OLEH :
ii
3.4 Rencana Kerja.................14
3.5 Perhitungan Bahan..........15
3.5.1 Perhitungan Co-Processed..........................................................................................
15
3.6 Prosedur Percobaan.........15
3.6.1 Pembuatan Bahan Pengisi Co-Processed....................................................................
15
3.6.2 Pembuatan Granul dengan Metode Cetak Langsung..................................................
15
3.6.3 Prosedur Uji Preformulasi..........................................................................................
16
3.6.3.1 Uji Sudut Diam dan Waktu Alir .............................................................................
16
3.6.3.2 Uji Indeks Tap...........16
3.6.4 Prosedur Uji Evaluasi ..17
3.6.4.1 Uji Keseragaman Bobot...........................................................................................
17
3.6.4.2 Uji Keseragaman Ukuran........................................................................................
17
3.6.4.3 Uji Waktu Hancur.....17
3.6.4.4 Uji Kekerasan Tablet.17
3.6.4.5 Uji Friabilitas............18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................
19
4.1 Hasil................................19
4.1.1 Hasil Uji Formulasi......19
4.1.2 Hasil Uji Preformulasi..19
4.1.2.1 Sudut Diam................19
4.1.2.2 Uji Waktu Alir...........19
4.1.2.3 Uji Kerapatan Serbuk (Indeks Tap).........................................................................
20
4.1.3 Hasil Uji Evaluasi .......21
iii
4.1.3.1 Keseragaman Bobot. .21
4.1.3.2 Waktu Hancur...........22
4.1.3.3 Keseragaman Ukuran 21
4.1.3.4 Kekerasan Tablet.......23
4.1.3.5 Friabilitas...................23
4.2 Pembahasan.....................23
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................
26
5.1 Kesimpulan.....................26
5.2 Saran................................26
DAFTAR PUSTAKA..........27
LAMPIRAN.........................29
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Prinsip Percobaan
Berdasarkan prinsip pembuatan tablet dengan metode cetak langsung
dimana bahan aktifnya berbentuk kristal atau granul, kemudian dihomogenkan
zat pengisi dan bahan pengembang dan ditambahkan bahan aktif obat yang sudah
diayak dengan ayakan mesh no. 20, kemudian ditambahkan bahan pelicin lalu
dihomogenkan dan dicetak menjadi tablet. Setelah tablet diformulasikan,
dilakukan uji preformulasi tablet yang terdiri dari uji sudut diam, uji waktu alir,
dan uji indeks tap. Setelah tablet dicetak, dilakukan uji evaluasi tablet yang
terdiri dari uji keseragaman bobot, uji waktu hancur, uji kekerasan, dan uji
friabilitas.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Bentuk tablet juga memegang peranan penting dalam menentukan
kemudahan pasien menelan tablet. Studi terkait dengan preferensi pasien
menggunakan tablet menginformaskan bahwa pasien lebih mudah menelan tablet
dengan bentuk oval dibandingkan kaplet. Tablet dengan bentuk bulat merupakan
tablet dengan bentuk yang paling sulit ditelan, meskipun penyalutan telah
dilakukan pada tablet dengan bentuk tersebut untuk meningkatkan kemudahan
tablet tersebut ditelan. Bentuk tablet yang diformulasi harus sesuai dengan
kebutuhan pasien (Parfati dan Rani, 2018).
Bentuk sediaan tablet setidaknya harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut: 1) Fisik tablet harus tidak mudah pecah dan tidak terabrasi selama proses
produksi, pengemasan, pendistribusian, dan penggunaan. Sifat ini dapat diukur
dengan melakukan pengujian kekerasan dan kerapuhan tablet. 2) Tablet harus
seragam bobot dan kandungan zat aktifnya. Sifat ini dapat diukur dengan
melakukan pengujian variasi bobot dan keseragaman kandungan obat. 3)
Kandungan obat dalam tablet harus bioavailable. Sifat ini dapat diukur dengan
melakukan pengujian waktu hancur dan disolusi. Akan tetapi, bioavailabilitas obat
dari tablet maupun bentuk sediaan yang lain merupakan hal yang kompleks dan
hasil dari dua macam pengujian tersebut tidak menunjukkan indeks bioavalibilitas
obat. Untuk itu perlu dilakukan pengujian melalui sampel kadar obat dalam darah.
4) Penampilan tablet harus baik dan memiliki karakteristik bentuk, warna, dan
penandaan lain jika perlu untuk identifikasi produk. 5) Tablet harus stabil, yaitu
mampu mempertahankan karakteristik sesuai spesifikasi dan efikasi (Widodo
dkk., 2019).
4
(lesung tablet) yang didesain secara khusus. Tablet dapat diberi monogram pada
salah satu atau punch atas yang menghasilkan monogram (Fatmawaty, 2015).
5
ini istilah kempa langsung digunakan untuk menyatakan proses ketika tablet
dikempa langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai
(termasuk pengisi, desintegran, dan lubrikan), yang akan mengalir dengan
seragam ke dalam lubang kempa dan membentuk suatu padatan yangkuat.Tidak
ada metoda proses granulasi yang diperlukan pada pencampuran serbuk,
walaupun ada kalanya zat aktif disemprotkan dari larutan pada salah satu dari
eksipien (Safitri dkk., 2014).
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya. Namun demikian, hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif 7
yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr, dan KCl yang
mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk
langsung dikempa. Selain itu, zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk
dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh).
Secara umum,sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah
sebagai berikut: a. alirannya baik, b. kompresibilitasnya baik, c. bentuknya kristal,
dan d. mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet
(Murtini dan Elisa, 2018).
Beberapa kekurangan penggunaan metoda cetak (kempa) langsung ini adalah
sebagai berikut: a. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara bahan
aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang
selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan bahan aktif di
dalam tablet. b. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa
langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan
proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan
mahal. c. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti
senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. d. Pada
kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran
dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu
(Murtini dan Elisa, 2018).
6
2.4.1 Bahan Aktif
Bahan aktif didefinisikan sebagai komponen yang dimaksudkan untuk
memberikan aktivitas farmakologis atau efek langsung lain pada diagnosis,
pengobatan, peringanan, pengobatan atau pencegahan penyakit atau untuk
mempengaruhi struktur atau fungsi tubuh manusia atau binatang lain. Untuk
membuat sediaan tablet yang baik diperlukan data preformulasi zat aktif yang
meliputi stabilitas, organoleptik, sifat fisikokimia, dan data-data lain yang
menunjang. data tersebut dapat diperkirakan zat aktif yang cocok untuk
terbentuknya sediaan tablet yang baik dan memenuhi persyaratan. Jadi, dalam
pembuatannya harus diperhatikan apakah zat aktif yang digunakan bila dicampur
dengan zat tambahan tablet apakah nantinya akan terjadi perubahan warna,
meleleh, terurai, dan sebagainya (Murtini dan Elisa, 2018).
Pada pembuatan tablet Vitamin C jangan menggunakan Avicel, karena akan
mempercepat terjadinya oksidasi vitamin C. Gunakan mucilage dalam ruang
hampa udara/bisa juga dipakai Cetosel dalam alkohol/eksplotab/starch. Metoda
pembuatan adalah dengan metoda cetaklangsung, jangan menggunakan metoda
granulasi basah karena waktu hancurnya akan jelek. Yang baik gunakan Avicel
adalah selama tidak OTT dengan zat aktif (Murtini dan Elisa, 2018).
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 176,13 dengan
rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk murni merupakan kristal putih,
tidak berwarna, tidak berbau, dan mencair senyawa ini bersifat reduktor kuat dan
mempunyai rasa asam. Vitamin C sangat mudah larut dalam air sedikit larut
dalam alkohol dan tidak larut dalam benzene, eter, kloroform, minyak dan
sejenisnya . Vitamin C tidak stabil dalam larutan. Vitamin C mempunyai efek
sistemik dalam mensintesis kolagen, kolagen sangat penting pada kesehatan
tulang rawan, tulang, gigi, dan kulit (Nasution, 2017).
7
kekerasan yang baik. Untuk memperbaiki hal itu maka dapat dilakukan modifikasi
fisika dengan pregelatinasi dan ko-proses terhadap amilum (Kelana, dkk., 2018).
Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit dikempa.
Bahan pengisi tablet yang umum adalah laktosa, pati, kalsium fosfat dibasa dan
selulosa mikrokristal. Jika kandungan zat aktif kecil, sifat tablet keseluruhan
ditentukan oleh bahan pengisi yang besar jumlahnya (Syukri dkk., 2019).
Avicel dapat digunakan untuk cetak langsung, atau juga granulasi basah
tetapi sebagai pengisi. Jika Avicel tidak larut air dapat bertindak sebagai fasaluar
dan fasa dalam. Jika Avicel sebagai fasa luar, amilum kering dihilangkan sehingga
komposisi fase luarnya: Avicel 6%, Talk 1% (dikurangi), Mg Stearat 1%. Jika
Aerosil digunakan sebagai fasa luar, talk dikurangi karena telah berfungsi juga
sebagai glidan. Kombinasi Avicel dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500
dengan perbandingan 7 : 3 atau 3 : 1. Oleh karena Avicel memiliki
kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki
alirannya dapat digunakan Primogel atau Starch 1500. Avicel dengan mucilage
amyli membentuk adonan lengket yang sukar digranulasi. Kadarnya sangat kecil,
perlu diajukan uji keseragaman kandungan (Murtini dan Elisa, 2018).
8
Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran asam
padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium stearat dan
magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan tidak kurang dari 6,8% dan
tidak lebih dari 8,3% MgO. Magnesium stearat merupakan serbuk halus, putih,
berbau lemak, khas mudah melekat dikulit, bebas dari butiran. Kelarutan tidak
mudah larut dalam air, dalam etanol, dalam eter (Nasution, 2017).
Talkum adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung
sedikit aluminium silikat. Berupa serbuk hablur sangat halus, putih, atau kelabu.
Talkum memiliki tiga keuntungan antara lain dapat berfungsi sebagai 10 bahan
pengatur aliran, bahan pelicin dan bahan pemisah hasil cetakan. Talkum
digunakan sebagai glidant pada proses pembuatan tablet sebagai bahan tambahan
(Nasution, 2017).
9
bercabang yang bersama-sama dengan amilopektin menjadi komponen penyusun
pati. Pati yang digunakan sebagai pengikat adalah musilago amili 5-10%.
Tergantung pada jumlah panas yang digunakan, pati dapat terhidrolisis menjadi
dekstrin dan kemudian glukosa. Oleh karena itu, ketelitian dalam pembuatan
musilago amili diperlukan untuk menghasilkan perbandingan pati dan produk
hidrolisisnya konsisten dan benar, dan juga untuk pencegahan pengarangan
(Nasution, 2017).
10
evaluasi sediaan tablet meliputi (Keseragaman bobot, keseragaman ukuran, Uji
kekerasan, Uji kerapuhan) (Hartesi, dkk., 2020).
Tujuan preformulasi untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi
formulator dalam mengembangkan bentuk sediaan yang stabil dan ketersediaan
hayati yang dapat di produksi dalam skala besar. Sediaan harus stabil,kompatibel,
tersedia hayati, dan dapat dibuat suatu cara yang ekonomis. Studi Preformulasi
awal mempelajari sifat fisik dan kimia senyawa dengan sasaran pemilihan
formulasi sediaan dalam komposisi yang optimal. Preformulasi merupakan tahap
awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-
sifat fisika kimia zat aktif serta interaksi dengan komponen lain yang dapat
mempengaruhi penampilan obat. Tujuan Preformulasi untuk menghasilkan
informasi yang berguna bagi formulator (Murtini dan Elisa, 2018).
11
kompresi yang lebih besar untuk menghasilkan kohesi yang kompak, seperti tablet
yang berpenampilan dapat diterima yang bebas dari granul. Beban kompresi yang
tinggi sebaiknya mempunyai potensi untuk meningkatkan disintegrasi tablet dan
waktu melarut obat. Walaupun tabletnya segera hancur, makin keras, dan makin
rapat granul akan melarut lebih lambat. Kerapatan bulk adalah ukuran yang
digunakan untuk menyatakan segumpalan partikel. Volume gumpalan dapat
ditentukan dengan alat seperti gelas ukur yang ditancapkan di atas alat pengetuk
mekanik. Sejumlah berat tertentu ditambahkan ke dalam silinder dengan bantuan
corong. Volume awal dicatat, kemudian di ketuk-ketuk sampai tidak terjadi lagi
pengurangan volume. Kerapatan granul dapat berpengaruh (Murtini dan Elisa,
2018).
12
2.6.3 Kekerasan Tablet
Alat untuk menguji kekerasan tablet disebut hardness tester. Kekerasan
menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat proses
produksi, pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah
memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, kekuatan
minimum untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3 . Alat yang digunakan pada uji
kekerasan adalah hardness tester (Murtini dan Elisa, 2018).
2.6.4 Fribialitas
Uji keregasan tablet merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialami selama pengiriman dan penyimpanan. Prinsip kerja alat ini
dengan memperlakukan sejumlah tablet terhadap gabungan pengaruh goresan dan
guncangan dengan memakai sejenis kotak plastik yang berputar pada kecepatan
25 rpm, menjatuhkan tablet sejauh enam inci pada setiap putaran. Sejumlah tablet
ditimbang, diletakkan ke dalam alat friabilator, kemudian dijalankan sebanyak
100 putaran. Tablet itu kemudian dibersihkan (Murtini dan Elisa, 2018).
13
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat-alat digunakan pada percobaan ini adalah Alu, ayakan mesh no. 12,
ayakan mesh no. 14, batang pengaduk, beaker glass 50 ml (Pyrex), brush tabung,
corong, Desintegration tester, Friability tester (Copley), gelasukur 25 ml
(Pyrex),gunting, hot plate (Nasipon), Hardness tester, kertas perkamen besar,
kertas perkamen kecil, lemari pengering, loyang, lumpang, mesin pencetak tablet
(Erveka), penjepit tabung, penggaris, pot plastik besar, serbet, spatel, spatula,
Strong bobb, sudip, timbangan analitik (Boeco Germany), tissue 250 lembar
(Passeo).
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah asam askorbat, amilum manihot, avicel ph 101,
talkum, mg stearat, orange crush.
14
Jumlah Tablet : 125 tablet
Jumlah Seluruh Tablet : 400 mg x 125 tablet = 50.000 mg = 50 gram
3.5 Perhitungan
Zat Berkhasiat : Asam Askorbat = 0,04 g x 125 tablet = 5 gr
5
Pengembang : Amilum Manihot = x 50 gr = 2,5 gram
100
Yellow lemon q.s
Pengikat :-
1
Pelicin : Talkum = x 50 gr = 0,5 gram
100
1
Mg. Stearat = x 50 gr = 0,5 gram
100
Pengisi : Co-Processed = 50 – (5 + 2,5 + 0,5 + 0,5)
= 50 – 8,5
= 41,5 gram
15
3.6.2 Pembuatan Granul Metode cetak langsung
Disiapkan alat dan bahan, disambungkan timbangan dengan stop kontak dan
dibersihkan timbangan dari sisa granul, dipastikan timbangan dalam keadaan
hidup kemudian di tare, dimasukkan wadah (perkamen) kemudian di tare kembali,
ditimbang zat aktif (asam askorbat) 5 gram, bahan pengembang (amilum manihot)
2,5 gram, bahan pelicin (mg stearat) 0,5 gram dan talkum sebanyak 0,5 gram,
bahan pengisi (co-processed) 41,5 gram. Diayak zat aktif (asam askorbat) dengan
mesh no 11, digerus bahan pengembang (amilum manihot) dalam lumpang,
dimasukkan zat aktif (asam askorbat), ditambahkan bahan pengisi (co-processed)
dan bahan pelicin (talcum dan mg stearat) ke dalam lumpang, dihomogenkan
semua bahan tersebut dengan menggunakan 2 sudip sampai homogen, ditimbang
berat granul, dilakukan uji preformulasi.
16
diberhentikan alat, lalu diukur indeks tap dengan menggunakan rumus indeks tap.
Diperhatikan batas atas dan batas bawah granul.Diulangi percobaan sebanyak 3
kali. Granul memenuhi syarat apabila nilai indeks tap tidak melebihi 20%.
17
tablet tersebut. Ditekan tombol “test” untuk mengetahui harga dari kekerasan
tablet. Lalu dilakukan percobaan untuk 5 tablet.
3.6.4.5 Friabilitas
Dibersihkan 20 tablet dari debu dan ditimbang yang merupakan berat awal
misalnya A gram. Kemudian dilakukan pengujian dengan memasukkan tablet
kedaam alat daengan putaran 100 kali selama 4 menit. Dikeluarkan tablet tadi,
dibersihkan dari debu dan ditimbang berat akhirnya, misalnya B gram.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Uji Formulasi
Pada formulasi tablet asam arkorbat dengan metode cetak langsung didapat :
- Berat bahan aktif = 8,5g
- Berat co-process = 41,5g
- Jumlah tablet yang tercetak = tablet
19
Trata-rata : 4,77 dimana bobot seluruh granul yaitu 101 g, maka talir<10,1 detik.
Kesimpulan : Uji waktu alir memenuhi syarat yaitu t = 4,77 dimana syarat waktu
alir yaitu kurang dari 10,1 detik.
0,5559
= ×100 %
0,5448
= 1,020
Tap density
H2 = ×100 %
Bulk Density
0,5648
= × 100 %
0,5536
= 1,020
Tap density
H3 = ×100 %
Bulk Density
0,5459
= ×100 %
0,5132
= 1,063
H 1+ H 2+ H 3
Rata-rata =
3
1,020+1,020+1,063
=
3
=1,034
Tapdensity −Bulk Density
Carr’s compressibility = ×100 %
Bulk Density
0,5555−0,5372
= × 100 %
0,5555
= 3,29%
20
Kesimpulan : Uji indeks tap menunjukkan hasil kerapatan serbuk yang baik
dengan rumus hausner, yaitu sekita 1,034 yang menunjukkan sifat serbuk
cenderung mudah mengalir. Rumus Carr’s compressibility menunjukkan bahwa
serbuk memiliki nilai 3,29%, yang menunjukkan bahwa serbuk memiliki sifat alir
yang baik.
21
tidak lebih dari 5% dan B1=12,05% dimana memenuhi syarat yaitu
penyimpangan tidak lebih dari 15% dengan bobot sampai dengan 300 mg.
22
Syarat : 4/3T ≤ D ≤ 3T
4/3 (0,468) ≤ D ≤ 3 (0,468)
0,624 ≤ D ≤ 1,404
Kesimpulan : Berdasarkan uji keseragaman bobot yang dilakukan, didapatkan
rata-rata diameter tablet sebesar 0,869 cm, dimana hasil ini memenuhi syarat yaitu
0,624 < D < 1,404.
4.1.3.5 Friabilitas
A = 6,58 g
B = 6,46 g
A−B
Maka friabilitas tablet = x 100%
A
6,58 g−6,46 g
= x 100%
6,58 g
0,12 g
= x 100%
6,59 g
= 1,82 %
23
Kesimpulan : Berdasarkan uji friabilitas yang dilakukan, diperoleh hasil 1,82%.
Hasil uji ini tidak memenuhi persyaratan, dimana syarat uji friabilitas adalah
≤0,8%.
4.2 Pembahasan
Tablet adalah sediaan padat yang berisi zat aktif dan bahan tambahan
yang sesuai, yang dibuat menjadi tablet dengan cara kempa atau cetak.
Metode kempa merupakan metode yang lebih popular dibandingkan metode
cetak. Metode kempa dilakukan dengan mengempa serbuk atau granul dengan
tekanan tinggi dengan mesin tablet menggunakan cetakan yang disebut
punchesdan dies. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bobot, bentuk
dan logo di permukaannya, tergantung pada desain punchesdan dies
(Sulaiman dan Sulaiman, 2020).
Metode kempa langsung (direct compression/DC) merupakan cara paling
sederhana untuk memproduksi sediaan tablet. Metode ini hanya membutuhkan
bahan aktif dicampur dengan benar dengan eksipien yang tepat sebelum
kompresi. Terlepas dari kesederhanaan formulasi dan pembuatan,
keuntungan utama dari kompresi langsung adalah: pengurangan biaya, tenaga
kerja dan biaya energi untuk pembuatan dan penghindaran air untuk
granulasi untuk zat obat yang peka terhadap air. Faktor yang paling utama
dalam pemilihan metode kempa langsung sifat alir dan kompresibilitas dari zat
aktif. Zat aktif dengan dosis atau kekuatan yang besar, maka sifat alir
ditentukan oleh sifat zat aktif sendiri. Zat aktif dengan dosis kecil, maka
sifat campuran secara keseluruhan ditentukan oleh bahan tambahan
(Sulaiman dan Sulaiman, 2020).
Dalam percobaan kali ini, dilakukan pembuatan co-process, campuran bahan
zat aktif dan zat tambahan yang akan dicetak menjadi tablet dengan metode cetak
langsung. Bahan zat aktif yang digunakan merupakan asam askorbat, yaitu sebuah
vitamin larut air yang dibutuhkan oleh tubuh. Asam askorbat memiliki berbagai
khasiat, diantaranya membantu tubuh memproduksi kolagen. Bentuk serbuk dari
asam askorbat tidak memiliki kealiran dan lubrikasi yang cukup baik. Asam
askorbat juga merupakan obat dengan dosis yang tinggi, hingga jumlah eksipien
24
yang ditambah harus diawasi. Maka karena itu, digunakan laktosa dan amilum
manihot sebagai bahan pengisi (Jagtap, dkk., 2012).
Pada pemeriksaan waktu alir granul co-process, didapatkan median waktu
4,77 detik, yaitu sesuai dengan ketentuan bahwa waktu alir harus lebih kecil dari
sepersepuluh dari total berat granul co-process. Demikian juga dengan uji sudut
diam granul, yaitu didapatkan sudut diam 22,59 derajat, yang sesuai dengan
ketentuan < 30 derajat, yang menandakan bahwa granul dapat beralir dengan
bebas dan baik. Semakin besar konsentrasi mucilago maka akan semakin lama
waktu alirnya, dan demikian juga dengan sudut diam. Hal ini dikarenakan
kecepatan alir granul pada konsentrasi besar lebih lambat karena granul lebih
lembab dibandingkan dengan pada konsentrasi rendah (Fadhilah dan Saryanti,
2019).
Pada evaluasi tablet dilakukan uji keseragaman bobot, uji waktu hancur, uji
kekerasan tablet, dan uji friabilitas. Pada percobaan uji keseragaman bobot
didapat hasil A1 = B1 = 12,05% dan A2 = 11,71% yang tidak memenuhi syarat
dimana 2 tablet tidak lebih besar dari kolom A (5%) dan tidak boleh 1 pun tablet
lebih besar dari kolom B (10%). Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi yaitu
ketelitian penimbangan granul dan keseragaman pengisian ke die tablet yang
berkaitan dengan jumlah bahan yang dimasukkan ke dalam cetakan (Rusdiah dkk,
2021).
Uji waktu hancur yang didapat adalah kurang dari 15 menit. Hal ini sesuai
dengan literatur bahwa waktu hancur yang tertera untuk tablet tidak bersalut
kurang dari 15menit. Uji kekerasan tablet yang didapat 1,428 kg. Hasil dari
pengujian ini tidak memenuhi syarat yaitu kekerasan tablet 4-8 kg. Uji Friabilitas
yang didapat 1,82% dimana hasil tersebut tidak memenuhi syarat karena
seharusnya tidak lebih 0,8%. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi pengikat.
Kerapuhan tablet dipengaruhi oleh konsentrasi pengikat, tablet dengan konsentrasi
pengikat yang besar memiliki tingkat kerapuhan yang kecil, begitupun sebaliknya
tablet dengan konsentrasi pengikat yang rendah akan memiliki kerapuhan yang
lebih besar (Rusdiah dkk, 2021).
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tablet asam askorbat dibuat dengan metode cetak langsung karena asam
askorbat berbentuk kristal/ butir-butir granul dan tidak tahan panas dan
lembab.
Hasil uji preformulasi tablet asam askorbat yaitu uji sudut diam memenuhi
syarat dengan θ=22,59˚ (syarat 20˚<θ<40˚), uji waktu alir memenuhi syarat
dengan t alir=4,77 s (syarat t alir<10,1 s untuk 101 gram), dan uji kerapatan
serbuk dengan Carr,s Compressibility didapat 3,29 % yang menunjukkan
sifat alir granul yang sangat baik dan dengan rumus hausner didapat 1,034
yang menunjukkan sifat serbuk cenderung mudah mengalir.
Hasil uji evaluasi tablet asam askorbat yaitu uji keseragaman bobot tidak
memenuhi syarat dengan A1=12,05%, A2=11,71%, B1=12,05% (syarat
tidak boleh lebih dari 2 tablet menyimpang lebih besar dari kolom A (7,5%)
dan tidak boleh satu tablet pun menyimpang lebih besar dari kolom B
(15%), uji keseragaman ukuran memenuhi syarat dengan D = 0,869 ( syarat
4/3T≤ D ≤ 3T = 0,624 ≤ 0,896 ≤ 1,409), uji waktu hancur memenuhi syarat
dengan t hancur=1 menit 5 detik (syarat t hancur<15 menit untuk 6 tablet
biasa), uji kekerasan tablet tidak memenuhi syarat dengan kekerasann=1,428
kg (syarat kekerasan=4-8 kg), dan uji friabilitas tidak memenuhi syarat
dengan friabilitas=1,82% (syarat friabiltas<0,8%).
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya digunakan zat aktif lain seperti Ca
laktat.
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya digunakan bahan pengisi lain seperti
Sta-Rx.
26
DAFTAR PUSTAKA
Apeji, Y. E., Oyi, A. R., Musa, H. 2011. Formulation and Evaluation of Ascorbic
Acid Tablets by Direct Compression Using Microcristallyne Stratch as a
Direct Compression Excipient. Original Research Article. Vol.4(3).
Halaman 114.
Edy, H. J., dan Mansauda, K.L.R. 2019. Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat.
Jawa Tengah: Lakeisha. Halaman 9 dan 11.
Fatmawaty, A., dkk. 2015. Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta: Deepublish
Publisher. Halaman 145-147.
Fadhilah, I. N., dan Saryanti, D. 2019. Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan
Tablet Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia L.) Secara Granulasi
Basah. Smart Medical Journal. Vol. 2(1). Halaman 25-31.
Geneva. 2006. The International Pharmacopoeia Fourth Edition. Singapore:
World Health Organization. Halaman 963.
Hartesi, B., Sutrisno, D., Chairani, S dan Ariska, P. 2020. Formulasi tablet
Asetosal Menggunakan Metode Kempa Langsung Dengan Bahan Pengisi
Pati Kentang Pregelatinasi. Journal of healthcare technology and medicine.
Vol 6 (1). Halaman 149-151.
Jagtap, S., Amrita, B., Rina, M., dan Jain, D. 2012. Development of Directly
Compressible Ascorbis Acid Tablet Using Novel Excipients. J Adv Sci Res.
Vol. 3(3). Halaman 15-24.
Kelana, A. S., Kusuma, A. P., & Indrati, O. (2018). Formulasi dan Evaluasi Tablet
Kaptopril Menggunakan Amilum Umbi Talas dan HPMC yang
Dimodifikasi Sebagai Pengisi dan Pengikat Metode Kempa Langsung.
Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA, p. ISSN. Vol 12(1) : 1411 – 1417.
Murtini, G. 2016. Farmasetika Dasar. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Halaman 28.
Murtini, G., dan Elisa, Y . (2018). Teknologi Sediaan Solid. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI. Halaman 3, 127-129, 133-134, 159-162.
Nasution, K. 2017. Pembuatan Tablet Hisap Vitamin C menggunakan Kombinasi
Laktosa dan Dekstrin secara Cetak Langsung. Fakultas Farmasi Universitas
27
Sumatera Utara. Skripsi. Halaman 12-15, 21-22.
Niazi, S. K. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations
Compressed Solid Products. USA : Informa Healthcare. Halaman 76, 170.
Parfati, N., dan Rani, K. C. 2018. Sediaan Tablet Orodispersibel. Surabaya:
Fakultas Farmasi Universitas Surabaya. Halaman 11-12.
Rusdiah., Nurhayati, G. S., dan Stiani, S. N. 2021. Formulasi Dan Evaluasi
Sediaan Tablet Dari Esktrak Etanol Daun Katuk (Sauropus
Androgynusmerr.) Dengan Menggunakan Metode Granulasi Basah. J-
medSains. 1(1): 45-65.
Safitri, N., Gusmauadi, I., dan Muchlifah, W. 2014. Pengaruh kenaikan kadar
gelatin sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak akinase
(Echinaceae purpurea Herb.) secara Granulasi basah. Jurnal prospek
Farmasi Indonesia. Vol. 1(1) : 23.
Sulaiman, T. N. S., dan Sulaiman, S. 2020. Review: Eksipien Untuk Pembuatan
Tablet Dengan Metode Kempa Langsung. JPS. Vol. 3(2). Halaman 64-76.
Syukri, Y., dkk. 2019. Formulation of Chlorpheniramine Maleate Tablets using
Co-Processed Excipient as a Filler and Binder. Jurnal Farmasi Sains dan
Komunitas. Vol (16). No (1). Halaman 29.
Ulfa, A. M., Nofita, Azzahra, D. 2018. Analisa Uji Kekerasan, Kerapuhan Dan
Waktu Hancur Asam Mefenamat Kaplet Salut Generik Dan Merek Dagang.
Jurnal Farmasi Malahayati. Vol. 1(2). Halaman 62, 64-65.
Widodo, F., Puspita, E. O., Adianingsih, O. R., dan Sobah, N. 2019. Petunjuk
Praktikum Teknologi Sediaan Solid. Malang : Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya. Halaman 7.
Zaman, N. N., Sopyan, I. 2020. Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan
Tablet. Majalah Farmasetika. Halaman 87.
28
(Azanatasya Br. Sihaloho) (Kelompok 4 Jumat)
29
LAMPIRAN
Lampiran 1. Flowsheet
1.1 Pembuatan Tablet dengan Metode Cetak Langsung
Granul Kering
30
1.2 Uji Preformulasi
1.2.1 Uji Sudut Diam
Granul Asam Askorbat
(vitamin c)
31
1.2.2 Uji Waktu Alir
32
1.2.3 Uji Indeks Tap
33
1.3 Uji Evaluasi Tablet
1.3.1 Uji Keseragaman Bobot
20 tablet Paracetamol
10 tablet Paracetamol
T = 0,468
D = 0,864
34
1.3.3 Uji Waktu Hancur
6 tablet Paracetamol
1 tablet Paracetamol
- Dibersihkan alat
- Dimasukkan tablet ke alat Hardness tester
- Ditekan tombol “new size” untuk mengukur diameter lalu
tekan
tombol “test” untuk mengetahui kekerasannya
- Ditunggu hingga muncul hasil pada layar
- Dicatat hasil yang terlihat pada alat
Kekerasan rata - rata = 1,428 kg
35
1.3.5 Uji Friabilitas
20 tablet Paracetamol
36