Anda di halaman 1dari 21

HAMBATAN KOMUNIKASI DAN CARA MENGATASI HAMBATAN

KOMUNIKASI

MATA KULIAH : KOMUNIKASI BISNIS (G)

Dosen Pengampu

I Made Jatra, S.E., M.M.

Nama Anggota Kelompok 2 :

01 I Kadek Adi Arta (1907531002)

03 Anak Agung Putu Rista Andari (1907531006)

06 Ni Luh Putu Santi Artini (1907531016)

10 Ni Kadek Utari (1907531033)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021/2022
DAFTAR ISI

Cover
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
2.1 Hambatan Dalam Komunikasi
2.2 Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dan Cara Memperbaiki
Komunikasi
2.3 Etika Dalam Komunikasi
2.4 Proses Mendengarkan Di Tempat Kerja
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran Studi Kasus
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dinamika berarti bergerak, sedangkan organisasi dalam arti
dinamis berarti organisasi selalu bergerak, tumbuh dan berkembang untuk
mempertahankan eksistensinya. Memandang organisasi sebagai organisme
yang dinamis berarti memandang organisasi tidak hanya dari segi bentuk
dan wujudnya, tetapi juga melihat organisasi itu dari segi isinya. Isi dari
organisasi ialah sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan di
dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Interaksi yang terjadi di
dalam organisasi dapat berlangsung secara formal, dan secara non formal.
Interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat terjadi antara atasan
dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan, antara bawahan dengan
bawahan, antara atasan dengan atasan. Dengan kata lain interaksi yang
terjadi di dalam organisasi dapat terjadi secara vertikal, horizontal,
maupun diagonal. Baik buruknya organisasi sangat ditentukan oleh
keserasian interaksi, kemampuan dan hubungan kerja yang terjadi di
dalam organisasi.
Pengertian singkat dari komunikasi merupakan pengutaraan pesan
dari komunikator ke komunikan yang biasa disebut sebagai pertukaran
pesan (informasi). Pengutaraan pesan tersebut juga bisa dengan berbentuk
kata, suara, bahasa tubuh, suara dsb. Komunikasi yang efektif atau ideal
bisa terjadi bila dilakukan dengan cara dua arah, yang didalamnya
terkandung individu yang berbicara, mendengar dan feedback. Meskipun
begitu sering terdapat pesan yang tidak bisa diutarakan dengan baik atau
terdapat hambatan dalam melakukan komunikasi. Hambatan komunikasi
adalah berbagai jenis distraksi ketika proses komunikasi (penyampaian
dan penerimaan) berlangsung antara orang satu dengan orang lain / bisa
juga organisasi, kelompok dsb. Hambatan ini bisa dikarenakan faktor
pribadi, lingkungan, budaya dsb.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja hambatan dalam komunikasi ?
1.2.2 Bagaimana cara mengatasi hambatan dan cara memperbaiki
komunikasi ?
1.2.3 Bagaimana etika dalam berkomunikasi ?
1.2.4 Bagaimana proses mendengarkan di tempat kerja ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui hambatan dalam komunikasi
1.3.2 Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan dan cara memperbaiki
komunikasi
1.3.3 Untuk mengetahui etika dalam berkomunikasi
1.3.4 Untuk mengetahui proses mendengarkan di tempat kerja
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hambatan Komunikasi


Di dalam komunikasi terdapat beberapa hambatan dalam mewujudkan
komunikasi organisasi yang efektif yang harus diwaspadai oleh pihak
komunikator sebagai pengirim pesan. Menurut Robert P. Vecchio
hambatan – hambatan komunikasi secara umum dibagi menjadi 2 bagian
diantaranya :
1. Hambatan Individu
a. Difference In Status (Perbedaan Status)
Organisasi kerap kali mengungkapkan tingkat hierarki melalui
sejumlah symbol-gelar, dan sebabagainya. Status sangat
mempengaruhi perilaku masyarakat dalam organisasi.
Perbedaan status semacam itu dapat dipandang sebagai
ancaman oleh orang – orang pada tingkat hierarki yang lebih
rendah dan ini dapat dicegah atau nambulkan distorsi dalam
komunikasi.
b. The Credibility Of The Souce (Kredibilitas Sumber)
Kredibilitas sumber adalah kepercayaan, keyakinan dan
pengakuan penerima terhadap perkataan dan tindakan
komunikator pada gilirannya akan langsung mempengaruhi
pandangan dan reaksi penerima terhadap perkataan, gagasan
dan tindakan komunikator. Dengan demikian, bagaimana
bawahan memanding komunikasi dari manajernya dipengaruhi
ileh penilian mereka terhadap manajer tersebut. Dimana hal ini
sangat dipengaruhi oleh pengalaman mereka sebelum menjadi
manajer.
c. Perceptual Biases ( Kesalahan Persepsi )
Orang cenderung mendengar apa yang ingin mereka dengar.
Untuk memastikan, fenomena ini lebih umum pada organisasi
seperti dimasyarakat pada umumnya. Ketika seseorang
dihadapkan dengan yang mereka temukan mengganggu atau
tidak menyenangkan, mereka juga cenderung mengabaikannya.
Proses ini Sebagian bertanggung jawab untuk kegagalan
karyawan untuk menerima komentar pada wawancara penilaian
kinerja.
2. Hambatan Organisasi
Hambatan organisasi dalam komunikasi menurut para ahli yang ditulis
dalam beberapa buku dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Information Overload ( Informasi Berlebihan )
Selain proses pemaknaan pesan yang akan menentukan
perilaku hubungan komunikator dan komunikate di dalam
organisasi, jumlah pesan akan menenrukan juga perilaku orang
yang terlibat di dalam proses komunikasi pada organisasi
terebut. Informasi berlebihan akan dapat menimbulkan reaksi
negative dari peserta komunikasi. Information overload adalah
suatu kondisi dimana volume informasi yang diterima melebihi
kapasitas orang memprosesenya.
b. Time Pressures ( Waktu Tekanan)
Tekanan waktu merupakan hambatan dalam komunikasi.
Masalah yang jelas tampak adalah manajer tidak mempunyai
waktu sering untuk berkomunikasi dengan bawahannya.
c. Organization Climate ( Iklim Organisasi )
Iklim komunikasi organisasi menurut Denis dalam adalah
sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai
lingkungan internal organisasi yang mencakup persepsi
anggota organisasi terhadap pesan dengan kejadian yang terjadi
dalam organisasi
d. Technology ( Teknologi )
Sementara kita biasanya berpikir tentang teknologi sebagai alat
bantu yang luar biasa untuk komunikasi misalnya melalui
pesan fax, voice mail, e-mail, telekonferensi, dan internet.
Beberapa orang mungkin juga kurang responsif terhadap
komunikasi elektronik dari pada mereka akan kontak orang ke
orang. Komunikasi melalui teknologi ini juga cenderung
kurang jujur karena takut karyawan bahwa pesan tidak
sepenuhnya rahasia.j selain itu juga, telecommuters melaporkan
bahwa mereka merasa lebih terisolasi karena kontak berkurang
dengan rekan kerja.

Pendapat lain tentang hambatan dalam komunikasi yang efektif


disampaikan oleh Robbins (2003), terdapat 2 hambatan dalam
mewujudkan komunikasi yang efektif, yaitu

a. Perbedaan Bahasa dan Persepsi


Perbedaan bahasa dan persepsi yang dimiliki oleh komunikator dan
komunikan dapat dipastikan komunikasi yang efektif dapat
terhambat.
b. Gangguan Komunikasi
Menurut Locker (2000), ada dua gangguan dalam berkomunikasi,
yaitu:
 Gangguan Emosional
Kita akan kesulitan menerima pesan dengan baik ketika
emosi kita sedang tidak nyaman seperti marah, sedih atau
bingung. Hal inilah sebagai salah satu penghambat dalam
berkomunikasi.
 Gangguan Fisik
Hambatan ini sering dialami oleh kita ketika proses
komunikasi. Hambatan fisik contohnya; adanya hubungan
yang buruk anatar komunikator dengan komunikan, akustik
yang jelek dan tulisan yang tak dapat dibaca dengan baik
menghambat. Penerima pesan juga dapat terganggu dengan
adanya kursi yang tidak nyaman ketika komunikasi peserta
didik dengan pendidik, cahaya yang redup, masalah
kesehatan, atau beberapa kondisi yang menim-bulkan
gangguan secara fisik
c. Everload Informasi
Everload informasi adalah sebagai titik dimana seseorang
memiliki begitu banyak informasi sehingga menyebabkan
informasi yang dimiliki tersebut tidak lagi efektif untuk
digunakan sebagai penunjang kebutuhan.
d. Penyaringan Yang Tidak Tepat
Menyaring artinya membuang atau menyingkat informasi
sebelum pesan dikirimkan atau disampaikan pada orang
lain. Tetapi jika penyaringan itu tidak tepat akan
berdampak tidak jelasnya pesan yang disampaikan pada
orang lain

2.2 Cara Mengatasi Hambatan dan Memperbaiki Komunikasi

Sebelumnya telah dijelaskan beberapa hambatan komunikasi.


Maka pada kali ini akan dibahas mengenai cara untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut yang dapat dilakukan menggunakan tiga cara
berikut ini:

1. Membuat Pesan Secara Lebih Berhati-hati


Dalam berkomunikasi hal yang harus diperhatikan adalah maksud dan
tujuannya serta audiens yang akan dituju. Lakukan komunikasi dengan
menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami, dan tidak
bertele-tele.
2. Minimalkan Gangguan dalam Proses Komunikasi
Lakukan pemilihan saluran komunikasi dengan hati-hati, sehingga
komunikator dapat membuat komunikan lbih mudah untuk memusatkan
perhatiannya pada pesan yang ingin disampaikan. Penyampaian pesan
secara lisan (oral) akan lebih efektif jika lokasi atau tempat penyampaian
pesan teratur, rapi, nyaman, sejuk, dan sebagainya.
3. Mempermudah Upaya Umpan Balik Antara Pengirim dan Penerima
Pesan
Agar umpan balik (feedback) dapat memberikan manfaat yang berarti, cara
dan waktu penyampaiannya harus direncanakan dengan baik. Jika
komunikator menghendaki umpan balik yang cepat, maka dapat dipilih
sarana komunikasi yang cepat pula. Tetapi apabila umpan balik yang cepat
tidak terlalu diperhitungkan maka penggunaan sarana tertulis (surat) dapat
menjadi alternatif yang baik untuk menyampaikan pesan.
 Memperbaiki Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi tidak selalu sesuai dengan harapan,


dengan kata lain komunikasi yang dilakukan tidak efektif atau tidak
mencapai sasarannya dengan baik. Oleh karena itu, agar dapat melakukan
komunikasi dengan baik atau efektif maka diperluksn beberapa
persyaratan, yaitu:

a. Persepsi
Seorang komunikator haus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang
akan disampaikannya dapat diterima oleh komunikan atau tidak. Jika
prediksinya tepat, maka komunikan akan memberikan umpan balik kepada
komunikator, dengan tetap melakukan penyesuaian untuk menghindari
kesalahpahaman dalam komunikasi tersebut.
b. Ketepatan
Secara umum komunikan atau audiens memiliki kerangka berpikir yang
jelas. Agar komunikasi yang dilakukan tepat sasaran maka komunikator
harus bisa mengekspresikan sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka
berpikir mereka, hal ini penting diperhatikan untuk menghindari terjadinya
kesalahan komunikasi (miscommunicstions).
c. Kredibilitas
Dalam komunikasi, komunikator harus memiliki kepercayaan bahwa
komunikan mampu untuk menerima pesan yang ingin disampaikan, selain
itu komunikator juga hsrus yakin pada pesan yang ingin disampaikannya
benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, serta komunikator
harus dapat memahami apa yang menjadi maksud dan tujian dari
penyampaian suatu pesan tersebut.
d. Pengendalian
Dalam melakukan komunikasi reaksi dari komunikan atau audiens
bergantung pada cara penyampaian pesan yang dilakukan oleh
komunikator. Sehingga reaksi audiens dapat membuat komunikator
tertawa, menangis, marah, atau lemah lembut. Hal ini ditentukan oleh
intensitas reaksi yang diberikan oleh audiens terhadap apa yang
disampaikan oleh komunikator.
e. Keharmonisan
Komunikator yang baik akan dapat menjaga keharmonisan hubungan
dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan
mencapai tujuannya. Serta komunikator yang baik akan menghormati dan
berhasil memberi kesan yang baik kepada audiensnya.

2.3 Etika Dalam Berkomunikasi


Konsep etika berasal dari kata Yunani, yang dalam bentuk tunggal
adalah ethos, dan dalam bentuk jamak ta etha. Ethos dapat diartikan
sebagai kebiasaan, akhlak, moral, karakter, atau watak yang mengacu pada
nilai-nilai atau perilaku kelompok atau individu. Sementara ta etha berarti
adat-istiadat, yaitu norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan,
atau masyarakat tertentu mengenai perbuatan baik dan buruk (Berrens
dalam Ketut Rindjin, 2004:4). Organisasi biasanya memiliki kode etik
untuk mengatur dan menjaga hubungan antar anggotanya. Misalnya, kode
etik akuntan, dokter, pengacara, asosiasi dagang, dan lain-lain.
Etika bisnis mencakup semua informasi yang relevan, benar
menurut semua sense, dan informasi yang tidak memperdaya (Bovee dan
Thill, 2003:24). Etika bisnis adalah kiat dan disiplin untuk menerapkan
prinsip-prinsip etika dalam mengkaji dan mengatasi masalah-masalah
yang rumit dalam dunya bisnis (Rindjin, 2004:5). Kegiatan bisnis tidak
selalu bersih dari unsur kejahatan. Situasi persaingan yang semakin ketat
atau dalam keadaan tertekan mampu memicu munculnya perilaku tidak
etis. Perilaku tidak etis bisa terjadi pada individu atau perusahaan. Dalam
berkomunikasi tidak sembarang mengucap, mendengar dan yang
menghasilkan bunyi, jika salah bicara maka orang yang kita ajak bicara
bias sensitif dan bisa menjadi masalah. Dalam berkomunikasi ada etikab
seperti dalam bahasa inggris, yaitu 5W+1H yaitu sebagai berikut :
1) Who (siapa). Mengetahui siapa yang diajak bicara, seperti
pandangan mata agar kita menghargai lawan bicara.
2) What (apa). Lawan bicara harus tau apa yang sedang
dibicarakan, karena jika tidak mengetahui apa yang dibicarakan
pasti membuat kita merasa jengkel.
3) Where (dimana). Berkomunikasi harus tahu tempat, jika saja
berbicara pendapat tentang sesuatu yang tidak disukai, maka
bias saja orang sekitar kita merasa tidak suka dengan pendapat
kita.
4) When (kapan). Tidak mudah untuk mengetahui kapan waktu
yang tepat untuk berkomunikasi.
5) Why (mengapa). Pertanyaan ini agar focus dengan tujuan
pembicaraan
6) How (bagaimana). Cara kita berkomunikasi dengan
penyampaian yang jelas. Jika kita salah penyampaian, jadi salah
juga kita dalam beretika komunikasi.

Contoh masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku etis yang rering


muncul dalam kegiatan bisnis adalah:
 Menerima atau menawarkan komisi
 Mencuri dari perusahaan
 Memberhentikan karyawan tanpa pemberitahuan
 Membocorkan informasi atau rahasia perusahaan
 Memakai barang-barang perusahaan untuk kepentingan pribadi
Etika bisnis membantu perusahaan untuk menyelesaikan masalah
bisnis dengan sentuhan moral. Jadi, tujuan etika bisnis adalah menggugah
kesadaran pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis dengan baik demi
menjaga reputasi perusahaan. Etika memainkan peranan penting dalam
komunikasi bisnis. Bahasa terdiri atas kata-kata yang mengandung nilai.
Dalam berkomunikasi hendaknya dihindari bahasa yang manipulatif,
diskriminatif, atau berlebihan. Mengatakan sesuatu dengan cara tertentu
memungkiankan seseorang untuk memengaruhi atau mengubah perilaku
orang lain.
Etika komunikasi bisnis mengacu pada prinsip-prinsip yang dianut
oleh perusahaan mengenai komunikasi mana yang baik dan mana yang
tidak baik (Haryani, 2004:50). Secara umum, etika komunikasi yang
berlaku dalam perusahaan berhubungan dengan dapat dipercaya, fair, tidak
memihak, menghargai hak orang lain, dan mempertimbangkan pengaruh
suatu ucapan atau tindakan terhadap orang lain. Sementara itu, tindakan
yang tidak etis menyangkut mementingkan diri sendiri, penipuan kepada
konsumen, iklan yang menyesatkan, dan mencapai sesuatu dengan
menghalalkan segala cara. Adapun beberapa etika dan etiket dalam
berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai
berikut :
 Jujur tidak berbohong
 Bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan
 Lapang dada dalam berkomunikasi
 Menggunakan panggilan / sebutan orang-orang baik
 Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
Adapun contoh-contoh teknik komunikasi bisnis yang baik adalah :
 Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan
lingkungan
 Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
 Menatap lawan bicara dengan lembut
 Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
 Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
2.4 Proses Mendengarkan Di Tempat Kerja
Keterampilan mendengarkan adalah penting bagi kesuksesan karier,
efektivitas organisasi dan kepuasan karyawan. Sejumlah studi menunjukkan
bahwa pendengar yang baik menjadi manajer yang baik dan bahwa pendengar
yang baik akan maju lebih cepat dalam organisasi mereka. Studi lain
menunjukkan bahwa keterampilan mendengarkan merupakan bagian penting
dalam penekanan baru pada layanan pelanggan. Sukses yang berkelanjutan dari
banyak perusahaan sebagian besar merupakan hasil mendengarkan pelanggan,
perhatian semacam itu kepada pelanggan menjadi semakin vital dan merupakan
sebiah sebab utama bagi efektivitas pemasaran. Mendengarkan juga sama
pentingnya dalam organisasi. Karyawan menjadi lebih puas jika mereka merasa
bahwa pihak manajemen mendengarkan keluhan mereka.
1. Jenis Mendengarkan di Tempat Kerja
a) Mendengarkan Atasan
Dalam bekerja salah satu tugas yang terpenting adalah mendengarkan
instruksi, penugasan dan penjelasan mengenai bagaimana melakukan
tugas. Untuk bisa fokus sepenuhnya pada pembicara, pastikan bahwa tidak
adanya gangguan oleh kebisingan dan tugas lainnya.
b) Mendengarkan karyawan
Organisasi yang baik, mendengarkan berlaku dalam dua arah. Karyawan
mendengarkan atasan mereka, tetapi pihak manajemen juga mendengarkan
karyawan. Organisasi yang mendengarkan karyawan memperoleh banyak
manfaat, termasuk produktivitas dan moral yang lebih tinggi. Ketika
karyawan merasa mereka didengarkan, mererka menjadi lebih
berkomitmen terhadap keberhasilan perusahaan.
c) Mendengarkan pelanggan
Organisasi yang mendengarkan pelanggan meningkatkan penjualan dan
profitabilitas. Mendengarkan adalah suatu bentuk perhatian dan
merupakan alat yang potensial untuk mempertahankan pelanggan.
Pelanggan ingin diperhatikan, yang merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia.
2. Proses Mendengarkan dan Kendala-kendalanya
Proses mendengarkan menurut menurut Barker dalam Haryani 2001:242
terdapat 6 tahap dalam proses mendengarkan. Tahapan-tahapan itu terjadi dalam
suatu urutan, tetapi umumnya terbentuk secara tdak sadar dan anatar satu tahap
dengan tahap lain terjadi dalam jarak waktu yang sangat pendek. 6 tahapan
tersebut adalah :
a) Mendengarkan (hearing)
Mendengarkan merupakan aktivitas fisik di mana seseorang menerima
suara melalui indra pendengaran. Mendengarkan merupakan aktivitas fisik
murni yaitu menangkap gelombang suara yang dikirim oleh pengirim
pesan. Oleh karena itu seseorang perlu mendengar agar dapat menyimak.
b) Memperhatikan (attention)
Suatu rangsangan yang kuat biasanya mendapat perhatian dengan segera.
Perhatian yang selektif terhadap rangsangan tertentu disebut perhatian
(attention).
c) Memahami (understanding)
Pada tahap selanjutnya yaitu memahami, pesan yang dikirim dalam
simbol-simbol yang dilihat atau didengar akan diberi makna.
d) Mengingat (remembering)
Pesan yang telah diterima dan diinterpretasikan kemudian diletakkan
dalam ingatan. Setelah masuk ke dalam ingatan, pesan tersebut akan
dihubungkan dengan pesan yang sudah mengendap dalam ingatan
sehingga membentuk suatu rangkaian ingatan baru. Jika dibutuhkan, pesan
akan dikeluarkan lagi dari ingatan.
e) Mengevaluasi (evaluating)
Pada tahap mengevaluasi, pendengar dimungkinkan untuk membuat
pertimbangan-pertimbangan berkaitan dengan pesan yang disampaikan,
bukti-bukti akan diukur dan akan dibedakan mana yang fakta dan mana
yang opini. Proses eveluasi berlangsung relatif cepat tetapi dapat juga
berlangsung lama. Hal yang menyebabkan perbedaan waktu evaluasi
adalah besar kecilnya prmasalahan yang berkaitan dengan pesan tersebut,
tersedia tidaknya informasi pendukung pada pendengar, dan tipe
pendengar itu sendiri.
f) Menanggapi (responding)
Meskipun pesan yang dikirim sama, tetapi umpan balik antara pendengar
satu dengan yang lain bisa berbeda. Umpan balik dapat berupa diam saja,
tersenyum, melakukan tindak fisik tertentu, atau menjawab secara lisan
maupun tertulis.
3. Kemampuan Mendengarkan Di Tempat Kerja
Mendengarkan di tempat kerja jauh lebih sulit daripada mendengarkan
selama kuliah di ruang kelas. Mendengarkan di tempat kerja lebih menantang
karena informasi sering berubah begitu saja. Meskipun kompleksitas dan
tantangan mendengarkan di tempat kerja cukup besar, pendengar yang baik di
tempat kerja harus ingat bahwa tujuan mereka adalah mendengarkandengan
saksama dan memahami apa yang dikatakan sehingga mereka dapat mengerjakan
tugasnya dengan baik. Saran-saran ini dapat membantu untuk meningkatkan
efektivitas mendengarkan di tempat kerja. Menurut M.E. Guffey, ada beberapa
saran yang dapat membantu efektivitas mendengar di tempat kerja, yaitu :
Mengontrol ganguan eksternal dan internal, Terlibat secara aktif, Pisahkan fakta
dari opini, Identifikasi fakta – fakta penting, Jangan menyela, Mengajukan
pertanyaan penjelas, Mengulang dengan kata – kata sendiri untuk meningkatkan
pemahaman, Gunakan jeda waktu, Buat catatan untunk mengingat, Sadari
perbedaan jenis kelamin.
Bagaimana jika pembicaraan di tempat kerja menggunakan bahasa asing,
seperti bahasa inggris, dalam kenyataannya bahasa Inggris merupakan pengatar
kedua dan cukup banyak dipergunakan, apa yang dapat dilakukan oleh pembicara
asli untuk menjadi pendengar yang lebih baik ketika pembicaraan asing
berbicara :
a) Hindari penilaian negative tentang logat pelafalan
b) Bersabarlah
c) Jangan meyelesaikan kalimat
d) Jangan membetulkan tata bahasa dan pengucapan
e) Jangan berpura – pura memahami,
f) Berlatih mendengarkan banyak variasi bahasa Inggris.
BAB III
3.1 SIMPULAN

Di dalam komunikasi terdapat beberapa hambatan dalam mewujudkan


komunikasi organisasi yang efektif yang harus diwaspadai oleh pihak
komunikator sebagai pengirim pesan. Hambatan dalam komunikasi bisa
disebabkan karena beberapa faktor. Hambatan komunikasi dikemukakan oleh
Robert P. Vecchio dan Robbins.

Terdapat beberapa cara untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam


komunikasi yaitu dengan cara lebih berhati-hati dalam membuat pesan, dalam
proses komunikasi usahakan untuk meminimalkan gangguan, upayakan untuk
mempermudah umpan balik antara pengirim dan penerima. Selain itu, untuk
memperbaiki komunikasi agar lebih efektif dapat dilakukan dengan syarat-
syarat sebagai berikut membuat persepsi yang tepat, ketepatan pada sasaran,
kredibelitas, pengendalian, dan menjaga keharmonisan hubungan antara
komunikator dan komunikan. Etika komunikasi bisnis mengacu pada prinsip-
prinsip yang dianut oleh perusahaan mengenai komunikasi mana yang baik
dan mana yang tidak baik (Haryani, 2004:50). Secara umum, etika komunikasi
yang berlaku dalam perusahaan berhubungan dengan dapat dipercaya, fair,
tidak memihak, menghargai hak orang lain, dan mempertimbangkan pengaruh
suatu ucapan atau tindakan terhadap orang lain. Sementara itu, tindakan yang
tidak etis menyangkut mementingkan diri sendiri, penipuan kepada konsumen,
iklan yang menyesatkan, dan mencapai sesuatu dengan menghalalkan segala
cara.
Adapun proses mendengarkan di tempat kerja yang merupakan hal penting
bagi kesuksesan karier, efektivitas organisasi dan keputusan karyawan,
bagaimana tidak proses ini menjadi landasan penting bagi seorang yang
sedang berada di dalam lingkungan organisasi. Mendengarkan di tempat kerja
dapat meliputi berbagai hal seperti mendengarkan atasan, karyawan, dan juga
pelanggan. Berkomunikasi dapat di imbangi dengan pesan nonverbal yang
merupakan penyampaian komunikasi tanpa adanya pesan tertulis. Dengan
demikian dari penjelasan di atas baik itu hambatan komunikasi, cara
mengatasi hambatan, etika dalam berkomunikasi dan mendengarkan di tempat
kerja merupakan dasar penting dalam keberlangsungan sebuah hubungan, baik
itu di organisasi, tempat bekerja ataupun relasi lainnya.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah penulisan
Ringkasan Materi Kuliah ini dapat dipelajari untuk menambah wawasan
pembaca terkait hambatan komunikasi dan cara mengatasi hambatan dalam
komunikasi. Nantinya pengetahuan ini akan senantiasa berguna dalam
memahami hambatan komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Neti Karnati, M. (2019). Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif


Manajemen Pendidikan. Aceh: CV. Bunda Ratu.
Drs. Djoko Purwanto, M. (2006). Kominikasi Bisnis Edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga.

Kuswarno, E. (n.d.). Efektivitas Komunikasi Organisasi. 55-61.

Pangumpia, F. (2013). Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Produksi


Kerja Karyawan di bank Prisma dan Manado. Acta Diurna, -.

Winarti, Ema Dwi. 2017. Makalah Komunikasi Bisnis Etika Komunikasi Dalam
Bisnis. Tersedia pada http://emadwiw.blogspot.com/2017/11/makalah-
komunikasi-bisnis-etika.html?m=1.
LAMPIRAN KASUS
PT CAHAYA MITRA UTAMA

Pada PT Cahaya Mitra Utama , bergerak dalam bidang Furniture mengalami


permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang
disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan karyawannya.
Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji kerja
karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan,
sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan.
Para karyawan mengambil tindakan agar gaji mereka di bayarkan sesuai
perjanjian awal  yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung
pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan manapun pasti pernah mengalami permasalahan internal.


Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan
lingkup permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti
masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar
seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen. Contoh
lainnya dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan dan
manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media.
Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah
hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi
karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.

Dunia kerja memang Indentik dengan kesalahan penyampaian  komunikasi


di suatu lingkungan kerja atau perusahaan antara individu. Sehingga cara
mengatasi masalah dalam perusahaan harus benar-benar dipahami management
inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul. Permasalahan
atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang
terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan
system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan
bawahan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kerja tidak maksimal,
mogok kerja atau bahkan sampai demo besar besaran. 

Penyelesaian Kasus

a. Jalinlah komunikasi yang baik dengan sesame karyawan terlebih dahulu


hingga jika ada informasi tidak hanya diterima oleh beberapa karyawan
saja tapi juga semua kraywan dan informasi tersebut tidak simpag siur
kebenarannya.
b. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan
pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
c. Membuat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar
dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan
komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di
lapangan.
d. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan,
pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap
individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal
komunikasi Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang
kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau
sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat
mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari
lingkungan juga harus di perhatikan. 

Anda mungkin juga menyukai