Anda di halaman 1dari 9

7

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pariwisata.
Menurut Kodhyat dalam Kurniansah (2014:28) pariwisata adalah perjalanan dari
satu tempat ketempat lain bersifat sementara, dilakukan perorangan atau
kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan
kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi social budaya, alam dan ilmu.

Apabila ditinjau secara etomologi Yoeti dalam Octavia (2015:30) istilah


pariwisata sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki persamaan
makna dengan tour, yang berarti berputar putar dari suatu tempat ke tempat lain.
hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa kata “pariwisata” terdiri dari dua suku
kata yaitu “Pari” dan “Wisata”. “pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-
putar, lengkap, dan “wisata” yang berarti perjalanan, bepergian”.

Menurut Hunzieker dan Krapf dalam Octavia (2015:30) pariwisata dapat


didefinisikan sebagai keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan
dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak
tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting yang memberikan
keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara”.

Berdasarkan pengertian diatas bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan


yang dilakukan seorang atau sekelompok orang untuk sementara waktu dari
suatu tempat ketempat yang lainnya dengan maksud untuk menikmati perjalanan
tersebut atau dapat memenuhi hasrat dan keinginan masing-masing.

2.2 Jenis – Jenis Pariwisata


Menurut Mappi dalam Pradikta (2013:14) Objek wisata dikelompokan ke
dalam tiga jenis, yaitu :
1. Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung (berapi), danau, sungai,
fauna (langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam dan lain-
lain.
2. Objek wisata budaya, misalnya : upacara kelahiran, tari-tari (tradisional),
musik (tradisional), pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun ke
sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan bersejarah, peninggalan
tradisional, festival budaya, kain tenun (tradisional), tekstil lokal,
pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal, museum dan lain-lain.
3. Objek wisata buatan, misalnya : sarana dan fasilitas olahraga, permainan
(layangan), hiburan (lawak atau akrobatik, sulap), ketangkasan (naik kuda),
taman rekreasi, taman nasional, pusat-pusat perbelanjaan dan lain lain.

7
8

Berdasarkan penjelesan diatas dapat disimpulkan bahwa objek


wisata terdiri dari tiga jenis yaitu objek wisata alam, objek wisata budaya
dan objek wisata buatan.

2.3 Tipologi Pariwisata Berdasarkan Objek


a. Pengertian Tipologi
Menurut Farid (2015:30) Tipologi berasal dari kata Tipo yang artinya
pengelompokan dan Logos yang berati ilmu. Jadi dapat diartikan Tipologi
adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan atau mengelompokkan
manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya
karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominan, nilai-nilai budaya, dan
seterusnya.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Tipologi adalah ilmu
watak tentang bagian manusia dalam golongan-golongan menurut sifat
masing-masing. Dan juga Tipologi menurut (dalam Arsitektur dan
Perancangan Kota) adalah klasifikasi (biasanya berupa klasikasi fisik suatu
bangunan) karakteristik umum ditemukan pada bangunan dan tempat-tempat
perkotaan, menurut hubungan mereka dengan kategori yang berbeda, seperti
intensitas pembangunan (dari alam atau pedesaan ke perkotaan) derajat,
formalita dan sekolah pemikiran (misalnya, modernis atau tradisional).
Karakteristik individu tersebut membentuk suatu pola. Kemudian pola
tersebut berhubungan dengan elemen-elemen secara hirarkis di skala fisik
(dari detail kecil untuk sistem yang besar).
Tipologi Pariwisata berdasarkan Objek:
a. Pariwisata Budaya (Cultural tourism) Adalah jenis pariwisata yang
disebabkan adanya daya tarik seni dan budaya disuatu daerah atau
tempat, seperti peninggalan nenek moyang, benda-benda kuno dan
sebagainya.
b. Pariwisata Penyembuhan (Recuperational tourism)
Adalah jenis pariwisata yang disebabkan adanya suatu fasiltas untuk
penyembuhan penyakit.
c. Pariwisata Perdagangan (Commercial tourism)
Adalah perjalanan yang dikaitkan dengan kegiatan perdagangan seperti
penyelenggaraan expo, exhibition dan sebagainya.
d. Pariwisata Politik (Political tourism)
Adalah suatu perjalanan yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat
atau menyaksikan peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan
kegiatan suatu negara.
e. Pariwisata Olahraga (Sport tourism)
Adalah jenis kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk menyaksikan
suatu pesta olah raga yang di selenggarakan di suatu tempat.
f. Pariwisata Sosial (Social tourism)
9

Adalah pariwisata yang berdiri sendiri. Pengertian ini adalah bahwa


kegiatan pariwisata yang di selenggarakan tidak bertujuan untuk
mencari keuntungan.
g. Pariwisata Agama (Religion tourism)
Adalah jenis pariwisata dimana tujuan perjalanan yang dilakukan adalah
untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan, seperti
kunjungan ke Lourdes bagi orang beragama katolik, atau ke Muntilan
pusat pengembangan agama kristen di Jawa Tengah, juga pergi Umroh
bagi orang Islam atau juga upacara agama Hindu Bali di Sakenan, Bali.

2.4 Potensi Pariwisata


Menurut (Majdi 2007:29) Potensi adalah serangkaian kemampuan, kesanggupan,
kekuatan, ataupun daya yang memunyai kemungkinan untuk bisa dikembangkan
lagi menjadi bentuk yang lebih besar. Bentuk ini biasanya diperoleh melalui
pembangunan untuk kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat.

Menurut (Pendit 2002:32) menerangkan bahwa potensi wisata adalah berbagai


sumber daya yang terdapat disebuah daerah tertentu yang bisa dikembangkan
menjadi atraksi wisata yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan
tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya.

Sedangkan menurut pendapat Yoeti (2002:30) Daya tarik atau atraksi wisata
adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada
suatu daerah tujuan wisata, seperti: atraksi alam (landscape, pemandangan laut,
pantai, iklim dan fitur geografis lain dari tujuan), daya tarik budaya (sejarah dan
cerita rakyat, agama, seni dan acara khusus, festival), atraksi sosial (cara hidup,
populasi penduduk, bahasa, peluang untuk pertemuan sosial), dan daya tarik
bangunan (bangunan, arsitektur bersejarah dan modern, monumen, taman, kebun,
marina).

2.5 Pengertian Wisata Sejarah


Menurut Sucipto dan Limbeng (2017:5) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh sebagian atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Sedangkan religi diartikan sebagi sistem yang terdiri dari konsep-konsep yang
dipercayai dan menjadi keyakinan secara mutlak suatu umat dan pemuka-
pemuka yang melaksanakanya.

Sedangkan menurut Shihab (2007:549) Wisata merupakan sebuah perjalanan


atau kunjungan yang dilakukan baik individu maupun kelompok ke tempat dan
institusi yang merupakan penting dalam penyebaran dakwah dan pendidikan
Islam.
10

Menurut Kuntowijoyo yang dikutip oleh Biyanto ”mendefinisikan sejarah


dengan rekonstruksi masa lalu. Sejarah sebagai rekonstruksi masa lalu tentu
bukan untuk masa lalu itu sendiri, sebab itu antikuarisme. Rekontruksi masa lalu
adalah untuk berbagai kepentingan, untuk apa masa lalu di rekontruksi
Tergantung kepada kepentingan penggunaannya, misalnya untuk pendidikan
masa depan. Yaitu, belajar dari masa lalu, tentang kegagalan- kegagalan, dan
keberhasilan- keberhasilan yang pernah dicapai generasi terdahulu untuk
membuat perencanaan tentang masa depan. Generasi sekarang jangan sampai
mengulang kegagalan yang sama, yang pernah dialami generasi sebelumnya.

Oleh karena itu, peristiwa masa lalu adalah akibat sekaligus sebab untuk
masa sekarang. Sedangkan peristiwa sekarang adalah akibat masa lalu sekaligus
sebab untuk masa yang akan datang. Berangkat dari masa lalu masa depan
direncanakan.
2.6 Pengertian Wisata Budaya
Menurut Damardjati dalam Pambudi (2010:121), wisata Budaya adalah gerak
atau kegiatan wisata yang dirangsang oleh adanya objek-objek wisata berwujud
hasil-hasil seni budaya setempat, seperti adat istiadat, upacar-upacara, agama,
tata hidup masyarakat setempat, peninggalan-peninggalan sejarah, hasil-hasil
seni, kerajinan rakyat dan lain sebagainya.
Menurut Pendit dalam Sari (2010:38), wisata budaya adalah perjalanan yang
bertujuan mempelajari objek-objek yang berwujud kebiasaaan rakyat, adat
istiadat, tata cara hidup, budaya dan seni atau kegiatan yang bermotif sejarah.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang


kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai


sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain,tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Berdasarkan pengertian diatas, wisata budaya adalah salah satu jenis wisata yang
menjadi alas an wisatawan berkunjung ke satu tempat. Secara umum, wisata
11

budaya merupakan perjalananyang bertujuan untuk memuaskan rasa ingin tahu


mengenai adat istiadat, keunikan daerah, budaya, dan sejarah suatu tempat.

2.7 Komponen Pengembangan Objek Pariwisata


Ada empat komponen produk pariwisata menurut Cooper, et al. (1993)
dalam Suwena dan Widyatmaja (2010:88) yang dikenal dengan istilah 4A, yaitu:
1. Attraction atau Daya Tarik Wisata
Atraksi disebut juga objek dan daya tarik wisata merupakan komponen
yang signifikan dalam menarik wisatawan. Apa yang dapat dikembangkan
menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber
kepariwisataan. Untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah
orang harus berpedoman kepada apa yang dicari oleh wisatawan. Modal
atraksi yang menarik kedatangan wisatawan ada tiga yaitu (1) Natural
Resources (alami) seperti : Gunung, Danau, Pantai, dan Bukit ; (2) Atraksi
wisata budaya seperti : arsitektur rumah tradisional di desa, situs arkeologi,
benda – benda seni dan kerajinan, ritual atau upacara budaya, festival
budaya, kegiatan dan kehidupan masyarakat sehari – hari, keramahtamahan,
makanan; dan (3) atraksi buatan seperti : acara olahraga, berbelanja,
pameran, konferensi, festival musik dan museum. Modal kepariwisataan itu
dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata di tempat dimana modal wisata
itu ditemukan (in situ) atau ex situ, yaitu di luar tempatnya yang asli,
misalnya kebun binatang, museum, dan sebagainya. Jadi, keberadaan atraksi
menjadi alasan serta motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah
tujuan wisata.
2. Amenities atau Fasilitas
Secara umum pengertian fasilitas adalah segala macam prasarana dan
sarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan
wisata sebagai faktor penarik untuk menarik minat wisatawan untuk
melakukan suatu kunjungan ke suatu destinasi wisata. Sarana dan prasarana
yang dimaksud seperti :
a. Usaha penginapan (accommodation) adalah tempat dimana wisatawan
bermalam untuk sementara di suatu daerah wisata. Sarana akomodasi yang
membuat wisatawan betah adalah akomodasi yang bersih, dengan
pelayanan yang baik (ramah, tepat waktu), harga yang pantas sesuai
dengan kenyamanan yang diberikan serta lokasi yang relatif mudah
dijangkau. Jenis – jenis akomodasi berdasarkan bentuk bangunan,
fasilitas, dan pelayanan yang disediakan, adalah sebagai berikut : Hotel,
Guest house, Homestay, Losmen, Perkemahan, Villa.
b. Usaha makanan dan minuman adalah komponen pendukung penting.
Usaha ini termasuk di antaranya restoran, warung atau café. Selain sebagai
12

bagian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, makanan adalah nilai


tambah yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
c. Transportasi dan Infrastruktur Wisatawan memerlukan alat transportasi
baik itu transportasi udara, laut dan darat untuk mencapai daerah wisata
yang menjadi tujuannya.Tersedianya alat transportasi adalah salah satu
kunci sukses kelancaran aktivitas pariwisata. Komponen pendukung
lainnya adalah infrastruktur yang secara tidak langsung mendukung
kelancaran kegiatan pariwisata misalnya: air, jalan, listrik, pelabuhan,
bandara, pengolahan limbah dan sampah.
3. Access atau Aksesibilitas
Jalan masuk atau pintu masuk utama ke daerah tujuan wisata
merupakan access penting dalam kegiatan pariwisata. Airport, pelabuhan,
terminal, dan segala macam jasa transportasi lainnya menjadi access penting
dalam pariwisata. Disisi lain access ini diidentikkan dengan transferabilitas
yaitu kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu ke daerah yang lain.
4. Ancillary Service atau pelayanan tambahan
Pelayanan tambahan atau sering disebut juga pelengkap yang harus
disediakan oleh pemerintah daerah dari suatu daerah tujuan wisata, baik
untuk wisatawan maupun untuk pelaku pariwisata. Pelayanan yang
disediakan termasuk : pemasaran, pembangunan fisik (jalan raya, rel kereta,
air minum, listrik, telepon, dan lain – lain) serta mengkoordinir segala
macam aktivitas dan dengan peraturan perundang – undangan baik di objek
wisata maupun di jalan raya. Misalnya, wisatawan memperoleh pelayanan
informasi di Tourism Information Center (TIC), baik berupa penjelasan
langsung maupun bahan cetak seperti brosur, buku, poster, peta dan lain
sebagainya. Jasa pendukung lainnya yang sangat penting adalah jasa
pemandu.

2.8 Penelitian Terdahulu


Pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi studi literatur juga
dilakukan untuk mempelajari dan memperoleh informasi dari penelitian-
penelitian terdahulu yang relevan dengan judul skripsi yaitu tentang potensi
destinasi wisata. Berikut tabel penelitian terdahulu yang terdapat pada tabel 2.1
dibawah ini:
13

Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian
1 Sukawi, Mencari Deskriptif Semarang sebuah kota
2016 Potensi kualitatif peninggalan Kolonial yang
Wisata penuh sejarah, semestinya Kota
Kota Lama lama semarang ini mampu
Semarang Mendukung pariwisata di Kota
Ini untuk kemajuan kota
khususnya dibidang pariwisata.
Lalupertanyaannya adakah
potensi wisata di Kota
Semarang?
Setelah dianalisa melalui teori
pariwisata maka ditemukan
dua
tempat yang secara garis besar
memenuhi kriteria sebagai
objek wisata.
2 Ida Bagus Identifikasi Deskriptif Menunjukan bahwa Dari aspek
Dwi Potensi wisata Kualitatif yang terdapat di dusun sumber
Setiawan Beserta 4A wangi, desa pemutaran,yaitu
(2015) (Attraction, aspek 4a bisa dikatakan bahwa
Amenity, dusun ini belum dapat
Accessbility, mengembangkan keempat aspek
Anciliary) di 4a. karena terdapat beberapa
dusun Sumber kendala kendala yang dihadapi.
Wangi, Desa Selain belum adanya potensi
Pemuteran, wisata, dusun sumber wangi juga
Kecamatan sangat minim pada sdm karena
Gerokgak, rata rata pekerjaan dari
Kabupaten masyarakat disana adalah petani
Buleleng, Bali dan nelayan.
3 Loulasela Identifikasi kualitatif Penelitian ini bertujuan untuk
Asharinne Proses dengan mengidentifikasi Saung
(2013) Pengembang teknik Angklung Udjo sebagai salah
an Inovasi analisis satu bentuk inovasi dalam
Dalam studi pariwisata budaya. Hasil
Pariwisata kasus analisis menunjukkan bahwa
Budaya Saung Angklung Udjo
(Studi mengalami proses inovasi yang
Kasus: Saung tidak sederhana. Tahapan
Angklung proses
Udjo, Kota pengembangan inovasi terjadi
Bandung) secara bergantian dan tidak
14

berurutan sesuai dengan


kerangka waktu. Inovasi yang
dilakukan Saung Angklung
Udjo dapat memberikan
pengembangan ekonomi lokal
terhadap masyarakat sekitar
Saung Angklung Udjo,
dan pihak yang terlibat dalam
proses pengembangan inovasi
memiliki beragam
peran.
4 Yesser Identifikasi Dari penelitian tersebut
Priono Produk diperoleh hasil sebagai berikut.
(2012) Wisata Kota Pangkalan Bun yang
Pariwisata merupakan kota dari
Kota (Urban Kabupaten Kotawaringin Barat
Tourism) mempunyai sumber daya yang
Kota potensial untuk
Pangkalan dikembangkan sebagai
Bun Sebagai pariwisata kota, dilihat dari
Urban corak kehidupan masyarakat
Heritage dan peninggalan sejarah dari
Tourism Kerajaan Kutaringin.
Pariwisata Kota (Urban
Tourism) pada dasarnya adalah
produk wisata, dimana di
dalamnya terdapat
konsentrasi berbagai bentuk
atraksi, amenitas dan
kemudahan aksesibilitas yang
dapat menarik pengunjung baik
dari domestik maupun
international, termasuk
wisatawan dan para pelaku
bisnis dan konferensi. Kota
Pangkalan Bun
mempunyai sumber daya yang
potensial dalam pengembangan
sebagai pariwisata
kota. Kota Pangkalan Bun
dikategorikan sebagai Urban
Heritage Tourism.
15

Pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian


terdahulu. Persamaannya adalah mengkaji tentang analisis potensi dan perbedaannya
terletak pada waktu dan objek wisata, jenis wisata dan lokasi penelitian. Objek wisata
yang diteliti adalah Destinasi Wisata Masjid Kiai Muara Ogan Palembang, jenis
wisata yaitu wisata sejarah budaya dan lokasi penelitian di Jl kimerogan, Kel
Kertapati Kota Palembang Sumatera Selatan.

Anda mungkin juga menyukai