Anda di halaman 1dari 4

Nama : Djenia Bugis

Kelas : Bekisar

Nim : AOA0200929

Resume FARMAKOLOGI

Dosis obat:

Dosis merupakan takaran dari suatu obat yang dapat memberikan efek farmakologis, atau khasiat, yang
diinginkan. Umumnya, dosis sendiri terbagi menjadi dua, yaitu dosis lazim dan dosis maksimal.

Dosis lazim adalah dosis yang digunakan sebagai pedoman umum dalam pengobatan dan sifatnya tidak
mengikat. Sedangkan dosis maksimal adalah dosis yang paling besar, namun masih boleh diberikan pada
pasien, baik untuk sekali pemakaian atau pun sehari, tanpa ada efek bahaya.

Yang perlu diperhatikan dalam menangani obat-obatan adalah menghitung dosis secara akurat. Karena
jika salah dalam menghitung dosis, maka akan berdampak pada kondisi kesehatan kita. Keracunan obat
atau penyakit yang semakin parah menjadi salah satu akibat dari overdosis.

Mengingat betapa pentingnya memberi dosis yang tepat, berikut kami paparkan bagaimana cara
menghitung dosis obat, mulai dari obat berbentuk tablet, sirup, hingga serbuk.

• Cara Menghitung Dosis Obat Tablet

Obat tablet, pil, atau kaplet adalah obat bubuk yang terdiri dari satu ataupun lebih macam obat yang
dipadatkan dalam bentuk lonjong atau lempengan. Obat ini hanya dapat digunakan dengan cara oral,
mulut atau bawah lidah (subligual).

Cara menghitung dosis obat berbentuk tablet, pil, atau kaplet ini bisa menggunakan rumus berikut:

(Order Dokter)/(Sediaan Obat)

Sediaan obat adalah jumlah dari total kandungan dalam satu tablet, pil, kaplet, vial, atau ampul. Contoh,
ketika dokter meminta memberikan paracetamol tablet 250 mg, satu kaplet obat memiliki sediaan 500
mg.
Maka cara menghitungnya:

250 mg / 500 mg = 1/2 tablet

• Cara Menghitung Dosis Obat Sirup

Cara menghitung dosis obat yang kedua adalah ketika hendak menghitung dosis obat sirup. Sebagian
orang, khususnya anak-anak, mungkin lebih menyukai jenis obat yang satu ini.

Obat sirup merupakan salah satu obat yang dilarutkan di dalam air yang sudah diberikan tambahan
eliksir (pemanis). Jenis obat ini hanya dapat diberikan melalui mulut atau oral.

Beberapa jenis obat yang termasuk obat sirup yaitu obat drop, obat suspensi, dan tentunya obat sirup.
Untuk cara menghitung dosis obat sirup, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:

(Order Dokter)/(Sediaan Obat) ×Pelarut

Contoh, ketika dokter membuat resep Sanmol Forte syrup 120 mg prn. Sediaan obat Sanmol Forte syrup
adalah 240 mg tiap 5 mL.

Maka cara menghitungnya:

120 mg / 240 mg X 5 ml = 2,5 ml = 1/2 cth

• Cara Menghitung Dosis Obat Serbuk

Obat serbuk adalah salah satu jenis obat yang berbentuk bubuk dan harus dilarutkan dengan air.
Berbeda dengan jenis obat sebelumnya yang digunakan dengan oral atau mulut, obat serbuk hanya bisa
diberikan melalui intravena.
Anda bisa menjumpai jenis obat serbuk ini dalam bentuk obat-obatan antbiotik seperti cefitriaxone,
cefotaxim dan sebagainya. Cara menghitung dosis obat serbuk ini membutuhkan kreativitas ketika
menambahkan pelarutnya. Meskipun pada umumnya jenis obat antibiotik serbuk juga telah dilarutkan
dengan 10c aquabides sebelum diberikan untuk pasien, atau sebelum dicampur dengan menggunakan
cairan pelarut.

Untuk cara menghitung dosis obat serbuk, Anda bisa menggunakan kembali rumus untuk menghitung
dosis obat sirup. Anda mempunyai kebebasan dalam melarutkan obat serbuk.

Namun, yang perlu diingat ketika memberikan pelarut adalah jumlah pelarut jangan sampai terlalu
pekat ataupun terlalu sedikit. Jika jumlah pelarut terlalu sedikit, maka akan terasa sakit pada saat
diberikan. Namun, jangan pula terlalu banyak ketika memberikan pelarut ini.

• Cara Menghitung Dosis Obat Menggunakan Alat

Cara menghitung dosis obat yang terakhir adalah untuk menghitung jenis obat yang perlu menggunakan
alat. Ketika memberikan obat, ada kalanya jenis obat-obat yang diberikan melalui intravena memerlukan
waktu yang lama dan berkesinambungan, atau jumlahnya juga sangat sedikit.

Dalam pemberiannya pun juga membutuhkan alat seperti infus pump atau syringe pump. Untuk
menghitung dosis obat menggunakan alat ini, Anda bisa menggunakan rumus berikut:

(Order Dokter)/Jam×(60 mgtt)/CC×(kg/BB)×Pelarut/(Sediaan Obat)

atau,

(Order Dokter)/Menit×(60 mgtt)/CC×(kg/BB)×Pelarut/(Sediaan Obat)

Contohnya:

Heparin 1000 IU/jam. Sediaan obat 1 ml Heparin adalah 5000 IU, jumlah pelarut 100 cc.

Maka cara menghitungnya:


1000 IU/60 menit X 60 mggtt/cc X 100 cc / 5000 IU = 20 cc/jam

Yang perlu diperhatikan ketika menghitung dosis obat yang akan diberikan menggunakan alat adalah
kesamaan satuan dosis yang digunakan dengan sediaan obat. Misalnya ketika order dokter 0,05
mikrogram tetapi sediaan obat ialah 200 mg. Maka Anda harus mengubah 200 mg menjadi 200.000 mcg.

Kemudian hal lain yang perlu diperhatikan yaitu ketika waktu pemberian. Misalnya, dobutamin 0,1
mcg/kg BB/jam, maka kita harus mengubah jam 60 menit. Namun Jika order dokter 0,01 /kg BB/menit,
maka menit adalah 1 menit.

Anda mungkin juga menyukai