Anda di halaman 1dari 21

FISIKA DASAR BERAZAS BIOLOGI

BAB 3 SUHU DAN KALOR

Joseph Black (lahir 16 April 1728 – meninggal 6 Desember 1799 pada umur 71
tahun[1]) adalah ahli fisika dan pada tahun 1760 merupakan orang pertama yang
menyatakan prinsip Asas Black yaitu prinsip mengenai perbedaan
antara suhu dan kalor.
Ketika Joseph Black, ahli kimia-fisika dari Skotlandia, menjabat profesor di
Universitas Edinburgurh, kelasnya selalu dipenuhi murid-murid dari seluruh Eropa
yang ingin mendengarkan kuliahnya yang sering disertai demonstrasi percobaan yang
menarik.
Beberapa percobaan yang Black lakukan ketika mengajar masih sering dilakukan oleh
guru kimia sekolah saat ini, misalnya menambahkan karbon dioksida ke lilin yang
menyala di dalam stoples, dan mengeluarkannya melalui selang ke larutan kalsium.
Black menghabiskan banyak waktunya untuk mengamati perpindahan kalor. Karena
sering berkutat di laboratorium, ia berhasil mendapatkan penemuan yang sangat
penting di tahun 1761, yaitu kalor laten. Kalor laten adalah kalor yang diserap oleh
suatu zat, bukan untuk menaikkan suhu zat tersebut, tetapi digunakan untuk
mengubah wujudnya. Kita dapat mengamati kalor laten dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya, ketika air (zat cair) yang dipanaskan berubah menjadi uap air (zat gas).
Black juga membuktikan bahwa setiap benda menyerap kalor yang berbeda untuk menaikkan suhunya sebanyak satu derajat. Inilah yang
sebenarnya kita ukur ketika menggunakan kalorimeter, alat yang diciptakan oleh Balck. Black jugalah orang yang dianggap sebagai penemu
gas karbon dioksida.
Joseph Black adalah guru dari James Watt, penemu mesin uap yang justru lebih terkenal daripada Black sendiri. temuan-tenuan black
terbukti bermanfaat bagi Watt untuk semakin meningkatkan kinerja mesin uapnya.

A. TEMPERATUR
Konsep temperature dapat dikenal dengan adanya perasaan dngin atau panas dengan secara langsung
menyentuh sebuah benda atau merasakan. Meskipun demikian kita tidak dapat menyatakan dengan tepat
kuantitas temperature tersebut. John Locke di tahun 1969 melakukan percobaan dengan mencelupkan tangan kiri
pada ember yang berisi air dingin dan tangan kanan pada ember yang berisi air hangat selama kira-kira 30 detik.
Kemudian dengan cepat memindahkan kedua tangannya kedalam ember berisi air dengan suhunya diantara air
dingin dan hangat. Air terasa lebih sejuk untuk tangan kanan dan lebih hangat untuk tangan kiri.
Hasil percobaan diatas menunjukkan persamaan kita keliru menilai suhu. Oleh karena itu diperlukan suatu
alat untuk mengukur suhu dan dinyatakan dengan suatu angka. Alat tersebut adalah thermometer.
Beberapa sifat fisis suatu zat berubah jika dipanaskan. Perubahan sifat fisis zat jika dipanaskan disebut
termometrik zat, diantaranya adalah volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik seutas logam, tekanan gas
volume tetap, volume sejumlah gas pada tekanan tetap, volume sejumlah gas pada tekanan tetap, dan warna
pada sebuah kawat pijar (filamen) lampu. Sifat termometrik zat dapat dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada
thermometer
Thermometer yang sering digunakan dalam kegitan laboratorium maupun praktik klinik dasar
pembuatannya dengan perubahan volume zat cair ketika terjadi perubahan suhu. Sedangkan zat cair yang
digunakan adalah air raksa maupun alcohol yang diberi warna. Air raksa memilki titik beku -390C sedangkan titik
didihnya 3570C ( dapat digunakan untuk mengukur suhu tinggi), sedangkan alcohol memiliki titik beku -1150C dan
titk didih 780C dapat digunakanuntuk mengukur suhu yang sangat rendah); tidak membasahi dinding kaca, dan
untuk air raksa sebagai konduktor panas yang baik.

a. Suhu dan Energi Termal

Di dalam suatu zat, molekul satu dengan molekul yang lain dikendalikan oleh gaya elastis yang analog
dengan pegas. Molekul ini bergerak maju mundur dari titk setimbangnya. Maka pada molekul ini ada energy
kinetic dan energy potensial. Karena energi internal ini terkait dengan keadaan panas dan keadaan dingin
benda maka dikenal dengan energi termal. Energi termal adalah energy total benda yaitu jumlah energy
kinetic dan energy potensial molekuler benda.

Jika dua buah benda disinggungkan satu sama lain maka energi termal akan ditransfer dari benda yang
satu menuju ke benda yang lain. Misal besi panas dimasukkan ke air. Energi panas termal akan dipindahkan
dari besi ke air sampai dicapai keadaan setimbang yang disebut kesetimbangan termal. Dengan kata lain
besi dan air telah mencapai keadaan yang sama dan tidak ada transfer energi termal. Dua buah benda
dikatakan dalam kesetimbangan termal jika dan hanyaa jika suhu kedua benda tersebut sama. Transfer energy
hanya mungkin jika suhu kedua benda berbeda. Untuk kepentingan pengukuran suhu sangat penting
diperhatikan bahwa thermometer pada akhirnya memiliki suhu dengan benda yang diukur.

b. Pengukuran Suhu

Suhu dapat diukur pada besaran mekanik, optik


maupun elektrik yang bervariasi terhadap suhu. Jika
pertambahan ukuran benda dapat diketahui kaitannya dengan
perubahan suhu maka dalam keadaan sebaliknya variasi
panjang yang dikehendaki dapat dikalibrasi dengan
menentukan suhunya. Alat yang dikalibrasi untuk keperluan ini
disebut thermometer, yaitu alat berskala yang dapat
digunakan untuk menunjukkan suhu. Cara menggunakan
thermometer adalah dengan memasang thermometer tersebut
Gambar 3.1.
dengan kontak benda lain sampai antara benda dan
thermometer terjadi kesetimbangan termal.
Thermometer dibuat berdasarkan sifat termometrik yaitu terjadinya perubahan volume akibat adanya
perubahan suhu. Thermometer umum saat ini terdiri dari tabung kaca dengan ruang di tengahnya diisi air raksa
atau alkohol yang diberi warna merah. Jika thermometer disentuhkan pada benda panas maka air raksa atau
alkohol dan tabung kaca akan memuai. Karena pemuaian zat cair lebih besar dari tabung kaca, maka
ketinggian zat cair akan akan naik dalam tabung. Zat cair yang banyak digunakan untuk mengisi thermometer
yaitu air raksa. Karena air raksa mempunyai kelebihan antara lain:
a. Mudah dilihat
b. Pemuaiannya teratur
c. Tidak membasai dinding
d. Peka terhadap perubahan suhu karena kalor jenisnya kecil
e. Jangkauan pengukurannya luas, karena mempunyai titik beku -39o C dan titik didih 357oC.
Termometer dibuat dengan menyesuaikan thermometer standard dengan titik bawah (Tb) merupakan
suhu dimana es melebur, sedangkan untuk titik atas (Ta) merupakan suhu air mendidih pada kondisi 7c cmHg
(1 atm).
Secara umum, hubungan antara dua thermometer dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑇𝑎− 𝑇𝐵𝑎 𝑇𝑏− 𝑇𝐵𝑏
=
𝑇𝐴𝑎− 𝑇𝐵𝑎 𝑇𝐴𝑏− 𝑇𝐵𝑏

Keterangan:
Ta : Termometer A
TBa : Titik bawah A
TAa : Titik atas A
TBb : Titik bawah b
Tb : Termometer B
TAb : Titik atas b
Saat ini terdapat 4 jenis skala thermometer yang digunakan. Berikut adalah perbandingan 4 jenis
thermometer.

Gambar 3.2 Perbandingan Skala termometer

c. Pengaturan Suhu Tubuh

Burung dan mamalia secara fisiologis digolongkan dalam worm booed atau homotermal. Organisme
homotermal ini secara umum dapat dikatakan suhu tubuhnya senangtiasa tetap atau konstan walaupun suhu
lingkungan berubah. Hal ini disebabkn karenaadanya interaksi secara berantai antara pembentukan panas
dan kehilangan panas pada tubuh. Kedua proses tersebut dalam aktivitasnya diatur oleh susunanan syaraf
pusat yang mengatur metabolism, sirjulasi darah, perspirasi, dan pekerjaan otot-otot skeletal.
Tubuh manusia selalu mempertahankan temperature tubuh tetap konstan walaupun terjadi
perubahan emperatur lingkungan. Pengaturan fisik panas secara implicit adalah sejumlah total dari proses
fisiologis dimana terjadi peningkatan dan penurunan panas dari tubuh manusia.
Pengaturan temeratur aau regulasi termal ialah suatu pengaturan secara komplek dari suatu proses
fisiologis dimana terjadi kesetimbangan antara produksi panas (heat product) dan kehilangan panas (heat
lost) sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.
Panas dapat hilang dan masuk ke lingkungan denagn cara konveksi, radiasi dan evaporasi
sedangkan konduksi tidak pernah terjadi. Kehilangan panas melalui radiasi dapat terjadi apabnila
temperature sekeliling objek sangat rendah. Kehilangan panas secara konveksi terjadi apabila temperature
sekeliling objek lebih rendah daripada suhu tubuh. Kehilangan panas secara evaporasi adalah hubungan
antara output dari evaporasi kulit dan pernapasan dari paru-paru. Peristiwa konveksi, radiasi dan evaporasi
di kontrololeh susunan syaraf agar mencapai keseimbangan.
Di kulit terdapat Krauses’s and bulb dan Meismer’s corpuscle yang mengatur temperature panas
dan dingin. Melalui syaraf motor sematic dan syaraf visero motoris via hifopise interior dan kalenjer endoktrin,
maka produksi panas dan pelepasan panas dapat diatur. Di kulit terdapat counter current dimana terjadi
pembesaran pembuluh darah pada satu bagian sedangkan pada bagian lain terjadi konstruksi pengucupan
yang hal ini diatur oleh susunan syaraf pusat. Pada keadaan kritis misalnya dingin atau panas yang
menyengat, keadaan ini langsung mempengaruhi fisiologis thermostat yairu hipotalamus preoptik.
Hipotalamus posterior mengatur suhu dingin ang kritis.

d. Topografi Temperatur Badan dan Kulit

Temperature 37 C diterima sebagai


temperature normal tubuh anusia. Untuk mengukur
temperature badan dan kulit terdapat banyak
kesukaran. Di klinik sering pakai lokasi pengukuran
temparatur pada ketiak (aksila), dibawah lidah (sub
lingual) dan dubur (rectal). Temperature liang rectal
0,3 C- 0,5 c lebih tinggi disbanding aksila.

Daerah tubuh maupun kepala mempunyai


temperature lebih tinggi daripada anggota badan.
Salah satu metode untuk mengetahui rata-rata
temperature kulit (mean skin temperature) yang lazim
digunaka adalah:

Gambar 3.2. Topografi temperature pada kulit manusia 0,07 Tkepala + 0,14 Tlengan+ 0,05 Ttangan +
0,07 Tkaki + 0,13 Tbetis + 0,09 Tpaha + 0,35 Tbatang
tubuh

Dengan mengetahui temperature kulit rata-rata tersebut dapat menghitung temperature tubuh rata-
rata dengan persamaan:

Mean body temperature= (0`96 x temp.rektal) + (0,33 x temp. rata – rata)

Kwantitad ini berkaitan dengan panas yang bertampung di dalam tubuh manusia (Heat storage).
Untuk menghitung banyaknya panas yang terapung di dalam tubuh harus menghitung perubahan temperatur
tubuh rata – rata dikalikan dengan panas spesifik dan massa badan. Secara matematis dapat dirumuskan
dengan persamaan:

Heat stronge = temp.change x spesifik heat x massa

Nilai panas spesifik tubuh manusia diperoleh dari hasil eksperimen sebesar 0,83 gram kalori/gram/.
Dengan mengetahui persamaan kulit rata-rata maka dapat dihitung besarnya konduksi panas (heat
conductance). Heat conduntance adalah ratio antara rata rata transfer panas (rate of heat transfer)/rata-rata
alih panas dengan perbedaan temperature antara teperatur internal/rectal dengan temperature kulit rata-rata.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝐻𝑒𝑎𝑡 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟


𝐻𝑒𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑑𝑢𝑐𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 =
𝑅𝑒𝑐𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑚𝑝. −𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑚𝑝.

B. KALOR JENIS
Jika kalor diberikan suatu benda, maka temperature benda akan naik. Dari nhasil eksperimen diperoleh
hasil bahwa besar kalor q yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature suatu zat sebanding dengan massa m
dan perubahan zat tersebut. Hal ini ndapat dinyatakan dengan persamaan

𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇
Di mana c adalah kalor jenis yang merupakan besaran karakteristik dari zat tersebut. Kalor jenis adalah
nilai yang menyatakan jumlah atau banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan suhunya
sebesar 1 tiap satu satuan massa. Dapat dinyatakan dalam persamaan:

𝑄
𝑐=
𝑚∆𝑇

maka satuan kalor jenis adalah J/kg (dalam SI) atau cal/g(dalam cgs).

C, kkal/kg K atau
zat C,kJ/kg K, Cm, Jml.K
Btu/Ib
Aluminium 0,900 0,215 24,3
Bismuth 0,123 0,0294 25,7
Tembaga 0,386 0, 0923 24,5
Emas 0,126 0,0301 25,6
Es (- 10 C) 2,05 0,49 36,9
Timah Hitam 0,128 0,0305 26,4
Perak 0,233 0,0558 24,9
Tungsten 0,134 0,0321 24,8
Seng 0, 387 0.0925 25,2
Alcohol 2,4 0,58 111
Raksa 0, 140 0,033 28,3
Air 4, 18 1,00 75,2
Contoh soal

1. Berapakah kalor yang diperlukan umtuk memanaskan air 250 cm3 dari suhu 20 Menjadi 35?
2. Berapa kalor dilepas air kalau air kembali mandingin sampai 20
Penyelesain:
Karena 250 cm3 air massanya 250 g, dan karena cair= 1,00 J/kg, maka
1. Q = mcT=(250 g) (1 cal /g)(15) = 3750 cal.
2. Q = mcT= (250 g) (1 cal / g) (-15) = - 3750 cal.

C. KALORIMETER
Ketika bagian-bagian yang berada dari system yangterisolasi berada pada temperature yang berbeda, kalor
akan mengalir dari bagian benda bertemperatur tinggi menuju bagian benda yang bertemperatur lebih rendah
hingga terapai suatu keadaan Diana temperature semua bagian bend asana. Hal ini dikatakan benda pada
keadaan kesetimbngan termal. Keilangan kalor sebanyak satu bagian system sama dengan kalor yang diapat oleh
bagian yang lain. Hukum kekekalan energy berpera dalam keadaan ini dimana:

Tehnik pertukaran energy panas tersebut dikenal dengan nama kalorimetri. Sedangkan peralatan yang
digunakan untuk mengukur panas yang hilang maupun panas yang diterima adalah kalorimeter. Satu kegunaan
yang penting dari kalorimeter adalah dalam penentuan kalor jenis zat

Kalorimeter terdiri dari dari cairan yang akan diberi kalor yang berasal dari listrik melalui peanasan air.
Panas air di dalam kalorimeter berasal dari listrik yang membangkitkan energy.
W=VIt

Dengan V tegangan listrik (volt), I arus yang mengalir


(ampere) dan t waktu lamanya pengaliran (sekon). Energy
listrik ini dipakai oleh cairan di dalam kalorimeter untuk
menaikkan suhunya sebesar T.

Benda yang akan ditentukan kalor jenisnya


ditimbang terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam
kalorimeter. Jika turunnya suhu cairan akibat dimasukkan
benda tersebut maka besarnya kalor yang dilepaskan
cairan sama dengan

Q=mcccT

Sedangkan kalor yang diterima oleh benda:

Q= mbcbT
Gambar 3.3.
Karena 𝑚𝑏 dan ∆𝑇 telah diketahui maka 𝑐𝑏
dapat diketahui, yaitu:

𝐶 𝑚𝑐𝐶 ∆𝑇
𝐶
𝐵=
𝑚𝑏 ∆𝑇

Contoh:

Kalorimeter tembaga dengan massa 200 g berisi minyak 150 g pada suhu 20℃. Dalam minyak
dicelupkan sepotong aluminium 80 g bersuhu 300℃. Setelah keadaan kesetimbangan termal tercapai, berapakah
suhu sistem?

Penyelesaian:

𝑐𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎 = 0,093 kal/g ℃, 𝑐𝐴𝐼 = 0,021 kal/g℃, 𝑐𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 0,37 kal/g℃

Kalor yang dilepas aluminium = kalor yang diserap minyak dan kalorimeter

(𝑚𝐶∆𝑇)𝐴𝐼 = (𝑚𝐶∆𝑇)𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎 + (𝑚𝐶∆𝑇)𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘

(0,21 cal/g℃) (200 g) (t-20℃) + (0,37 cal/g℃) (150 g) (17℃)

t = 72 ℃

D. PERPINDAHAN PANAS
Panas adalah bentuk energi yang bergerak. Jika dua benda memiliki suhu yang berbeda atau dua bagian
dari suatu benda memiliki suhu yang berbeda, maka panas akan mengalir dari benda (bagian benda) yang
bersuhu tinggi ke benda (bagian benda) yang bersuhu rendah. Ada beberapa prinsip perpindahan panas, yaitu:
konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. Energi panas hilang atau masuk ke dalam tubuh manusia melalui
kulit dapat secara keempat prinsip tersebut.

1. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas oleh tumbukan antar molekul yang bertetangga. Atau dapat
juga diartikan proses perpindahan panas dari suatu obyek yang bersuhu tinggi menuju obyek yang besuhu
lebih rendah dengan jalan kontak langsung. Misalnya, jika kita memegang batang besi yang bagian ujungnya
dipanaskan di api, maka panas akan segera terasa oleh tangan kita melalui konduksi. Proses perpndahan
panas akan terus berlanjut selagi masih ada beda suhu antar bagian batang besi tersebut.

Untuk berbagai bahan, panas yang diterima atau dilepaskan melalui konduksi berbeda-beda.
Logam akan terasa lebih dingin dibandingkan kayu meskipun jika diukur kedua bahan bersuhu sama. Hal ini
dikarenakan karena logam lebih cepat menghantarkan panas yang baik. Non logam seperti gelas, asbes dan
fiberglass merupakan konduktor yang buruk atau insulator yang baik.

Misal selembar pelat memiliki luas penampang A dan tebal x, kedua permukaan dipertahankan pada
suhu yang berbeda. Akan diukur panas Q yang mengalir tegak lurus terhadap permukaan selama waktu t.
Eksperimen menunjukkan bahwa untuk beda suhu antara kedua permukaan tersebut ∆𝑇 (℃),Q (Joule)
sebanding dengan waktu t (sekon) dan luas penampang A, dan jika t dan A kecil maka Q sebanding dengan
T/x (gradient suhu) untuk t dan A yang diberikan.

Maka :

𝑸 ∆𝑻

𝑻 ∆𝑿

Jika tebal dx (cm) tipis sekali, beda suhu antara kedua permukaan adalah dT, maka dapat diperoleh
rumus konduksi:

𝒅𝑸 𝒅𝑻
= −𝒌𝑨
𝒅𝒕 𝒅𝒙

Dalam hal ini dQ/dt adalah laju perpindahan panas


terhadap waktu, dT/dx gradient suhu dan k adalah konstanta
kesebandingan yang disebut konduktivitas termal (W/mk). Arah
aliran panas dipilih ke pertambahan nilai x. Karena jika x
semakin bertambah maka suhu T semakin berkurang, sehingga
di ruas kanan persamaan (5.14) diberi tanda minus (jadi dQ/dt
bertanda plus jika dT/dx minus.

Menurut para ahli faal, perpindahan panas dari kulit ke


udara secara geometris ditunjukkan dengan gambar 3.5
sebagai berikut:

Pada jarak X (dari dalam sampai permukaan kulit) mempunyai temperatur sebesar 𝑇1 dan pada
jarak yang sama di udara temperaturnya 𝑇2, di antara kedua permukaan temperatur 𝑇𝑖 . Aliran panas melalui
kulit harus sama dengan udara sekitarnya, maka asumsi kita:
𝐾𝑠
Di permukaan kulit Q= − ∆𝑋
(𝑇𝑖− 𝑇2 )

𝐾
Di udara Q= − ∆𝑋𝑎 (𝑇2− 𝑇1 )

𝑘 𝐾
Jadi Q = ∆𝑋𝑠 (𝑇𝑖− 𝑇1) - ∆𝑋𝑎 (𝑇2− 𝑇1 )
𝐾𝑘 (𝑇2− 𝑇1)
Q = 𝑘 𝑠+𝑘𝑎 ∆𝑋
𝑠 𝑎

Q = kalor yang berpindah secara konduksi antara kulit dan udara (J)
𝑘𝑠 = koefisien konduktivitas kulit (J/𝑚2 ℃)
𝑘𝑎 = koefisien konduktivitas udara (J/𝑚2 ℃)
𝑇2− 𝑇1 = perbedaan suhu antara badan dan kulit (℃)

2. Konveksi

Konveksi adalah aliran panas melalui fluida dari tempat yang bersuhu tinngi menuju benda yang
bersuhu rendah dengan gerakan atau aliran partikel-partikel fluida itu sendiri. Pada konveksi, kalor berpindah
bersama-sama dengan perpindahan partikel zat. Beberapa contoh peristiwa konveksi adalah terjadinya angin
laut dan angin darat. Pada siang hari suhu udara di darat lebih tinggi dari pada suhu permukaan laut sehingga
terjadi aliran udara dari laut ke darat (angin laut). Sedangkan pada malam hari udara di darat suhunya lebih
rendah dari pada suhu udara di permukaan laut, maka terjadi aliran udara dari darat ke laut (angin darat).
Contoh lain adalah sistem permanas air dan ventilasi rumah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perpindahan kalor secara konveksi antara lain adalah: bentuk
permukaan (datar atau lengkung), posisi permukaan (horisontal atau vertikal), jenis fluida (cair atau gas),
kerapatan, kekentalan, kalor jenis, konduktivitas fluida, kecepatan aliran fluida dan keadaan fluida dalam hal
perubahan fase (penguapan atau pengembunan). Untuk perhitungan secara praktis digunakan persamaan:

Q = hA∆𝑻𝒕

Q = jumlah kalor yang dipindahkan secara konveksi (J)


A = luas permukaan 𝑚2
T = perbedaan suhu antara permukaan fluida (℃ atau K)
t = lama waktu proses konveksi tersebut berlangsung (s)
h = koefisien konveksi (J/𝑚2 s℃)

Konveksi secara alam dapat terjadi oleh karena pemanasan yang asimatris. Gaya konveksi dapat terjadi
apabila angin secukupnya mengalir melewati tubuh. Pertukaran panas dan gaya konveksi adalah berbanding
lurus dengan beda temperatur antara kulit dan udara serta kecepatan udara. Aliran panas secara konveksi
yang terjadi antara kulit dan lingkungan dapat dituliskan dengan persamaan:
Q = 8,3𝑽𝟎,𝟓 (𝑻𝑺− 𝑻𝒂 )

Q = kalor yang berpindah secara konveksi antara kulit dan lingkungan (J)
V = kecepatan angina (m/s)
8,3 = konstanta di mana seseorang berdiri berhadapan denga tiupan udara
Tα = temperature udara (̊C)
Ts = temperature kulit (̊C)
Persamaan tersebut diproleh secara empiris dan dikenal sebagai hukum Newton mengenai konveksi.

Tubuh manusia menghasilkan energy termal yang besar energy diubah dari makanan di dalam tubuh,
maksimak 20% digunakan untuk kerja, sehingga lebih dari 80% muncul sebagai energy termal. Kalor yang
dihasilkan oleh tubuh harus ditransfer ke luar. Jika energy termal ini tidak dikelurkan, dlm aktivitas ringan,
maka temperature tubuh akan naik sekitar 3̊C per jam.
Kalor dalam tubuh akan dibawa kepermukaan tubuh oleh darah. Sebagai tambahan lagi peranannya
yang penting, darah berfungsi sebagai fluida konvektif untuk mentransfer kalor sampai sama persis di bawah
permukaan kulit. Kalor kemudian dihantarkan (melalui jarak yang sangat kecil) ke permukaan dan kemudian
ditransfer ke lingkungan dengan konveksi, penguapan dan radiasi.

3. Radiasi

Radiasi adalah proses perpindahan panas oleh gelombang elektromagnetik. Gelombang


elektromagnetik tersebut bergerak dengan kecepatan 186mil/s atau 300 juta m/, dan untuk bergerak tidak
memerlukan medium perantara. Jika kita meletakkan tangan disamping api maka tangan akan terasa panas.
Panas merambat melalui radiasi. Sumber energy radiasi yang utama adalah matahari. Pada lampu listrik,
energi dipancarkan dari filament yang di panaskan melewati tabung gas walaupun di dalam tabung tidak
ada gas. Hal ini membuktikan perambatan panas melalui radiasi tidak membutuhkan zat perantara.

Semua benda secara kontinyu memancarkan energi radiasi. Pada suhu rendah maka laju emisinya
kecil, sedangkan pada suhu tinggi maka laju emisinya akan besar. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa
laju radiasi berbanding lurus dengan luas benda dan pangkat 4 suhu mutlak benda. Hasil ini ditemukan
secara teoritis oleh Ludwig Boltzmann kira-kira lima tahun kemudian, sehinggi dinamakan Hukum Stefan
Bolztmann. Menurut Stefan Boltzmann, laju emisi radiasi (energi yang dipancarkan) oleh benda yang memiliki
luas A pada suhu T adalah:
Ϫ𝑸
Ϫ𝒕
= 𝒆𝝈𝑨𝒓𝑻𝟒 W/m2

Dengan A adalah luas, T adalah konstanta emisi (disebut juga konstanta Stefan-Boltzmann) yang besarnya
5,67 x 10 W/mK , 𝜀 emivitas yang bergantung pada permukaan bahan yang meradiasikan. Nilai 𝜀 memiliki
jangkauan mulai dari O yang untuk reflector sempurna (atau radiator sempurna yaitu benda hitam) sampai
dengan 1 yaitu untuk benda hitam sempurna.

Benda hitam merupakan penyerap t=radiasi yang baik sehingga disebut radiator. Di bidang ilmu faal
dikatakan bahwa panas tubuh yang melakukan radiasi ke dalam udara di mana sebelumnya telah
memperoleh panas dari lingkungan. Dengan demikian maka persamaan kecepatan total aliran kalor radiasi
dituliskan:

𝚫𝑸
= 𝒆𝝈𝑨𝒓𝑻𝟒(𝑻𝒔𝟒 − 𝑻𝒘𝟒)
𝚫𝒕

Qradiasi = jumlah kalor yang dipindahkan secara radiasi (J)


E = emisivitas dari manusia
Σ = konstanta Stefan-Boltzmann
A = luas permukaan tubuh
ᶹ = perbandingan permukaan radiasi efektif oleh Du Bois 0,78 untuk seseorang yang berdiri tegak 0,85
untuk orang yang bergerak.
Tὠ = tempertur dinding dalam derajat absolute (K)
Ts = temperature kulit dalam derajat absolute (K)

Contoh: kehilangan kalor tubuh karena radiasi

Seorang atlit duduk tanpa pakaian di kamar ganti yang dindingnya gelap pada temperature 15ᴼC.
Perkirakan kecepatan kehilangan kalor dengan radiasi dengan menganggap temperature kulit sebesar 34ᴼC
dan e= 0,70. Anggap permukaan tubuh yang tidak bersentuhan dengan kursi sebesar 1,5 m2
Jawab:
Qradiasi = eσAr (Ts4 – Tw4)
= (0,70)(5,6 x 108 W/m2K4)(1,5m2)Ӏ(307 K)4(288 K4) Ӏ
= 120 Joule.

Hal lain yang memengaruhi laju emisi radiasi atau absobsri radiaa adalah permukaan baha dan jaraknya.
Benda yang memiliki permukaan berwarna hitam akan memancarkan atau menyerap radiasi lebih cepat
dibandingkan dengan benda yang berwarna terag atau berpermukaan halus. Misal bola berwarna hitam
dengan bola berwarna perak dipanaskan pada suhu yang sama, maka bola berwarna hitam akan lebih cepat
dingin setelah dipanaskan.

Radiasi yang di pancarkan oleh sebuah benda pada temperature dibawah sekitar 600̊ᴼ C tidak tampak.
Kebanyakan dari padanya dipusatka pada panjang gelombang cahaya tampak. Bila kita pelajari cahaya, akan
kita lihat bahwa cahaya tampak adalah radiasia elektromagnetik dengan panjang gelombang antara sekitar
400 dan 700nm, bila sebuah benda dipanaskan, laju pancaran energi naik dan energi yang diradiasikan
meluas ke panjang gelombang yang semakin pendek. Antar 600ᴼC dan 700ᴼC, cukup banyak energi yang
diradiasikan berada dalam spectrum yang menyebabkan benda berpijar merah pudar. Pada temperature yang
lebih tinggi, benda menjadi merah cerah atau bahkan putih panas.

Panjang gelombang pada saat daya maksimum berbah secara teralik dengan temperature, hal ini dikenal
dengan hokum prgeseran Wien:
𝟐,𝟖𝟗𝟖 𝒎𝒎.𝑲
λmaks =
𝒕

Hukum ini digunakan untuk menetukan temperature bintang dari analisis radiasinya. Hokum ini juga
dapat digunakan untuk memetakan variasi temperature meliputi daerah-daerah yang berbeda dari
permukaan sebuah benda. Peta semacam ini disebut termograf.

Termografi

Termograf merupakan alat yang


digunakan untuk mengukur jumlah radiasi
infra merah yang hasilnya berupa perbedaan
warna pada termogram. Berdasrkan bahwa
setiap benda perbedaan warna pada
termogram. Berdasarkan bahwa setiap
benda memancarkan radiasi, maka pada
tahun 1950 telah ada usaha untuk membuat
termogram dan infra merah radiasi
permukaan tubuh manusia. Dan teknik ini banyak dipergunakana dalam bidang klinik untuk keperluan
diagnosis. Tormogram dapat digunakan untuk mendeteksi kanker karena bahan yang mengandung kaker
mempunyai temperature yang sedkit lbih tinggi dibandingkan daerah sekitarnyaa. Jaringan yang dipenuhi
kanker lebih panas karena lebih banyak dialiri darah atau lebih banyak terjadi mettabolisme disbanding
dengan tempat yang lain. Selain itu juga dapat digunakan untuk ,ediagnosis penyakit pembukuh darah
(vascular disease) dan lain-lain.

Radiasi yang dating dari penderita akan diterima oleh cermin A, kemudian direfleksikan ke cermin B.
dari cermin B ini gelombang radiasinakan diterima oleh detector dan diteruskan ke amplifier sebagai penguat
gelombang radiasi. Sebagai display digunakan CRT (Cathode Ray TubeTabung Sinar Katda)
Unit termografi yang khas digunakan diklinik dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini. Radiasi dari
suatu daerah yang kecil (=5 mm) melewati susuanan cermin kemudian melewati chopper yang dilengkapi
dengan pendingin untuk memperoleh sensitivitas.

Fungsi chopper adalah mengubah radiasi yang kontiniu menjadi sinyal AC sehingga mudah diperkuat
oleh amplifier. Penggunaan filter transparan infrared untuk menghilangkan sinar tampak dan detector
mengubah infrared radiasi dari panas tubuh menjadi sinyallistrik dan disesuaikan dengan proporsi
temperature tubuh yang memancarkan radiasi. Agar dapat memberikan gambaran dari sluruh permukaan
tubuh, maka cermin tersebut dapat diatur secara mekanis. Posisi dan perbesaran radiasi dari tiap-tiap bagian
tubuh pasien akan tampak pada displayCRTosiloskop.

Terangnya bayangan ditentukan oleh temperature dan posisi dari screen disesuaikan dengan areal
tubuh yang akan diskanning. Pada CRT daerah panas akan ditunukan sebagai bayangan hitam putih. Untuk
memperoleh gambaran termografi yang jelas, tidak cukup dengan hanya menggunakan
termografimonokromatis, sebaiknya menggunakan termografi berwarna. Syarat yang perlu diperhatikan
pada waktu akan melakukan termograf adalah

1. Pakaian pasien harus dilepaskan sebelum melakukan termografi


2. Penderita sebelumnya harus ditempatkan dalam ruangan yang suhunya 21 C selama 20 menit,
dengan tujuan agar penderita beradaptasi terlebih dahulu sehingga pada saat melakukan
termografi akan tampak kontras yang jelas.

3. Evaporasi

Evaporasi adalah peralihan panas dari


bentuk cairan menjadi uap. Manusia
kehilangan sekitar 9.10 kalori/gram melalui
penguapan par-paru. Dengan aktivitas berat
atau lingkungan panas, seseorang akan
minum liter/jam, hal ini merupakan suatu
proses pertukaran termal. Kehilangan panas
secara evaporasi dapat terjadi apabila

1. Perbedaan tekanan uap air antara


keringat pada kulit dengan udara ambien/
2. Temperature lingkungan rendah
darinormal sehingga evaporasi dari
keringat dapat terjadi dan dapat
Gambar 3.4.
menghilangkan panas dari tubuh, hal ini dapat terjadi apabila temperature basah kering dibawah
temperature kulit.
3. Adanya gerakan angin.
4. Adanya kelembaman.

Dengan demikian kehilangan panas secara evakorasi melewati kulit dapat dituliskan dengan
persamaan:
Qmaksimum = 13,7 – V0,5(Pkulit – Pudara)
Qmaksimum = panas yang hilang secara evakorasi melalui kulit (J)
V = kecepatan angin (m/s)
Pkulit = tekanan uap air pada kulit (millibar)
Pudara = tekanan uap air pada udara (millibar)

E. KALOR DAN USAHA

a. Definisi Kalor dan Tenaga

Kalor adalah tenaga yang mengalir dari suatu benda ke benda lain karena perbedaan suhu. Sedangkan
kerja adalah tenaga yang dipindahkan dari suatu benda ke benda lain namun perbedaan suhu tidak terlibat
secara langsung. Pada dasarnya, perubahan suatu benda dari suatu keadaan ke keadaan lain adalah
perubahan dari satu kesetimbangan ke kesetimbangan lain. Proses yang demikian disebut proses
termodinamika. Proses termodinamika terjadi karena suatu system berinteraksi dengan lingkungannya,
sehingga dalam proses ini baru dapat didefinisikan sebagai kalor dan kerja. Dalam termodinamika kalor yang
dipindahkan diberi lambing Q dan kerja yang dilakukan diberi symbol W.

Gambar 3.5 Proses menuju ke kesetimbangan yang lain

Pada (a) system berada pada kesetimbangan awal yaitu setimbang dengan lingkungan luarnya.
Pada (b) berinteraksi dengan lingkungan melalui proses termodinamika khusus. Pada keadaan ini tenaga
dalam bentuk kalor atau kerja dapat dilakukan masuk atau keluar system. Panah menyatakan bahwa aliran
panas Q atau kerja W harus menembus permukaan yang melingkupi system tersebut. Pada (c) system telah
mencapai keadaan akhir yang setimbang dengan lingkungannya.

Dalam termodinamika terdapat berbagai proses perubahan keadaan sistem, yaitu proses
isothermal, isobaric, isokhorik, dan adiabatik.
b. Proses Isotermal

Proses isothermal adalah proses perubahan keadaan sistem


pada suhu konstan. Usaha yang dilakukan sistem adalah:
𝒍𝒏𝑽𝟐
𝑾 = 𝒏. 𝑹. 𝑻 ( )
𝒍𝒏𝑽𝟏
Grafik P-V pada proses isothermal ditunjukkan oleh gambar 3.6.

c. Proses isobarik

Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada Gambar 3.6. Grafik Proses isothermal
tekanan konstan. Usaha yang dilakukan oleh sistem adalah:
𝑾 = 𝑷(𝑽𝟐 − 𝑽𝟏 ) = 𝑷. ∆𝑽

d. Proses isokhorik

Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem


pada volume konstan. Pada
proses isokhorik gas tidak mengalami perubahan volume,
sehingga usaha yang dilakukan sistem sama dengan nol.
Gambar 3.7. Grafik Proses isobarik 𝑾 = 𝑷(𝟎) = 𝟎
Grafik P-V proses isobarik ditunjukkan pada gambar (5).

Gambar 3.8. Grafik proses isokhorik.

e. Proses Adiabatik

Proses adibatik adalah proses perubahan keadaan sistem


tanpa adanya pertukaran kalor antara sistem dengan
lingkungan. Proses adibatik terjadi jika sistem terisolasi
dengan baik atau proses terjadi dengan sangat cepat sehingga
kalor yang mengalir masuk atau keluar sistem. Hubungan
antara tekanan dan volume pada proses
proses adibatik dinyatakan dalam rumus Poisson berikut:
𝜸 𝜸
𝑷𝟏 𝑽𝟏 = 𝑷𝟐 𝑽𝟐
Dengan 𝛾 > 1, yang besarnya:
𝑪𝑷 Gambar 3.9. Grafik proses adiabatik.
𝜸=
𝑪𝑽
Dengan :
Cp = kapasitas kalor gas pada tekanan konstan
Cv = kapasitas kalor gas pada volume konstan
𝑛.𝑅.𝑇
Pada gas ideal berlaku 𝑃 = , sehingga persamaan dapat dinyatakan dalam bentuk:
𝑉
𝜸−𝟏 𝜸−𝟏
𝑻𝟏 𝑽𝟏 = 𝑻𝟐 𝑽𝟐
Usaha yang dilakukan gas dalam proses adiabatik adalah:
𝟏
𝑾= (𝑷 𝑽 − 𝑷𝟏 𝑽𝟏 )
𝜸−𝟏 𝟐 𝟐
Grafik pada proses adibatik mengalami penurunan agak curam dibandingkan isothermal, seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 3.9.

F. PENERAPAN HUKUM I TERMODINAMIKA


Hukum pertama termodinamika adalah pernyataan kekekalan energy. Hukum ini menggambarkan hasil
banyak eksperimen yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada system, panas yang ditambahkan pada
atau atau dikurangkan dari system, dan energy internal system. Dari definisi mula-mula kalori, kita tahu bahwa
dibutuhkan 1 kalori panas untuk kenaikan temperatur air atau system lain apapun dengan melakukan usaha
pada tanpa menambahkan sedikitpun panas.
Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi untuk sebuah sistem yang sedang
melakukan pertukaran energi dengan lingkungan dan memberikan hubungan antara kalor, energi, dan kerja
(usaha). Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan ke dalam
sistem dan sistem melakukan usaha, maka akan terjadi perubahan energi. Jadi, dapat dikatakan bahwa Hukum
I Termodinamika menyatakan adanya konsep kekekalan energi.

Energi dalam sistem merupakan jumlah total semua energi


molekul pada sistem. Apabila usaha dilakukan pada sistem atau
sistem memperoleh kalor dari lingkungan, maka energi dalam
pada sistem akan naik.

Sebaliknya, energi dalam akan berkurang apabila system


Gambar 3.10. Sistem melakukan melakukan usaha pada lingkungan atau sistem memberi kalor
pertukaran energi dengan pada lingkungan. Dengan demikian, perubahan energi dalam
lingkungan.
pada sistem yang tertutup merupakan selisih kalor yang
diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.

∆𝑼 = 𝑸 − 𝑾 𝒂𝒕𝒂𝒖
𝑸 = ∆𝑼 + 𝑾
dengan:
∆𝑈 = perubahan energi dalam (J)
𝑄 = kalor yang diterima (J)
𝑊 = usaha (J)
Usaha W positif jika sistem melakukan usaha dan negative jika usaha dilakukan pada sistem. Kalor Q positif
jika sistem menerima kalor dan negative jika sistem melepas kalor. Persamaan (9) dikenal dengan Hukum I
Termodinamika.

Pada bagian ini kita akan menggunakan Hukum I Termodinamika pada beberapa proses termodinamika,
yaitu proses isobaric, isokhorik, isothermal, dan adiabatik. Konsep tentang energi dalam untuk gas monoatomik
sesuai dengan teorema ekipartisi energi yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
𝟑 𝟑
𝑼= 𝑵. 𝒌. 𝑻 = 𝒏. 𝑹. 𝑻
𝟐 𝟐

Gambar 3.11. Kereta api menggunakan Prinsip Termodinamika.

a. Proses Isotermal

3
Proses isothermal terjadi pada suhu konstan (∆𝑇 = 0) sehingga 2 𝑛. 𝑅. ∆𝑇 = 0. Berdasarkan Hukum I
Termordinamika, maka:

𝑉2
𝑄 = 𝑊 = 𝑛. 𝑅. 𝑇 = 𝑙𝑛 ( )
𝑉1

b. Proses Isobarik

Proses isobaric terjadi pada tekanan konstan (∆𝑃 = 0). Sesuai Hukum I Termodinamika, maka:

5 5
𝑄 = 𝑃. ∆𝑉 = 𝑃(𝑉2 − 𝑉1 )
2 2

c. Proses Isokhorik

Proses isokhorik terjadi pada volume tetap (∆𝑉 = 0) sehingga (𝑊 = 𝑃. ∆𝑉 = 0). Berdasarkan
Hukum I Termodinamika maka:

3 3
𝑄 = 𝑛. 𝑅. (𝑇2 − 𝑇1 ) = 𝑛. 𝑅. ∆𝑇
2 2

d. Proses Adiabatik

Dalam proses adibatik tidak ada pertukaran energi antara sistem dengan lingkungan (𝑄 =
0.Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka:
3 3
𝑊 = − 𝑛. 𝑅. (𝑇2 − 𝑇1 ) = − 𝑛. 𝑅. ∆𝑇 ….
2 2
G. HUKUM II TERMODINAMIKA
Hukum Kekekalan Energi yang dinyatakan dalam Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa energi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Misalnya, perubahan usaha (energi potensial) menjadi energi
kalor atau sebaliknya. Akan tetapi, tidak semua perubahan energi yang terjadi di ala mini prosesnya dapat
dibalik seperti pada Hukum I Termodinamika. Contoh, sebuah benda yang jatuh dari ketinggian h sehingga
menumbuk lantai. Pada peristiwa ini terjadi perubahan energi kinetic menjadi energi kalor atau panas dan
sebagian kecil menjadi energi bunyi. Mungkinkah energi-energi kalor dapat berubah menjadi energi kinetik
dan menggerakkan benda setinggi h? Jelas bahwa hal ini akan terjadi, meskipun benda kita panaskan terus-
menerus.

Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan energi yang mungkin terjadi
dengan beberapa perumusan.

a) Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus,


menerima kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi
energi atau usaha luas (Kelvin Planck).
b) Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus
mengambil kalor dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada
reservoir bersuhu tinggi tanpa memerlukan usaha dari luar(Clausius).
c) Pada proses reversible, total entropi semesta tidak berubah dan akan
bertambah ketika terjadi proses irreversible (Clausius).
Untuk menjelaskan tidak hanya reversibelitas para ilmuwan merumuskan
prinsip baru, yaitu Hukum II Termodinamika, dengan pernyataan: “kalor
mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin,
kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda
panas”.

a. Pengertian Entropi

Termodinamika menyatakan bahwa prose salami cenderung bergerak menuju ke dalam ketidakteraturan
yang lebih besar. ukuran ketidakteraturan dikenal dengan sistem entropi. Entropi merupakan besaran
termodinamika yang menyerupai perubahan setiap keadaan, dari keadaan awal hingga keadaan akhir sistem.
semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan sistem semakin tidak teratur. entropi sama seperti halnya
tekanan dan temperature, yang merupakan salah satu sifat dari sifat fisis yang dapat diukur dari sebuah sistem.
apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem dengan proses reversible pada suhu konstan, maka
besarnya perubahan entropi sistem adalah:
𝑄
∆𝑆 =
𝑇
dengan:
∆𝑆 = perubahan entropi(J/K)
𝑄 = kalor (K)
𝑇 = suhu (T)

H. Mesin Pendingin

Mesin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya berkebalikan dengan mesin kalor. pada mesin
pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir bersuhu tinggi dengan melakukan
usaha pada sistem. Contohnya, pada lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (AC).
𝑄2 𝑄2 𝑇2
𝐾𝑝 = = =
𝑊 𝑄1 − 𝑄2 𝑇1 − 𝑇2
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛:
𝐾𝑝 = koefisien daya guna
𝑊 = usaha yang diperlukan (J)
𝑄1 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi (J)
𝑄2 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu rendah (J)
𝑇1 = suhu pada reservoir suhu tinggi (K)
𝑇2 = suhu pada reservoir suhu rendah (K)
SOAL LATIHAN

1. Suatu gas menerima kalor 4.000 kalori, menghasilkan usaha sebesar 8.000 J. Berapakah perubahan energi
dalam pada gas?(1 kalori=4,18 joule).

2. Sejumlah 4 mol gas helium suhunya dinaikkan dari 0oC menjadi 100 oC pada tekanan tetap. Jika konstanta
gas umum R = 8,314 J/mol.K, tentukan:

a. perubahan energi dalam?


b. usaha yang dilakukan gas?
c. kalor yang diperlukan?
3. Suatu mesin Carnot dengan reservoir panasnya bersuhu 400 K mempunyai efesiensi 40%. Jika mesin
tersebut reservoir panasnya bersuhu 640 K, tentukan efesiensinya!

I. METABOLISME SEBAGAI KONVERSI ENERGI


Manusia dan hewan melakukan kerja. Kerja dilakukan ketika seseorang berjalan atau berlari,
mengangkat benda yang berat dan berbagai aktivitas fisik lainnya. Kerja membutuhkan energi. Energi juga
diperlukan untuk pertumbuhan, membuat sel-sel baru dan untuk menggantikan sel-sel lama yang telah mati.
Banyak proses perubahan energi yang terjadi dalam satu organisme, dan proses ini disebut metabolisme

Metabolisme berarti change ialah kata yang dipakai untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam
kehidupan organisme yang bernyawa. Dalam arti luas metabolisme adalah jumlah total reaksi kimia atau fisika
yang diperlukan untuk kehidupan. Metabolisme juga dipakai dalam batasan untuk menunjukkan serangkaian
reaksi dari tipe-tipe makanan (food stuff) atau derivatnya. Turunannya metabolisme karbohidrat misalnya
metabolisme karbohidrat atau beberapa kompound partikel seperti metabolisme glukosa. Kadang-kadang
menyatakan suatu objek seperti water metabolism dimana substansi masuk kedalam badan, bergerak keberbagai
bagian tubuh dan meninggalkan ginjal, kulit atau melalui rute yang lain.

Kita dapat menerapkan hukum termodinamika pertama dalam proses metabolisme pada semua
organisme misalnya manusia.

Kerja W dilakukan oleh tubuh dalam berbagai kegiatan, dan jika hasilnya tidak berupa penurunan energi
dalam dan temperatur tubuh, energi dengan suatu cara harus ditambahkan untuk mengimbangi,. Bagaimanapun
juga, energi dalam tubuh tidak dipertahankan oleh aliran kalor Q ke dalam tubuh. Biasanya temperatur tubuh lebih
tinggi dari lingkungannya, sehingga tubuh akan melepas kalor karena kalor mengalir keluar tubuh. Bahkan pada
hari yang sangat panas ketika kalor diserap, tubuh tidak menggunakan kalor ini untuk menunjang proses vitalnya.
Dalam hal ini yang menjadi sumber energi adalah energi dalam (energi potensial kimia) yang tersimpan
dimakanan. Pada sistem tertutup, energi dalam berubah hanya sebagai hasil aliran kalor atau keerja yang
dilakukan. Pada sistem terbuka seperti hewan, energi dalam itu sendiri dapat mengalir ke dalam atau keluar
sistem.

Ketika kita menyantap makanan, kita membawa energi dalam langsung ke dalam tubuh kita, yang
kemudian menaikkan energi dalam total U pada tubuh. Energi ini akhirnya dipakai untuk kerja dan aliran kalor dari
tubuh menurut hukum pertama termodinamika.

Kecepatan metabolisme adalah kecepatan dimana energi dalam diubah didalam ubuh. Kecepatan ini
biasanya dinyatakan dalam Kcal/jam atau dalam watt. Kecepatan metabolisme untuk berbagai kegiatan manusia
diberikan pada tabel 5.2 untuk orang dewasa dengan massa rata-rata 65 Kg.

Tabel 5.2 Kecepatan Metabolismen (Manusia 65 kg)


Kegiatan Kecepatan Metabolisme
(pendekatan)
Kkl/jam Watt
Tidur 60 70
Duduk Tegak 100 115
Kegiatan ringan ( makan, berpakaian, pekerjaan 200 230
rumah tangga)
Kegiatan sedang ( tennis, berjalan) 400 460
Berlari (15 km/jam) 1000 1150
Bersepeda balap 1100 1270

Contoh soal perubahan energi dalam tubuh

Berapa besar energi yang diubah dalam 24 jam oleh orang 65 Kg yang menghabiskan waktu 8,0 jam
untuk tidur, 1,0 jam melakukan pekerjaan fisik yang sedang, 4,0 jam untuk kegiatan ringan, dan 11,0 jam untuk
bekerja di meja atau bersantai?

Jawab:

Karena 4,19 x 10³J = 1 Kcal, nilai ini ekuivalen dengan 2800 Kcal, sehingga pemasukan makanan sebesar
2800 Kalori akan mengimbangi keluaran energi ini. Orang yang ingin menurunkan berat badannya harus makan
kurang dari 2800 Kalori per hari, atau menaikkan tingkat kegiatannya.

Ada dua kata yang terkandung dalam metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
digunakan untuk menunjukkan reaksi sintesis menjurus kepenyimpanan energi didalam tubuh. Katabolisme
menggambarkan kerusakan jaringan dan penggunaan dari sumber energi. Kedua kata ini luas dalam pemakaian
rtetapi sering sulit diartikan dan sering pula tercampur dalam pengertian. Suatu contoh sintesis dan penyimpanan
lemak tubuh. Ketika lemak dibentuk dari karbohidrat dan disimpan dalam jaringan lemak tampak dalam proses ini
pengertian anabolisme, katabolisme dapat terjadi pada saat yang sama dalam proses reaksi metabolismeakan
tampak pans. Tubuh membakar makanan, namun energi yang dihasilkan merupakan suatu substansi yang
dioksidasi didalam badan serupa dengan material yang dibakar diluar tubuh, berdasarkan hal ini para ahli telah
mengkronstruksi bo, kalorimeter (oleh Richard dan Barry) untuk mencari beberapa kalori, apabila suatu bahan
dibakar.

Hasil pembakaram dengan kalorimeter pada bahan-bahan hewan

a. Untuk karbofidrat:
• Sukrosa menghasilkan 3,94 Kcal/gram
• Glukosa menghasilkan 3,74 Kcal/gram
• Glikogen menghasilkan 4,18 Kcal/gram
b. Untuk lemak
• Rata-rata menghasilkan 9,3 Kcal/gram
c. Untuk protein:
• Rata-rata menghasilkan 5,6 Kcal/gram
Untuk manusia diperoleh:
a. Protein dan karbohidrat masing-masing 4,1 Kcal/gram
b. Lemak: 9,3 Kcal/gram
Berdasarkan hukum pertama termodinamika, total energi dalam suatu sistem berhubugan erat
dengan pertukaran energi:
Food intake = head loss + work output + energi storage

J. KELEMBABAN UDARA
Udara adalah 78% nitrogen dan 21% oksigen ditambah sejumlah kecil gas-gas lain seperti argon,
karbondioksida dan uap air. Tekanan yang diberikan oleh udara adalah jumlah tekanan parsial yag diberikan
oleh masing-masing gas yang membentuknya. Dalam udara dengan volume tertentu, tekanan parsial masing-
masing gas tertentu: nitrogen, oksigen, uap air, atau apapun, sama seperti jika gas itu menempati volue itu
sendiri. Artinya, kehadiran gas-gas lain tidak mengubah tekanan parsiel suatu gs. Hasil ini dikenal sebagai
hukum Dalton. Tumbukan salah satu jenis molekul gas dengan dinding-dinding tbung tidak dipengaruhi oleh
kehadiran jenis molekul lainnya.
Jika lebih banyak uap air ditambahkan pada udara dengan volum tertentu pada suatu temperature, maka
tekanan parsiel uap air bertambah. Bila tekanan porsiel ini sama dengan tekanan uap untuk temperature itu,
mka udara dikatakan jenuh selanjutnya uap air mulai mengembug menjadi cairan air. Jika temperature berada
diatas titik leleh atau menjadi Kristal es (salju atau bunga es) jika temperature berada dibawah titik leleh. Rasio
tekanan parsial uap air terhadap tekana uap untuk teperatur dinamakan kelembaban relative, yang biasanya
dinyatakan dalam persen.
𝒕𝒆𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒊𝒂
Kelembapan relatif = 𝒕𝒆𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒖𝒂𝒑
x100%
Kelembapan relatif dapat ditambah, baik dengan menambah jumlah uap air di udara pada temperatur
tertentu ataupun dengan menurunkan temperatur dan dengan demikian menurunkan tekanan uap.
Temperatur pada saat udara menjadi jenuh dengan uap air, artinya, temperatur ketika kelembapan relatif
sama dengan 100%, dinamakan titik embun. Bila permukaan menjadi dingin di bawah titik embun di malam
hari karena radiasi, maka embun terbentuk jika titik embun di atas 0°C.

K. ENERGI PANAS DALAM PRAKTIK KLINIK

a. Efek Panas

Apabila energi panas mengenai salah satu tubuh akan mempengaruhi temperatur daerah
tersebut. Efek panas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Fisik, panas menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian segala arah.
b. Kimia, kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan peningkatan temperatur. Reaksi
oksidasi akan meningkat seiring dengan peningkatan temperatur, pernyataan ini sesuai
dengan hukum vant hoff. Permeabilitas membra sel akan meningkat seiring dengan
peningkatan suhu, pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolisme seiring dengan
peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh.
c. Biologis, merupakan sumasi dari efek panas terhadap fisik dan kimia. Adanya peningkatan sel
darah putih secara totral dan fenomena reaksi peradangan serta adanya dilatasi (pelebaran)
pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah dan tekanan kapiler.
Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan meningkat sedangkan pH darah akan mengalami
penurunan.

b. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan

Transfer energi termis ke tubuh daoat melalui konduksi, konversi, radiasi, dan evaporasi.
Energi panas mula-mula akan penetrasi ke dalam jaringan kulit dalam bentuk berkas cahaya secara
konduksi atau radiasi. Kemudian akan menghilang di daerah jaringan yang lebih dalam berupa
panas. Panas tersebut kemudian diangkut ke jaringan lain dengan cara konveksi oleh cairan tubuh
ke seluruh jaringan tubuh. Metode-metode yang dipakai dalam pengobatan adalah :
a. Metode konduksi
Metode ini berdasar pada sifat fisik kedua benda yang apabila terdapat perbedaan temperatur
antara kedua benda maka panas akan ditransfer secara konduksi dari benda bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah. Beberapa penggunaan metode konduksi dalam pengobatan
adalah :
1. Kantong air panas atau botol berisi air panas, cara ini sangat efisien dalam pengobatan
nyeri daerah abdomen.
2. Handuk panas, cara ini sangat berhasil dalam pengobatan otot yang sakit. Misal spasme
(kejang) otot dan fase akut poliomy elitis ( radang akut sum sum tulang belakang yang
disebabkan oleh vitus ).
3. Turkis bath ( mandi uap ), memberi efek relaksasi otot.
4. Mud packs (lumpur panas), dapat mengkonduksi panas ke dalam jaringan serta dapat pula
mencegah kehilangan panas tubuh.
5. Wax bath (parafin bath), sangat efisien untuk transfer panas pada tungkai bawah.
6. Elektric pads, dengan cara melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau
plastik dan dilengkapi thermostat.

b. Metode Radiasi
Metode ini digunakan untuk pemanasan permukaa tubuh serupa dengan pemanasan
dengan sinar matahari atau nyala api. Sumber radiasi berasal dari elektrik fire dan infra
merah.

SILAHKAN PELAJARI MATERI SUHU DAN KALOR SERTA PAHAMI


SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai