Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

“ HIPERTIROID“

Tugas Mata Kuliah Medikal Bedah II


Program Studi Ilmu Keperawatan Reg-A1 Semester 5

DOSEN PENGAMPU :
1. Ns. Mujahidin, S.Kep., M.Kes

2. Ns. Yofa Anggriani Utama, S.Kep., M.Kes., M.Kep

Disusun oleh kelompok 1 :


1. Darsheila Maulidina (19.14201.30.05)
2. Rosa Lara Sakti ( 19.14201.30.09)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA


PALEMBANG 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya baik itu
berupa sehat fisik, maupun akal pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini.
Makalah yang berjudul “Asuhan keperawatan pada pasien Hipertiroid” ini disusun guna
memenuhi tugas pada Mata Kuliah Keperawatan Medical Bedah II.Selain itu, Askep ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang“Asuhan keperawatan pada pasien Hipertiroid” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tidak terhingga kepada :
1. Ns. Mujahidin selaku dosen penanggungjawab dan tim pengajar pada mata kuliah Medikal bedah
II
2. Yofa Anggriani Utama, S.Kep., M.Kes., M.Kep selaku tim pengajar pada mata kuliah
Keperawatan Medical Bedah II.
3. Teman-teman mahasiswa mahasiswa yang turut serta dalam membantu dalam menyelesaikan
Asuhan keperawatan ini.
4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
Semoga ASKEP ini ada manfaatnya baik baik pembaca maupun penulis. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 01 oktober 2021


Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................

1.3 Tujuan penulisan...................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Definisi ........................................................................................................................

2.2 Klasifikasi....................................................................................................................

2.3 Etiologi ........................................................................................................................

2.4 Anatomi fisiologi .........................................................................................................

2.5 Epidemiologi...............................................................................................................

2.6 Manifestasi klinis..........................................................................................................

2.7 Patofisiologi.................................................................................................................

2.8 Pemeriksaan penunjang ...............................................................................................

2.9. Penatalaksanan.............................................................................................................

2.10. Komplikasi.................................................................................................................

2.11. Konsep asuhan keperawatan hipertiroid...................................................................

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................

3.2 Saran ....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik, psikis dan
sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar
dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki dan
melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang
dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Sehat adalah dambaan semua manusia yang merupakan anugerah yang luar biasa mulai dari
anak kecil sampai orang dewasa. Karena kesehatan amat mahal maka kita perlu menjaga kesehatan
badan dan jiwa agar kita lebih merasa nyaman dan lebih percaya diri untuk melakukan aktivitas
yang kita inginkan. Masalah kesehatan yang sering ditemukan pada masyarakat dewasa ini adalah
kelainan produksi hormon salah satunya adalah
hormon tiroid.
Salah satu faktor biologis yang dapat menghambat tumbuh kembang anak adalah adanya
abnormalitas fungsi tiroid. Abnormalitas tiroid dapat dibagi atas 2 bagian besar, yaitu hipertiroid
dan hipotiroid. Hipertiroid adalah keadaan abnormal kelenjar tiroid akibat meningkatnya produksi
hormon tiroid sehingga kadarnya meningkat dalam darah yang ditandai dengan penurunan berat
badan, gelisah, tremor, berkeringat dan kelemahan otot
(Batubara, 2010).
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid. Sekitar 60-
80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan penyakit Graves ditemukan
menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang
berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di
daerah defisiensi yodium.Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup dan
kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium.
Adenoma toksik merupakan
penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011)
Jumlah penderita hipertiroid yang ada di Indonesia di perkirakan 25 juta. Angka kejadian
hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonesia berkisar antara 44,44%
- 48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar gondok. Di As diperkirakan 0,4%
populasi menderita Hipertiroid, biasanya sering pada usia di bawah 40 tahun. (Sutomo budi,2009)
A. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hipertiroid ?
2. Apa saja klasifikasi hipertiroid ?
3. Apa saja etiologi hipertiroid ?
4. Bagaimana anatomi fisiologi kelenjar tiroid?
5. Bagaimana epidemiologi hipertiroid ?
6. Bagaimana manifestasi klinis hipertiroid ?
7. Bagaimana patofisiologi hipertiroid ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang hipertiroid ?
9. Bagaimana penatalaksaan hipertiroid ?
10. Apa saja komplikasi hipertiroid ?
11. Bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertiroid ?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari hipertiroid.
2. Untuk mengetahui klasifikasi hipertiroid.
3. Untuk mengetahui etiologi hipertiroid.
4. Untuk mengetahui anatomi fisiologi kelenjar tiroid
5. Untuk mengetahui epidemiologi hipertiroid.
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis hipertiroid.
7. Untuk mengetahui patofisiologi hipertiroid.
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hipertiroid.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertiroid.
10. Untuk mengetahui komplikasi hipertiroid.
11. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertiroid.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian Hipertiroid
Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya kadar T3
dan T4 bebas terutama disebabkan oleh hiperfungsi kelenjar tiroid
(Robbins.2007).
Hipertiroid adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormone tiroid yang
berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormone tiroksin dari
lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan
untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya) (Nanda Nic-Noc 2013).
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolic merupakan akibat dari produksi hormone
tiroid yang berlebihan (KMB 2, 2013).

2. Klasifikasi Hipertiroid

a. Penyakit Graves

Penyebab tersering penyakit hypertyroidisme adalah suatu penyakit autoimun yang


biasanya ditandai oleh produksi antibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tyroid.
Dalam serum pasien ini ditemukan Antibodi Immunoglobulin (IgG). Anti bodi ini bereaksi dengan
reseptor TSH atau membran plasma tiroid. Sebagai akibat interaksi ini antibodi tersebut dapat
merangsang fungsi tiroid tanpa tergantung dari TSH Hipofisis, yang dapat mengakibatkan
hipertiroid. Imunoglobulin yang merangsang tiroid ini (TSI) mungkin diakibatkan karena suatu
kelainan imunitas yang bersifat herediter yang memungkinkan kelompokan limfosit tersebut bisa
bertahan, berkembang biak dan mensekresi imunoglobulin stimulator sebagai respon terhadap
beberapa faktor perangsang. Respon imun yang sama sepertinya bertanggung jawab atas oftalmopati
yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut. Penyebab penyakit Graves tidak diketahui, namun
tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit autoimun. Yang paling sering terkena
adalah wanita
berusia 20an sampai 30 tahun.

b. Gondok Noduler Toksik

Adalah peningkatan ukuran kelenjar tyroid akibat peningkatan kebutuhan hormon tyroid,
yang terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi pada pubertas atau
kehamilan. Dalam hal ini peningkatan hormon tyroid disebabkan oleh pengaktifan hypotalamus
yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH.
Apabila kebutuhan berkurang, ukuran kelenjar tyroid kembali normal. Kadang terjadi perubahan
yang irreversibel dimana kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar walaupun tidak
selalu tetap memproduksi hormon tyroid dalam jumlah berlebihan. Bila individu yang bersangkutan
mengalami hypertyroid maka keadaan inilah yang
disebut Gondok Noduler Toksik.

c. Tirotoksikosis

Adalah merupakan temuan klinis fisiologis dan biokimiawi yang dihasilkan saat jaringan
terpajan dan memberikan respon terhadap hormon tiroid yang berlebihan. Penyakit ini mengarah
pada pertahanan over produksi hormon oleh kelenjar tiroid itu sendiri. Hiperfungsi kelenjar
dihasilkan secara bervariasi dari sekresi TSH yang berlebihan. Tirotoksikosis dibagi menjadi 2 yang
pertama kelainan yang disebabkan oleh hipertiroidisme dan kelainan yang tidak disebabkan
hipertiroid dan yang membedakan adalah dengan pemeriksaan RAIU (Radioaktif Iodin Uptake).

3. Etiologi Hipertiroid
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :

a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering
daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan
dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid Peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor
antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit,
penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol
keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada
tinggi rendahnya hormon tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa
sakit, serta berkeringat banyak.

b. Nodul tiroid (Tiroiditis)

Inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus
pyogenes, staphylococcus aureus dan pneumococcus pneumonia. Reaksi peradangan ini
menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel
dan peningkatan jumlah hormon tiroid.
Tiroiditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum, dan
tiroiditis tersembunyi.
1) Tiroiditis subakut
Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang
dengan sendirinya setelah beberapa bulan .
2) Tiroiditis postpartum
Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan melahirkan. Penyebabnya
diyakini autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum sering mengalami
hipotiroidisme sebelum kelenjar
tiroid benar-benar sembuh.
3) Tiroiditis tersembunyi
Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan karena autoimun dan pasien tidak
mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga trejadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi dapat
mengakibatkan tiroiditis permanen.

c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan


Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter
yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon
tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul
efek samping.

d. Produksi TSH yang Abnormal


Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

e. Konsumsi Yodium Berlebihan


Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila
sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

4. Anatomi kelenjar tiroid

Kelenjar thyroid terletak di depan trakhea dan di bawah laryng yang terdiri atas dua lobus yang
terletak disebelah dan kiri trakhea dan diikat bersama oleh secarik jaringan disebut istmus yang
melintasi pada cincin tulang trakhea dua dan tiga. Struktur thyroid terdiri atas sejumlah besar folikel
dilapisi oleh cuboid epitelium membentuk ruang yang disebut koloid yaitu lumen substansi protein.
Regulasi sekresi hormon tyroid dipengaruhi oleh sistim kerja balik antara kelenjar hipofisis atau
pituitari lobus anterior dan kelenjar thyroid. Lobus anterior hipofisis mensekresi TSH yang
berfungsi meningkatkan iodine, meningkatkan sintesis dan sekresi hormon
thyroid, meningkatkan ukuran kelenjar thyroid.

Pada orang dewasa berat tiroid kira-kira 18 gram. Terdapat dua lobus kanan dan kiri yang
dibatasi oleh isthmus. Masing-masing lobus memiliki ketebalan 2 cm lebar 2,5 cm dan panjang 4
cm. Terdapat folikel dan para folikuler. Mendapat sirkulasi dari arteri tiroidea superior dan inferior
dan dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik.
Apabila terjadi penurunan hormon thyroid, hipofisis anterior merangsang peningkatan sekresi
TSH dan mempengaruhi kelenjar thyroid untuk meningkatkan sekresi hormon thyroid.
a. Thyroxine (T4) berfungsi untuk mempertahankan metabolisme tubuh.
b. Tridothyronin (T3), berfungsi untuk mempercepat metabolisme tubuh.

 Fisiologi Kelenjar tiroid


Fungsi utama kelenjar thyroid adalah memproduksi hormon tiroxin yang berguna untuk
mengontrol metabolisme sel. Dalam produksinya sangat erat hubungannya dengan proses
sintesa tyroglobulin sebagai matrik hormon, yodium dari luar, thyroid stimuliting hormon dari
hipofise.

5. Epidemiologi Hipertiroid
Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti kebanyakan
kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada wanita. Kelainan ini
menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pada pria, terutama wanita muda yang berusia
antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan karena dari proses menstruasi, kehamilan dan
menyusui itu sendiri menyebabkan hipermetabolisme mengakibatkan kerja daripada hormone tiroid
meningkat.

Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit hormon yang
menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi ini serupa dengan kasus di
dunia.

6. Manifestasi Klinis Hipertiroid


Hipertiroidisme pada penyakit Graves adalah akibat antibody reseptor thyroid stimulating
hormone (TSH ) yang merangsang aktivitas tiroid, sedang pada Goiter
multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroidisme biasanya perlahan - lahan dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan, kelelahan,
tremor, gugup, berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpitasi dan pembesaran tiroid.

Gambaran klinis hipertroidisme


Umum BB turun, keletihan, apatis, berkeringat, tidak tahan panas.
Emosi : gelisah, iritabilitas, gugup, emosi labil, perilaku mania
dan perhatian menyempit.
Kardiovaskuler palpitasi, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinus takikardi,
disritmia, fibrilasi atrium, nadi kolaps.
Neuromuskuler gugup, agitasi, tremor, korea atetosis, psikosis, kelemahan otot,
miopati proksimal, paralisis periodik, miastenia gravis.
Gastrointestinal BB turun, nafsu makan meningkat, diare, steatore, muntah
Reproduksi oligomenore, amenore, libido meningkat, infertilitas
Kulit pruritus, eritema Palmaris, miksedemia pretibial, rambut tipis
Struma difus dengan atau tanpa bising, nodosa
Mata periorbital puffiness, lakrimasi meningkat dan grittiness of eyes,
kemosis ( odema konjungtiva), proptosis, ulserasi kornea,
oftalmoplegia, diplopia, edema papil, penglihatan kabur.

7. Patofisiologi Hipertiroid
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan
penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai
dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-
sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel
meningkatkan kecepatan 5-
15 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai”
TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid
Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan
tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH
yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis
pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang
kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses
metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur.
Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga
penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga
merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi
merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar. (pathway terlampir)

7. Pemeriksaan Penunjang Hipertiroid


a. Pemeriksaan laboratorium
1) Tes ambilan RAI : meningkat
2) T4 dan T3 serum : meningkat
3) T4 dan T3 bebas serum : meningkat
4) TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon)
5) Tiroglobulin : meningkat
6) Stimulasi TRH : dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai
meningkat setelah pemberian TRH
7) Ambilan tiroid 131: meningkat
8) Ikatan proein iodium : meningkat
9) Gula darah : meningkat (sehubungan dengan kerusakan pada adrenal).
10) Kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal).
11) Fosfat alkali dan kalsium serum : meningkat.
12) Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
13) Elektrolit : hiponatremi mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek dilusi dalam
terapi cairan pengganti, hipokalsemia terjadi dengan sendirinya pada kehilangan melalui
gastrointestinal dan diuresis.

14) Katekolamin serum : menurun.


15) Kreatinin urine : meningkat

b. Radiologi
1) Skanning tyroid
2) USG thyroid
c. Lain- lain
Pemeriksaan elektrokardiografi ( EKG) : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali.

Uji lain yang sering digunakan adalah sebagai berikut:


a. Kecepatan metabolism basal biasanya meningkat sampai + 30 hingga + 60 pada
hipertiroidisme berat.
b. Konsentrasi TSH didalam plasma diukur dengan radioimunologik. Pada tipe tirotoksikosis
yang biasa, sekresi TSH oleh hipofisis anterior sangat ditekan secara menyeluruh oleh sejumlah
besar tiroksin dan triiodotironin yang sedang bersirkulasi
sehingga hampir tidak ditemukan TSH dalam plasma.
c. Konsentrasi TSI diukur dengan radioimunologik. TSI normalnya tinggi pada tipe
Tirotoksikosis yang biasa tetapi rendah pada adenoma tiroid.

8. Penatalaksanaan Hipertiroid
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan
dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
a. Penatalaksanaan konservatif
1) Obat anti tiroid: Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien
mengalami gejala hipotiroidisme.
Contoh obat adalah sebagai berikut :
a) Thioamide
b) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000
mg/hari
d) Potassium Iodide
e) Sodium Ipodate

2) Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-


gejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol Indikasi:
a) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis.
b) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif.
c) Persiapan tiroidektomi

3) Surgical
a) Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b) Tiroidektomi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar
4) Terapi
Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya:
Propylthiouracil (PTU), karbimazol.
a) Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau
pasien yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
b) Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkan hanya
dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi
terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam
waktu 1 tahun.

9. Komplikasi Hipertiroid
a. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena penumpukan cairan
pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi
pasien dengan penyakit graves
b. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung
c. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat, derilium dehidrasi dan
iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga penanganan harus
lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang
tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark,
overdosis obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi
hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap
jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya
sodium ioded intravena, glukokortokoid, dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta
blokers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
Data biografi : nama, umur, alamat, status, jenis kelamin, tanggal MRS, diagnosa
medis, keluarga yang dapat dihubungi, catatan kedatangan
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Biasanya pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan, badan terasa lemas,
sering gemetaran, keringat berlebih dan jantung berdetak cepat
2) Riwayat Kesehatan Sekarang :
Biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh gemetaran, badan
terasa lemas, mual, muntah, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga :
Biasanya penyakit bukan merupakan penyakit keturunan, dan bisa juga ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama seperti yang dialami oleh
pasien.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu :
Biasanya penyakit hipertiroid ini gejalanya timbul dalam waktu yang lama dan belum terasa oleh
pasien, dan merupakan penyakit yang susah disembuhkan dan
membutuhkan pengobatan yang kontinu.

b. Data dasar
1) Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif :
a) Insomnia, sensitivitas meningkat
b) Otot lemah, gangguan koordinasi
c) Kelelahan berat
Data Obyektif :
a) Atrofi otot

2) Sirkulasi
Data Subyektif :
a) Palpitasi
b) Nyeri dada
Data Obyektif
a) Disritmia ( hibrilasi atrium ), irama galop, murmur
b) Peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat
c) Sirkulasi kolaps

3) Integritas ego
Data Subyektif :
a) Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik
Data Obyektif :
a) Emosi labil ( euforia sampai delirium ), depresi

4) Eliminasi
Data Subyektif :
a) Urin dalam jumlah banyak
b) Perubahan dalam feses : diare

5) Makan/Minum
Data Subyektif :
a) Kehilangan BB yang mendadak
b) Nafsu makan yang meningkat, makan banyak, makan sering, kehausan. Mual muntah
Data Obyektif :
a) Pembesaran tiroid, goiter
b) Edema non pitting terutama daerah pretibia

6) Sensori Neuroal
Data Obyektif :
a) Bicara cepat dan parau
b) Gangguan status mental dan prilaku seperti bingung, gelisah, peka rangsang,
delirium, psikosis, stupor, koma
c) Tremor halus pada tangan , tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak
d) Hiperaktif reflekstenon dalam (RTD)

7) Nyeri/Kenyamanan
Data Subyektif :
a) Nyeri orbital, fotofobia

8) Respirasi Tanda :
a) Frekuensi pernafasan meningkat, takipnea
b) Dispnea

9) Keamanan
Data Subyektif :
a) Tidak toleransi terhadap panas, keringat berlebihan
b) Alergi terhadap iodium 9 mungkin digunakan pada pemeriksaan
Data Obyektif :
a) Suhu meningkat diatas 37,4 C diaforesis
b) Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus
c) Eksoptalmus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair. Pruritus, lesieritema
( sering terjadi pada pretibial yang menjadi sangat parah )

10) Seksualitas
Data Obyektif :
a) Penurunan libido, hipominoreal, aminoreal dan impoten

11) Penyuluhan/Pembelajaran
Data Subyektif :
a) Riwayat keluarga yang mengalami masalah trioid
b) Riwayat hipotiroidis, terapi hormon tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap
pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan triodektomi sebagian
c) Riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikimia, gangguan jantung trauma,
pemeriksaan rontgen dengan zat kontras

2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
b. Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi, peka
rangsang dari syaraf karena gangguan kimia tubuh.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya
metabolisme, mual, muntah, diare, kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemi.
d. Kerusakan integritas jaringan mata berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata
e. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Pantau 1. Hipotensi umum atau
jantung berhubungan asuhan tekanan darah pada ortostatik dapat terjadi
keperawatan posisi baring, duduk sebagai akibat dari
dengan hipertiroid
selama ….x24 jam dan berdiri jika vasodilatasi perifer yang

tidak diharapkan klien memungkinkan. berlebihan dan penurunan

terkontrol, keadaan akan Perhatikan besarnya volume sirkulasi.

hipermetabolisme, mempertahankan tekanan

peningkatan beban nadi. 2. Merupakan tanda adanya


2. Periksa
kerja jantung adekuat sesuai peningkatan kebutuhan
kemungkinan
dengan oksigen oleh otot jantung
adanya nyeri
kebutuhan tubuh, atau iskemia.
dada atau angina 3. S1 dan murmur yang
dengan kriteria :
yang menonjol berhubungan
1. Nadi perifer
dapat teraba dikeluhkan dengan curah jantung
pasien
normal meningkat pada
3. Auskultasi suara
2. Vital sign
keadaan
dalam nafas.
batas hipermetabolik.
Perhatikan
4. Dehidrasi yang cepat
normal.
adanya suara
Suhu : 36˚C- dapat terjadi yang akan
37,5˚C Tekanan yang tidak
menurunkan volume
Darah : 120/80
normal(seperti
sirkulasi dan menurunkan
mmHg
krekels).
Nadi : 80-100 curah jantung.
x per menit RR
4. Observasi tanda
: 16-20 x per
menit dan gejala haus 5. Kehilangan cairan yang
3. Pengisian
yang hebat, terlalu banyak dapat
kapiler normal
4. Status mental mukosa menimbulkan dehidrasi
baik
membran berat.
5. Tidak ada
6. Untuk Untuk mencegah
disritmia kering,nadilema
terjadinya
h, penurunan
kelelahan
produksi urine
dan hipotensi.
5. Catat masukan
dan keluaran
6. Anjurkan pasien
untuk mengatur
periode latihan
dan beristirahat
cukup
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Untuk meminimalisir timbulnya alergi
nutrisi kurang dari keperawatan selama ….x24 terhadap makanan
2. Hiperperistaltik usus meningkatkan
kebutuhan tubuh jam diharapkan klien akan 2. Auskultasi bising usus.
motilitas lambung yang menurunkan
berhubungan dengan menunjukkan berat badan
dan mengubah fungsi arbsobsi.
meningkatnya stabil dengan kriteria :
3. Peningkatan aktivitas adrenergic dapat
1. Adanya peningkatan berat 3. Catat adanya anoreksia, mual
metabolisme, mual,
menyebabkan gangguan sekresi
badan dan muntah
muntah, diare, kekurangan
2. Berat badan ideal sesuai insulin atau terjadi resisten yang
insulin yang relatif,
dengan tinggi badan mengakibatkan hiperglikemia
hiperglikemi. 3. Tidak ada tanda tanda 4. Penurunan berat badan terus menerus
4. Pantau masukan makanan
malnutrisi dalam keadaan masukan kalori yang
4. Tidak terjadi penurunan setiap hari, timbang berat
cukup merupakan indikasi kegagalan
berat badan yang berarti badan setiap hariya
terhadap terapi antitiroid.
5. Untuk mengetahui kecukupan nutrisi
5. Berikan informasi tentang bagi tubuh
pentingnya nutrisi yang
adekuat 6. Menjaga pemasukan kalori cukup
6. Anjurkan pasien banyak
tinggi karena adanya hipermetabolik.
makan dengan tinggi kalori
7. Mungkin memerlukan bantuan untuk
dan mudah dicerna.
7. Kolaborasi untuk pemberian menjamin pemasukan zat-zat
diet tinggi kalori, protein, makanan yang adekuat dan
karbohidrat dan vitamin mengidentifikasi makanan pengganti
yang sesuai.

Kerusakan integritas Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi odema periorbital, 1. Manipulasi stimulasi adrenergik
jaringan mata keperawatan selama ….x24 gangguan penutupan kelopak berhubungan dengan tyrotoksikosis.
berhubungan dengan jam diharapkan tidak terjadi mata, penyempitan lapang
perubahan mekanisme kerusakan integritas kulit pandang, air mata berlebih,
perlindungan dari mata dengan kriteria hasil: fotofobi benda di luar mata
1. Mempertahankan
dan nyeri mata.
kelembaban membran 2. Evaluasi ketajaman mata,
2. Oftalmopati infiltrat akibat
mukosa mata dan pandangan kabur / ganda
peningkatan jaringan retro orbita yang
terbebas dari ulkus. (diplopia).
menciptakan eksoftalmus.
2. Mengidentifikasi 3. Anjurkan pasien
3. Melindungi kerusakan kornea bila
tindakan memberikan menggunakan kaca mata
pasien tidak dapat menutup mata
perlindungan pada mata gelap ketika terbangun dan
dengan sempurna.
dan mencegah gunakan penutup mata saat
komplikasi. tidur.
4. Anjurkan pasien melatih otot
4. Memperbaiki sirkulasi dan
mata extra okuler.
5. Kolaborasi dalam mempertahankan gerakan bola mata.
5. Untuk mengurangi terjadinya iritasi
pemberikan obat sesuai
pada mata
indikasi (obat tetes mata,
prednison, anti tyroid dan
diuretik).

Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji penyebab hipertermi 1. Hipertermi merupakan salah satu
dengan proses inflamasi keperawatan selama ….x24 gejala/kompensasi tubuh terhadap
jam diharapkan suhu tubuh adanya infeksi baik secara lokal
normal dengan kriteria hasil: maupun secara sistemik. hal ini perlu
1. Tidak ada tanda-tanda diketahui sebagai dasar dalam rencana
dehidrasi intervensi.
2. Mukosa bibir lembab 2. Daerah dahi / axilla merupakan
2. Beri kompres hangat pada
3. Suhu dalam batas normal
jaringan tipius dan terdapat pembuluh
dahi/axilla
(S : 36-37,5 0C )
darah sehingga proses vasodilatasi
pembuluh darah lebih cepat sehingga
pergerakan molekul cepat dan dapat
membantu penurunan panas yang
dialami pasien
3. Karena kondisi tubuh yang lembab
3. Anjurkan klien menggunakan
memicu pertumbuhan jamur sehingga
baju yang dapat menyerap
beresiko menimbulkan komplikasi.
keringat 4. Untuk mengganti cairan yang hilang
4. Anjurkan pasien minum
selama proses evaporasi.
sesering mungkin 5. Untuk membantu menjaga suhu tubuh
5. Pertahankan lingkungan yang
pasien agar dalam keadaan normal
sejuk 6. Obat antipiretik bekerja sebagai
6. Kolaborasi dalam pemberian pengatur kembali pusat pengatur
obat antipiretik panas
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana perawat
melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997). Implementasi keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994). Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat
yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu
masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilakukan.

5. Evaluasi
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
1) Nadi perifer dapat teraba normal
2) Vital sign dalam batas normal.
3) Pengisian kapiler normal
4) Status mental baik
5) Tidak ada disritmia
b. Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi, peka rangsang dari syaraf karena gangguan kimia tubuh.
1) Kecemasan menurun
2) Memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik
3) Menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan
4) Mempertahankan kemampuan untuk berkonsentrasi
5) Glukosa darah adekuat
6) Istirahat cukup
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
meningkatnya metabolisme, mual, muntah, diare, kekurangan insulin yang relatif,
hiperglikemi.
1) Adanya peningkatan berat badan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Tidak ada tanda tanda malnutrisi
4) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
d. Kerusakan integritas jaringan mata berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata
1) Mempertahankan kelembaban membran mukosa mata dan terbebas dari ulkus.
2) Mengidentifikasi tindakan memberikan perlindungan pada mata dan mencegah
komplikasi.
e. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
1) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
2) Mukosa bibir lembab
3) Suhu dalam batas normal (S : 36-37,5 0C )
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertiroid adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormone tiroid yang
berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.Karena tiroid memproduksi hormone tiroksin
dari lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya).
(Nanda Nic-Noc 2013)
Etiologinya : Penyakit Graves, toxic nodular goiter, minum obat hormone tiroid berlebihan,
produksi TSH abnormal, tiroditis, konsumsi yodium berlebihan

B. Saran
Semoga dengan adanya Asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertiroid ini, bisa
menambah wawasan pembaca mengenai pengertian, tipe, klasifikasi, patofisiologi dsb.
DAFTAR PUSTAKA

Barbara,C.Long.1996.Perawatan Medikal Bedah (suatu Pendekatan Keperawatan).

Corwin, E,J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta

Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC

Carpenitto, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC :

Jakarta.

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid :

1.Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

http://www.scribd.com/doc/64809543/ASKEP-HIPERTIROID

http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/17/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-

hipertiroid/

http://luvionyhttp://www.scribd.com/doc/51374087/4-askep-klien-

hipertiroidisme.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-hipertiroid.html

https://www.evolutamente.it/tiroide-aspettativa-di-vita/ (Di akses pada 01 Oktober 2021 :

14.00)

Anda mungkin juga menyukai