Anda di halaman 1dari 2

Adab terhadap teman sebaya 

  
Menyikapi Teman Sebagai Saudara
Karena umat Muslim itu ibarat satu tubuh, jika ada organ tubuh kita yang tersakiti maka anggota
yang lain juga ikut merasakannya. Sebagaimana hendaknya kaum Muslimin, jika saudaranya
yang satu iman sedang tersakiti, maka kaum Muslimin yang lainnya akan merasakan sakit
tersebut.
Jika teman kita sedang kesulitan maka kita pun harus membantunya, dan selalu menemaninya
baik dikala susah maupun senang.
·         Saling Menghormati dan Menghargai
Kaum Muslimin adalah seluruhnya sama, yang membedakan mereka hanyalah kadar iman dan
takwa masing-masing. Namun, antara satu dengan yang lainnya haruslah menciptakan rasa
hormat dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. Yang muda menghormati yang tua
dan yang tua menyayangi yang muda. Jika terdapat perbedaan pendapat antara satu dengan yang
lainnya, hendaknya disikapi dengan rasa lapang dada dan saling menghargai pendapat. Sebab
satiap orang memiliki pemikiran berbeda-beda. Dan juga tidak semua yang akan menolong kita
adalah berasal dari orang-orang yang memiliki kedudukan atau kekayaan. Bisa jadi kita dibantu
oleh saudara kita yang miskin dan tidak memiliki pangkat. Sebagaimana sabda Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam,
"Tiadalah kamu mendapat pertolongan dan rezeki, kecuali dari orang-orang lemah dari
kalangan kamu". (HR. Bukhari)
Dari sini jangan sampai kita meremehkan dan tidak menjunjung kehormatan saudara kita. Sebab
sebagaimana yang disebutkan tadi, semua kaum Muslimin itu sama.
·         Bersikap Amanah (dapat dipercaya) dan Jujur
Apabila teman memberikan amanah terhadap kita,kita harus bisa menjaganya dan berlaku jujur
karena kepercayaan mahal harganya. Jika sebuah kepercayaan sudah kita ingkari maka
kepercayaan untuk kedua kalinya tidak akan sama.
·         Berprasangka Baik
Sebagai kaum Muslimin, hendaknya kita mengedepankan perasangka baik terhadap saudara kita.
Jangan sampai kita mudah su’u dzan (buruk sangka) terhadap kawan atau saudara kita. Sebab
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
َّ
‫الظن أكذبُ الحديث‬ َّ ‫والظن‬
‫فإن‬ َّ ‫إياكم‬    
“Jauhilah dari kalian perasangka buruk, sebab perasangka buruk adalah sedusta-dustanya
perkataan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
·         Niat Untuk Berteman Bukan Untuk Memanfaatkan
Sering kita temui dari banyak teman yang hanya memanfaatkan temannya saja. Padahal tujuan
utama dari berteman adalah agar kita mendapatkan tempat tatkala kita sendiri dan sedang
mendapat kesulitan.
Lihatlah temanmu disaat kamu sedang tertimpa kesulitan, maka kamu akan tahu mana temanmu
yang SEJATI dan mana temanmu yang PENGKHIANAT. Teman sejati akan menemani kita
dikala suka maupun duka. Namun, pengkhianat hanya ada janji belaka, tatkala kesukaran terjadi
ia akan melupakan janjinya.
·         Mengalah Untuk Memulai Pembicaraan
Hendaknya kita mempersilahkan dia untuk memulai berbicara, sebab kita yang memiliki satu
lisan dan dua telinga, menunjukkan agar kita banyak mendengar dan sedikit berbicara.
Namun apabila teman kita pendiam maka hendaklah kita yang memulai pembicaraan tersebut,
agar suasana tidak membosankan ( Boring ). Dan agar tetap terjalin kebersamaan.
·         Saling Bekerjasama, Tolong-menolong, dan Melindungi
”... Allah akan slalu menolong hambanya selama hamba itu mau menolong saudaranya... .”(HR.
Muslim)
‫اونُوْ ا َعلَى ْالبِ ِّر َو التَّ ْق َوى َو الَ تَ َعا َونُوْ ا َعلَى ا ِإل ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن‬
َ ‫َو تَ َع‬
“Saling tolong-menolonglah kamu di dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah saling tolong-
menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Qs. Al-Maidah : 2)
·         Saling Menasehati
َّ ‫صوْ ا بِال‬
‫صب ِْر‬ ِّ ‫اصوْ ا بِ ْال َح‬
َ ‫ق َوتَ َوا‬ ِ ‫إِال الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
َ ‫ت َوتَ َو‬
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr
: 3)

Anda mungkin juga menyukai