Info BPJS Kesehatan. 2014. Perjalanan Panjang Asuransi Sosial BPDPK Hingga BPJS Kesehatan.
Edisi IV Bulan Juli 2014.
2
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.
4
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.
7
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.
8
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.
Kesehatan (JPK) Tenaga Kerja di Lima Provinsi yang mencakup 70.000 tenaga
kerja.9 Setelah lima tahun uji coba, Program JPK ini mulai diimplementasikan di
seluruh Indonesia. Program ini secara hukum diperkuat dengan dimasukkannya ke
dalam UU Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada tahun 1992.10 Tapi bagi perusahaan
yang telah memberikan Jaminan Kesehatan yang lebih baik bagi pekerjanya, maka
tidak lagi wajib ikut serta dalam program JPK Jamsostek, sehingga pertumbuhan
peserta JPK Jamsostek tiap tahunnya tidak terlalu besar.
Pada saat krisis keuangan tahun 1998, di mana banyak terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK), pemerintah mengembangkan sebuah Paket Skema Jaring
Pengaman Sosial (JPS). JPS dikembangkan untuk melindungi masyarakat miskin
dari dampak krisis keuangan dengan memberikan subsidi pelayanan kesehatan
melalui Jaring Pengaman Sosial Bantuan Kesehatan (JPS-BK). 11 Program ini
dirancang untuk memudahkan masyarakat miskin mengakses layanan kesehatan
di fasilitas kesehatan pemerintah, termasuk layanan tambahan berupa pemberian
makanan tambahan dan layanan Keluarga Berencana (KB).
JPS-BK merupakan skema bantuan sosial kesehatan pertama di Indonesia
yang ditargetkan untuk kategori penduduk tertentu dengan kriteria-kriteria
spesifik. Target penerima JPS-BK ditentukan dari kategori yang dimiliki oleh
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). BKKBN
membagi rumah tangga menjadi empat tingkat kesejahteraan, yaitu: Pra Sejahtera,
Sejahtera I, Sejahtera II dan Sejahtera III. Penerima Program JPS-BK dipilih dari
9
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.
10
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.
11
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.
keluarga yang termasuk dalam kategori pra sejahtera, yaitu sejumlah 7,4 juta
rumah tangga peserta atau setara dengan 15% dari total populasi penduduk di
Indonesia.12 Masyarakat yang terpilih sebagai peserta JPS-BK akan menerima
kartu sebagai bukti kepesertaan dan mendapatkan manfaat berupa pelayanan
kesehatan di puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah.
Pada lima tahun awal pengimplementasiannya, JPS-BK didukung melalui
pendanaan dari Asian Development Bank. Tahun 2002, program ini berubah nama
menjadi Program Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi Energi Bidang
Kesehatan (PDPSE-BK) dan didanai langsung oleh pemerintah Indonesia melalui
realokasi dana subsidi BBM. Tahun 2003, program ini mengalami perubahan
nama menjadi Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak
Bidang Kesehatan (PKPS-BBM Bidkes). Sejak perubahan ini, pola pembayaran
tidak lagi melalui sistem reimbursement melainkan rumah sakit diberikan
sejumlah dana langsung untuk melayani penerima program.13
Ide pengembangan SJSN sebenarnya sudah ada sejak tahun 2000. Namun
baru terealisasi tahun 2001 ketika Presiden Megawati Soekarno Putri membentuk
pokja SJSN yang merumuskan Naskah Akademik RUU SJSN. Setelah mendapat
perubahan dan penyempurnaan sebanyak 56 kali, akhirnya pada 19 oktober 2004
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) resmi ditandatangani. Program jaminan sosial yang terdapat di dalam UU
SJSN terdiri dari lima program, yaitu jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan
12
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.
13
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.
kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. Meskipun UU
SJSN sudah disahkan, namun RUU BPJS yang merupakan badan penyelenggara
jaminan sosial belum selesai dirumuskan. Akibatnya, program-program jaminan
sosial yang ada dalam UU SJSN belum dapat dilaksanakan.
Sementara itu pada tahun 2005, Kementerian Kesehatan dan PT Askes
meluncurkan Program Asuransi Kesehatan Insonesia (Askeskin) atau disebut
dengan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin, yaitu
program perlindungan kesehatan bagi masyarakat miskin yang seluruh iurannya
dibiayai oleh pemerintah.14 Askeskin dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat
melalui kerja sama dengan PT Askes. Pemerintah membayarkan iuran peserta
kepada PT Askes, selanjutnya PT Askes bertanggung jawab melaksanakan
program mulai dari manajemen kepesertaan, pelayanan kesehatan, pembayaran
klaim dampai dengan pelaporan kegiatan. Tujuan diselenggarakannya Askeskin
yaitu:
a. Terlenggaranya program jaminan pemeliharaan bagi masyarakat miskin
secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Terlaksananya registrasi masyarakat miskin yang tepat sasaran sebagai
peserta program Askeskin.
c. Terlaksananya pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif dalam
meningkatkan pemanfaatan dan taraf kesehatan masyarakat miskin.
d. Terlaksananya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan efisien dalam
program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin.
14
Rijal, Chairul, dkk. 2015. Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian PPN/Bappenas.