Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

ANALISA KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN


TERNAK KELINCI

Oleh :
Hanavi Ismail
NIRM : 03 03 18 049

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA


MAGELANG
JURUSAN PETERNAKAN
2021
A. Sejarah

Peternakan kelinci milik Bapak Joko dimulai dari tahun 2006.

Peternakan ini berada di Dusun Klabaran Desa Bandungrejo

Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Awal mula menggunakan

bibit kelinci sapihan yang kemudian di besarkan atau dalam kata lain

adalah penggemukan. Setelah berjalan selama 3 tahun, terjadi

vaccum atau berhenti beternak pada tahun 2008 sampai 2010. Hingga

saat ini sudah memiliki indukan yang bagus dan beralih system

menjadi pengembangan bibit.

B. Usaha Ternak Kelinci

Pembuatan kendang membutuhkan biaya 1 juta / 8 plong kandang

yang di isi tempat pakan konsentrat yang terbuat dari gerabah.

Kebutuhan pakan tiap ekor adalah 2 ons konsentrat per hari per ekor

dengan di tambah pakan hijauan. Pakan konsentrat terdiri dari pellet,

bekatul, dan ampas tahu. Satu ekor indukan mampu berproduksi 4 kali

dalam setahun, yaitu per tiga bulan sekali denga asumsi satu bulan

bunting dan dua bulan sapih. Satu ekor indukan ideal beranak delapan

ekor. Saat ini usaha yang dilakukan adalah penjualan bibit, yaitu

menyediakan bibit sapih siap penggemukan atau di buat indukan

kembali.

C. Peluang pasar

Kelinci yang di ternakkan adalah kelinci jenis pedaging. Kebutuhan

daging yang lumayan tinggi namun kebutuhan akan bibit kelinci yang
belum terpenuhi. Sehingga kedepannya, peternak ini mampu

menyediakan bibit kelinci yang unggul. Penjualan sudah keluar kota

dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat bantunya.

Permintaan yang masih tinggi membuat peternak ini tertantang untuk

mengembangkan kelinci – kelincinya.

Kebutuhan yang masih sangat tinggi ini alasan mendasar

berjalannya ternak kelinci. Pemasaran keluar kota dengan

memperkenalkan produk melalui jejaring sosial. Permintaan akan

daging kelinci kebanyakan adalah bentuk partai, artinya pembeli

membeli jalam jumlah yang banyak.

D. Kendala dan Penanggulangan

Kendala yang sering di hadapi di peternakan kelinci terjadi karena

beberapa factor, diantaranya :

- Penyakit scabies.

Penyakit ini sering muncul di ternak kelinci terutama pada

bagian telinga. Penyebaran penyakit yang sangat cepat akan

menyebabkan kerugian yang cukup signifikan. Dilihat dari harga

jual yang turun serta angka kematian yang di timbulkan cukup

tinggi.

- Kematian pada musim pancaroba

Kematian tinggi pada musim pancaroba dikarenakan kelinci

sering terserang kembung dan mencret. Pada studi lapangan,


ternak yang sudah terserang mencret kemungkinan untuk

kembali pulih sangat kecil, kebanyakan akan mati.

Penanggulangan untuk mengurangi resiko resiko di atas adalah

dengan melakukan sanitasi kendang, pakan hijauan yang di angin

anginkan, pengobatan, dan antisipasi penyakit.

E. Rencana Kedepan

Rencana kedepan yang dilakukan adalah pengembangan ternak

kelinci pedaging. Kelinci yang di kembangkan adalah penyedia bibit

kelinci. Pengembangan kelinci pedaging dari pada kelinci konntes karena

pada kelinci kontes bibit harus di impor, kemudian postur tubuh,

pemasaran harus ada relasi, dan harga yang sangat mahal dengan resiko

yang sama dengan ternak pedaging.

Kelinci yang akan di kembangkan berupa kelinci yang akan

didatangkan langsung dari balai – balai pengembangan peternakan. Hal

ini dilakukan untuk mendapatkan bibit yang bagus yang nanti akan di

kembangkan menjadi generasi – generasi selanjutnya.


Analisa Kelayakan Usaha Peternakan Kelinci
Tabel 1. Identitas Responden
NO IDENTITAS URAIAN
RESPONDEN
1 Nama Terang Joko
2 Alamat Klabaran, Sumberejo Ngablak, Magelang
3 Pekerjaan Petani/Peternak
4 Jenis Kelamin Laki - laki
5 Pendidikan SMK
6 Pekerjaan Utama Petani
7 Jumlah Anggota -
Keluarga
8 Bergabung dengan -
Kelompok
9 Pengalaman Beternak 15 Tahun
10 Pernah mengikuti -
pelatihan

Tabel 2. Data Ternak


NO DATA TERNAK URAIAN
1 Jenis Ternak Kelinci
2 Jangka Waktu 3 bulan
Produksi
3 Populasi
a. Jantan 10 ekor
b. Betina 50 ekor
4 Ukuran kandang 6 x 10 meter
5 Jumlah kandang 2 kandang
6 Kepemilikan kandang Milik sendiri

Tabel 3. Biaya Investasi (Tahun ke 0)


NO URAIAN JUMLAH HARGA BIAYA (RP)
SATUAN (RP)
1 Lahan 1 100.000.000 100.000.000
2 Kandang 8 1.000.000 8.000.000
3 Peralatan
Tempat makan 100 5.000 500.000
Box beranak 50 20.000 1.000.000
Drigen 20 liter 20 30.000 600.000
4 Listrik 1 1.350.000 1.350.000
5 Indukan 60 1.500.000 90.000.000
TOTAL BIAYA INVESTASI 201.450.000
Tabel 4. Biaya Tetap (Fixed Cost)
NO URAIAN JUMLAH UMUR HARGA HARGA PENYUSU
AWAL AKHIR TAN
1 Kandang 8 10 th 8.000.000 100.000 790.000
2 Tempat pakan 100 5 th 500.000 0 100.000
3 Box beranak 50 10 th 1.000.000 0 100.000
4 Drigen 20 liter 20 10 th 600.000 0 60.000
TOTAL BIAYA TETAP 1.050.000

Table 5. Biaya Variable (Variable Cost)


NO URAIAN JUMLAH HARGA SATUAN HARGA
KEBUTUHAN / Th VARIABLE
1 Pakan 438 kg 8.000/kg 3.704.000
2 Tenaga 1 orang 1.500.000/ bulan 18.000.000
3 Obat obatan
Vitamin B 200 botol 16.000 3.200.000
Obat cacing 20 box 135.000 2.700.000
Obat Scabies 6 botol 465.000 2.790.000
4 Listrik 1 10.000 / bulan 120.000
TOTAL BIAYA VARIABEL 30.514.000

Tabel 6. Total Penerimaan


NO PRODUKSI JUMLAH HARGA JUAL PENERIMAAN
PRODUKSI
1 Sapihan 1500 ekor 100.000/ekor 150.000.000
4. Urine 480 liter 5.000/liter 2.400.000
TOTAL PENERIMAAN 152.400.000
PEMBAHASAN

A. Totat Biaya

TB = biaya tetap + biaya variable

TB = 1.050.000 + 30.514.000

TB = Rp. 31.564.000

B. Pendapatan / revenue

- Sapihan = 1500 ekor x 100.000 = 150.000.000

- Urine = 480 liter x 5.000 = 2.400.000

Total penerimaan =

150.000.000 + 2.400.000

= Rp. 152.400.000

C. Laba / profit

Laba = 152.400.000 – 31.564.000

Rp. 120.836.000

D. Break event point (BEP)

Biaya tetap = 1.050.000

Biaya variable/unit = 30.514.000 / 1500 = 20.336

a. BEP unit

= 1.050.000/ (100.000-20.336)

= 13 unit

b. BEP Rupiah

= 1.050.000/((100.000-20.336)/100.000)

= Rp. 1.312.500
E. Payback Period

= 201.450.000 / 120.836.000

= 1,6 tahun
FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai