Anda di halaman 1dari 1

BUSA

EDISI
KE-1

BULETIN SMAMSA | INSPIRATIF & MENYEJUKKAN

Meneladani Tutur Kata Rasulullah Saw.


oleh : Alfian Hidayatullah

Diriwayatkan dalam hadis shahih, suatu ketika ada Satu kelompok mudah menyalahkan kelompok lain.
sahabat yang datang kepada Nabi Muhammad saw Satu majelis pengajian mudah membidahkan majelis
untuk mengadukan kaum musyrikin yang lain. Lebih ironis lagi, sebagian gerakan ektremis
mengganggu umat muslim. Sahabat tersebut meminta mudah mengafirkan sesama saudara muslim.
Nabi untuk mendoakan agar diturunkan laknat kepada Ujungnya adalah menghalalkan harta dan darahnya.
kaum musyrikin. Mengingat doa Nabi adalah doa yang Jika kita pikir dengan nalar sehat, hal ini tentunya
mustajabah. Namun keinginan sahabat ini ternyata sudah sangat jauh dari ajaran dan suri teladan dari
tidak terpenuhi. Nabi Muhammad saw tidak berkenan Nabi Muhammad saw.
untuk memintakan laknat kepada Allah Swt untuk
kaum musyrikin. Malah sebaliknya, Nabi menegaskan Dalam segi tutur kata, Nabi Muhammad saw juga telah
bahwa beliau diutus sebagai rasul bukan untuk mencontohkan. Disebutkan bahwa karena ketepatan
menjadi tukang laknat. Tetapi sebaliknya, diutusnya gaya bahasa yang dipilih, semua orang yang pernah
beliau adalah untuk menebar rahmat. Menebar kasih bertemu dan berinteraksi dengan Nabi merasakan
sayang untuk semesta alam. kedekatan. Hal ini tercemin dari keyakinan setiap
sahabat merasa menjadi orang dekat Nabi. Tutur kata
Kisah ini terdapat dalam riwayat hadis shahih riwayat dan sikap Nabi membuat setiap orang yang
Imam Muslim “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., berkomunikasi dengan beliau merasa dekat. Merasa
dimintakan kepada Rasulullah saw untuk melaknat dihormati dan dihargai. Hal ini ditegaskan dalam al-
orang-orang musyrik, maka Nabi menjawab: Qur’an surat Ali Imran ayat 159, andaikata Nabi
“Sesungguhnya aku diutus bukan untuk menjadi bersikap keras dan berhati kasar, niscaya orang yang
pelaknat, tetapi aku diutus untuk menjadi rahmat.” diajak oleh Nabi akan lari menjauh. Mereka tidak akan
(H.R. Muslim) Imam al-Nawawi dalam kitab Syarh terkesan dan berkenan untuk masuk Islam. Dakwah
Shahih Muslim menjelaskan bahwa hadis di atas mestinya dimulai dengan hati yang lembut, serta
merupakan bukti bahwa melaknat bukanlah kebiasaan ucapan yang santun. Bukan dengan perkataan yang
seoarang muslim. Sebaliknya, seorang muslim harus isinya menyakiti atau merendahkan orang lain. Tidak
senantiasa menebar rahmat dan kasih sayang kepada aneh jika dalam sebuah riwayat hadis shahih riwayat
sesama. Baik rahmat kepada sesama muslim ataupun Imam al-Bukhari, Nabi Muhammad menegaskan
rahmat kepada pemeluk agama lain. Bahkan dalam bahwa barang siapa yang beriman kepada Allah dan
teks hadis di atas, jelas ditunjukkan bahwa melaknat Hari Kiamat, maka hendaknya berkata dengan
orang musyrik pun, Nabi Muhammad saw tidak perkataan yang baik. Atau jika tidak bisa, maka
berkenan. sebaiknya diam. Inilah akhlak yang semestinya
senantiasa diingat oleh masyarakat muslim.
Kisah ini merupakan bagian dari kisah kecil dari
keteladanan Nabi. Penting bagi kita selaku umat Nabi Sudah waktunya, umat Islam dapat mengaplikasikan
Muhammad untuk selalu mengingat suri teladan mulia ajaran dan akhlak Nabi. Yaitu dengan menjauhi
ini. Momentum Maulid Nabi Muhammad saw tahun ini, kebiasaan melaknat orang. Sebaliknya, kita berupaya
mesti kita maknai sebagai momen introspeksi. menebar nilai-nilai manfaat untuk orang yang ada di
Mengingat, dalam beberapa tahun terakhir, kita sekeliling kita
dihadapkan pada tantangan maraknya ujaran
kebencian.

JUARA LOMBA MELUKIS


DALAM RANGKA KOMSOS
KREATIF TA 2021
KODIM 0831 / SURABAYA
TIMUR

Rasyid & Maya mendapat juara 1 & 2 dalam lomba melukis

Anda mungkin juga menyukai