Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertiroid
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertiroid
“ HIPERTIROID“
DOSEN PENGAMPU :
1. Ns. Mujahidin, S.Kep., M.Kes
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya baik itu
berupa sehat fisik, maupun akal pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini.
Makalah yang berjudul “Asuhan keperawatan pada pasien Hipertiroid” ini disusun guna
memenuhi tugas pada Mata Kuliah Keperawatan Medical Bedah II.Selain itu, Askep ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang“Asuhan keperawatan pada pasien Hipertiroid” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tidak terhingga kepada :
1. Ns. Mujahidin selaku dosen penanggungjawab dan tim pengajar pada mata kuliah Medikal bedah
II
2. Yofa Anggriani Utama, S.Kep., M.Kes., M.Kep selaku tim pengajar pada mata kuliah
Keperawatan Medical Bedah II.
3. Teman-teman mahasiswa mahasiswa yang turut serta dalam membantu dalam menyelesaikan
Asuhan keperawatan ini.
4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
Semoga ASKEP ini ada manfaatnya baik baik pembaca maupun penulis. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
2.2 Klasifikasi....................................................................................................................
2.5 Epidemiologi...............................................................................................................
2.7 Patofisiologi.................................................................................................................
2.9. Penatalaksanan.............................................................................................................
2.10. Komplikasi.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik, psikis dan
sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar
dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki dan
melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang
dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Sehat adalah dambaan semua manusia yang merupakan anugerah yang luar biasa mulai dari
anak kecil sampai orang dewasa. Karena kesehatan amat mahal maka kita perlu menjaga kesehatan
badan dan jiwa agar kita lebih merasa nyaman dan lebih percaya diri untuk melakukan aktivitas
yang kita inginkan. Masalah kesehatan yang sering ditemukan pada masyarakat dewasa ini adalah
kelainan produksi hormon salah satunya adalah
hormon tiroid.
Salah satu faktor biologis yang dapat menghambat tumbuh kembang anak adalah adanya
abnormalitas fungsi tiroid. Abnormalitas tiroid dapat dibagi atas 2 bagian besar, yaitu hipertiroid
dan hipotiroid. Hipertiroid adalah keadaan abnormal kelenjar tiroid akibat meningkatnya produksi
hormon tiroid sehingga kadarnya meningkat dalam darah yang ditandai dengan penurunan berat
badan, gelisah, tremor, berkeringat dan kelemahan otot
(Batubara, 2010).
Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid. Sekitar 60-
80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan penyakit Graves ditemukan
menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang
berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di
daerah defisiensi yodium.Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup dan
kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium.
Adenoma toksik merupakan
penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011)
Jumlah penderita hipertiroid yang ada di Indonesia di perkirakan 25 juta. Angka kejadian
hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonesia berkisar antara 44,44%
- 48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar gondok. Di As diperkirakan 0,4%
populasi menderita Hipertiroid, biasanya sering pada usia di bawah 40 tahun. (Sutomo budi,2009)
A. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hipertiroid ?
2. Apa saja klasifikasi hipertiroid ?
3. Apa saja etiologi hipertiroid ?
4. Bagaimana anatomi fisiologi kelenjar tiroid?
5. Bagaimana epidemiologi hipertiroid ?
6. Bagaimana manifestasi klinis hipertiroid ?
7. Bagaimana patofisiologi hipertiroid ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang hipertiroid ?
9. Bagaimana penatalaksaan hipertiroid ?
10. Apa saja komplikasi hipertiroid ?
11. Bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertiroid ?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari hipertiroid.
2. Untuk mengetahui klasifikasi hipertiroid.
3. Untuk mengetahui etiologi hipertiroid.
4. Untuk mengetahui anatomi fisiologi kelenjar tiroid
5. Untuk mengetahui epidemiologi hipertiroid.
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis hipertiroid.
7. Untuk mengetahui patofisiologi hipertiroid.
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hipertiroid.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertiroid.
10. Untuk mengetahui komplikasi hipertiroid.
11. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertiroid.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hipertiroid
Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya kadar T3
dan T4 bebas terutama disebabkan oleh hiperfungsi kelenjar tiroid
(Robbins.2007).
Hipertiroid adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormone tiroid yang
berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormone tiroksin dari
lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan
untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya) (Nanda Nic-Noc 2013).
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolic merupakan akibat dari produksi hormone
tiroid yang berlebihan (KMB 2, 2013).
2. Klasifikasi Hipertiroid
a. Penyakit Graves
Adalah peningkatan ukuran kelenjar tyroid akibat peningkatan kebutuhan hormon tyroid,
yang terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi pada pubertas atau
kehamilan. Dalam hal ini peningkatan hormon tyroid disebabkan oleh pengaktifan hypotalamus
yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH.
Apabila kebutuhan berkurang, ukuran kelenjar tyroid kembali normal. Kadang terjadi perubahan
yang irreversibel dimana kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar walaupun tidak
selalu tetap memproduksi hormon tyroid dalam jumlah berlebihan. Bila individu yang bersangkutan
mengalami hypertyroid maka keadaan inilah yang
disebut Gondok Noduler Toksik.
c. Tirotoksikosis
Adalah merupakan temuan klinis fisiologis dan biokimiawi yang dihasilkan saat jaringan
terpajan dan memberikan respon terhadap hormon tiroid yang berlebihan. Penyakit ini mengarah
pada pertahanan over produksi hormon oleh kelenjar tiroid itu sendiri. Hiperfungsi kelenjar
dihasilkan secara bervariasi dari sekresi TSH yang berlebihan. Tirotoksikosis dibagi menjadi 2 yang
pertama kelainan yang disebabkan oleh hipertiroidisme dan kelainan yang tidak disebabkan
hipertiroid dan yang membedakan adalah dengan pemeriksaan RAIU (Radioaktif Iodin Uptake).
3. Etiologi Hipertiroid
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering
daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan
dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid Peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor
antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit,
penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol
keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada
tinggi rendahnya hormon tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa
sakit, serta berkeringat banyak.
Inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus
pyogenes, staphylococcus aureus dan pneumococcus pneumonia. Reaksi peradangan ini
menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel
dan peningkatan jumlah hormon tiroid.
Tiroiditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum, dan
tiroiditis tersembunyi.
1) Tiroiditis subakut
Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang
dengan sendirinya setelah beberapa bulan .
2) Tiroiditis postpartum
Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan melahirkan. Penyebabnya
diyakini autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum sering mengalami
hipotiroidisme sebelum kelenjar
tiroid benar-benar sembuh.
3) Tiroiditis tersembunyi
Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan karena autoimun dan pasien tidak
mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga trejadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi dapat
mengakibatkan tiroiditis permanen.
Kelenjar thyroid terletak di depan trakhea dan di bawah laryng yang terdiri atas dua lobus yang
terletak disebelah dan kiri trakhea dan diikat bersama oleh secarik jaringan disebut istmus yang
melintasi pada cincin tulang trakhea dua dan tiga. Struktur thyroid terdiri atas sejumlah besar folikel
dilapisi oleh cuboid epitelium membentuk ruang yang disebut koloid yaitu lumen substansi protein.
Regulasi sekresi hormon tyroid dipengaruhi oleh sistim kerja balik antara kelenjar hipofisis atau
pituitari lobus anterior dan kelenjar thyroid. Lobus anterior hipofisis mensekresi TSH yang
berfungsi meningkatkan iodine, meningkatkan sintesis dan sekresi hormon
thyroid, meningkatkan ukuran kelenjar thyroid.
Pada orang dewasa berat tiroid kira-kira 18 gram. Terdapat dua lobus kanan dan kiri yang
dibatasi oleh isthmus. Masing-masing lobus memiliki ketebalan 2 cm lebar 2,5 cm dan panjang 4
cm. Terdapat folikel dan para folikuler. Mendapat sirkulasi dari arteri tiroidea superior dan inferior
dan dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik.
Apabila terjadi penurunan hormon thyroid, hipofisis anterior merangsang peningkatan sekresi
TSH dan mempengaruhi kelenjar thyroid untuk meningkatkan sekresi hormon thyroid.
a. Thyroxine (T4) berfungsi untuk mempertahankan metabolisme tubuh.
b. Tridothyronin (T3), berfungsi untuk mempercepat metabolisme tubuh.
5. Epidemiologi Hipertiroid
Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti kebanyakan
kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada wanita. Kelainan ini
menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pada pria, terutama wanita muda yang berusia
antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan karena dari proses menstruasi, kehamilan dan
menyusui itu sendiri menyebabkan hipermetabolisme mengakibatkan kerja daripada hormone tiroid
meningkat.
Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit hormon yang
menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi ini serupa dengan kasus di
dunia.
7. Patofisiologi Hipertiroid
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan
penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai
dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-
sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel
meningkatkan kecepatan 5-
15 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai”
TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid
Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan
tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH
yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis
pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang
kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses
metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur.
Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga
penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga
merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi
merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar. (pathway terlampir)
b. Radiologi
1) Skanning tyroid
2) USG thyroid
c. Lain- lain
Pemeriksaan elektrokardiografi ( EKG) : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali.
8. Penatalaksanaan Hipertiroid
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan
dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
a. Penatalaksanaan konservatif
1) Obat anti tiroid: Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien
mengalami gejala hipotiroidisme.
Contoh obat adalah sebagai berikut :
a) Thioamide
b) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000
mg/hari
d) Potassium Iodide
e) Sodium Ipodate
3) Surgical
a) Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b) Tiroidektomi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar
4) Terapi
Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya:
Propylthiouracil (PTU), karbimazol.
a) Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau
pasien yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
b) Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkan hanya
dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi
terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam
waktu 1 tahun.
9. Komplikasi Hipertiroid
a. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena penumpukan cairan
pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi
pasien dengan penyakit graves
b. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung
c. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat, derilium dehidrasi dan
iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga penanganan harus
lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang
tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark,
overdosis obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi
hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap
jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya
sodium ioded intravena, glukokortokoid, dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta
blokers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.
b. Data dasar
1) Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif :
a) Insomnia, sensitivitas meningkat
b) Otot lemah, gangguan koordinasi
c) Kelelahan berat
Data Obyektif :
a) Atrofi otot
2) Sirkulasi
Data Subyektif :
a) Palpitasi
b) Nyeri dada
Data Obyektif
a) Disritmia ( hibrilasi atrium ), irama galop, murmur
b) Peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat
c) Sirkulasi kolaps
3) Integritas ego
Data Subyektif :
a) Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik
Data Obyektif :
a) Emosi labil ( euforia sampai delirium ), depresi
4) Eliminasi
Data Subyektif :
a) Urin dalam jumlah banyak
b) Perubahan dalam feses : diare
5) Makan/Minum
Data Subyektif :
a) Kehilangan BB yang mendadak
b) Nafsu makan yang meningkat, makan banyak, makan sering, kehausan. Mual muntah
Data Obyektif :
a) Pembesaran tiroid, goiter
b) Edema non pitting terutama daerah pretibia
6) Sensori Neuroal
Data Obyektif :
a) Bicara cepat dan parau
b) Gangguan status mental dan prilaku seperti bingung, gelisah, peka rangsang,
delirium, psikosis, stupor, koma
c) Tremor halus pada tangan , tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak
d) Hiperaktif reflekstenon dalam (RTD)
7) Nyeri/Kenyamanan
Data Subyektif :
a) Nyeri orbital, fotofobia
8) Respirasi Tanda :
a) Frekuensi pernafasan meningkat, takipnea
b) Dispnea
9) Keamanan
Data Subyektif :
a) Tidak toleransi terhadap panas, keringat berlebihan
b) Alergi terhadap iodium 9 mungkin digunakan pada pemeriksaan
Data Obyektif :
a) Suhu meningkat diatas 37,4 C diaforesis
b) Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus
c) Eksoptalmus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair. Pruritus, lesieritema
( sering terjadi pada pretibial yang menjadi sangat parah )
10) Seksualitas
Data Obyektif :
a) Penurunan libido, hipominoreal, aminoreal dan impoten
11) Penyuluhan/Pembelajaran
Data Subyektif :
a) Riwayat keluarga yang mengalami masalah trioid
b) Riwayat hipotiroidis, terapi hormon tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap
pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan triodektomi sebagian
c) Riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikimia, gangguan jantung trauma,
pemeriksaan rontgen dengan zat kontras
2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
b. Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi, peka
rangsang dari syaraf karena gangguan kimia tubuh.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya
metabolisme, mual, muntah, diare, kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemi.
d. Kerusakan integritas jaringan mata berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata
e. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
Intervensi Keperawatan
Kerusakan integritas Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi odema periorbital, 1. Manipulasi stimulasi adrenergik
jaringan mata keperawatan selama ….x24 gangguan penutupan kelopak berhubungan dengan tyrotoksikosis.
berhubungan dengan jam diharapkan tidak terjadi mata, penyempitan lapang
perubahan mekanisme kerusakan integritas kulit pandang, air mata berlebih,
perlindungan dari mata dengan kriteria hasil: fotofobi benda di luar mata
1. Mempertahankan
dan nyeri mata.
kelembaban membran 2. Evaluasi ketajaman mata,
2. Oftalmopati infiltrat akibat
mukosa mata dan pandangan kabur / ganda
peningkatan jaringan retro orbita yang
terbebas dari ulkus. (diplopia).
menciptakan eksoftalmus.
2. Mengidentifikasi 3. Anjurkan pasien
3. Melindungi kerusakan kornea bila
tindakan memberikan menggunakan kaca mata
pasien tidak dapat menutup mata
perlindungan pada mata gelap ketika terbangun dan
dengan sempurna.
dan mencegah gunakan penutup mata saat
komplikasi. tidur.
4. Anjurkan pasien melatih otot
4. Memperbaiki sirkulasi dan
mata extra okuler.
5. Kolaborasi dalam mempertahankan gerakan bola mata.
5. Untuk mengurangi terjadinya iritasi
pemberikan obat sesuai
pada mata
indikasi (obat tetes mata,
prednison, anti tyroid dan
diuretik).
Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji penyebab hipertermi 1. Hipertermi merupakan salah satu
dengan proses inflamasi keperawatan selama ….x24 gejala/kompensasi tubuh terhadap
jam diharapkan suhu tubuh adanya infeksi baik secara lokal
normal dengan kriteria hasil: maupun secara sistemik. hal ini perlu
1. Tidak ada tanda-tanda diketahui sebagai dasar dalam rencana
dehidrasi intervensi.
2. Mukosa bibir lembab 2. Daerah dahi / axilla merupakan
2. Beri kompres hangat pada
3. Suhu dalam batas normal
jaringan tipius dan terdapat pembuluh
dahi/axilla
(S : 36-37,5 0C )
darah sehingga proses vasodilatasi
pembuluh darah lebih cepat sehingga
pergerakan molekul cepat dan dapat
membantu penurunan panas yang
dialami pasien
3. Karena kondisi tubuh yang lembab
3. Anjurkan klien menggunakan
memicu pertumbuhan jamur sehingga
baju yang dapat menyerap
beresiko menimbulkan komplikasi.
keringat 4. Untuk mengganti cairan yang hilang
4. Anjurkan pasien minum
selama proses evaporasi.
sesering mungkin 5. Untuk membantu menjaga suhu tubuh
5. Pertahankan lingkungan yang
pasien agar dalam keadaan normal
sejuk 6. Obat antipiretik bekerja sebagai
6. Kolaborasi dalam pemberian pengatur kembali pusat pengatur
obat antipiretik panas
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana perawat
melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997). Implementasi keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994). Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat
yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu
masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilakukan.
5. Evaluasi
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
1) Nadi perifer dapat teraba normal
2) Vital sign dalam batas normal.
3) Pengisian kapiler normal
4) Status mental baik
5) Tidak ada disritmia
b. Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi, peka rangsang dari syaraf karena gangguan kimia tubuh.
1) Kecemasan menurun
2) Memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik
3) Menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan
4) Mempertahankan kemampuan untuk berkonsentrasi
5) Glukosa darah adekuat
6) Istirahat cukup
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
meningkatnya metabolisme, mual, muntah, diare, kekurangan insulin yang relatif,
hiperglikemi.
1) Adanya peningkatan berat badan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Tidak ada tanda tanda malnutrisi
4) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
d. Kerusakan integritas jaringan mata berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata
1) Mempertahankan kelembaban membran mukosa mata dan terbebas dari ulkus.
2) Mengidentifikasi tindakan memberikan perlindungan pada mata dan mencegah
komplikasi.
e. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
1) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
2) Mukosa bibir lembab
3) Suhu dalam batas normal (S : 36-37,5 0C )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertiroid adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormone tiroid yang
berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.Karena tiroid memproduksi hormone tiroksin
dari lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya).
(Nanda Nic-Noc 2013)
Etiologinya : Penyakit Graves, toxic nodular goiter, minum obat hormone tiroid berlebihan,
produksi TSH abnormal, tiroditis, konsumsi yodium berlebihan
B. Saran
Semoga dengan adanya Asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertiroid ini, bisa
menambah wawasan pembaca mengenai pengertian, tipe, klasifikasi, patofisiologi dsb.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenitto, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC :
Jakarta.
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid :
http://www.scribd.com/doc/64809543/ASKEP-HIPERTIROID
http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/17/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-
hipertiroid/
http://luvionyhttp://www.scribd.com/doc/51374087/4-askep-klien-
hipertiroidisme.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-hipertiroid.html
14.00)