Anda di halaman 1dari 13

KLINIK

KEWIRAUSAHAAN
Kepemimpinan dalam Kewirausahaan

Fakultas : FBIS
Program studi : Manajemen

Tatap Muka

02
Kode Matakuliah : W1119023
Disusun oleh : Anton Kurniawan, SP., MM
A. Definisi Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan bisnis (business leadership) sering disebut juga sebagai


kepemimpinan kewirausahaan (entrepreneurial leadership) adalah
kepemimpinan yang berlangsung diperusahaan atau organisasi profit. Organisasi
bisnis berbeda dengan organisasi non profit lembaga pemerintah, lembaga
pendidikan, militer, polisi dan sebagainya.
Lembaga non profit mungkin menyajikan jasa dengan mendapatkan imbalan
uang jasa. Misalnya suatu universitas menyajikan jasa pendidikan kepada para
mahasiswa sebagai imbalannya harus membayar uang kuliah. Mungkin juga
neraca akhir tahun universitas tersebut mempunyai sisa lebih yang sangat besar.
Seperti perusahaan, universitas juga membayar pajak, akan tetapi sisa lebih
tersebut tidak dapat dimaknai sebagai keuntungan. Universitas juga
melaksanakan kompetisi dengan universitas lainnya. Universitas memerlukan
dana abadi untuk keamanan keberlanjutan hidup universitas. Dana abadi tidak
dapat disamakan dengan keuntungan walaupun universitas harus membayar
pajak atas dana abadi tersebut.
Kepemimpinan bisnis adalah proses pemimpin bisnis yang menentukan visi
perusahaan dan mempengaruhi pegawai, konsumen dan para pemasok
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mempergunakan
prinsip-prinsip kewirausahaan.
Kepemimpinan bisnis berupaya mencapai tujuan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, mampu memenangkan persaingan dengan
perusahaan lain

2. Kewirausahaan

a. Pengertian
Kewirausahaan merupakan dasar daripada kepemimpinan bisnis. Untuk
menjadi wirausaha, orang harus memiliki jiwa kewirausahaan. Untuk
memahami bisnis diperlukan pemahaman mengenai kewirausahaan.
Definisi kewirausahaan menurut Robert D. Hisrich P. Peters dan Dean A.
Shepherd (2005) sebagai berikut :
“ Entrepreneurship is the process of creating something new with value by
devoting the necessary time, and effort, assuming the accompany financial,
psyhic, and social risk, and receiving the resulting rewards of monetary and
personal satisfaction and independence.”

b. Karakteristik
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, orang memerlukan sifat-sifat tertentu.
Dulu orang berfikir sifat ini dibawa sejak lahir misalnya karena keturunan.
Akan tetapi pendapat kontemporer setiap orang dapat menjadi seorang
wirausaha jika mau melalui pendidikan kewirausahaan. Karakteristik seorang
wirausaha sukses antara lain :
 Mempunyai visi dan misi bisnis
 Internal lokus kontrol
 Pengambil risiko
 Tidak takut gagal
 Percaya diri tinggi
 Adaptabilitas
 Pekerja keras
 Persuasif
 Disiplin
 Ketahanmalangan
 Energik
 Kecerdasan emosional
 Kecerdasan sosial
B. Perilaku Kepemimpinan
 Konsep Perilaku Kepemimpinan

Pemimpin dalam melaksanakan tugas sehari-hari harus didasari oleh


orientasi kepemimpinan yang mewarnai perilaku yang diterapkannya. Salah satu
tinjauan tentang prilaku kepemimpinan yang diterapkan adalah prilaku
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan prilaku kepemimpinan yang
berorientasi pada hubungan antar manusia (Gordon, 1990; Greenberg dan Baron,
1995; Kreitner dan kinicki, 1992; Owens, 1991; Yulk, 1989; Hoy dan Miskel, 1987).
Orientasi kepemimpinan tersebut dapat disebut dimensi kepemimpinan (laedership
dimension).
Perilaku yang berorientasi pada tugas yaitu kepemimpinan yang lebih
menaruh perhatian pada perilaku pemimpin, yang mengarah pada penyusunan
rencana kerja, penetapan pola organisasi, adanya saluran organisasi, saluran
komunikasi, metode kerja dan prosedur pencapaian tujuan yang jelas.
Perilaku yang berorientasi pada hubungan antar manusia yaitu kepemimpinan yang
lebih manaruh perhatian pada perilaku pemimpin yang mengarah pada hubungan
kesejawatan, saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh kehangatan
hubungan antara pemimpin dengan stafnya (Herbert, 1981; Bernard, 1988; Etzioni,
1964; Cartwright dan zender, 1953; Hoy dan Miskel, 1982).
Pemimpin mempengaruhi performansi kelompok dengan alat verbal atau
gestural yang dikomunikasikan melalui pengarahan, evaluasi, dan sikap pemimpin
terhadap anggota kelompok (Owens, 1991).
Intinya, gaya kepemimpinan merupakan karakteristik kepribadian, bukan perilaku.
Perilaku kepemimpinan dari individu yang sama akan berbeda dari situasi ke situasi,
semantara struktur kebutuhan yang mendorong perilaku itu bisa konstan (Fiedler
dalam Hoy dan Miskel, 1987).
 Komponen-komponen Perilaku Kepemimpinan

Dalam mengidentifikasi perilaku kepemimpinan, Fiedler mengembangkan


pengukuran kepribadian yang disebut skala Least Preferred Co-Worker (LPC). LPC
mengukur apakah seorang pemimpin memiliki perilaku yang berorientasi pada tugas
(task-oriented style) atau berorientasi pada hubungan antar manusia (relationship-
oriented style) (Hoy dan Miskel, 1987; Gordon, 1990; Owens, 1991).
Seseorang yang skornya tinggi pada LPC menggambarkan yang positif (Hoy dan
Miskel, 1987; Gordon, 1990). Berarti orang tersebut tampak menyenangkan,
bersahabat, efisien, periang dan semacamnya. Sedangkan yang memiliki nilai LPC
rendah menggambarkan yang negatif, berarti memiliki sifat kurang menyenangkan,
kurang bersahabat, kurang efisien, murung dan semacamnya.
Pemimpin yang berorientasi pada tugas mempunyai skor rendah pada LPC
dan dimotivasi oleh pemenuhan tugas yang berhasil. Pemimpin yang berorientasi
pada hubungan antar manusia mempunyai skor tinggi pada LPC dan menerima
kepuasan dari interaksi antar pribadi yang berhasil (Rice dan Seaman, 1981; Hoy
dan Miskel, 1987). Ciri-ciri karakteristik perilaku kepemimpinan itu menggambarkan
perangai (menyenangkan, periang, rileks, menarik), semangat (bersemangat,
hangat), keterbukaan (menerima, terbuka), kesejawatan (bersahabat, dekat),
dipercaya (percaya diri, membantu, mendukung), dan kerjasama (kerjasama,
harmonis, efisien).

 Hubungan Perilaku Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan


Keefektifan Organisasi

Ditinjau dari favorabilitas situasi, Fieder (dalam Hoy dan Miskel, 1987)
menemukan hasil penelitian bahwa pemimpin yang menghadapi situasi yang rata-
rata favorabel ada kecenderungan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada
hubungan antara manusia berhubungan dengan keefektifan organisasi. Temuan dari
Drenth (dalam Bass, 1990) memaparkan bahwa organisasi lebih efektif jika dipimpin
oleh pemimpin yang menggunakan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada
hubungan antar manusia daripada yang dipimpin dengan perilaku kepemimpinan
yang berorientasi pada tugas.
Penelitian Roberts tahun 1986 (dalam Bass, 1990) pada perguruan tinggi
swasta lebih besar menggunakan kepemimpinan yang transaksional daripada
kepemimpinan yang transformasional. Hal ini menunjukkan bahwa di perguruan
tinggi swasta lebih besar digunakan orientasi kepemimpinan pada hubungan antar
manusia daripada orientasi kepemimpinan pada tugas sebagaimana banyak
diterapkan di perguruan tinggi negeri. Penelitian Bossen dkk., (dalam Creemers dan
Reynolds, 1991) kepemimpinan yang kuat hubungan kesejawatannya berkolerasi
dengan keefektifan organisasi. Dengan demikian perilaku kepemimpinan
mempengaruhi keefektifan organisasi. Penelitian lain menunjukkan bahwa peranan
kepemimpinan bertransformasi dengan realitas organisasi dan membentuk kultur
organisasi. Berdasarkan beberapa pandangan ahli dan hasil-hasil penelitian diatas
dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan mempengaruhi budaya organisasi
dan keefektifan organisasi.

C. Pendekatan Manajemen
Macam-macam pendekatan-pendekatan manajemen :

1. Pendekatan Berdasarkan Kebiasaan


       Bahwa pendekatan ini berupaya untuk mengembangkan pemahaman
tulang manajemen melalui pembelajaran pengalaman dari para manajer
yang lalu, yang biasanya dicapai melalui sejumlah kasus dan suat transfer
tentang pelajaran-pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman.

2. Pendekatan Berdasarkan Perilaku Individu


        Pendekatan ini mempelajari manajemen dengan jalan memusatkan
perhatian pada hubungan-hubungan antar perorangan didalam organisasi-
organisasi dengan focus pada para individu dan motivas mereka. teori
pendekatan manajemen

3. Pendekatan Berdasarkan Perilaku Kelompok


       Pendekatan ini memusatkan perhatian pada studi tentang pola-pola
perilaku kelompok didalam organisasi dan bukan pada hubungan-
hubungan antar perorangan mereka.

4. Pendekatan Berdasarkan Kerjasama Sosial


       Pendekatan ini gabungan antar pendekatan individu dan kelompok
dengan jalan mempelajari perilaku antarmanusia sebagai sistem-sistem
sosial yang mengaitkan dua orang atua lebih bersama-sama dalam upaya
mereka mencapai tujuan-tujuan bersama tertentu

5. Pendekatan Sosioteknik
   Pendekatan ini menekankan perlu dipertimbangkannya sistem-
sistem sosial dan sistem teknik secara simultan dalam praktik manajemen,
mengingat bahwa sistem teknik mempunyai pengaruh besar atas sistem
sosial organisasi

6. Pendekatan Teori Keputusan


        Pendekatan ini menerapkan pengambilan keputusan sebagai sebuah
tanggung jawab utama semua manejer, dan difokuskannya perhatian pada
pengembangan pemikiran manajemen sekitar proses pengambilan
keputusan

7. Pendekatan Pusat Komunikasi


        Pendekatan ini mempelajari bagian-bagian interdepen dan dari
organisasi-organisasi, sewaktu mereka berinteraksi dengan dan
dipengaruhi oleh lingkungan mereka.

8. Pendekatan Matematis
        Pendekatan ini memandang manajemen sebagai sebuah proses yang
dapat melalui model-model mate-matikal yang menyatakan elemen-elemen
dasar suatu problem dan yang dapat menyediakan alat-alat untuk
mengevaluasi solusi problem tersebut

9. Pendekatan Situasional
       Pendekatan ini mempelajari perilaku manajerial sebagai suatu reaksi
terhadap sekelompok keadaan tertentu, dalam upaya mencapai sejumlah
praktik-praktik manajemen yang dianggap paling tepat guna menghadapi
situasi tertentu.

10. Pendekatan Sumber Daya Manusia


      Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dengan sumber daya
manusia sebagai dasar kajian atau tinjauan. Pendekatan ini mempelajari
mengenai masalah individu, kelompok dan lingkungan agar dapat menjadi
motivasi untuk meningkatkan produktivitas.

11. Pendekatan Kombinasi


     Pendekatan ini berupaya untuk menyatukan konsep-konsep, prinsip-
prinsip, teori dan teknik-teknik, yang menjadi landasan praktik manajemen,
dengan jalan mengaitkan mereka dengan fungsi-fungsi para manejer.

D. Penentuan Bagaimana Membuat


Keputusan Sebagai Seorang Pemimpin

Definisi Pembuatan Keputusan


Fungsi utama dari pemimpin adalah menentukan visi, misi, strategi dan tujuan
sistem social dan membuat keputusan dalam upaya merealisasi hal tersebut.
Menentukan visi, misi, strategi dan tujuan juga dilakukan melalui proses membuat
keputusan karenanya dapat dikatakan membuat keputusan merupakan fungsi
penting dari kepemimpinan. Makin tinggi posisi seorang pemimpin, makin banyak
tugasnya sebagai pembuat keputusan.
Para pakar telah mengemukakan berbagai definisi dan model pembuatan
keputusan. Donald C. Mosley, Paul H. Pietri dan Leon C. Megginson (1996)
misalnya mengemukakan definisi pembuatan keputusan managerial sebagai berikut:
“Managerial decision making can be defined as the conscious selection of course of
actin from available alternatives to produce a desired result”
. Model Proses Pembuatan Keputusan
Proses pembuatan keputusan terdiri dari enam langkah sebagai berikut :
 Identifikasi dan analisis problem
 Identifikasi alternatif-alternatif solusi
 Evaluasi alternatif-alternatif
 Membuat keputusan
 Melaksanakan keputusan
 Mengevaluasi hasil dan memberikan balikan

Dalam membuat keputusan ada sejumlah factor yang perlu diperhatikan oleh
pemimpin yaitu :
 Berpikir kritis adalah berpikir secara jernih, realistis, logis dan analistis mengenai
problem yang dihadapi dan pemilihan alternatif solusinya. Pemimpin perlu
berpikir kritis dengan mengumpulkan semua informasi yang diperlukan sebelum
mengambil tindakan.
 Waktu membuat keputusan. Sering pembuatan keputusan harus menunggu
sampai keadaan mulai rusak atau sering juga harus sebaliknya. Dalam proses
krisis pemimpin perlu membuat keputusan cepat sedangkan dalam problem
terstruktur sebaliknya.
 Kondisi ketika membuat keputusan. Kondisi ketika proses pembuatan keputusan
terjadi sangat mempengaruhi proses dalam keputusan yang diambil.
 Keterbatasan/hambatan. Dalam proses pembuatan keputusan pemimpin
menghadapi keterbatasan dan hambatan yang meliputi :
 Sumber-sumber. Dalam membuat keputusan pemimpin menghadapi
keterbatasan sumber-sumber seperti anggaran, bahan mentah, tenaga, waktu
dan dalam politik : dukungan legislative atau pengikut dan kemungkinan
koalisi dengan pihak ketiga
 Undang-undang, peraturan, kebijakan dan prosedur sering membatasi
pemimpin dalam memilih alternative, proses pembuatan keputusan dan
keluaran yang diharapkan.
 Ketergantungan pada pihak lain. Sering dalam membuat keputusan seorang
pemimpin tergantung pada orang atau kelompok lain. Diperusahaan seorang
direktur atau presiden direktur dalam membuat keputusan tertentu tergantung
pada dewan komisaris atau para pemegang saham. Presiden Republik Indonesia
dalam memutuskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan menyatakan
perang perlu persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Keterbatasan ini
menyebabkan pemimpin harus realistic dalam mengambil keputusan. Mungkin
pemimpin juga harus melakukan terobosan untuk menghadapi keterbatasan
tersebut.
 Keahlian dan pengalaman. Keahlian dan pengalaman yang dimiliki oleh
pemimpin sangat membantunya dalam membuat keputusan. Jika pemimpin
kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman mengenai problem yang
dihadapinya. Pengetahuan dan pengalaman juga mempengaruhi intuisi
pemimpin dalam menentukan alternative dan keluaran yang diharapkan.

Model Proses Pembuatan Keputusan

 Penggolongan

Pembuatan keputusan dapat dikelompokkan berdasarkan prosesnya dan


berdasarkan jumlah orang yang ikut serta dalam pembuatan keputusan.
Berdasarkan prosesnya pembuatan keputusan dapat dibagi menjadi
pembuatan keputusan emosional dan pembuatan keputusan rasional

 Gaya Membuat Keputusan

Dalam membuat keputusan pemimpin/manajer menggunakan gaya membuat


keputusan. Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2007) gaya membuat
keputusan adalah kombinasi mengenai bagaimana individu memersepsikan
dan memahami stimuli dan cara umum dimana ia memilih untuk informasi.
Ada beberapa macam gaya membuat keputusan antara lain :

 Orientasi nilai (value orientasi)


 Toleransi kepada ambiguitas

 Gaya membuat keputusan direktif

 Gaya membuat keputusan analitikal


 Gaya membuat keputusan konseptual (conceptual)

 Gaya membuat keputusan behavioral

E.Situasi Kepemimpinan Pada Umumnya


 Teori Situasi
Kelemahan teori terdahulu sehingga tidak dapat menemukan karakteristik
atau gaya yang berlaku untuk semua situasi.

Pendeketan situasional dalam teori kepemimpinan mencakup beberapa faktor:

 Pekerjaan

 Pengharapan dan perilaku teman sekerja

 Sifat atau karakteristik, pengharapan dan perilaku karyawan

 Budaya dan kebijaksanaan organisasi

 Model Kepemimpinan Hersey dan Blanchard

Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard membuat model kepemimpinan


dimana efektivitas kepemimpinan tergantung dari kesiapan bawahan, kesiapan
tersebut mencakup:

 Kemauan untuk mencapai prestasi

 Kemauan untuk menerima tanggung jawab

 Kemampuan mengerjakan tugas

 Pengalaman bawahan

Mereka membagi gaya kepemimpinan ke dalam empat kotak dengan sumbu


mendatar perilaku kerja dan sumbu tegak adalah perilaku hubungan antar manusia.
Daftar Pustaka
Wirawan, Dr,MSL,Sp.A.,M.M.M.Si. 2017. Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers
https://nenglyla.wordpress.com/2013/08/01/perilaku-kepemimpinan/
http://berbagiilmu-pendidikanuntuksemua.blogspot.co.id/2014/02/pendekatan-pendekatan-
manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai