“PERENCANAAN BIAYA”
KELAS : PA 503
Anggaran (budget) suatu proyek merupakan rangakaian biaya, atau target uang yang
diperlukan untuk biaya material, pekerja, subkontraktor, dan total biaya proyek. Dari sudut
keuangan anggaran ini harus realistis jika dibandingkan dengan pengeluaran biaya aktual dari
proyek tersebut. Anggaran merupakan perencanaan financial dari suatu kontrak secara
keseluruhan dan digunakan untuk menghitung aliran kas (cash flow) yang cair dalam setiap
periode kontrak. Gagasan dari pengendalian biaya dan waktu berdasarkan pada perbandingan
antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja yang aktual.
Informasi biaya aktual dari suatu proyek harus layak, pembengkakan biaya harus
dideteksi, kecenderungan dapat dianalisa, dan manajemen dapat mempertanyakan apabila ada
biaya saat ini atau biaya penyelesaian proyek yang keluar dari kontrol. Pengendalian biaya
proyek adalah sebuah proses pengendalian biaya yang dikeluarkan dalam suatu proyek, mulai
dari saat gagasan pemilik untuk membuat suatu proyek sampai saat pekerjaan telah selesai
dilaksanakan dan saat pembayaran terakhir dilakukan (Chandra, et al., 2003).
Dalam suatu proyek konstruksi, pengendalian biaya proyek mempunyai tiga tujuan
(Pilcher, 1992), yaitu:
1. Memberikan peringatan dini terhadap pelaksanaan setiap pekerjaan yang sesuai dengan
kontrak, apabila terjadi hal-hal yang tidak ekonomis atau biaya di luar / melebihi
anggaran.
2. Memberikan umpan balik pada estimator yang bertanggung jawab terhadap penawaran
harga tender, baik pada saat ini maupun pada tender mendatang hingga dapat
memberikan harga yang lebih realistis.
Biaya pemeliharaan untuk bangunan Jumlah jam mesin dan tenaga kerja
pabrik langsung
Terdapat dua metode estimasi yaitu titik tinggi-rendah dan metode analisis
represi. Metode titik tinggi-rendah merupakan metode yang paling tidak akurat tetapi
paling mudah diaplikasikan serta metode analisis regresi merupakan metode paling akurat
dan paling mahal, membutuhkan lebih banyak waktu, pengumpulan data dan keahlian.
Dalam memilih metode estimasi terbaik, akuntan manajemen harus memncari
keseimbangan antara tingkat keakuratan yang diinginkan dengan keterbatasan apapun
mengenai biaya, waktu dan upaya.
Metode titik tinggi rendah (high-low method) menggunakan aljabar untuk menentukan garis
estimasi yang unik antara titik yang tinggi dan rendah dalam data. Metode tinggi rendah
memenuhi dua tujuan penting bagi Garcia. Pertama metode tersebut berdasarkan pengamatan
terhadap grafik.
Analisis Regresi
Y= a + bX + e
Dimana :
Y= jumlah variabel terikat, yait biayayang akan diestimasikan
a= Jumlah tetap; disebut juga titik potong atau konstanta yang mewakili jumlah Y ketika X = 0
X= Nilai variabel beas, yaitu penggerak biaya bagi biaya yang akan diestimasikan; mungkin
terdapat satu atau lebih dari satu penggerak biaya.
b= Biaya variabel per unit disebut juga koefisien variabel bebas yaitu kenaikan Y (biaya) untuk
setiap kenaikan unit X (penggerak biaya)
e= Kesalahan estimasi yaitu jumlah antara prediksi regresi (y= a + bx) yang berbeda-beda dari
titik data
Tahapan Proyek
Estimasi biaya konseptual juga dapat dilakukan dengan menggunakan data masa lalu yang
diperbaharui dengan menggunakan indeks biaya (harga).
Berikut ini adalah contoh indeks biaya (harga) konstruksi di Amerika sejak tahun 1913 hingga
1978:
K2
B2 = B1 {—-}^x
K1
dimana:
B2 = Estimasi biaya bangunan sejenis yang baru dengan kapasitas K2
B1 = Biaya bangunan lama dengan kapasitas K1
K2 = Kapasitas bangunan baru
K1 = Kapasitas bangunan lama
x = Faktor kapasitas sesuai jenis bangunan
Biaya tiap kegiatan atau pekerjaan disebut biaya satuan kegiatan atau pekerjaan (harga satuan
pekerjaan).
Biaya satuan pekerjaan dirinci berdasarkan:
– Bahan yang digunakan,
– Alat yang digunakan,
– Pekerja yang terlibat untuk pekerjaan tersebut.
Biaya-biaya di atas adalah biaya yang langsung (direct) berkaitan dengan kegiatan/pekerjaan
tersebut dan disebut biaya langsung (direct cost).
Disamping biaya langsung, terdapat pula biaya tambahan (mark up) atau biaya tidak langsung.
Komponen biaya tambahan terdiri dari:
1. Biaya Over head
Biaya Over head adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan
atau pekerjaan namun tidak berhubungan langsung dengan biaya bahan, peralatan dan tenaga
kerja. Contoh, ketika bagian logistik memesan semen dilakukan dengan menggunakan telepon
genggam (HP). Biaya pulsa telepon tersebut tidak dapat ditambahkan pada harga semen yang
dipesan.
Contoh lain biaya operasional kantor proyek di lapangan (site office) seperti listrik, air, telepon,
gaji tenaga administrasi, dst. tidak dapat dimasukkan ke biaya pekerjaan pondasi beton.
3. Keuntungan (profit)
Keuntungan (profit) adalah jasa bagi kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
kontrak.
4. Pajak (tax),
berupa antara lain Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%, Pajak Penghasilan (PPh), dll.
Contoh:
Biaya satuan (1m3) beton K-250 untuk pondasi pelat adalah sebesar Rp. 453.000,-. Artinya biaya
satuan tersebut meliputi total biaya bahan yang digunakan, total biaya peralatan yang digunakan,
dan total upah seluruh pekerja yang terlibat dalam pembuatan 1 m3 beton K-250.
Biaya satuan (buah) pondasi pelat beton adalah sebesar Rp. 675.000,- Artinya biaya satuan
tersebut meliputi biaya bahan (beton, tulangan, cetakan) yang digunakan, biaya peralatan
(cangkul, sekop, pengaduk beton, pemadat beton, dll.) yang digunakan, serta upah seluruh
pekerja (menggali & menimbun, pasang cetakan, mengecor, memadatkan beton, dsb.)
Contoh Biaya (Harga) Satuan Bahan
dimana,
PI : Indeks Harga untuk faktor pengali harga baru
Pi : Harga baru untuk bahan/peralatan/upah yang disurvei ulang
P0 : Harga lama bahan/peralatan/upah yang disurvei ulang
n : Jumlah bahan/peralatan/upah yang disurvei ulang