PRILAKU KEPEMIMPINAN
YANG EFEKTIF
Dr. Abdurohim, SE, MM
Dr. ABDUROHIM, SE, MM.
Kemampuan untuk
memberi inspirasi,
keyakinan dan dukungan
bagi individu untuk
mencapai sasaran
organisasi
(Dubrin, 2007)
Memberi inspirasi
visi bersama
Menantang
Menjadi contoh proses dan
mencari peluang
perbaikan
• Pemimpin • Pemimpin
dilahirkan • Pemimpin berhasil terkait
dicontohkan dengan
dari perilaku bawahan
CONVICTION (KEYAKINAN)
CHARACTER
CARE (KEPEDULIAN)
COURAGE (KEBERANIAN)
COMPOSURE (KETENANGAN)
COMPETENCE (KOMPETENSI)
CREATIVENESS (DAYA KREATIVITAS)
COHERENCE (PENGHUBUNG)
EMPOWERMENT(PEMBERDAYAAN)
Peter F. Drucker
LEADER’S COMPETENCIES
(Harvard Business Review, January 2007 : MOMENT of TRUTH)
VISION (VISI)
HUMILITY (KERENDAHAN HATI)
ENERGY
INTUITION
PERSPECTIVE CONVICTION
(KEYAKINAN)
LEARNING (BELAJAR)
PASSION (GAIRAH)
Tantangan di Organisasi
Mengelola keragaman anggota organisasi
Meningkatkan kualitas dan produktivitas
Meningkatkan pelayanan dan daya tanggap
Meningkatkan kompetensi SDM organisasi
Mendorong inovasi dan perubahan
Meningkatkan perilaku SDM yang beretika
Mengatasi Work/Life Conflicts
Menciptakan lingkungan kerja positif
dll
Pengertian Perilaku Kepemimpinan
Dalam kamus bahasa Indonesia Perilaku adalah tanggapan atau reaksi
terhadap rangsangan atau lingkungan.
Menurut Abdul Azis Wahab bahwa Perilaku adalah gaya kepemimpinan
dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi kepemimpinan, yang
menurut teori ini sangat besar pengaruhnya dan bersifat sangat
menentukan dalam mengefektifkan organisasi untuk mencapai
tujuannya.
Rendah TInggi
Tingakh laku hubungan
(memberikan pedoman/pengarahan)
Taksonomi 3 Dimensi
Planning
Orientasi
pada Clarifying
Tugas
Monitoring
Gaya kepemimpinan menurut Fiedler
dibagi menjadi 2 yaitu :
Supporting
Orientasi
pada Developing
Hubungan
Recognizing
(mengakui)
Orientasi Pada Hubungan Antar
Pribadi
Pemimpin memotivasi dengan cara memenuhi
kebutuhan sosial dan
mengupayakan pencapaian hubungan antar pribadi
yang baik dan pencapaian
kedudukan pribadi yang menonjol (Koontz, et al.,
1986). Jika pemimpin dapat
mencapai tujuan diatas maka seorang pemimpin dapat
mencapai tujuan
sekundernya seperti status dan rasa percaya diri
(Ivancevich, et al., 1977).
Penerapan Perilaku Kepemimpinan Yang Efektif
Inovasi
Orientasi
pada Ancaman
Perubahan
Kesempatan
Teori Perilaku Kepemimpinan…?
• Adanya leader
• Adanya follower
• Adanya kegiatan menggerakkan orang lain
➔menggerakkan orang lain dg
mempengaruhi & mengarahkan perasaan,
pikiran,tingkah laku
• Adanya tujuan yg akan dicapai ➔
sistematis & situasional
CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
MENUNJUKAN PERBEDAAN CARA MEIMPIN SUATU
ORGANISASI.
CIRI-CIRI PEMIMPIN YANG
EFEKTIF
• DAPAT DIPERCAYA
• MEMILIKI KECERDASAN YANG LEBIH DIBANDING
BAWAHANNYA
• MEMILIKI HASRAT UNTUK BERPRESTASI
• MEMILIKI KEMATANGAN SOSIAL
• MEMPUNYAI KEMAMPUAN UNTUK MENYESUAIKAN
DIRI DENGAN KEBUTUHAN PENGIKUT
• MEMPUNYAI KEMAMPUAN UNTUK MENCARI,
MENYARING, MENGINTERPRESTASIKAN DAN
MEMADUKAN INFORMASI YANG DITERIMA
MEMAHAMI BIDANG KEGIATAN SECARA
KESELURUHAN
GAYA KEMEPEMIMPINAN
ADALAH
CARA PEMIMPIN MEMPENGARUHI
BAWAHANNYA
AGAR PIMPINAN DAPAT EFEKTIF
MENGENDALIKAN BAWAHANNYA
MAKA DIA PERLU MENGUBAH
PERILAKUNYA DISESUAIKAN DENGAN
KEMATANGAN/KEDEWASAAN PARA
BAWAHANNYA
KEDEWASAAN
ADALAH
KEMAMPUAN DAN KEINGINAN MANUSIA
DALAM BERTANGGUNG JAWAB ATAS
PERBUATANNYA
2 KOMPONEN KEDEWASAAN
• SELLING
• PARTICIPATING
• DELEGATING
TELLING
(ORIENTASI TUGAS TINGGI DAN
ORIENTASI MANUSIA RENDAH)
DIGUNAKAN DALAM SITUASI KEMATANGAN
PARA BAWAHAN RENDAH DIMANA PARA
BAWAHAN TIDAK MAMPU/TIDAK MAU/RAGU
UNTUK MENERIMA TANGGUNG JAWAB
20/09/2017 48
Tanggung Jawab Moral Elite
Tajuk Rencana, Kompas 16 Maret 2017
Mulat sarira hangrasa wani. Pepatah dalam bahasa Jawa ini menggambarkan salah satu sikap seorang pemimpin yang dibutuhkan di
negeri ini.
Artinya, seorang pemimpin harus berani mawas diri dan memperjuangkan kebenaran. Secara lengkap, pepatah itu berbunyi, melu
handarbeni (merasa memiliki), melu hangrungkebi (ikut bertanggung jawab), dan mulat sarira hangrasa wani. Pemimpin harus merasa
memiliki dan bertanggung jawab kepada yang dipimpin (rakyat) serta selalu mawas diri dan berani menegakkan kebenaran.
Pepatah itu sejalan dengan ajaran moral dari guru bangsa Ki Hadjar Dewantara yang menyebutkan ing ngarsa sung tulada (di depan
memberikan teladan), ing madya mangun karsa (di tengah membangun harapan), dan tut wuri handayani (di belakang memberikan
dukungan).
Keteladanan, serta berani menegakkan kebenaran, dari elite itulah yang kurang dirasakan di negeri ini. Apalagi kalau berhadapan
dengan persoalan hukum, khususnya korupsi. Bahkan, tak sedikit pelaku korupsi berasal dari kalangan elite di berbagai tataran.
Kasus terakhir, yang membuat masyarakat marah, adalah korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el), yang
merugikan negara Rp 2,3 triliun. Kasus ini melibatkan pengusaha, pejabat eksekutif dan legislatif, serta pejabat badan usaha milik
negara (BUMN). Presiden Joko Widodo pun gusar dan menyatakan korupsi membuat program KTP-el bubrah (rusak) semua. Ia
meminta semua yang terlibat dibongkar (Kompas, 12/3).
Untuk membongkar korupsi ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak mungkin bekerja sendirian. Apalagi, KPK berhadapan
dengan sejumlah sosok yang berpengaruh di negeri ini, terutama unsur pimpinan partai politik serta pimpinan atau mantan pimpinan
lembaga negara. Dukungan dari masyarakat, termasuk elite politik di negeri ini, amatlah dibutuhkan.
Sayangnya, momentum itu terlewatkan. Saat Presiden Jokowi bertemu pimpinan lembaga negara, Selasa lalu, kasus korupsi proyek
KTP-el tak dibahas. Padahal, rakyat menanti komitmen elite politik untuk mendukung penuntasan kasus korupsi yang nyaris sempurna
itu karena diduga dimulai sejak tahap perencanaan.
Kian ironis lagi, justru pimpinan DPR menggulirkan hak angket terhadap KPK dan menyosialisasikan perubahan terhadap Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. Rakyat menilai hal itu sebagai upaya melemahkan KPK. Apalagi, sejumlah pimpinan
maupun anggota DPR disebut terlibat dalam korupsi proyek KTP-el.
Padahal, pemimpin mempunyai tanggung jawab moral memberikan teladan dan berani menegakkan kebenaran. Apabila moralitas itu
tiada dalam dirinya, jangan menjadi pemimpin atau elite, apalagi berbicara atas nama rakyat.
20/09/2017 49
Mengapa Orang Mau Menjadi
Pemimpin?
Motif kekuasaan
Motif pencapaian sesuatu
Etika kerja yang kuat
Kemauan yang keras
Sumber: DuBrin, Leadership, 2010
20/09/2017 50
Sebagai Teori, Kepemimpinan
Dapat Dilihat dari Beberapa Sisi
K arak teristik Teori di k em bangk an berdas ark an pada sifat-sifat tertentu
P em i m pi n yang dimiliki oleh para pem i m pi n
Aliran
P engaruh situasi dan k ondisi pada efek tivitas pem i m pi n
S itu asional
H ubungan
P em i m pi n Teori di k em bangk an dengan m em perhati k an fak tor
dengan hubungan antara at as an -bawahan
B a w a h an
51
KARAKTERISTIK PEMIMPIN
Self Confidence Trustworthiness Extroversion
General
High tolerance Emotional stabi- Assertiveness
Personality
for frustration lity Warmth
Traits
Sense of humor Enthusiasm
Passion Emotional intelligence
Courage
Task-related Flexibility and Self-awareness Self-regulation
Personality adaptability Joy of task and Empathy
Traits Concert building resilience Social skill
Locus of control
Power motive Tenacity (persistence)
Leadership
Motives Strong work ethic Drive and achievement motive
20/09/2017 52
Karakteristik Pemimpin
yang Efektif dan
Sukses (1)
➢ Intelejen.
➢ Memiliki pengetahuan yang relevan dengan pekerjaannya.
➢ Memiliki keinginan untuk mempengaruhi dan mengendalikan pihak lain.
➢ Percaya diri.
➢ Enerjik.
➢ Toleran.
➢ Mempunyai integritas dan kejujuran.
➢ Mampu mengkomunikasikan makna aktivitas yang sedang dijalankan, hasil yang dicapai, tujuan, dan
arah organisasi.
➢ Mampu menjaga konsistensi dan kepercayaan.
➢ Mampu memahami orang lain dan menggunakan keahlian orang tersebut.
➢ Adanya dorongan (drive) untuk mencapai sesuatu, ambisius, kerja keras dan inisiatif.
➢ Mempunyai motivasi kepemimpinan (leadership motivation), yaitu keinginan untuk mempengaruhi
pihak lain dan untuk mencapai tujuan bersama.
➢ Memiliki beberapa dimensi intelejensia atau kemampuan selain dari pengetahuan tentang bidang
yang dipimpinnya, yaitu kemampuan kognitif (cognitive intelligence), intelejensia emosional (emotional
intelligence), intelejensia kultural (cultural intelligence).
➢ Kreatif dan fleksibel.
20/09/2017 53
Karakteristik Pemimpin
yang Efektif dan
Sukses (2)
Penelitian oleh Kouzes dan Posner terhadap 2.615 pemimpin yang paling
sukses di Amerika Serikat mengidentifikasi dan memeringkatkan
karakteristik berikut ini yang membuat mereka begitu efektif:
Karakteristik Peringkat % Responden
Honest 1 83
Competent 2 67
Forward-looking 3 62
Inspiring 4 58
Intelligent 5 43
Fair-minded 6 40
Straightforward 7 37
Imaginative 8 34
Banyak gelar atau sebutan yang diberikan kepada pemimpin yang efektif
dan sukses, seperti super leader, level-5 leader, highly efective leader, dsb.
20/09/2017 54
Perilaku Pemimpin
20/09/2017 55
ALIRAN SITUASIONAL DALAM KEPEMIMPINAN
⚫ Fiedler Contingency
Model → Karak teristik p e m i m p i n
d a n fitur-fitur situasi
Gaya kepem impinan yang
berbeda akan memadai
u n t u k s i tuasi y a n g b e r b e d a
20/09/2017 56
HUBUNGAN PEMIMPIN DENGAN BAWAHAN
⚫ Situational Leader-
ship Theory → S e m a k i n matang b a wa han semak in
memerluk an gaya k epemimpinan
yang berbeda
⚫ Leaders Exchange
Theory → P e m i mp i n memperlak uk an b a wa h an
secara berbeda
Hubungan
Pemimpin ⚫ F o llowe rsh ip → P e m i mp i n menganut gaya yang ber-
dengan beda tergantung pengikutnya
Bawahan
20/09/2017 57
Pemimpin Terbaik?
S3 S2 S3 S2
S4 S1 S4 S1
20/09/2017 Sumber: John Beck & Neil Yeager, Leader’s Window, 2001 20
EFFECTIVE VS. INEFFECTIVE LEADER (2)
Directing → Memberi arahan dengan jelas kepada bawahan bila mereka tidak
EFFECTIVE berpengalaman atau baru dalam pekerjaan tersebut; memberi informasi
dan saran yang mereka butuhkan
S
1 Dominating → Sangat direktif padahal bawahan sudah tahu dan mengerti apa yang
INEFFECTIVE mesti dikerjakan bahkan sudah melaksanakannya;
taking control when it is unnecessary or overriding followers’ initiatives
20/09/2017 60
EFFECTIVE VS. INEFFECTIVE LEADER (3)
Developing → Memberi bantuan kepada bawahan bila mereka membutuhkan dalam
EFFECTIVE mengambil keputusan; bertanya kepada bawahan tentang atau yang
terkait dengan langkah2 pengambilan keputusan
S
3 Over acco- → Sangat sering pemimpin terlalu fokus pada relationship untuk kepenting-
modating annya sendiri; berusaha agar disukai oleh bawahan dan membuat se-
INEFFECTIVE mua orang bahagia, bahkan bila permintaan tak laik
20/09/2017 61
PEMIMPIN YANG EFEKTIF
Karakteristik
Karakteristik Pengikut
Pemimpin
LOCUS
Karakteristik
Sikon
R e la tio n s h ip
Ingin disukai oleh d a n sejalan d e n g a n baw ahan, atau
vs. Task
menginginkan agar baw ahan melakukan pekerjaan hebat
oriented
20/09/2017 64
Perilaku Otokratis Cocok Apabila
20/09/2017 65
Perilaku Partisipatif Cocok Apabila
20/09/2017 68
What do Leaders Do? (3)
Menurut teori Kouzes dan Posner, pemimpin yang efektif mencakup
lima langkah pokok sebagai berikut:
K Challenging the A le a d e r s e a r c he s for opportunities , lo o k s for w a y s
o process to c ha ng e or i m p r o v e t he status q uo; i m p l e m e nt s
u a n d t a k e s ris k s while c ha lle ng ing t he p r o c e s s
z
e Inspiring a s h a r e d In c ha lle ng ing t he s tatus q uo , a le a d e r n e e d s to
s v ision h a v e a v is ion of w h a t t he org anizatio n n e e d s to
& accomplish
P
o E n a b lin g others to A l e a d e r s h o u l d t r us t hi s / he r m e m b e r s t o t a k e
s act c harg e of a problem . Similar to tutwuri h a n d a y a n i
n
e
r'
s Prac tic ing w h a t t he le a d e r p r e a c he s . T h e p la c e of
Modeling the way
M ing n g a r s o s u n g t ul odo is he r e
o
d
Encouraging the Recognizing the ac c om plishm ent , cheering the
e
m e m b e r s u p in t h e t i m e o f dif f ic ult y. T h e p l a c e o f
l heart
ing m a d y o m a n g u n k a r s o is he r e
20/09/2017 69
What Leaders Should Do Menurut
Jack Welch dari GE
• Hadapilah kenyataan sebagaimana adanya, bu-
kan seperti yang Anda harapkan/bayangkan
• Jujurlah pada semua orang
• Jangan mengarahkan, tapi memimpin
• Berubahlah sebelum Anda terpaksa berubah
• Jika Anda tidak memiliki keunggulan bersaing,
janganlah bersaing
• Kendalikan nasib Anda, atau orang lain yang
akan melakukan
20/09/2017 70
MENYIAPKAN DIRI MENJADI PEMIMPIN (1)
Bagi yang percaya pemimpin tidaklah dilahirkan tetapi dapat dipelajari, cara-cara berikut ini
biasa dilakukan
Dengan menerapkan satu atau Mengembangkan karakteristik pemimpin, menyesuaikan
lebih teori-teori kepemimpinan dengan karakteristik pengikut, memperhatikan situasi dan
kondisinya, atau ketiga-tiganya (locus of leadership)
Menggunakan penilaian negatif Tidak semua orang bisa menerima dikritik dengan cara
(360-degree feedback) demikian terbuka
Jejaring (networking) Pelatihan kepemimpinan dimaksudkan untuk berhubung-
an dengan pihak lain yang dapat memberikan informasi
dan membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi
Mentoring Menciptakan “Putra Mahkota”
Executive couching Dilakukan oleh konsultan yang sangat spesifik sesuai
dengan kebutuhan calon pemimpin (tailor-made) dan
dibuat satu pelatih untuk satu calon pemimpin
Pemberian tugas kepada calon Berlatih sebagai pemimpin sebelum ditempatkan di suatu
pemimpin (job assignment) tempat yang dianggap lebih tinggi tingkatannya atau lebih
sulit dikelola
Action learning Seperti Outward Bound atau Outbound
20/09/2017 71
MENYIAPKAN DIRI MENJADI
PEMIMPIN (2)
• Menggunakan pola pikir berikut ini untuk memulainya:
• Current organizational realities, yaitu konteks organisasi yang akan
dipimpin: Sosial? Bisnis? Global? Lokal?
• Leadership vision, yaitu peranan apa yang dimainkan pemimpin, yang
semakin dekat dengan peranan yang ingin dimainkan dalam hidup
akan semakin baik
• Leadership values, yaitu prinsip2 hidup yang dipegang yang menjadi
guide dalam bertindak dan mengambil keputusan
• Leadership profile, yaitu kompetensi, gaya, pengalaman dsb. yang
dimiliki (profil pribadi)
• Current personal realities, yaitu siapa diri kita yang sebenarnya
• baik ketika bekerja atau ketika di rumah
• Sumber: Discovering the Leader in You (Sara King, David Altman dan Robert Lee.
San Francisco: Jossey-Bass, 2011) 33
MEREDUKSI PERANAN
PEMIMPIN
Teori-teori kepemimpinan di atas menunjukkan adanya
pemikiran tentang penting dan hebatnya pemimpin. Tetapi
terkadang pemimpin mempunyai pengaruh yang sangat kecil.
Pertama karena lemahnya pemimpin tersebut dan tidak cocok
dengan sikon yang ada, atau kedua karena faktor lain yang
mereduksi pengaruh pemimpin tersebut atau menetralisir
pengaruh yang ditimbulkan pemimpin
Faktor-faktor yang mereduksi pengaruh pemimpin tersebut
adalah: kemampuan (kapabilitas), sikap, kepribadian dan nilai
dari para pengikut serta mereka memiliki motivasi diri yang
tinggi (self-motivated)
20/09/2017 34
Konsep Prilaku Kepemimpinan
• Menurut Mulyasa yang dikutip oleh Nur Efendi, perilaku
kepemimpinan ada tiga dimensi, yang didasarkan pada hubungan
antara tiga faktor, yaitu perilaku tugas (Task behavior), perilaku
hubungan (relationship behavior) dan kematangan (maturity). Perilaku
tugas merupakan pemberian petunjuk oleh pemimpin terhadap anak
buah meliputi penjelasan tertentu, apa yang harus dikerjakan,
bilamana, dan bagaimana mengerjakannya, serta mengawasi mereka
secara ketat
• Perilaku hubungan merupakan ajakan yang disampaikan
oleh pemimpin melalui komunikasi dua arah yang meliputi
mendengar dan melibatkan anak buah dalam pemecahan
masalah. Adapun kematangan adalah kemampuan dan
kemauan anak buah dalam mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya
• Perilaku kepemimpinan tersebut, yaitu
perilaku instruktif, konsultatif, partisipatif, dan
delegatif. Perilaku kepemimpinan tersebut,
masing-masing memiliki ciri pokok sebagai
berikut:
1. Perilaku instruktif; terbangunnya
komunikasi satu arah, pimpinan
membatasi peranan bawahan,
pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan menjadi tanggung jawab
pemimpin, pelaksanaan pekerjaan
diawasi dengan ketat.
3. Perilaku konsultatif; pemimpin masih memberikan instruksi yang cukup besar serta
menentukan keputusan, telah diharapkan komunikasi dua arah dan memberikan
suportif terhadap bawahan, pemimpin mau mendengar keluhan dan perasaan
bawahan dalam pengambilan keputusan, bantuan terhadap bawahan ditingkatkan
tetapi pelaksanaan keputusan tetap pada pemimpin.
TERIMA KASIH