Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PASAL-PASAL YANG MENCERMINKAN SILA-SILA


PANCASILA

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila)

Dosen Pengampu : Ns. Sutio Rahardjo, S.Kep., S.Pd., MM

Oleh :
1. Atikah Faiqotun Nasiah 7. Insani Sogmawati Wijaya
2. Bichoiri Nisa Riska Sendi 8. Shintya Dwi Lusiana
3. Dhea wahyu Chendra Ningrum 9. Sylvia Aulia Rachma
4. Didi Holid 10. Tasya Frescilia Syafitri Wahid
5. Elena Sudirman 11. Via Kusumawati
6. Feby Naurah Kamila

PRODI D3 KEBIDANAN BANGKALAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga kami bisa
menjalankan aktivitas sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Softskill dengan judul “Pasal
UU yang Mencerminkan Sila-Sila Pancasila”
Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Pancasila yang telah memberikan ilmu tentang panccasila.
Kami sebagai tim penyusun menyadari bahwa makalah yang kami susun
ini masih jauh dari kata sempurna, namun kami sudah berusaha sebaik
mungkin untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Oleh karena itu, kami
sebagai tim penyusun memohon kritik dan saran yang membangun untuk
menjadikan makalah ini lebih sempurna kedepannya

Bangkalan, 22 Agustus 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan pancasila sila pertama dengan pasal UU


B. Hubungan pancasila sila kedua dengan pasal UU
C. Hubungan pancasila sila ketiga dengan pasal UU
D. Hubungan pancasila sila keempat dengan pasal UU
E. Hubungan pancasila sila kelima dengan pasal UU

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang
secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila terdiri dari 5 (lima)
sila, yang tertulis dalam Alinea ke IV Pembukaan UUD 1945 yang
diperuntukkan sebagai dasar negara Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila sudah menjadi tonggak bangsa Indonesia yang
sepatutnya dipertahankan sebagai acuan negara dalam menyongsong
kemajuan zaman. Terutama bagi masyarakat yang mengikuti jenjang
pendidikan tinggi. Inilah yang menjadi faktor pendukung dalam
mempertahankan Ideologi Negara sebagai ciri khas suatu negara .
Dalam perkembangan nilai-nilai Pancasila, merupakan tolak ukur
bagi mahasiswa sebagai anak bangsa harus mengetahui, memahami,
mengerti cara mempertahankan dasar Negaranya. Sebagai pemegang
jenjang pendidikan yang
tinggi, mahasiswa haruslah memiliki intelektual dan karakter didalam
bertingkah laku yang disesuaikan dari sila-sila yang terdapat dalam
Pancasila.

B. Rumusan Masalah
Apa saja pasal-pasal UU yang merupakan cerminan dari sila-sila
Pancasila ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui pasal-pasal UU yang merupakan cerminan dari
sila-sila Pancasila
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Pancasila Sila Pertama Dengan Pasal UU


“Ketuhanan yang Maha Esa”

Ke-Tuhanan yang maha Esa adalah sila pertama dalam pancasila. Pertama
kali yang menyatakan salah satu dasar negara Republik Indonesia ke-Tuhanan
adalah M. Yamin, pada sidang pertama panitia persiapan penyelidik kemerdekaan
Indonesia. M. Yamin meyakini bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
memiliki peradaban yang luhur. Bisa di pahami dari pernyataannya ini bahwa
yang di maksud peradaban yang luhur adalah peradaban yang memiliki Tuhan
yang maha Esa.

Sila ke-Tuhanan yang maha Esa bisa di katakan relevan dengan undang undang
dasar dalam konteks ini, bila memuat pasal yang mengatur bagaimana seseorang
bisa mengatasi krisis keber-tuhanannya. Manusia yang ber ke-Tuhanan adalah
manusia yang memiliki peradaban luhur.

Undang undang dasar negara Republik Indonesia saat ini, memang ada pasal yang
memuat tentang ke-Tuhanan yang maha Esa, yakni pasal 29 yang berbunyi "
negara berdasar atas ke-Tuhanan yang maha Esa ". Undang undang dasar dan
krisis keber-tuhanan. Undang undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945
telah mengatur tentang ke-Tuhanan. Pasal 29 ayat(1) " negara berdasarkan atas
keber-tuhanan yang maha Esa". Dalam pasal 29 ayat (1) ini, undang undang dasar
telah memuat pengakuan bahwa negara Republik Indonesia memiliki keyakinan
akan keberadaan Tuhan yang maha Esa.
B. Hubungan Pancasila Sila Kedua Dengan Pasal UU

“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”

Asas ini mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan, juga mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban asasi manusia tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, ras, warna kulit, kedudukan sosial, dan lainnya. Dalam
Pembukaan UUD 1945 merupakan perwujudan dari asas perikemanusiaan dalam
hukum positif Indonesia dalam kehidupan sehari-hari hal ini terlihat pada
lembaga-lembaga yang didirikan untuk menampung segala yang tidak seimbang
dalam kehidupan sosial.

1. Pasal 27 ayat 1&2 berbunyi : Pasal 27 ayat 1 "segala warga negara


bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya".Pasal 27 ayat 2 "tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan".
2. Pasal 28 berbunyi : “ Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak Kembali”
3. Pasal 29 ayat (2) berbunyi : “Negara menjamin kemerdekaan setiap orang
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu”
4. Pasal 30 ayat (1) berbunyi : mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usha pertahanan dan keamanan
negara”
5. Pasal 34 UUD 1945 berbunyi : “ Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan kewajiban negara untuk
memelihara fakir miskin dan anak terlantar”
C. Hubungan pancasila sila ketiga dengan pasal UU
“Persatuan Indonesia”

Sila ketiga “persatuan Indonesia” dalam pribadi masyarakat Indonesia agar


masyarakat Indonesia menyadari betapa pentingnya persatuan dalam suatu
kehidupan berbangsa dan bernegara. Berikut merupakan pasal-pasal yang
berhubungan dengan sila ketiga pancasila

1. Pasal 1 ayat 1 : Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk


Republik.
2. Pasal 30 :
a) Ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
b) Ayat (2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.
c) Ayat (3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut, dan AngkatanUdara sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
d) Ayat (4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara
yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.
e) Ayat (5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syaratsyarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara, serta halhal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan
diatur dengan undangundang.
3. Pasal 37 : Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dilakukan perubahan.
4. Pasal 25 A : Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas batas dan
hak haknya ditetapkan dengan undang undang.
5. Pasal 35 : Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih
Bendera Merah Putih menjadi identitas instrumental bagi negara
Indonesia, Bendera Merah Putih memiliki makna perjuangan yang cukup
mendalam. Warna merah dalam Bendera Merah Putih bermakna berani,
sementara warna putih bermakna suci. Bendera Merah Putih memiliki
kedudukan khusus sebagai identitas kebangsaan yang diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 35 yang berbunyi, “ Bendera Negara
Indonesia ialah Sang Merah Putih”.
6. Pasal 36 : Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
7. Pasal 36 A : Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
8. Pasal 36 B : Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.

D. Hubungan pancasila Sila Keempat Dengan Pasal UU

“Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan”

Sila keempat dari Pancasila ini juga merupakan penjelmaan dari dasar
politik negara. Artinya, negara yang berkedaulatan rakyat menjadi landasan
mutlak dari sifat demokrasi negara Indonesia. Mutlak berati dasar tersebut tidak
dapat diubah atau pun dihilangkan. Berikut pasal-pasal yang termasuk dalam sila
ke-4 ini:

1. Pasal 1 ayat (2) UUD NRI 1945 yang berbunyi: Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah "Kedaulatan adalah di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat"
Yang dimaksud kedaulatan adalah di tangan rakyat adalah segala
bentuk penyelenggaraan yang berhubungan dengan kesejahteraan rakyat,
harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat. MPR adalah lembaga
tertinggi negara yang dipilih oleh rakyat. Oleh sebab itu, kedaulatan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR karena MPR merupakan penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia).
2. Pasal 2 ayat (1) UUD NRI 1945 yang berbunyi:
"Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat".
Yang dimaksud kedaulatan adalah di tangan rakyat adalah segala
bentuk penyelenggaraan yang berhubungan dengan kesejahteraan rakyat,
harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat. MPR adalah lembaga
tertinggi negara yang dipilih oleh rakyat. Oleh sebab itu, kedaulatan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR karena MPR merupakan penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia).
3. Pasal 2 ayat (2) UUD NRI 1945 yang berbunyi:
"Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima
tahun di ibukota negara"
Yang dimaksud adalah Jumlah sidang yang dilakukan oleh MPR
paling sedikit adalah sekali dalam 5 tahun di ibukota negara. Jadi, apabila
dalam 5 tahun masa jabatan tersebut, tentu boleh melakukan sidang lebih
dari sekali, dengan cara mengadakan persidangan istimewa.
4. Pasal 2 ayat (3) UUD NRI 1945 yang berbunyi:
"Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara
terbanyak"
Yang dimaksud adalah jika putusan MPR sah, apabila disetujui:
Sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR yang hadir, guna
memutus usul dari DPR dalam memberhentikan Presiden atau Wakil
Presiden. Sekurang-kurangnya 50% + 1 dari seluruh jumlah Anggota
MPR, guna memutus perkara-perkara yang lainnya.
Sebelum dilakukan pengambilan putusan dengan suara terbanyak, terlebih
dahulu dilakukan upaya pengambilan putusan secara musyawarah,
sehingga mampu mencapai hasil mufakat.
5. Pasal 3 UUD NRI 1945 yang berbunyi:
"Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan
garis-garis besar dari ada haluan negara".

E. Hubungan pancasila sila kelima dengan pasal UU

“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”

Artinya setiap warga negara di Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di


bidang hukum, sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Seluruh warga negara
Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mencapai keadilan
sosial, untuk itu harus bersikap adil terhadap sesama serta menjaga hak dan
kewajiban. Berikut nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-5 (lima)

1. Mengembangkan sikap yang adil terhadap sesama.


2. Suka memberi pertolongan pada orang agar bisa berdiri sendiri.
3. Jagalah hak dan kewajiban
4. Tidak menggunakan hak milik yang merugikan bagi masyarakat umum.
5. Bekerja dengan sungguh-sungguh dan melaksanakan kewajiban.
6. Menghargai hasil karya orang lain, tidak menghina, mencela, atau
mengejek hasil kerja orang lain.

Sila ini berhubungan pasal 29 Ayat (1) UUD NRI 1945, berbunyi: Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. – Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI 1945,
berbunyi: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan Negara.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara Republik Indonesia
sebagai pedoman bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila terdiri atas lima sila
yang mengandung nilai-nilai di dalamnya, nilai-nilai tersebut diwujudkan
sebagai pengamalan dalam kehidupan masyarakat. Seluruh norma di
Indonesia dan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis merupakan
bentuk cabang dari sila-sila pancasila. Maka, kita sebagai waga Negara
Indonesia wajib untuk mematuhi setiap hukum yang ada karena Negara
kita merupakan negara hukum seperti yang tertulis pada pasal satu (1)
ayat (3) tiga UUD „45

B. Saran
Undang-undang di Negara Indonesia terdiri dari banyak pasal.
Sedangkan sebagian besar masyarakat Indonesia belum memahami isi
pasal-pasal tersebut sehingga sering terjadi kesalahan. kami harap hukum
di Negara Indonesia menjadi lebih adil dan transparansi kepada
masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

R., Eka Wahyu, Septianto, dan Aris Mustika Sari. 2018. Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab. Yogyakarta : UIN Walisongo. Diambil dari :
https://mpikelasa.files.wordpress.com./2018/05/pancasila-kelompok-
04.pdf diakses pada Rabu, 25 Agustus 2021 pukul 10.56 WIB

Surat Permohonan Judicial Review diambil dari


https://uc.xyz/YvdcE?pub=link diakses pada Selasa, 24 Agustus 2021
pukul 11.00 WIB

Arnaiz, Thea. 2021. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Sila Keadilan


Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Diambil dari
https://bobo.grid.id/amp/082809691/nilai-nilai-yang-terkandung-dalam-
sila-keadilan-sosial-bagi-seluruh-rakyat-indonesia-materi-kelas-6-sd-
tema-1#referrer=https://www.google.com&csi=0 diakses pada Senin, 23
Agustus 2021 pukul 16.12 WIB

Anda mungkin juga menyukai