.id)
Syif's Blog: SIKLUS HIDUP PRODUK (syifamaulidinay.blogspot.com)
Sustainable Marketing Enterprise: Konsep Pemasaran Masa Depan – Coach Fianda
Pemasaran Berkelanjutan (Sustainable Marketing): Realita dan Tantangan | PPM
MANAJEMEN (wordpress.com)
Fivemily - Kelompok 3 Sismansar: Mengupas Sistem Pemasaran MAICIH

Anda mungkin juga menyukai