Anda di halaman 1dari 6

Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia untuk

dapat hidup layak, produktif, serta mampu bersaing untuk meningkatkan tarafhidupnya.


Perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan berjalan dengan pesatdalam abad terakhir
ini, yang manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas.Namun demikian jangkauan
pelayanan kesehatan ini masih terbatas; artinya masihbanyak masyarakat yang belum mampu
menikmati pelayanan kesehatan yangbermutu. Untuk dapat mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan
menghimpunseluruh potensi bangsa Indonesia. Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan
RItelah menetapkan visi masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan dengansalah satu
strateginya meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan. Badankesehatan dunia (WHO.

Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaankesehatan. Ditinjau dari
definisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh WHO,
 
2maka pembiayaan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaanpangan, yang
karena dan juga memiliki dampak terhadap derajat kesehatan,seharusnya turut pula
diperhitungkan. Pada akhir- akhir ini, dengan makinbertambahnya sumber dana yang tersedia,
maka perhatian terhadap sub sistempembiyaan kesehatan makin meningkat (Ekalora, 2012)
Pengertian Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan dalam kesehariannya selalu berkaitan dengan bisnisekonomi. Melihat pembiayaan
dari segi kemanfaatan fasilitas pembiayaan yakni
 profitable
 dan
non profitable
(Supriyadi, 2003). Pembiayaan atau
 financing
 ialahpendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukunginvestasi
yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.Dengan kata lain, pembiayaan
adalah pendanaan yang dikeluarkan untukmendukung investasi yang telah direncanakan (Ibid
dalam Ilyas, 2015).Pembiayaan secara luas berarti
 financing
 atau pembelanjaan yaitupendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakanbaik dilakukan sendiri maupun dilakukan oleh orang lain. Lebih lanjut Ismail(2016)
mengemukakan bahwa pada dasarnya, terdapat dua fungsi yang salingberkaitan dalam
pembiayaan yaitu:a.
 
Provitability,
yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaanberupa keuntungan yang diraih yang
diperoleh oleh dari usaha yang dikelolabersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan
menyalurkan pembiayaankepada usaha-usah nasabah yang diyakini mampu dan mau
mengembaikanpembiayaan yang telah diterimanyab.
 
Safety
, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benartercapai tanpa hambatan
yang berarti. Oleh karena itu, dengan keamanan inidimaksudkan agar prestasi yang diberikan
dalam bentuk modal, barang, jasayang terjamin pengembaliannya, sehingga keuntungan yang
diharapkan dapatmenjadi kenyataan

Pembiayaan kesehatan adalah dasar kemampuan sistem kesehatan untukmemelihara dan


meningkatkan kesejahteraan manusia. Untuk memahami sifat dariindikator yang dapat
digunakan untuk memantau dan mengevaluasi pembiayaan
 
4sistem kesehatan membutuhkan penilaian eksplisit tentang harapan apa yang akandicapai
(WHO, 2008). Pembiayaan kesehatan mengacu pada fungsi sistemkesehatan yang bersangkutan
dengan mobilisasi, akumulasi dan alokasi uanguntuk menutupi kebutuhan kesehatan masyarakat,
secara individual dan kolektif,di sistem kesehatan. Tujuan pembiayaan kesehatan adalah untuk
membuat danayang tersedia, serta untuk mengatur hak insentif keuangan untuk penyedia,
untukmemastikan bahwa semua individu memiliki akses ke kesehatan masyarakat yangefektif
dan perawatan kesehatan pribadi (WHO, 2010).
Fungsi Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan memiliki fungsi dasar pengumpulan pendapatan,perhimpunan
penghasilan dan pembelian barang-barang dan jasa (WHO, 2000dalam
The World Bank 
, 2006). Fungsi-fungsi ini sering melibatkan interaksikompleks antarsektor kesehatan. Oleh
karena itu, fungsi-fungsi ini dapatmemberikan kesempatan bagi sektor kesehatan untuk
melakukan reformasi (
TheWorld Bank 
, 2006).

Berbagai fungsi yang disusun dapat berimplikasi penting terhadap sistemkesehatan, namun hal
itu tergantung pada (
The World Bank 
, 2006):a.
 
Jumlah dana yang tersedia (saat ini dan di masa mendatang) dan tingkatlayanan serta
perlindungan keuangan (dalam dan luasnya cakupan) bagipendudukb.
 
Keadilan, (
equity
- yang menanggung pajak atau beban pendapatan) dengandana digunakan untuk membiayai
sistem.c.
 
Efisiensi ekonomi dari usaha peningkatan pendapatan dalam hal menciptakandistorsi atau
kerugian ekonomi (kelebihan beban perpajakan)d.
 
Tingkat pengumpulan biaya (subsidi risiko, asuransi) dan pembayaran(subsidi ekuitas)e.
 
Nomor dan jenis jasa yang dibeli dan dikonsumsi sehubungan denganpengaruhnya terhadap hasil
kesehatan dan biaya (biaya efektivitas danefisiensi alokasi layanan)f.
 
Efisiensi teknis produksi layanan (tujuan menghasilkan setiap layanan denganbiaya rata-rata
minimum)g.
 
Akses keuangan dan fisik untuk layanan oleh penduduk (termasuk aksesekuitas, manfaat insiden)

Ada beberapa aspek yangperlu dipertimbangkan dalam ekuitas terhadap sumber pembiayaan
meliputi
- tingkat prabayar dan penggabungan,
- penyediaan layanan,
- penyedia pembayaran,
- dan perawatan fisik.

Sedangkan dalam efisiensi, terdapat tiga jenis, yaitu


- efisiensi pengumpulan pendapatan (distorsi ekonomi yang dihasilkan dari perpajakan),
- efisiensi alokatif (sumber daya dialokasikan untuk memaksimalkan
kesejahteraankomunitas dengan memproduksi hasil kesehatan yang diinginkan), dan
- efisiensiteknis (pelayanan diberikan dengan biaya serendah mungkin) (
The World Bank 
,2006)

Berdasarkan perspektif kebijakan, fungsi dasar pembiayaan kesehatanumumnya diwujudkan


dalam tiga model sistem pembiayaan kesehatan, meliputi(
The World Bank 
, 2006):1.
 
Pelayanan kesehatan nasional, wajib menerapkan
universal coverage,
pembiayaan pendapatan yang umum dan nasional, dan pemasukan sektorkesehatan dengan dana
pribadi.2.
 
Asuransi sosial; wajib menerapkan
universal coverage
 (target kelompokpekerja) di bawah jaminan sosial (kuasa publik), sistem dibiayai olehkaryawan
dan pemberi kerja berkontribusi untuk dana asuransi nirlaba,dengan publik dan pemasukan
sektor kesehatan dengan dana pribadi.3.
 
Asuransi swasta; anggota atau individu membayar asuransi kesehatan swastadan pemasukan
sektor kesehatan dengan dana pribadi.

Klasifikasi Sistem Pembiayaan Kesehatan


 
Di dalam
World Health Report 
 (2000), WHO mengkategorikan sistem kesehatanke dalam 4 prinsip fungsi kesehatan
(kepengurusan, penciptaan sumber daya,pelayanan, dan pembiayaan) dan 3 prinsip objektif
(kesehatan, kontribusikeuangan yang adil, dan tanggap terhadap dugaan nonmedis
seseorang).Pembiayaan merupakan fungsi sistem utama yang terdiri darimengumpulkan,
menghimpun, dan membeli. Faktor-faktor yang mempengaruhipembiayaan kesehatan adalah
penggabungan yang kompleks dari institusi,demografi, sosial ekonomi, lingkungan, tekanan
eksternal, dan faktor politik.Demografi, nilai-nilai sosial, faktor lingkungan, dan kegiatan
ekonomi merupakanpenentu yang penting dari kedua pembiayaan kesehatan wajib dan sukarela,
tetapistruktur politik dan tekanan eksternal juga sangat penting dalam penentu sifat,skala, dan
efektivitas pembiayaan kesehatan. Struktur politik juga akan berperandalam menentukan sifat
dan efektivitas asuransi kesehatan sukarela karenaasuransi tersebut tergantung pada peraturan
pemerintah (
The World Bank 
, 2006).

Masalah Pokok Pembiayaan Keseahtan


Sebagai akibat makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadapkesehatan dan juga karena
telah dipergunakannya sebagai peralatan canggih,menyebabkan pelayanan kesehatan makin
bertambah komplek. Kesemuanya ini disatu pihak memang mendatangkan banyak keuntungan
yakni makin meningkatnyaderajat kesehatan masyarakat, namun di pihak lain ternyata juga
mendatangkanbanyak masalah. Menurut Azrul Azwar (2010) dalam bukunya yang
berjudul“Pengantar Administrasi Kesehatan”, adapun berbagai masalah tersebut jikaditinjau dari
sudut pembiayaan kesehatan secara sederhana dapat disimpulkansebagai berikut:

 
1. Kurangnya dana yang tersediaDi banyak negara, terutama di negara yang sedang
berkembang, danayang disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tidaklahmemadai. Rendahnya alokasi anggaran ini berkaitan dengan masih kurangnya
kesadaran mengambil keputusan akan pentingnya arti kesehatan. Kebanyakandari
pengambilan keputusan menganggap pelayanan kesehatan tidak bersifatproduktif
melainkan bersifat konsumtif dan karena itu kurang diprioritaskan.Ambil contoh untuk
Indonesia misalnya, jumlah dana yang disediakan hanyaberkisar antara 2-3% dari total
anggaran belanja negara dalam setahun.(Azwar, 2010)
2. Penyebaran dana yang tidak sesuaiMasalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana
tidak sesuai, karenakebanyakan justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika
ditinjau daripenyebaran penduduk, terutama di negara yang berkembang,
kebanyakantempat tinggal di daerah pedesaan. (Azwar, 2010)
3. Pemanfaatan dana yang tidak tepatPemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan
satu masalah yangdihadapi dalam pembiayaan kesehatan ini. Mengejutkan bahwa di
banyaknegara ternyata biaya pelayanan kedokteran jauh lebih tinggi daripada
biayapelayanan kesehatan masyarakat. Padahal semua pihak telah mengetahuibahwa
pelayanan kedokteran dipandang kurang efektif daripada pelayanankesehatan
masyarakat. (Azwar, 2010)
4. Pengelolaan dana yang kurang sempurnaSeandainya dana yang tersedia amat terbatas,
penyebaran danpemanfaatannya belum begitu sempurna, namun jika apa yang
dimilikitersebut dapat dikelola dengan baik dalam batas-batas tertentu, tujuan
daripelayanan kesehatan masih dapat dicapai. Sayangnya, kehendak yang sepertiini sulit
diwujudkan. Penyebab utamanya ialah karena pengelolaannya belumsempurna, yang
terkait tidak hanya dengan pengetahuan dan ketrampilanyang masih terbatas, tetapi
juga ada kaitannya dengan sikap mental parapengelola. (Azwar, 2010)
5. Biaya kesehatan yang makin meningkatMasalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan
kesehatan ialah makinmeningkatnya biaya pelayanan kesehatan itu sendiri. Banyak
penyebab yangberperan di sini, beberapa yang terpenting adalah (
Cambridge Research
Sumber Pembiayaan Kesehatan 
Ada empat sumber utama untuk membiayai pelayanan kesehatan(Muninjaya, 2010)

1. Pemerintah (APBN, APBD Prov, Kab/Kota)


2. Swasta (investasi langsung oleh pihak swasta)
3. Masyarakat melalui pembayaran langsung (fee for services)
atau yangterhimpun oleh perusahaan asuransi
4. Hibah atau pinjaman luar negeri

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari asuransi kesehatanmerupakan salah satu cara yang
terbaik untuk mengatasi mahalnya biaya pelayanan kesehatan. Alasannya antara lain karena
(Muninjaya, 2010):1.
 
1. Pemerintah dapat mendiversikasikan sumber-sumber pendapatan dari sektorkesehatan.

 
2. Meningkatkan efisiensi dengan cara memberikan peran kepada masyarakatuntuk ikut
membiayai pelayanan kesehatan.
 
3. Memeratakan beban biaya kesehatan sesuai dengan waktu dan jumlahpopulasi yang perlu
dicakup dalam pelayanan sehingga akan mengurangirisiko yang bersifat individu

Mahalnya biaya kesehatan di Indonesia karena berbagai faktor seperti(Muninjaya, 2010):

 
1. Pertumbuhan ekonomi nasional mengakibatkan meningkatnya tuntutan(
demand 
) masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu.

 
2. Perkembangan teknologi kedokteran dan pertumbuhan industri kedokteran.Hampir semua
teknologi kedokteran diimpor sehingga harganya relatif mahalkarena nilai rupiah kita
yang jauh lebih rendah dibandingkan dollar Amerika(tingkat inflasi tinggi). (Muninjaya,
2010)3.
 
3. Jumlah subsidi pemerintah untuk pelayanan kesehatan diperkirakan relatifmenurun,
terutama setelah krisis ekonomi tahun 1998. Biaya pelayanankesehatan di Indonesia
sebelum krisis tercatat 2,5% dariGross Domestic47Product(GDP) atau sekitar US $ 18
per kapita per tahun.

Anda mungkin juga menyukai