ISLAMUNA
“
Dan Kami tidak mengutus para Rasul neraka.
kecuali sebagai pembawa kabar gembira Prinsip kemashlahatan diabadikan oleh
dan peringatan. Maka barang siapa Imam Nawawi dalam kumpulan hadits yang
beriman dan berbuat kemaslahatan maka bagi dikenal dengan “Hadits Arba'in al-Nawawi”
mereka tidak akan takut dan sedih” [QS. Al- sehingga dapat dijadikan filosofi kehidupan
An'am [ 5 ] ayat 48]. bahwa “tidak ada kemudlaratan dan
Menurut Imam Razi dalam Tafsir memudlaratkan dalam Islam”. Umat Islam
Mafatih al-Ghayb menyebutkan bahwa ayat harus menjadi pelopor kebaikan [maslahah]
diatas merupakan peneguhan misi kenabian, untuk kemanfaatan orang lain dan Islam tidak
kolaborasi dimensi iman dan mashlahah yang mentolerir tindakan merusak [mafsadah] yang
menjadi kekuatan dahsyat dalam membangun merugikan orang lain.
tatanan masyarakat yang makmur untuk meraih Mahmud Mustafa Salim al-Shamady
ampunan-Nya. dalam Al-Mashalih al-Mursalah wa Dauruha fi
Menurut Kamus Lisan al-Arab al-Qadhaya al-Thibbiyah al-Mu'ashirah,
maslahah berarti “hal-hal yang bermanfaat mengartikan maslahah sebagai tindakan yang
dan menghindari kemudlaratan”. Kamus menimbulkan kondisi baik”. Umat Islam sebagai
Mu'jam al-Wasith, mengartikan maslahah, “umat terbaik” [khaira ummah] kemaslahatan
“yang baik dan bermanfaat”. Imam Ghazali harus diusung menjadi visi dan misi utama
mendefinisikan mashlahah, “mengambil dalam membangun tatanan kehidupan.
manfaat dan menolak mudarat”. Ibnu 'Asyur “Hidup yang mashlahah” merupakan
mengartikan mashlahah sebagai “perbuatan penyemai hubungan kondusif bermasyarakat
yang menghasilkan kebaikan dan manfaat yang untuk saling mengasihi bukan menyelisihi dan
terus menerus untuk orang banyak ataupun memupuk persahabatan bukan menumpuk
individu”. permusuhan. Tidak ada sekat pemisah, yang
Kemashlahatan merupakan cermin dari ada hanya perekat pemersatu. Mendekatkan
keimanan, menjadi “pemantik” untuk banyak yang jauh, merapatkan yang renggang dan
berbuat baik, sekalipun dalam hal-hal sepele. mengunjungi yang memusuhi.
Rasulullah saw mencontohkan dalam konteks Mafsadah adalah virus pengrusak
kebaikan [maslahah] misalnya, mernyingkirkan persahabatan dan racun mematikan ikatan
duri yang mengganggu pengguna jalan. persaudaraan, enyahkan mafsadah niscayakan
Sebaliknya dalam konteks keburukan mashlahah !!
[mafsadah] seperti seseorang dengan sengaja *) Penulis adalah Kepala KUA
mengurung kucing yang menyebabkan masuk Kecamatan Tlanakan
Dewan Redaksi: M. Musyaffak, Agus Mulyadi, Bukhari, Masdawi Dahlan, Syamsi Kifli, Taufiq Haryono.
Pemimpin Umum: Ghazali. Pemimpin Redaksi: Abdul Syukkur. Sekretaris Redaksi: Muhammad Zaini.Bendahara: Fathorrahman.
Lay outer: Mohammad As’ad. Distributor: Ari, Syaiful, Adi, Rosi, Abdul Kadir. Alamat: Jl. Dirgahayu No. 22 Pamekasan.
Email: alfalah.bulletin@gmail.com. berlangganan, donasi dan iklan hubungi: Fathorrahman (081332599357).
No. Rekening: BSM 7098020076 a.n. Fathorrahman QQ Al Falah.
Redaksi menerima tulisan dari pembaca dengan panjang tulisan sekitar 320 kata.
Edisi Seratusdelapanpuluhsatu 02
RUBRIK
HIKMAH
MEMULIAKAN TAMU SEBAGIAN DARI IMAN (1)
BULETIN AL-FALAH Oleh : Abdul Syukkur
R
asulullah SAW bersabda, ditawarkan oleh Rasulullah.
“Barang siapa yang beriman Selanjutnya, tamu Rasulullah
kepada Allah dan hari akhir, itu pun diajak ke rumahnya, sampai
maka tidak boleh menyakiti di rumah ia berkata kepada isterinya,
tetangganya. Barang siapa yang “Muliakanlah tamu Rasulullah ini!”
beriman kepada Allah dan hari akhir, Isterinya menjawab, “Kita tidak
maka muliakanlah tamunya. Barang punya persediaan makanan kecuali
siapa yang beriman kepada Allah dan untuk si kecil anak kita!”
hari akhir, maka berkatalah yang baik Tanpa berpikir panjang, Abu
atau lebih baik diam.” (HR Bukhari Thalhah langsung mengutarakan
dan Muslim). idenya, “Siapkan makanan itu, lalu
Dalam riwayat lain yang pura-pura-lah memperbaiki lampu
kisahnya disebutkan dalam Fathul penerang yang ada di rumah, dan
Bari diceritakan, suatu waktu tidurkanlah anak kita!”
Rasulullah kedatangan tamu orang
yang sangat tidak mampu (miskin),
Rasulullah mengajak tamu tersebut
ke rumah salah seorang istri beliau
agar bisa dijamu selayaknya. Namun
isteri Rasulullah hanya memiliki air
putih dan tidak bisa menghidangkan
makanan yang lain.
Rasulullah kemudian membawa
tamunya tersebut kepada para
sahabatnya seraya menawarkan,
“Siapa saja yang memuliakan tamuku
ini, akan mendapat sorga”. Salah
seorang sahabat yang bernama Abu
Thalhah sepontan menjawab, “Saya
Rasulullah!” Ia belum sempat berpikir
apakah di rumah ada makanan atau
tidak? Yang terpenting baginya adalah
ia bisa menolong orang lain dan
mendapatkan sorga sebagaimana
Edisi Seratusdelapanpuluhsatu 03
RUBRIK
FIQIH
KEUTAMAAN BERTAUBAT
BULETIN AL-FALAH
H
al ini juga menjadi pengingat yang sangat dalam. Ketika ia dalam
bagi kita bahwa beristighfar kondisi seperti itu, tiba-tiba ia
atau bertaubat tidak mesti melihat kendaraannya sudah berada
harus menunggu berdosa atau di dekatnya, kemudian ia memegang
melakukan kesalahan, sebab, tali kekang kendaraannya sambil
beristighfar sendiri merupakan proses berkata penuh kegembiraan, “Ya
mendekatkan diri kepada Allah atau Allah, Engkau hambaku dan aku
menjadi momen menambah pahala. Tuhan-Mu!” Ia sampai salah karena
Di sini banyak orang salah paham dan saking gembiranya. (HR. Muslim).
salah kira bahwa istighfar hanya Kegembiraan Allah ketika ada
dibaca ketika orang sudah melakukan hamba-Nya yang bertaubat melebihi
perbuatan dosa, padahal, bacaan kegembiraan seseorang yang sempat
istighfar sendiri merupakan bacaan putus asa, karena semua
zikir dalam rangka mendekatkan diri keperluannya dibawa lari oleh
kepada Allah SWT. kendaraannya dan menghilang,
Allah akan sangat senang Sehingga, orang tersebut tidak
ketika ada hamba-Nya yang memiliki harapan lagi untuk hidup,
beristighfar atau bertaubat dalam tidak bisa melanjutkan perjalannya,
sebuah hadis shahih disebutkan yang tidak bisa kembali lagi pada keluarga
artinya: Sungguh Allah lebih gembira dan kaumnya, dan ia akan mati di
dengan taubat hamba-Nya ketika ia tempat yang tidak berpenghuni itu.
bertaubat kepada-Nya, daripada
kegembiraan salah seorang dari
kalian. Semua keperluannya ada di
atas kendaraannya (untanya) yang
sedang berada di tanah yang sangat
luas, kemudian unta itu menghilang
dengan membawa makanan,
minuman, dan semua keperluannya,
sehingga orang itu menjadi putus
asa.
Lalu ia mendatangi sebuah Kantor : Jl. Kamboja No. 25 Pamekasan
pohon dan berbaring di bawah HP/WA : 081 330 054 133
naungannya dengan keputusasaan Rek. BSM : 709 3132 356
Edisi Seratusdelapanpuluhsatu 04