Farmasi Fisika 03 STABILITA PDF
Farmasi Fisika 03 STABILITA PDF
Pendauluan
Stabilita
(tetap), atau berubah dalam jumlah yang tidak
signifikan/ambang batas → STABIL
Stabilita
Adalah kemampuan suatu sediaan farmasi
↓
agar tetap berada pada batas spesifikasi yang telah
ditentukan
↓
untuk menjamin obat yang diproduksi
bermutu, aman dan berkhasiat
Pendauluan
Stabilita
Adalah periode penggunaan dan penyimpanan
↓
yang menyatakan pada periode waktu tersebut
↓
obat masih memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan
Pendauluan
Stabilita
Adalah waktu (bulan/tahun) yang dicantumkan pada
label kemasan
↓
menyatakan bahwa produsen menjamin produk obat
tersebut masih memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan
↓
bila disimpan sesuai kondisi penyimpanan yang telah
ditentukan
Aspek Kefarmasian
Pendauluan
Stabilita
Adalah waktu yang dihitung pada suhu simpannya (suhu kamar
25°C atau sesuai ketentuan) ketika kadar zat aktif telah terurai
sebanyak 10% (tersisa 90% dari C0) atau sesuai ketentuan masing-
masing monografi zat aktifnya (beberapa zat aktif ada yang
dinyatakan 85%).
Bila dalam sediaan terdapat lebih dari satu zat aktif, maka waktu
kadaluarsa ditetapkan terhadap zat aktif yang paling cepat
waktu kadaluarsanya
Pendauluan
Stabilita
• Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tangan
Waktu pasien
Pendauluan
Stabilita
terapetik tidak tercapai
Perubahan BA (Bioavaibilitas) obat
Terbentuknya hasil urai yang toksik Keamanan
Sediaan menjadi tidak homogen
Menurunnya status mikrobiologi sediaan
Berkurangnya keterimaan pasien terhadap sediaan
Pendauluan
Stabilita
Meniliti perubahan karakteristik obat
karena pengaruh fisika, kimia dan biologi
Stabilita
Bentuk
sediaan
dan
formulasi
Bahan
Cara kemasan
simpan Kegunaan yang akan
digunakan
Waktu
kadaluarsa
Faktor yg Mempengaruhi Stabo
Stabilita
Fisika • Perubahan fisik
• Reaksi Hidrolisis
Kimia • Reaksi Oksidasi
• Reaksi Fotolisis
(Reaksi penguraian) • Reaksi Isomerisasi
• Reaksi Polimerisasi
Stabilita
Fotolisis
Oksidasi Isomerisasi
Reaksi
Hidrolisis Penguraian Polimerisasi
Obat
Penguraian oleh air yang dapat dikatalisis oleh ion H+ (asam)
Stabilita
atau ion OH- (basa).
Umumnya terjadi juga pada senyawa mengandung gugus (-
acyl) pemutusan ikatan atom C dan X oleh H2O.
Obat yang mengandung gugus fungsi ester, amida, laktam,
imida, akan rentan mengalami hidrolisis
Solusi:
1) Pengaturan pH stabilitas optimum
2) Penambahan/penggunaan pelarut non air (pelarut campur)
3) Mengendalikan kadar air (konsentrasi air
dikurangi/dihilangkan)
4) Obat dibuat dalam bentuk sediaan solid (padat)
Obat yang rentan terkena reaksi oksidasi adalah steroid,
Stabilita
sterol, asam lemak tak jenuh, fenotiazin, dan obat lain yang
mengandung ikatan rangkap terkonjugasi.
Reaksi okdasi yang terjadi biasanya berupa reaksi rantai
radikal bebas (Inisiasi, Propagasi dan Terminasi).
Solusi:
1) Mengurangi kadar oksigen
2) Hidari kontak dengan logam
3) Hindari paparan cahaya
4) Penambahan antioksidan
Zat dapat mengabsorpsi cahaya/energi radiasi pada panjang
Stabilita
gelombang tertentu.
1) Sinar UV (50 – 400 nm)
2) Sinar Tampak (400 – 750 nm)
3) Infra Merah (750 – 10.000 nm)
Penguraian akibat paparan cahaya yang dapat terjadi pada
fenotiazin, hidrokortison, prednison, dll.
Solusi:
1) Wadah tidak tembus cahaya atau opaque
2) Tablet salut
3) Hindari paparan cahaya
4) Penambahan antioksidan
Reaksi Isomerisasi
Stabilita
Proses perubahan (konversi) obat/zat aktif menjadi bentuk
isomer optik atau isomer geometriknya aktivitas terapi
lebih kecil (adrenalin, tetrasiklin, cefalosforin).
Reaksi isomerasi dapat terjadi karena pengaruh pH/cahaya.
Solusi:
1) Membuat sediaan pada pH stabilitasnya
2) Wadah tidak tembus cahaya atau opaque
Reaksi Polimerisasi
Proses penggabungan dua atau lebih molekul obat yang identik
membentuk senyawa kompleks.
Kecepatan/Laju Reaksi, merupakan kecepatan reaksi ber(-)nya
Stabilita
konsentrasi reaktan atau ber(+)nya konsentrasi produk per satuan
waktu.
Stabilita
Reaksi
Kesetimbangan
(Reversibel)
Reaksi
Kompleks
Reaksi Kompleks
Stabilita
(b) Reaksi Paralel (samping/serentak):
Stabilita
Eksipien; Sifat fisikokimia
Suhu
Cahaya; Fotolisis
Oksigen; Oksidasi
pH
Stabilita
Suhu
Kekuatan ion
Efek pelarut
Cahaya
Oksigen
F. P. Laju Reaksi Penguraian Obat
Stabilita
Katalis
Asam -
Basa
Temperatur
Laju Konstanta
Reaksi Dielektrik
Kekuatan
Ion
Laju Reaksi berhubungan langsung dengan jumlah tabrakan
Stabilita
molekul yang terjadi per satuan waktu.
Pada saat suhu me ↑, jumlah tabrakan molekul pun akan me ↑
Laju reaksi akan me↑
Stabilita
−𝐸𝐸𝐸𝐸 ⁄𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐸𝐸𝐸𝐸 1
𝑘𝑘 = 𝐴𝐴. 𝑒𝑒 ln 𝑘𝑘 = ln 𝐴𝐴 − � . �
𝑅𝑅 𝑇𝑇
Intersep = a
Slope = b = Ea/R
Ea =b.R
y= a ― b. x
Dimana:
k = Konstanta laju reaksi
A = Intersep (a)
Ea = Energi aktivasi (kal/°mol)
R = Tetapan Reamur (1,987 kal/°mol)
T = Temperatur (°K)
Katalis
Stabilita
Suatu zat yang digunakan untuk mempercepat laju reaksi tanpa
mengalami perubahan/terpakai oleh reaksi itu sendiri (inert).
Fungsi Katalis
Katalisator (+) → Me↑ laju reaksi (prohibitor), karena Ea di↓
Katalisator (―) → Me↓ laju reaksi (inhibitor), karena Ea di ↑
Stabilita
Suatu zat terurai dalam larutan dapar tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi komponen asam [HA] dan garam [A-] yang digunakan,
tetapi dipengaruhi oleh konsentrasi ion [H+] dan [OH-].
Contoh: Reaksi hidorlisis ester
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
= 𝑘𝑘. [𝑆𝑆𝑆𝑆 +]. [𝑅𝑅] = 𝑘𝑘1 . [𝑆𝑆][𝐻𝐻 +]
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
Stabilita
Untuk mengetahui bentuk sediaan suatu zat pada pH tertentu,
dapat digunakan data:
1. Kelarutan zat pada pH tersebut (S)
2. Kelarutan instrinsik zat (So)
Apabila, kondisinya:
S > Dosis Suspensi (Ordo 0) 𝐶𝐶𝑡𝑡 = 𝐶𝐶0 − 𝑘𝑘. 𝑡𝑡
S < Dosis Larutan (Ordo 1) 𝑙𝑙𝑙𝑙 𝐶𝐶𝑡𝑡 = 𝑙𝑙𝑙𝑙 𝐶𝐶0 − 𝑘𝑘. 𝑡𝑡
Persamaan yang menggambarkan pengaruh elektrolit (ion)
Stabilita
terhadap kecepatan reaksi peguraian digambarkan oleh
persamaan Bronsted-bjerrum.
Dimana
k = Konstanta laju reaksi
ZA & ZB = Muatan ion (+) atau (―)
µ = Kekuatan ion
Stabilita
yang bermuatan.
Dimana
k = Konstanta laju penguraian
k∞ = Konstanta laju penguraian pada Kd tak berhingga
ZA & ZB = Muatan ion (+) atau (―)
N = Bilangan Avogadro (6,022 . 1023 mol-1)
e = Satuan muatan listrik
R = Tetapan Reamur (1,987 kal/°mol)
T = Temperatur (°K)
r* = Jarak ion pada molekul kompleks yang teraktivasi
ε = Konstanta dielektrik larutan
Hubungan antara ln k dengan 1/ε adalah linier
Pengaruhnya terhadap konstanta laju reaksi dan stabilitas obat:
Stabilita
𝑁𝑁. 𝑍𝑍𝐴𝐴 . 𝑍𝑍𝐵𝐵 . 𝑒𝑒 2
ln 𝑘𝑘 = ln 𝑘𝑘∞ − � �
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑟𝑟 ∗ 𝜀𝜀
Stabilita
konsentrasi reaktan atau ber(+)nya konsentrasi produk per satuan
waktu.
Stabilita
Metoda Grafik
Menentukan nilai yang menjadi sumbu x dan y
Mencari persamaan regresi liniernya (y = a + bx)
Metoda Substitusi
Memasukkan nilai persamaan regresi linier yang diperoleh ke
dalam rumus orde reaksi
Reaksi penguraian dikatakan mengikuti Orde 0, bila terjadi pada
kecepatan yang konstan dan tidak tergantung pada konsentrasi
produk urai
Biasanya terjadi pada sediaan tablet atau “suspensi” (Orde 0 semu)
𝑑𝑑𝐶𝐶𝑡𝑡
− = 𝑘𝑘 𝐶𝐶𝑡𝑡 = 𝐶𝐶0 − 𝑘𝑘. 𝑡𝑡
𝑑𝑑𝑡𝑡
Dimana
dCt/dt = Laju reaksi penguraian (mg/ml/jam)
k = Konstanta laju reaksi (mg/ml/jam)
C0 = Konsentrasi awal (mg/ml)
Ct = Konsentrasi pada waktu t (mg/ml)
t = Waktu terjadinya penguraian (jam)
Reaksi kompleks yang terjadi pada sediaan suspensi:
Catatan:
Orde 0 (tidak bergantung pada [P] atau [Urai])
Selama, kec pelarutan > kec penguraian [B] dan [P] akan selalu konstan
Orde 1 (bergantung pada [A] atau [Reaktan])
Kalau, kec penguraian > kec pelarutan [B] dan [P] tidak akan konstan
Misal reaksi A B + C
Bila kecepatan reaksi penguraiannya dipengaruhi oleh konsentrasi
reaktan (konsentrasi A)
Biasanya terjadi pada sediaan larutan
𝑑𝑑𝐶𝐶𝑡𝑡 𝑘𝑘
𝑙𝑙𝑙𝑙 𝐶𝐶𝑡𝑡 = 𝑙𝑙𝑙𝑙 𝐶𝐶0 − 𝑘𝑘. 𝑡𝑡
− = 𝑘𝑘. 𝐶𝐶0 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝐶𝐶𝑡𝑡 = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝐶𝐶0 −
2,303
. 𝑡𝑡
𝑑𝑑𝑡𝑡
Dimana
dc/dt = Laju reaksi penguraian (mg/ml/jam)
k = Konstanta laju reaksi (jam-1)
C0 = Konsentrasi awal (mg/ml)
Ct = Konsentrasi pada waktu t (mg/ml)
t = Waktu terjadinya penguraian (jam)
Misal :
Reaksi A B + C* atau
Reaksi A + B C + D**
* Disebut orde 2 bila kecepatan reaksi dipengaruhi oleh A
** Disebut orde 2 bila kecepatan reaksi dipengaruhi oleh A dan B
𝑑𝑑𝐶𝐶𝑡𝑡 1 1 1 1
− = 𝑘𝑘. 𝐶𝐶0 2 −
𝐶𝐶𝑡𝑡 𝐶𝐶0
= 𝑘𝑘. 𝑡𝑡 = + 𝑘𝑘. 𝑡𝑡
𝑑𝑑𝑡𝑡 𝐶𝐶𝑡𝑡 𝐶𝐶0
Dimana
k = Konstanta laju reaksi (ml/mg/jam)
C0 = Konsentrasi awal (mg/ml)
Ct = Konsentrasi pada waktu t (mg/ml)
t = Waktu terjadinya penguraian (jam)
Orde 0 mg/ml = mg/ml ― k . jam
k = 𝑚𝑚𝑚𝑚�
𝐶𝐶𝑡𝑡 = 𝐶𝐶0 − 𝑘𝑘. 𝑡𝑡 𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗
Orde 2 1 1
𝑚𝑚𝑚𝑚 = 𝑚𝑚𝑚𝑚 + 𝑘𝑘. 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗
�𝑚𝑚𝑚𝑚 �𝑚𝑚𝑚𝑚
1 1
= + 𝑘𝑘. 𝑡𝑡 𝑚𝑚𝑙𝑙�
𝑚𝑚𝑔𝑔
𝐶𝐶𝑡𝑡 𝐶𝐶0 k =
𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗
Waktu yang diperlukan suatu zat untuk meluruh atau terurai menjadi
setengahnya
t½ Ct = 50% . C0
Rumus waktu paruh:
Orde 0 t½ = Co/2k
Orde 1 t½ = 0,693/k
Orde 2 t½ = 1/c0k
Hitunglah:
5 x t1/2, berapa persen yang sudah terurai?
7 x t1/2, berapa persen yang sudah terurai?
t1/2 Dosis % Dosis %
1 250,0 100,0% 500,0 100,0%
2 125,0 50,0% 250,0 50,0%
3 62,5 25,0% 125,0 25,0%
4 31,3 12,5% 62,5 12,5%
5 15,6 6,3% 31,3 6,3%
6 7,8 3,1% 15,6 3,1%
7 3,9 1,6% 7,8 1,6%
8 2,0 0,8% 3,9 0,8%
9 1,0 0,4% 2,0 0,4%
10 0,5 0,2% 1,0 0,2%
Parameter k (konstanta laju reaksi)
Stabilita
Carilah konstanta laju reaksi untuk masing-masing Orde Reaksi
jika diketahui nilai konsentrasi awal, konsentrasi pada waktu t,
dan waktunya adalah sama yaitu berturut-turut adalah 150 mg;
134 mg; dan 12 bulan !
Stabilita
Semakin ↑ Orde/Tingkat Reaksi Penguraian suatu obat:
Semakin ↑ Laju Reaksi Penguraiannya
Semakin ↑ Konsentrasi obat yang terurai
Stabilita
2. Replikasi penentuan kadar (triplo)
3. Jumlah sampel yang digunakan
4. Wadah penyimpanan (inert dan tertutup rapat)
5. Instrumen penunjang
6. Metoda analisis :
Ketelitian (accuracy)
Ketepatan (precission)
Spesifisitas (spesificity)
Kepekaan (sensitivity)
Reproduksibilitas
Linieritas
Batas deteksi dan Kuantitaif
1. Uji ini dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dari suhu ruangan
Stabilita
(apabila tidak dinyatakan lain umumnya 40°, 50°, dan 60°).
2. Berguna dalam tahap pengembangan formula untuk mencari
Ea.
3. Untuk memperkirakan waktu kadaluarsa.
4. Harus dibandingkan dengan sampel per tinggal (retained
sample) yang disimpan pada kondisi normal/sesuai etiket.
5. Untuk mempersingkat waktu dalam menguji stabilitas obat.
6. Umumnya waktu kadaluarsa obat adalah saat obat tersisa 90%
(apabila tidak dinyatakan lain).
Suatu senyawa obat dilakukan uji stabilitas dipercepat untuk mengetahui
umur simpannya. Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh data di bawah ini;
Tentukanlah waktu kadaluarsa obat yakni saat konsentrasinya
mencapai 90% dari konsentrasi awal!
Suhu 90°
Rekapitulasi persamaan regresi linier untuk @Orde Reaksi:
Orde 0 y = -16,1596x + 497,9726 (r = 0,9999)
Orde 1 y = -0,0623x + 6,2956 (r = 0,9649)
Orde 2 y = 1.10-05x + 0,001 (r = 0,890)
Kesimpulan: Ordo reaksi 0 r yang paling mendekati 1
Perolehan
Suhu 75°
Orde 0 y = -14,5584x + 499,2020 (r = 0,9999)
a = 499,2020
b = k = 14,5584
Suhu 90°
Orde 0 y = -16,1596x + 497,9726 (r = 0,9999)
a = 497,9726
b = k = 16,1596
Langkah 2
Obat dikatakan telah kadaluarsa adalah waktu (t) dimana obat terurai 10% dari
konsentrasi awalnya, atau dengan kata lain telah kadarnya menyusut menjadi
90%.
Menghitung waktu kadaluarsa (t90%) hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan
Ordo Reaksi penguraian obatnya, yakni dari Langkah 1 diperoleh mengikuti Ordo
Reaksi 0.
Rumus Orde 0:
Ct = Co — k.t
Rumus untuk mencari Waktu Kadaluarsa (t90%):
C90% = Co — k25°.t90%
Rumus Orde 0:
Ct = Co — k.t
Rumus untuk mencari Waktu Kadaluarsa (t90%):
C90% = Co — k25°.t90%
Suhu 75°
Orde 0 y = -14,5584x + 499,2020 (r = 0,9999)
a = 499,2020
b = k75° = 14,5584
Suhu 90°
Orde 0 y = -16,1596x + 497,9726 (r = 0,9999)
a = 497,9726
b = k90° = 16,1596
Mencari k25°
T = 75° k75° = 14,5584
T = 90° k90° = 16,1596
Nilai k yang diperoleh masih berbeda suhu, jadi dilakukan kalibrasi nilai k
agar diperoleh nilai k universal.
Kita tidak dapat menggunakan rumus orde reaksi karena tidak ada
parameter suhu (Ct = Co – kt), jadi yang digunakan adalah pers Arrhenius.
Sumbu ordinat
𝐸𝐸𝐸𝐸 1 Sumbu x (1/T); Sumbu y (ln k) T (Kelvin)
ln 𝑘𝑘 = ln 𝐴𝐴 − � . � Persamaan Regresi Linier
𝑅𝑅 𝑇𝑇
y = 5,203 – 878,7x (r = 1)
a = 5,203
b = k = 878,7
y= a ― b. x
Mencari k25°
Persamaan Regresi Linier
𝐸𝐸𝐸𝐸 1 y = 5,203 – 878,7x (r = 1)
ln 𝑘𝑘 = ln 𝐴𝐴 − � . � a = 5,203
𝑅𝑅 𝑇𝑇
b = k = 878,7
Hitung k25°
ln k25º = 5,203 — {878,7 . (1/25+273)}
ln k25º = 5,203 — (878,7 . 0,00356)
y= a ― b. x ln k25º = 5,203— 2,9489
ln k25º = 2,2541
k25º = anti ln 2,2541
k25º = 9,5267
Mencari t90%
Rekapitulasi data yang diperoleh, adalah:
Co = 500 mg
C90% = 450 mg
k25° = 9,5267
t90% = Waktu kadaluarsa
Penyelesaian
C90% = Co — k25°.t90%
450 = 500 — 9,5267 . t90%
9,5267 . t90% = 500 — 450
9,5267 . t90% = 50
t90% = 50/9,5267
t90% = 5,2484 jam
Stabilitas merupakan faktor essensial dari kualitas, keamanan,
Stabilita
dan efektivitas produk obat dimana tidak terjadi:
Perubahan fisik (kekerasan, laju disolusi, pemisahan fase, dll)
Perubahan karakteristik kimia (terjadi dekomposisi senyawa)
Cemaran mikroba (untuk produk obat steril)
Untuk melihat terjadinya perubahan kualitas obat dari waktu ke
Stabilita
waktu akibat faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan
cahaya untuk akhirnya menentukan usia produk/shelf life dan re-
test period juga memberikan rekomendasi tentang kondisi
penyimpanan produk.
Stabilita
Pedoman Uji Stabilitas
Pedoman Uji Stabilitas
Stabilita
Tipe Kondisi
Produk pada kemasan primer 30oC ±2oC/75% ±5% RH
permeabel uap air
Produk pada kemasan primer 30oC ±2oC/RH tidak ditetapkan
impermeabel uap air
Studi stabilitas dipercepat 40oC ±2oC/75% ±5% RH
Stress studies Tidak penting bila studi stabilitas
dipercepat pada kondisi di atas
tersedia
Stabilita
bagian:
Zone IVa : Suhu 30oC dan 65% RH
Zone Ivb : Suhu 30oC dan 75% RH
Pemilihan dan jumlah batch uji stabilitas (ASEAN guidelines)
Stabilita
Pengujian pada NCE (New Chemical Entity) dilakukan minimal
pada 3 batch pertama.
Untuk produk Generik dan variasinya :
Sediaan konvensional (larutan, tablet biasa) dan obat
dikenal stabil: minimal 2 pilot
Sediaan critical (prolonged release) dan obat dikenal tidak
stabil: minimal 3 batch, 2 batch pertama dapat dalam skala
pilot
Frekuensi (ASEAN
pengujian
guidelines)
uji stabilitas
Kondisi Produk Frekuensi Pengujian
Penyimpanan
* Bila terjadi perubahan signifikan saat pengujian maka perlu dilakukan uji
tambahan
Baik dengan menambah sampel pada pengujian terakhir atau dengan
melakukan uji Ke-4
Kondisi penyimpanan sampel uji
(ASEAN GUIDELINES)
Tipe Kemasan/Pengujian Kondisi Penyimpanan
Produk dengan kemasan 300 C± 20 C dan 75% RH ± 5% RH
primer permeabel
terhadap uap air
Produk dengan kemasan 300 C± 20 C dan RH tidak spesifik
primer impermeabel
terhadap uap air
Accelerated 400 C± 20 C dan 75% RH ± 5% RH
Kondisi penyimpanan sampel uji (ASEAN
GUIDeLINES)
Produk Dengan Penyimpanan dalam Lemari Es