Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 2 Nomor 4, November 2020


e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757

TATALAKSANA SYOK SEPTIK


Afidatul Umroh
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. DR. Ir. Sumatri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng,
Kec. Rajabasa, Kota Bandarlampung, Lampung, Indonesia 35145
afidatulumroh8@gmail.com (+6282269078394)

ABSTRAK
Sepsis adalah suatu kegawatdaruratan medis dimana respon sistem imun terhadap proses
infeksius dapat menyebabkan disfungsi organ fatal hingga kematian. Syok septik adalah
komplikasi terburuk sepsis dimana hipotensi terjadi secara persisten atau refraktorik walau
pemberian cairan sudah adekuat. Tujuan literature review ini dilakukan untuk membahas
seputar penanganan yang tepat pada syok septik. Sumber yang digunakan dalam penulisan ini
meliputi 34 artikel yang didapat dengan melakukan literature searching di PubMed NCBI dan 2
buku yang ada dalam rentang publikasi tahun 1994-2020. Literature searching dilakukan dengan
menggunakan kata kunci septic shock, therapy, epidemiology, dan risk factor yang disaring
dengan ketentuan publikasi tahun 2010-2020. Literature searching ini menghasilkan 861 artikel
yang kemudian dipilih 34 artikel. Sumber bacaan yang telah dikumpulkan kemudian dianaliss
dengan metode systematic literature review yang mencakup aktivitas pengumpulan, evaluasi
dan pengemabangan penelitian dengan fokus topik tertentu. Hasil dari literature review
menunjukkan bahwa pemberian cairan secara dini dan adekuat menjadi salah satu kunci untuk
penurunan angka mortalitas pada kasus syok septic. Pemberian steroid umum dilakukan namun
khasiatnya secara umum masih kontroversial. Administrasi antibiotik secara empiris dianjurkan
karena menurunkan angka mortalitas pada beberapa studi. Kerja sama tim dalam penanganan
pasien dengan syok septik menjadi kunci untuk penanganan yang sesuai pada pasien.

Kata kunci: epidemiologi; faktor resiko; syok septik; terapi

MANAGEMENT OF SEPTIC SHOCK

ABSTRACT
Sepsis is an emergency condition where response of systemic immunity toward infectious pocess
may cause fatal organ dysfunction and death. Septic shock is the worst complication of sepsis
where hypotension occurs persistently or refractory despite adequate fluid resuscitation. The
aim of this literature review is to explain about proper management of septic shock. References
which are used in this writing are 34 articles which are collected from PubMed NCBI by doing
literature searching and 2 book which are all published in range of year 1994-2020. The
keywords which are used for this literature searching are shock, therapy, epidemiology, and
risk factor which are also filtered by year of publication in range of 2010-2020. This literature
searching yielded 861 article and 34 of them were chosen. The references which has been
collected were analyzed by systematic literature review method which include collecting,
evaluation, and development of research which certain focii. The results of literature review
shows that early and adequate fluid resuscitation is one of the key for successful treatment for
septic shock. Steroid administration is commonly done but the benefit of it remains
controversial to be accepted generally. Administration of emphirical antibiotic is reccomended
as it shows to lower mortality in some studies. Team work in the management of shock septic is
key to properly treat patients.

Keywords: epidemiology; risk factor; septic shock; therapy

361
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 361 – 370
Global Health Science Group

PENDAHULUAN ada pada monosit, makrofag, natural killers


Sepsis adalah kegawatdaruratan medis dan neutrofil akan merangsang pelepasan
dimana imun sistemik tubuh berespon sitokin pro-inflamatorik (TNF-alfa, IL-1,
terhadap proses infeksius dalam tubuh yang dan IL-6), protease, kinin, reactive oxygen
dapat menyebabkan disfungsi organ fatal species, dan nitrit oksida. Sebagai tempat
dan kematian (Gyawali, Ramakrishna, & utama terjadinya reaksi tersebut, endotel
Dhamoon, 2019). Syok adalah kegagalan akan mengalami kerusakan mikrovaskular
sirkulasi yang mengancam jiwa yang yang menyebabkannya mengaktivasi
ditandai dengan perfusi jaringan yang tidak kaskade koagulasi dan komplemen yang
adekuat (Seymour & Rosengart, 2015). memperburuk kerusakan yang telah ada
berupa kebocoran kapiler (Gyawali et al.,
Syok septik adalah komplikasi terburuk dari 2019; Mahapatra & Heffner, 2020).
kasus sepsis dengan angka mortalitas yang
tinggi (Mahapatra & Heffner, 2020). Dalam Suatu studi menunjukkan bahwa infeksi
perawatan di rumah sakit, mortalitas syok pada paru dan abdomen menjadi penyebab
septik masih dalam rentag 30-50%. paling umum penyebab sepsis berat. Infeksi
Pengenalan dini dan implementasi yang mengakibatkan sepsis berat tersebut
penanganan terbaik untuk kasus ini dapat dapat terjadi akibat infeksi oleh
menurunkan angka mortalitas. Pasien yang polimikrobial atau hanya satu jenis mikroba.
selamat dari sepsis dapat mengalami deficit Bakteri Gram negatif menjadi yang paling
kognitif jangka panjang dan fungsional umum dengan terbanyak akibat infeksi oleh
(Hotchkiss et al., 2016). Kematian akibat klebsiella pneumonia (Huang, Tsai, Tsai,
sepsis berat mencapai > 200.000 jiwa per Yu, & Ko, 2015).
tahunnya di US dengan kasus yang terus
meningkat tiap tahunnya (Fauci, Braunwald, Kriteria diagnosis sepsis meliputi temuan 2
Kasper, Hauser, & Longo, 2018). atau lebih dari gejala suhu tubuh yang
abnormal >38°C <36°C, takikardi
Faktor resiko sepsis adalah diabetes, >90/menit, takipneu >20/menit, dan jumlah
keganasan, penggunaan korikosteroid, sel darah putih >12x10^9/L atau <4x10^9/L.
keadaan immunosupresan, luka bakar, Sepsis berat ditegakkan apabila terjadi
trauma, hemodialisis, dan usia tua disfungsi organ akibat sepsis atau terjadinya
(Mahapatra dan Heffner, 2020). Suatu studi hipotensi dan sepsis (Polat, Ugan, Cadirci,
juga menunjukkan bahwa syok septik juga & Halici, 2017). Syok septik adalah sepsis
dapat terjadi akibat adanya infeksi kandung dengan hipotensi persisten atau refraktori
kemih dan riwayat coronary artery disease walaupun resusitasi cairan sudah adekuat
(CAD) dan chronic heart failure (CHF) (Martin, 2012).
(Hsiao et al., 2015; Poutsiaka et al., 2009).
Berdasarkan 3rd International Consesnsus
Sepsis terjadi karena adanya proses Definitions, syok septik adalah keadaan
inflamasi dalam tubuh. Interaksi yang terjadi dimana seseorang membutuhkan
antara agen penginduksi (misal endotoksin administrasi terapi vasopressor untuk
bakteri dan beta-glukan jamur [pathogen- mempertahankan mean arterial pressure
associated molecular patterns] atau ATP (MAP) > 65 mmHg dan peningkatan
dan DNA mitokondrial [damage-associated konsentrasi laktat plasma > 2 mmol/L
molecular patterns]) dengan reseptor- (Singer & Deutschman, CS, Seymour,
reseptor permukan sel imun seperti toll-like 2016). Diagnosis klinis untuk keadaan ini
receptors (TLRs), reseptor leptin tipe C, umumnya dilakukan dengan temuan berupa
reseptor nucelotide-binding oligomerization tekanan sistolik darah ≤ 90 mmHg atau
domain – like (NOD-like) dan reseptor mean arterial pressure (MAP) darah ≤ 65
retinoid acid inducible gene 1 (RIG-1) yang mmHg atau penurunan > 40 mmHg dari

362
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 361 – 370
Global Health Science Group

baseline yang telah ditentukan. Tindakan organ dalam tubuh akibat adanya reaksi
seperti katerisasi arteri pulmonal dan terhadap infeksi. Quick Sequential Organ
pengawasan saturasi oksigen vena sentral Failure Assessment (qSOFA) adalah suatu
tidak dianjurkan karena diduga dapat metode untuk menilai secara cepat keadaan
menyebabkan disfungsi ventrikel kanan dan pasien yang diduga mengalami infeksi
ketidakpastiannya dalam mendiagnosis berat. qSOFA mencakup penilaian terhadap
(Seymour & Rosengart, 2015). kecepatan respirasi, perubahan status
mental, dan tekanan darah yang ada pada
Tatalaksana dalam syok septik meliputi pasien. Abnormalitas yang ditemui pada
pemberian cairan dini dengan jumlah yang variabel-variabel tersebut menempatkan
optimal, pemantauan pemenuhan kebutuhan pasien pada prognosis yang lebih buruk bila
cairan, terapi untuk menurunkan laktat tidak ditangani secara cepat dan tepat.
plasma, dan pemberian antibiotik secara dini Penilaian pada variabel-variabel dengan
(Worapratya & Wuthisuthimethawee, 2019). SOFA lebih lanjut akan membantu
Kultur dapat membantu menentukan menentukan adanya kerusakan organ-organ
antibiotik yang akan digunakan. Selain itu, secara lebih menyeluruh (Marik & Taeb,
tindakan perawatan lain seperti profilaksis 2017)
pressure sore, pencabutan selang kateter
yang tidak dibutuhkan, dan aplikasi teknik Sepsis erat kaitannya dengan vasodilatasi,
aseptik selama perawatan juga penting kebocoran kapiler, dan penurunan
selama penanganan pasien (Mahapatra & efektivitas sirkulasi darah dalam tubuh.
Heffner, 2020). Tujuan ditulisnya artikel ini Gangguan hemodinamik ini kemudian akan
adalah untuk mengetahui tatalaksana yang mengganggu perfusi jaringan pada sepsis
tepat untuk menangani syok septik dengan (Dugar, Choudhary, & Duggal, 2020).
metode literature review. Tujuan terapi pada sepsis dan syok septik
ialah untuk mengembalikan volume
METODE intravaskular, eradikasi infeksi,
Penulisan artikel ini menggunakan metode meningkatkan distribusi okigen ke jaringan,
literature review. Penulisan ini dan mengembalikan disfungsi organ (Dugar
menggunakan sebanyak 34 artikel dari et al., 2020).
jurnal internasional dan 2 buku yang
dipublikasikan dalam rentang tahun 1994-
2020. Referensi yang digunakan didapat
dengan melakukan literature searching dari
database NCBI dengan kata kunci septic
shock, therapy, epidemiology, dan risk
factor dalam rentang tahun 2010-2020.
Literature searching ini menghasilkan 861
artikel yang kemudian dipilih 34 artikel.
Sumber bacaan yang telah dipilih kemudian
dianalisis dengan metode systemic
literature review yang meliputi
pengumpulan, evaluasi, dan pengembangan
penelitian dengan fokus tertentu.

HASIL
Diagnosis syok septik dapat diketahui
dengan menilai variabel-variabel yang telah
ditentukan. Variabel tersebut digunakan
sebagai penanda adanya kerusakan organ-

363
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 361 – 370
Global Health Science Group

Gambar 1. Alur diagnosis syok septik (Singer & Deutschman, CS, Seymour, 2016).

PEMBAHASAN kontroversial. Penggunaan normal salin


Terapi cairan merupakan salah satu diketahui dapat menyebabkan asdosis
kunci penting dalam terapi syok septik. metabolik hiperkloremia dan
Administrasi bolus kristaloid 30 mL/kg berhubungan dengan peningkatan kadar
direkomendasikan dalam waktu 3 jam marker inflamatorik (Kellum, Song, &
setelah dideteksinya sepsis berat atau Venkataraman, 2004). Selain itu,
syok sepsis (Rhodes, Evans, & normal saline juga terbukti dapat
Alhazzani, 2017). Namun, pemberian menyebabkan koagulopati pada pasien
cairan sebanyak ini berpotensi untuk yang menjalani operasi aorta dan
menyebabkan kerusakan organ dan pendarahan pada hewan coba (Kellum,
edema interstisial (Marik, Byrne, & van Song, & Almasri, 2006; Waters et al.,
Haren, 2020). Pemberian cairan secara 2001).
agresif tidak direkomendasikan karena
hal ini berhubungan dengan outcome Pemberian cairan kristaloid
yang lebih buruk bagi pasien (Gong, menunjukkan hasil yang lebih baik pada
Liu, & Ma, 2018). pasien dengan sakit serius (Semler, Self,
& Wanderer, 2018). Pemberian cairan
Administrasi normal saline umum kristaloid juga lebih baik dibandingkan
diberikan pada resusitasi cairan kasus normal saline karena tidak mengganggu
syok septik. Namun keamaan fungsi ginjal (Brown, Wang, & Coston,
pemberian cairan ini masih 2019). Penggunaan cairan koloid seperti
hydroxyethyl starch terbukti salnie. Sehingga administrasi jenis cairan
meningkatkan angka mortalitas ini tidak direkomendasikan lagi (Varon
dibanding dengan administrasi normal & Baron, 2019).
364
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 361 – 370
Global Health Science Group

Suatu studi menunjukkan administrasi


Resusitasi cairan dinilai adekuat apabila dopamin menyebabkan peningkatan
pulmonary artery wedge pressure ≥ angka kejadian tacchyarrythmia.
12mmHg atau tekanan vena sentral ≥ 8 (Backer, Biston, & Devriendt, 2010).
mmHg (Fauci et al., 2018). Selain itu, Sehingga pemberian norepinephrine
pengamatan pada level laktat juga dapat lebih direkomendasikan untuk
dilakukan untuk tuntunan resusitasi. menghindari reaksi kardiovaskular (Xu
kadar laktat plasma yang tinggi (>4 & Peter, 2011).
mmol/L) mengindikasikan terjadinya
hipoksia jaringann, percepatan Norepinephrine dinilai lebih baik dalam
glikolisis, atau gagal hati (Jansen, van menangani hipotensi pada syok septik
Bommel, Schoonderbeek, & Al, 2010). (Marik dkk., 1994). Suatu studi
retrospektif menunjukkan bahwa
Pasien yang telah diresusitasi cairan administrasi 1 µg/kg/min selama lebih
namun masih menampilkan gejala dari 1 jam mampu menyelamatkan
hipoperfusi diharuskan untuk diberikan hingga 40% dari mortalitas di 28-hari
agen vasoaktif (Sacha, Bauer, & Lat, pertama. Hal ini menunukkan bahwa
2019). Administrasi agen vasoaktif pemberian norepinephrine dosis tinggi
membantu perfusi pada syok septik. dapat berguna pada pasien dengan
Agen ini bekerja dengan menstimulasi hipotensif berat (Auchet, Regnier, &
kontraktilitas kardiak dan/ vasokontriksi Girerd, 2017).
sirkulasi perifer, bergantung pada
mekanisme obat yang digunakan (Varon Administrasi dini dan pemilihan
& Baron, 2019). antibiotik yang tepat menjadi faktor
penentu keselamatan pasien pada syok
Norepinephrine dan dopamin adalah septik. Selain kematian, penundaan
agen vasoaktif yang dahulu administrasi antibiotik juga
direkomendasikan dalam tatalaksana menyebabkan bertambahlamanya waktu
syok septik. Norepinephrine adalah rawat pasien, kerusakan paru secara
katekolamin endogen yang akut, kerusakan ginjal, dan perburukan
menstimulasi reseptor alfa dan beta. disfungsi organ akibat perburukan
Sedangkan dopamin adalah katekolamin respon inflamatorik (Bagshaw,
ednogen yang menstimulasi reseptor Lapinsky, & Dial, 2009; Garnacho-
alfa, beta, dan dopamin (Varon & Montero, Aldabo-Pallas, & Garnacho-
Baron, 2019). Montero, 2006; Harmankaya, Oreskov,
& Burcharth, 2020; Iscimen, Cartin-
Sebuah Cochrane Systematic Review Ceba, & Yilmaz, 2008). Namun suatu
menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan meta-analisis menjelaskan bahwa tidak
signifikan dari angka mortalitas dalam ada perbedaan signifikan untuk angka
28 hari pada pasien yang diterapi mortalitas antara kelompok pasien yang
dengan dopamin atau norepinephrine diadministrasikan antibiotik dalam 1
(Mullner, Urbanek, & Havel, 2004). jam dengan kelompok pasien yang
diberikan 3 jam setelah ditemukan syok
septik (Sterling, Miller, & Pryor, 2015).

Pemilihan terapi antimikrobial empiris


yang tepat perlu mempertimbangkan
faktor-faktor seperti umur, berat badan,
alergi, terapi immunosupresif, disfungsi dekat. Pertimbangan lain seperti adanya
organ (renal atau hati), dan terapi infeksi oleh patogen multi-drug
antibiotik yang dijalankan dalam waktu resistence (akibat paparan antibiotik
365
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 361 – 370
Global Health Science Group

sebelumnya), ekologi lokal, dan pola SIMPULAN


resistensi (Ulldemolins, Nuvials, & Pemberian cairan secara dini yang
Palomar, 2011). adekuat menjadi salah satu kunci untuk
menurunkan angka mortalitas pada syok
Pemilihan antibiotik juga didasarkan septik. Administrasi vasopressor baik
untuk eradikasi lebih banyak jenis diberikan untuk pasien yang kurang
patogen dan kemampuannya dalam responsif terhadap pemberian cairan.
penetrasi jaringan (Jones & Puskarich, Pemilihan regimen antibiotik secara
2014). Infectious Diseases Society of empiris dilakukan untuk membantu
America (IDSA) menyarankan untuk menurunkan angka mortalitas.
dilakukannya pemberian 2 agen aktif Penanganan syok septik tidak hanya
melawan basil gram negatif untuk membutuhkan tenaga dari 1 jenis
meningkatkan kemungkinan bidang keahlian, namun perlu intervensi
penggunaan obat yang efektif (IDSA dari berbagai bidang professional pula.
Sepsis Task Force, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Dalam penanganannya, syok septik Auchet, T., Regnier, M., & Girerd, N.
membutuhkan kerjasama dari suatu tim (2017). Outcome of Patients with
yang terdiri atas tenaga interprofesional Septic Shock and high-dose
dan perawat. Diagnosis dan resusitasi Vasopressor Therapy. Annals of
dini akan sangat membantu menangani Intensive Care, 7(1), 43.
syok septik. Pemilihan cairan yang tepat https://doi.org/10.1186/s13613-
untuk mempertahankan tekanan perfusi 017-0261-x
adekuat juga membutuhkan
pertimbangan yang matang. Kelainan Backer, D., Biston, P., & Devriendt, J.
lain seperti diabetes, ginjal, atau gagal (2010). COmparison of Dopamine
hati juga harus ditangani. Terapi yang and Norepinephrine in the
bersifat menekan kemampuan kerja Treatment of Shock. N Engl J
imun harus dihentikan. Perawat harus Med, 362, 779–789.
turut mencegah terjadinya deep vein https://doi.org/10.1056/NEJMoa0
thrombosis dan ulserasi akibat tekanan 907118
pada pasien. Pengawasan kateter akan
infeksi dan pelepasannya saat sudah Bagshaw, S., Lapinsky, S., & Dial, S.
tidak diguankan juga harus dilakukan. (2009). Acute Kidney Injury in
Jika hasil kultur tersedia, farmasis septic Shock : Clinical Outcomes
berperan dalam pemilihan antibiotik and Impact of Duration of
yang tepat. Selain penanganan yang Hypotension Prior to Initiation of
menyerluruh tersebut, impelemntasi Antimicrobial Therapy. Intensive
prinsip aseptip setiap menangani pasien Care Med, 35(5), 871–881.
juga harus dilakukan (Mahapatra & https://doi.org/10.1007/s00134-
Heffner, 2020). 008-1367-2

Brown, R., Wang, L., & Coston, T.


(2019). No TitleBalanced
Crystalloids Versus Saline in
Sepsis : A Secondary Analysis
of the SMART Clinical Trial.
American Journal of Respiratory
and Critical Care Medicine,
200(12), 1487–1495. 03-0557OC
https://doi.org/10.1164/rccm.2019

366
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 361 – 370
Global Health Science Group

Dugar, S., Choudhary, C., & Duggal, A. hospital Outcomes After Major
(2020). Sepsis and Septic Shock : Emergency Abdominal Surgery.
Guideline-based Management. Eur J Trauma Emerg SUrg, 46(1),
Cleveland Clinical Journal of 221–227.
Medicine, 87(1), 53–64. https://doi.org/10.1007/s00068-
https://doi.org/10.3949/ccjm.87a.1 018-1026-4
8143
Hotchkiss, R., Moldawer, L., Opal, S.,
Fauci, A., Braunwald, E., Kasper, D., Reinhart, K., Turnbull, I., &
Hauser, S., & Longo, D. (2018). Vincent, J. (2016). Sepsis and
Harrison’s Principles of Internal Septic Shock. Nature Reviews
Medicine. New York: Mc Graw- Disease Primers, 2.
Hill Professional. https://doi.org/10.1038/nrdp.2016.
45
Garnacho-Montero, J., Aldabo-Pallas,
T., & Garnacho-Montero, C. Hsiao, C., Yang, H., Chang, C., Lin, H.,
(2006). Timing of Adequate Wu, C., Hsiao, M., … Wu, T.
Antibiotic Therapy is a Greater (2015). Risk Factors for
Determinant of Outcome Than Development of Septic Shock in
Are TNF and IL-10 Patients with Urinary Tract
Polymorphism in Patients with Infection. BioMed Research
Sepsis. Crit Care, 10(4), R1111. International.
https://doi.org/10.1186/cc4995. https://doi.org/10.1155/2015/7170
94
Gong, Y., Liu, J., & Ma, P. (2018).
Early Fluid Loading for Septic Huang, C., Tsai, Y., Tsai, P., Yu, C., &
Patients : Any Safety Limit Ko, W. (2015). Epidemology and
Needed ? Chinese Journal of Outcome of Severe Sepsis and
Traumatology = Zhonghua Septic Shock in Surgical Intensive
Chuang Zhang Za Zhi, 21(1), 1–3. Care Units in Northern Taiwan.
https://doi.org/10.1016/j.cjtee.201 Medicine, 94(47), e2136.
7.06.005 https://doi.org/MD.000000000000
2136
Gyawali, B., Ramakrishna, K., &
Dhamoon, A. (2019). Sepsis : The IDSA Sepsis Task Force. (2018). Why
Evolution in Definition, IDSA Did Not Endorse the
Pathophysiology, and Surviving Sepsis Campain
Management. SAGE Open Guidelines. Clin Infect Dis,
Medicine, 7. 66(10), 1631–1635.
https://doi.org/10.1177/20503121 https://doi.org/10.1093/cid/cix997
19835043
Iscimen, R., Cartin-Ceba, R., & Yilmaz,
Harmankaya, M., Oreskov, J., & M. (2008). Risk Factors for the
Burcharth, J. (2020). The Impact Development of Acute Lung
of Timing of Antibiotics on in- Injury in Patients with Septic
Shock : An Observational Cohort
Study. Crit Care Med, 36(5),
1518–1522.
https://doi.org/10.1097/CCM.0b0
13e31816fc2c0. Schoonderbeek, F., & Al, E.
(2010). Early Lactate-guided
Jansen, T., van Bommel, J., Therapy in Intensive Care Unit
367
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 361 – 370
Global Health Science Group

Patients : A multicenter, open- 12.84


label, Randomized Controlled
Trial. Am J Respir Crit Care Med, Marik, P., & Taeb, A. (2017). SIRS,
182(6), 752–761. qSOFA and New Sepsis
https://doi.org/10.1164/rccm.2009 Definition. . . Journal of Thoracic
12-1918OC Disease, 9(4), 943–945.
https://doi.org/10.21037/jtd.2017.
Jones, A., & Puskarich, M. (2014). The 03.125
Surviving Sepsis Campaign
Guidelines. Ann Emerg Med, Martin, G. (2012). Sepsis, Severe
63(1), 35–47. Sepsis, and Septic Shock :
https://doi.org/10.1016/j.annemer Changes in Incidence, Pathogens,
gmed.2013.08.004 and Outcomes. Expert Review of
Anti-Infective Therapy, 10(6),
Kellum, J., Song, M., & Almasri, E. 701–706.
(2006). Hyperchloremic Acidosis https://doi.org/10.1586/eri.12.50
Increases Circulating
Inflammatory Molecules in Mullner, M., Urbanek, B., & Havel, C.
Experimental Sepsis. Chest, (2004). Vasopressors for Shock.
130(4), 962–967. Cochrane Database Syst Rev, (3),
https://doi.org/10.1378/chest.130. CD003709.
4.962 https://doi.org/10.1002/14651858.
CD003709.pub2
Kellum, J., Song, M., & Venkataraman,
R. (2004). Effects of Polat, G., Ugan, R., Cadirci, E., &
Hyperchloremic Acidosis on Halici, Z. (2017). Sepsis and
Arterial Pressure and Circulating Septic Shock : Current Treatment
Inflammatory Molecules in Strategies and New Approaches.
Experimental Sepsis. Chest, The Eurasian Journal of
125(1), 243–248. Medicine, 49(1), 53–58.
https://doi.org/10.1378/chest.125. https://doi.org/10.5152/eurasianjm
1.243. ed.2017.17062
Mahapatra, S., & Heffner, A. (2020). Poutsiaka, D., Davidson, L., Kahn, K.,
Septic Shock (Sepsis). Finlandia: Bates, D., Snydman, D., &
StatPearls Publishing. Hibberd, P. (2009). Risk Factors
for Death AFter Sepsis in Patients
Marik, P., Byrne, L., & van Haren, F. Immunosuppressed Before the
(2020). Fluid Resuscitation in Onset of Sepsis. Scandinavian
Sepsis : The Great 30 mL per Kg Journal of Infectious Diseases,
Hoax. Journal of Thoracic 41(6–7), 469–479.
Disease, 12(Suppl 1), S37–S47. https://doi.org/10.1080/00365540
https://doi.org/10.21037/jtd.2019. 902962756

Rhodes, A., Evans, L., & Alhazzani, W.


(2017). Surviving Sepsis
Campaign : International
Guidelines for Management of
Sepsis and Septic Shock.
Intensive
Care Med, 43(3), 304–377. 017-4683-6
https://doi.org/0.1007/s00134-
368
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 361 – 370
Global Health Science Group

Sacha, G., Bauer, S., & Lat, I. (2019). Ulldemolins, M., Nuvials, X., &
Vasoactive Agent Use in Septic Palomar, M. (2011).
Shock : Beyond First-line Appropriateness is Critical. Crit
Reccomendation. Care Clin, 27(1), 35–51.
Pharmacotherapy, 39(3), 369– https://doi.org/10.1016/j.ccc.2010.
381. 09.007
https://doi.org/10.1002/phar.2220
Varon, J., & Baron, R. (2019). A
Semler, M., Self, W., & Wanderer, J. Current Appraisal of Evidence for
(2018). SMART Investigators and the Approach to Sepsis and Septic
the Pragmatic Critical Care Shock. Therapeutic Advances in
Research Group : Balanced Infectious DIsease, 6.
Crystalloids Versus Saline in https://doi.org/10.1177/20499361
Critically Ill Adults. N Engl J 19856517
Med, 378(9), 829–839.
https://doi.org/10.1056/NEJMoa1 Waters, J., Gottlieb, A., Schoenwald, P.,
711584 Popovich, M., Sprung, J., &
Nelson, D. (2001). Normal Saline
Seymour, C., & Rosengart, M. (2015). Versus Lactated Ringer’s Solution
Septic Shock : Advances in for Intraoperative Fluid
Diagnosis and Treatment. JAMA, Management in Patients
314(7), 708–717. Undergoing Abdominal Aortic
https://doi.org/10.1001/jama.2015 Aneurysm Repair : An Outcome
.7885 Study. Anesth Analg, 93(4), 817–
822.
Singer, M., & Deutschman, CS, https://doi.org/10.1097/00000539-
Seymour, C. (2016). The Third 200110000-00004
International Consensus
Definitions for Sepsis and Septic Worapratya, P., &
Shock (Sepsis-3). JAMA, 315(8), Wuthisuthimethawee, P. (2019).
801–810. Septic Shock in the ER :
https://doi.org/10.1001/jama.2016 Diagnostic and Management
.0287 Challanges. Open Access
Emergency Medicine : OAEM, 11,
Sterling, S., Miller, W., & Pryor, J. 77–86.
(2015). The Impact of Timing of https://doi.org/10.2147/OAEM.S1
Antibiotics on Outcomes in 66086
Severe Sepsis and Septic
Shock : A Systematic Review and Xu, B., & Peter, O. (2011). Dopamine
Meta- analysis. Crit Care Med, Versus Noradrenaline in Septic
43(9), 1907–1915. Shock. The Australasian Medical
https://doi.org/10.1097/CCM.000 Journal, 4(10), 571–574.
0000000001142 https://doi.org/10.4066/AMJ.2011
.761

369

Anda mungkin juga menyukai