Anda di halaman 1dari 6

AGORA Vol. 4, No.

1, (2016) 645

PENGARUH SERVANT LEADERSHIP TERHADAP


KINERJA KARYAWAN PADA
PT. DAUN KENCANA SAKTI MOJOKERTO
Stephen Eka Sapengga
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: tostepheneka@gmail.com

Abstrak - Greenleaf (1977) mengatakan kepemimpinan


yang besar adalah pemimpin yang melayani, yang dapat Greenleaf (1977) mengatakan kepemimpinan yang
mendorong atau memotivasi orang lain untuk terus dapat besar adalah pemimpin yang melayani, yang dapat
bekerja. Dapat diartikan ada sebuah usaha yang dilakukan dari mendorong atau memotivasi orang lain untuk terus dapat
seorang pemimpin yang menggunakan servant leadership untuk
bekerja. Dapat diartikan ada sebuah usaha yang dilakukan dari
memotivasi kinerja karyawannya melalui dimensi-dimensi yang
dimunculkan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh seorang pemimpin yang menggunakan servant leadership
dimensi-dimensi servant leadership terhadap kinerja karyawan untuk memotivasi kinerja karyawannya melalui dimensi-
dalam sebuah perusahaan. Sampel yang digunakan berjumlah dimensi yang dimunculkan. Namun pada kenyataanya gaya
73 orang karyawan PT. Daun Kencana Sakti. Data dikumpulkan kepemimpinan ini belum terlalu mendapat perhatian khusus
dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang karena servant leadership belum terlalu umum dipakai pada
digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis perusahaan-perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang
ini menunjukkan bahwa love, empowerement, vision, humility, bergerak di bidang profit oriented. servant leadership masih
dan trust ditemukan memiliki pengaruh positif dan signifikan dipakai sebagai alternatif gaya seorang pemimpin untuk
terhadap kinerja karyawan.
menciptakan motivasi kinerja pada karyawannya (Handoyo,
Kata Kunci - Servant Leadership; Love; Empowerement;
Vision; Humility; Trust; Kinerja Karyawan. 2010).
Menurut (Patterson, 2003) terdapat tujuh dimensi
I. PENDAHULUAN servant leadership, pertama adalah kasih yang murni atau
agape. Kasih agape artinya mengasihi dalam arti sosial atau
Riset terdahulu menjelaskan banyak hasil positif yang moral. Kasih ini menyebabkan pemimpin untuk menggap
muncul dari gaya kepemimpinan. Schriesheim (1982) setiap orang tidak hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan,
menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh pada tetapi sebagai orang pelengkap antara kebutuhan dan
prestasi kinerja karyawan. Podsakoff, et al., (1990) keinginan. Kedua adalah kerendahan hati. Dalam hal ini
menjelaskan gaya kepemimpin memiliki efek positif terhadap kerendahan hati berarti kemampuan untuk menjaga sebuah
OCB (Oragnizational Citizenship Behaviour). Fiedler (1996) prestasi dan talenta dalam prespektif. Ini berarti berlatih
menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan ialah penentu penerimaan diri, tetapi selanjutnya meliputi praktek
keberhasilan dalam sebuah organisasi. Heidjrachman dan kerendahan hati yang sejati, yang berarti tidak menjadi
Husnan (2002, p. 219) menjelaskan bahwa gaya berfokus pada diri sendiri melainkan berfokus pada orang
kepemimpinan seorang manajer berpengaruh terhadap lain. Ketiga adalah mengutamakan orang lain yang
motivasi kinerja karyawannya. Hal ini senada dengan merupakan sikap untuk membantu orang lain tanpa pamrih,
Akinboye (2005) yang mengatakan bahwa gaya yang melibatkan pengorbanan pribadi, meskipun tidak ada
kepemimpinan merupakan sebuah langkah untuk membujuk keuntungan pribadi. Keempat adalah visi, visi dalam servant
para karyawannya termotivasi. leadership berarti secara bersama membangun orang lain
Selain kepemimpinan transformasional dan (memberdayakan mereka) dan melayani kebutuhan orang lain
transaksional, kepemimpinan yang melayani (servant (melayani mereka). Kelima adalah percaya, kepercayaan
leadership) juga mulai diperkenalkan lewat penelitian- adalah karakteristik penting dari servant leadership
penelitian kepemimpinan. Servant Leadership didefinisikan (kepemimpinan melayani). Model tersebut kebenaran servant
sebagai sebuah gaya kepemimpinan yang melayani para leadership (kepemimpinan melayani) dalam cara melatih,
karyawannya. Ia akan menempatkan kebutuhan pengikutnya memberdayakan dan mempengaruhi. Kepercayaan ini ada
sebagai prioritas utama dan memperlakukan bawahan sebagai sebagai elemen dasar untuk suatu kepemimpinan sejati.
rekan kerja (Greenleaf, 1970). Menurut Graham (1991), Keenam adalah pemberdayaan, pemberdayaan adalah
konsep kepemimpinan yang melayani adalah suatu konsep mempercayakan kekuasaan kepada orang lain, dan untuk
kepemimpinan yang paling berkarisma dari segi moral. Jika servant leadership (kepemimpinan melayani) menyangkut
peneliti sebelumnya mengatakan bahwa gaya kepemimpinan mendengarkan secara efektif, membuat orang merasa penting,
adalah salah satu faktor yang mampu menciptakan sebuah menempatkan penekanan pada kerja sama tim, menghargai
motivasi kinerja pada karyawannya. Maka seharusnya servant cinta dan kesetaraan. Ketujuh adalah pelayanan, Pemimpin
leadership yang juga merupakan salah satu dari gaya memahami bahwa pelayanan adalah pusat servant leadership
kepemimpinan, secara teoritis mampu menciptakan motivasi (kepemimpinan melayani). Model servant leadership
kinerja para karyawannya. (kepemimpinan melayani), melayani sesamanya dalam
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 646

perilaku, sikap, dan nilai-nilai. kepentingan kemajuan organisasi. Perilaku pemimpin yang
Riset terdahulu yang menghubungkan servant hormat dan rendah hati (Humility) dan dipercaya oleh
leadership terhadap komitmen organisasi dilakukan oleh karyawan (Trust) didukung dengan kepuasan pada supervisor
Meyer (1993) yang menemukan bahwa adanya pengaruh akan mendorong perilaku toleransi karyawan
antara diantara variabel tersebut namun tingkat signifikan (Sportsmanship). Kinerja supervisor yang objektif akan
masih kecil. Herawati (2001) menjelaskan bahwa kepuasan mendorong karyawan untuk berperan aktif. Karyawan juga
kerja erat kaitannya dengan servant leadership khususnya akan memiliki toleransi pada saat keadaan perusahaan sedang
pada karyawan buruh pabrik. tidak stabil. Mereka tidak akan banyak melakukan komplain,
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai gaya namun ikut serta menyakurkan pemikiran untuk kepentingan
kepemimpinan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian perusahaan. Pemimpin yang mampu menyembuhkan perasaan
terhadap servant leadership. Hal ini dikarenakan masih emosional dengan sikap mengasihi (Love) didukung dengan
minimnya gaya kepemimpinan ini dipakai di sejumlah kepuasan terhadap rekan kerja akan meminimalisir konflik
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang profit interpersonal. Hal tersebut akan membentuk hubungan yang
oriented. Selain itu juga diharapkan penelitian ini dapat dekat dan kepedulian yang tinggi satu sama lain (Courtesy).
menjelaskan pengaruh servant leadership terhadap kinerja Empati yang terbentuk akan mendorong karyawan untuk
karyawan dalam sebuah perusahaan. peduli pada keadaan orang lain maupun saling membantu
(Altruism). Servant Leadership yang didukung dengan
Landasan Teori kepuasan kerja yang tinggi dapat meningkatkan kinerja
Servant Leadership karyawan.
Menurut Greenleaf, servant leadership adalah suatu
gaya kepemimpinan yang berasal dari perasaan tulus yang Model Penelitian
timbul dari dalam hati yang berkehendak untuk melayani,
yaitu menjadi pihak pertama yang melayani (Waddell, J.T, Love
2006). De Sousa dan Van Dierendonck, (2010)
mendefinisikan: Servant leadership as “a practical altruistic Empowerement
philosophy which supports people who choose to serve first,
and then lead as a way of expanding service to individuals Vision Job Performance
and institutions. Servant leadership encourages
collaboration, trust, foresight, listening, and the ethical use of
Humility
power and empowerment. Hal ini berarti Servant Leadership
sebagai filsafat altruistik praktis yang mendukung orang-
orang yang memilih untuk pertama melayani, dan kemudian Trust
memimpin sebagai cara untuk memperluas layanan kepada
individu dan institusi. Servant Leadership mendorong Hipotesis
kolaborasi, kepercayaan, pandangan ke depan, mendengarkan, Berdasarkan model penelitian di atas maka yang
dan penggunaan etis kekuasaan dan pemberdayaan. menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hubungan Antar Variabel H1: Dimensi Love berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Servant Leadership berfokus pada bagaimana seorang karyawan di PT. Daun Kencana Sakti
pemimpin dapat melayani pengikutnya. Pemimpin yang H2: Dimensi Empowerement berpengaruh signifikan terhadap
menerapkan Servant Leadership akan membangun kinerja karyawan di PT. Daun Kencana Sakti
kepercayaan, rasa adil, dan simpati dari karyawan. Sikap H3: Dimensi Vision berpengaruh signifikan terhadap kinerja
terbuka, peduli, visioner, objektif, dan bijaksana seorang karyawan di PT. Daun Kencana Sakti
Servant Leader akan memberi pengaruh pada karyawan untuk H4: Dimensi Humility berpengaruh signifikan terhadap
meningkatkan kinerja. Aspek kepuasan kerja meliputi isi kinerja karyawan di PT. Daun Kencana Sakti
pekerjaan, manajemen, rekan kerja, promosi, dan supervisor H5: Dimensi Trust berpengaruh signifikan terhadap kinerja
memberikan pengaruh efektif pada pekerjaan. Perilaku karyawan di PT. Daun Kencana Sakti
pemimpin menghargai pekerjaan dan percaya akan
kemampuan karyawan (Empowerment) didukung dengan II. METODE PENELITIAN
kepuasan pada isi pekerjaan dan kepuasan promosi akan
mendorong perilaku sukarela karyawan (Conscientiousness). Jenis Penelitian
Karyawan akan merasa tertantang untuk mengembangkan diri Desain penelitian yang diajukan ini adalah penelitian
dan berprestasi. Karyawan bahkan akan secara sukarela kausalitas, yaitu penelitian yang difokuskan untuk
melakukan pekerjaan melebihi standar kinerja. Pemimpin membuktikan pengaruh keempat dimensi servant leadership
yang memiliki tujuan jangka panjang (Vision) didukung sebagai variabel bebas terhadap kinerja karyawan sebagai
kepuasan terhadap manjemen akan mendorong perilaku variabel terikat pada karyawan PT. Daun Kencana Sakti di
tanggung jawab dan aktif (Civic Virtue). Kepuasan terhadap Mojokerto. Rancangan penelitian ini berbentuk riset yang
manajemen dan organisasi (gaji, pembagian waktu, kondisi dilakukan dengan menggunakan instrument kuesioner.
kerja) akan mendorong karyawan untuk aktif menyalurkan Variabel yang digunakan untuk penelitian terdiri dari variabel
kepedulian mereka terhadap perusahaan melalui saran. bebas dan variabel terikat.
Karyawan akan menyampaikan ide-ide mereka untuk
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 647

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel dalam membayangkan masa depan organisasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Indikator yang digunakan mengacu penelitian Dennis
PT. Daun Kencana Sakti di Mojokerto. Jumlah Karyawan dan Bocarnea (2005) yaitu:
tetap di PT. Daun Kencana Sakti adalah sebanyak 73 orang. a. Pemimpin saya telah berupaya menyamakan visi
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non saya dengan visi organisasi
probability sampling (penarikan sampel secara tidak acak), b. Pemimpin saya telah menunjukkan bahwa dia ingin
dengan menggunakan jenis purposive sampling. Jadi, menyertakan visi dan tujuan karyawan ke dalam
karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan
responden yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: c. Pemimpin saya meminta komitmen saya tentang
1) Karyawan tetap PT. Daun Kencana Sakti visi bersama dalam perusahaan
2) Telah bekerja minimal lebih dari 1 tahun di PT. Daun d. Pemimpin saya telah bertanya kepada saya apa
Kencana Sakti yang saya pikirkan mengenai arah masa depan
perusahaan
Definisi Operasional e. Pemimpin saya dan saya telah menulis sebuah
Servant Leadership (X1), adalah suatu gaya pernyataan visi yang jelas dan ringkas untuk
kepemimpinan yang berasal dari perasaan tulus yang timbul perusahaan
dari dalam hati yang berkehendak untuk melayani, yaitu 4. Percaya (Trust), kepercayaan adalah keterbukaan
menjadi pihak pertama yang melayani. Adapun indikator seorang pemimpin untuk menerima masukan dari
servant leadership yang digunakan dalam penelitian ini orang lain meningkatkan kepercayaan pada seorang
adalah sebagai berikut: pemimpin. Pengikut lebih cenderung mengikuti
1. Kasih yang murni atau Agape (Agape Love), Kasih ini pemimpin dengan perilaku yang konsisten, dapat
menyebabkan pemimpin untuk menggap setiap orang dipercaya dan dapat langsung terhubung dengan
tidak hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan, tetapi aspirasi pengikutnya. Indikator yang digunakan
sebagai orang pelengkap antara kebutuhan dan mengacu penelitian Dennis dan Bocarnea (2005) yaitu:
keinginan. Indikator yang digunakan mengacu a Pemimpin Pemimpin saya tahu saya menentang
penelitian Dennis dan Bocarnea (2005) yaitu: korupsi
a. Pemimpin saya benar-benar tertarik pada kinerja b Pemimpin saya percaya saya untuk menjaga
saya sebagai karyawan rahasia
b. Pemimpin saya telah menunjukkan perhatiannya 5. Pemberdayanaan (Empowerment), Pemberdayaan
kepada saya sebagai karyawan dengan mendukung adalah mempercayakan kekuasaan kepada orang lain,
saya dalam tugas saya dan untuk servant leadership (kepemimpinan
c. Pemimpin saya telah menunjukkan belas kasihan melayani) menyangkut mendengarkan secara efektif,
dalam tindakannya ke kepada saya sebagai membuat orang merasa penting, menempatkan
karyawan penekanan pada kerja sama tim, menghargai cinta dan
d. Pemimpin saya menunjukkan perhatiannya kepada kesetaraan. Indikator yang digunakan mengacu
saya penelitian Dennis dan Bocarnea (2005) yaitu:
e. Pemimpin saya telah menciptakan budaya yang a Pemimpin saya tidak melebih-lebihkan dirinya
menumbuhkan standar etika yang tinggi dalam b Pemimpin saya tidak tertarik dalam memuliakan
lingkungan kerja diri sendiri
2. Kerendahan Hati (Humility), Servant leadership c Pemimpin saya cukup sederhana untuk
(kepemimpinan melayani) melihat kerendahan hati berkonsultasi dengan orang lain dalam organisasi
sebagai cerminan akurat dari penilain diri dan karena ketika ia tidak memiliki semua jawaban
itu, memelihara fokus pada rendah diri. Indikator yang d Pemimpin saya tidak suka menjadi pusat perhatian
digunakan mengacu penelitian Dennis dan Bocarnea pada pencapaian yang diperolehnya
(2005) yaitu: e Salah satu sikap pemimpin saya adalah kerendahan
a. Pemimpin saya memberdayakan saya dengan hati
kesempatan sehingga saya dapat mengembangkan Kinerja karyawan (Y), Kinerja adalah hasil yang dapat
keterampilan yang saya miliki dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
b. Pemimpin saya ternyata memberikan kontrol lebih perusahaan, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
kepada saya sehingga saya dapat menerima lebih masing-masing dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut
banyak tanggung jawab Mangkunegara (2008, p. 75), kinerja dapat diukur dengan
c. Pemimpin saya memberikan saya kesempatan menggunakan indicator sebagai berikut:
untuk membuat keputusan 1. Kualitas
d. Pemimpin saya memberi saya otoritas yang saya Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan
perlu untuk melakukan pekerjaan saya mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.
e. Pemimpin saya memungkinkan saya membuat 2. Kuantitas
keputusan dengan peningkatan tanggung jawab Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai
3. Visi (Vision), Kepemimpinan yang melayani tidak bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat
mementingkan diri sendiri, memungkinkan ego dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-
pemimpin dengan mendapatkan cara kemampuannya masing.
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 648

3. Kehandalan
Kehandalan kerja adalah seberapa jauh karyawan Analisis Regresi Linier Berganda
mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau
tidak ada kesalahan. Tabel 2 Analisis Regresi Liner Berganda
4. Sikap Deskripsi Koefisien thitung Sig.
Sikap kerja adalah kemampuan individu untuk dapat (Constant) -.835 -2.110 .039
melaksanakan pekerjaan yang sedang dilakukannya. Love .228 3.418 .001
Humility .430 4.970 .000
Teknik Pengelolahan Data Vision .241 3.881 .000
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Trust .171 2.600 .011
ini adalah analisis regresi liner berganda dengan bantuan Empowerment .225 3.080 .003
program SPSS 22.0. Variabel Dependent: Kinerja Karyawan
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari Tabel 2 dapat dijelaskan hasil uji hipotesis sebagai
berikut:
Uji Validitas Dan Reliabilitas
a. Pengaruh variabel love terhadap kinerja karyawan
Tabel 1 Uji validitas dan Reliabilitas
Karena thitung > ttabel yaitu 3,418 > 1,96 dan memiliki
Indikator Korelasi (r) (Sig.) Cronbach Alpha taraf signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05,
X1.1 0,617 0,000 0,921 maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti love
X1.2 0,963 0,000 mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
X1.3 0,866 0,000 para karyawan. Hal ini berarti Hipotesis 1 diterima
X1.4 0,927 0,000 b. Pengaruh variabel humility terhadap kinerja karyawan
X1.5 0,969 0,000 Karena thitung > ttabel yaitu 4,970 > 1,96 dan memiliki
X2.1 0,733 0,000 0,921 taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05,
X2.2 0,671 0,000 maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti humility
X2.3 0,715 0,000 mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
X2.4 0,744 0,000 Hal ini berarti Hipotesis 2 diterima
X2.5 0,698 0,000 c. Pengaruh variabel vision terhadap kinerja karyawan
X3.1 0,731 0,000 0,871 Karena thitung > ttabel yaitu 3,881 > 1,96 dan memiliki
X3.2 0,892 0,000 taraf signifikansi sebesar 0,00 yang lebih kecil dari 0,05,
X3.3 0,836 0,000 maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti vision
X3.4 0,899 0,000 mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
X3.5 0,885 0,000 Hal ini berarti Hipotesis 3 diterima
X4.1 0,843 0,002 0,658 d. Pengaruh variabel trust terhadap kinerja karyawan
X4.2 0,763 0,000 Karena thitung > ttabel yaitu 2,600 > 1,96 dan memiliki
X5.1 0,596 0,000 0,719 taraf signifikansi sebesar 0,011 yang lebih kecil dari 0,05,
X5.2 0,754 0,000 maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti trust
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
X5.3 0,540 0,000
Hal ini berarti Hipotesis 4 diterima
X5.4 0,757 0,000
e. Pengaruh variabel empowerement terhadap kinerja
X5.5 0,771 0,000
karyawan
X5.6 0,745 0,000 Karena thitung > ttabel yaitu 3,080 > 1,96 dan memiliki
Y1 0,627 0,000 0,719 taraf signifikansi sebesar 0,003 yang lebih kecil dari 0,05,
Y2 0,659 0,000 maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti trust
Y3 0,701 0,000 mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Y4 0,560 0,000 Hal ini berarti Hipotesis 5 diterima
Y5 0,698 0,000
Y6 0,743 0,000 Pembahasan
Y7 0,617 0,000 Pengaruh Love terhadap Kinerja Karyawan
Y8 0,963 0,000 Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa love
(X1), berpengaruh positif secara parsial terhadap kinerja
Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa semua item karyawan (Y) para karyawan, sehingga dapat dikatakan
pertanyaan untuk variabel bebas memiliki nilai probabilitas dengan meningkatnya love (X1) maka juga dapat
atau sig. 0,000 yang mana lebih kecil daripada nilai α = 0,05 meningkatkan kinerja karyawan (Y) para karyawan.
maka setiap indikator bebas baik untuk sampel dalam Penelitian ini mendukung oleh hasil penelitian yang dilakukan
penelitian ini dapat dikatakan sebagai indikator penelitian oleh Hussain dan Ali (2012); Dennis dan Bocarnea (2005);
yang valid. Dari Tabel 1 di atas diperoleh nilai reliabilitas dan Patterson (2003) yang juga menyatakan bahwa love
untuk seluruh variabel lebih dari 0,6, artinya seluruh variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
dalam penelitian ini adalah variabel yang reliabel. Pengaruh Humility terhadap Kinerja Karyawan
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 649

Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa humility Hal ini berarti dengan meningkatkan dimensi humility
(X2), berpengaruh positif secara parsial terhadap kinerja maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan.
karyawan (Y) para karyawan, sehingga dapat dikatakan 3. Karena thitung > ttabel yaitu 3,881 > 1,96 dan memiliki
dengan meningkatnya humility (X2) maka juga dapat taraf signifikansi sebesar 0,00 yang lebih kecil dari
meningkatkan kinerja karyawan (Y) para karyawan. 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti
Penelitian ini mendukung oleh hasil penelitian yang dilakukan vision mempunyai pengaruh signifikan terhadap
oleh Hussain dan Ali (2012); Dennis dan Bocarnea (2005); kinerja karyawan. Hal ini berarti Hipotesis 3 diterima.
dan Patterson (2003) yang juga menyatakan bahwa humility Hal ini berarti dengan meningkatkan dimensi vision
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan.
Pengaruh Vision terhadap Kinerja Karyawan 4. Karena thitung > ttabel yaitu 2,600 > 1,96 dan memiliki
Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa vision taraf signifikansi sebesar 0,011 yang lebih kecil dari
(X3), berpengaruh positif secara parsial terhadap kinerja 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti
karyawan (Y) para karyawan, sehingga dapat dikatakan trust mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja
dengan meningkatnya vision (X3) maka juga dapat karyawan. Hal ini berarti Hipotesis 4 diterima. Hal ini
meningkatkan kinerja karyawan (Y) para karyawan. berarti dengan meningkatkan dimensi trust maka
Penelitian ini mendukung oleh hasil penelitian yang dilakukan kinerja karyawan akan mengalami peningkatan
oleh Hussain dan Ali (2012); Dennis dan Bocarnea (2005); 5. Karena thitung > ttabel yaitu 3,080 > 1,96 dan memiliki
dan Patterson (2003) yang juga menyatakan bahwa vision taraf signifikansi sebesar 0,003 yang lebih kecil dari
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti
Pengaruh Trust terhadap Kinerja Karyawan empowerement mempunyai pengaruh signifikan
Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa trust terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti Hipotesis 5
(X4), berpengaruh positif secara parsial terhadap kinerja diterima. Hal ini berarti Hipotesis diterima. Hal ini
karyawan (Y) para karyawan, sehingga dapat dikatakan berarti dengan meningkatkan dimensi empowerement
dengan meningkatnya trust (X4) maka juga dapat maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan
meningkatkan kinerja karyawan (Y) para karyawan.
Penelitian ini mendukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Saran
oleh Hussain dan Ali (2012); Dennis dan Bocarnea (2005);
dan Patterson (2003) yang juga menyatakan bahwa trust Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. kepada PT. Daun Kencana Sakti adalah sebagai berikut:
Pengaruh Empowerement terhadap Kinerja Karyawan 1. Lebih meningkatkan servant leadership dengan
Hasil uji hipotesis kelima menunjukkan bahwa meningkatkan dimensi love, humility, vision, trust dan
empowerement (X5), berpengaruh positif secara parsial empowerement terhadap kinerja karyawan. Hal ini
terhadap kinerja karyawan (Y) para karyawan, sehingga dapat dengan meningkatkan dimensi love, humility, vision,
dikatakan dengan meningkatnya empowerement (X5) maka trust, dan empowerement yang baik ditemukan
juga dapat meningkatkan kinerja karyawan (Y) para memiliki pengaruh dalam meningkatkan kinerja
karyawan. Penelitian ini mendukung oleh hasil penelitian karyawan.
yang dilakukan oleh Hussain dan Ali (2012); Dennis dan 2. Peningkatan love dapat dilakukan dengan
Bocarnea (2005); dan Patterson (2003) yang juga menyatakan meningkatkan ketertarikan pemimpin kepada kinerja
bahwa empowerement berpengaruh positif dan signifikan setiap karyawan, karena indikator ini ditemukan paling
terhadap kinerja karyawan. rendah dibanding indikator love yang lain. Selain itu
pemimpin perusahaan harus mempertahankan sikap
IV. KESIMPULAN DAN SARAN belas kasih kepada para karyawannya. Dengan
memberikan perhatian pada kinerja para karyawan
Kesimpulan juga dapat memberi semangat lebih pada para
karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya 3. Peningkatan humility dapat dilakukan dengan
maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: memberikan kontrol lebih kepada karyawan dengan
1. Karena thitung > ttabel yaitu 3,418 > 1,96 dan memiliki pemberian tanggung jawab yang lebih banyak kepada
taraf signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari para karyawan, karena indikator ini ditemukan paling
0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti rendah dibanding indikator humility yang lain. Selain
love mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja itu pemimpin perusahaan harus mempertahankan sikap
karyawan para karyawan. Hal ini berarti Hipotesis 1 untuk memberikan kesempatan kepada bawahan dalam
diterima. Hal ini berarti dengan meningkatkan dimensi membuat keputusan.
love maka kinerja karyawan akan mengalami 4. Peningkatan vision dapat dilakukan dengan
peningkatan. penerimaan visi dan tujuan karyawan ke dalam
2. Karena thitung > ttabel yaitu 4,970 > 1,96 dan memiliki perusahaan, karena indikator ini ditemukan paling
taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari rendah dibanding indikator vision yang lain. Selain itu
0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima, hal ini berarti pemimpin perusahaan harus mempertahankan sikap
humility mempunyai pengaruh signifikan terhadap untuk berdiskusi mengenai arah masa depan
kinerja karyawan. Hal ini berarti Hipotesis 2 diterima. perusahaan.
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 650

5. Peningkatan trust dapat dilakukan dengan menentang a three-component conceptualization. Journal of


korupsi di perusahaan, karena indikator ini ditemukan Applied Psychology, Vol. 78, No. 538-551.
paling rendah dibanding indikator trust yang lain. Patterson, K.A. (2003). Servant Leadership: A Theoretical
Selain itu pemimpin perusahaan harus menambah Model. Unpublished Doctoral Dissertation, Regent
kepercayaan pada bawahan untuk dapat menjaga University.
rahasia perusahaan. Podsakoff, P.M., Mackenzie, S.B., Moorman, R.H., & Fetter,
6. Peningkatan empowerement dapat dilakukan dengan R. (1990). Transformational leader behaviors and their
tidak melebih-lebihkan diri pemimpin dihadapan effects on followers‘ trust in leader, satisfaction, and
bawahan, karena indikator ini ditemukan paling rendah organizational citizenship behaviors. Leadership
dibanding indikator empowerement yang lain. Selain Quarterly, Vol. 1 No. 2, pp. 107-142.
itu pemimpin perusahaan harus mau untuk Schriesheim, C.A. (1982). The Great High
berkonsultasi dengan bawahan organisasi ketika ia Consideration: High Initiating Structure
tidak memiliki semua jawaban. Leadership Myth: Evidence on its
7. Struktur organisasi perusahaan perlu disesuaikan Generalizability. The Journal of Social
dengan ketentuan yang berlaku dalam (UU No.40 Psychology, April, 116, 221-228.
Tahun 2007) yaitu terdiri dari adanya Rapat Umum Waddell., J.T. (2006). Servant Leadership, School of
Pemegang Saham (RUPS), Dewan Direksi,dan Dewan Leadership Studies, Regent University
Komisaris.

DAFTAR PUSTAKA

Akinboye. (2005). Excecutive Behaviour Battery, Ibadan:


Stirling-Horden Publisher.
De Sousa, M.C., & Van Dierendonck, D. (2010). Knowledge
Workers, Servant Leadership And The Search For
Meaning In Knowledge-Driven Organizations. The
Horizon, Vol. 18 No.3, pp. 230- 239.
Dennis, R.S., & Bocarnea, M. (2005). Development Of The
Servant Leadership Assessment Instrument.
Leadership and Organization Development Journal,
Vol. 25 No.8, pp. 600-615.
Fiedler, F.E. (1996). Research on Leadership Selection and
Training: One View of the Future, Administrative
Science Quarterly, Vol. 41, pp. 241.
Graham, J.W. (1991). Servant-leadership in organizations:
Inspirational and moral. Leadership Quarterly, Vol. 2
No.2, pp. 105-119.
Greenleaf, R.K. (1970). The Servant as Leader. Indianapolis,
IN: Greenleaf Center.
Greenleaf, R.K. (1977). Servant leadership: A journey into the
nature of legitimate power and greatness. New York:
Paulist Press.
Handoyo, S. (2010). Pengukuran Servant Leadership Sebagai
Alternatif Kepemimpinan Di Institusi Pendidikan
Tinggi Pada Masa Perubahan Organisasi, Makara,
Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 2, pp. 130-140
Herawati, N.R. (2001). Manajemen Pelayanan Publik Daerah,
dalam Manajemen Otonomi Daerah. Semarang:
CLOGAPPS Universitas Diponegoro.
Heidjrachman, R., & Suad ,H. (2002). Manajemen Personalia.
Yogyakarta: BPFE.
Hussain, T., & Ali, Wajid. (2012). Effect of Servant
Leadership on Followers Job Performance., Science
Tech and Dev., Vol. 31 No. 4., pp. 359 – 368.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2008).
Evaluasi Kinerja Sumber Daya. Manusia. Bandung:
Refika Aditama
Meyer, J.P., Allen, N. J., & Smith, C. A. (1993). Commitment
to organizations and occupations: Extension and test of

Anda mungkin juga menyukai