Anda di halaman 1dari 23

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan atas segalanya berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
”Makalah Keperawatan Bencana” ini sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat dan Managemen Bencana. Makalah ini kami susun untuk
menambah pengetahuan kami mengenai jenis bencana dan karakteristiknya, data kejadian
dan permasalahannya serta karakteristik korban dan penanganan yang diperlukan. Kami
menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi penulisan, isi
dan juga penggunaan tata bahasa yang kurang tepat dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan pembaca pada umumnya,
semoga Tuhan memberi berkat-Nya bagi kita semua.

Yogyakarta, 16 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA..................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Gempa Bumi dan Tsunami..............................................................................................................2
B. Gunung Meletus..............................................................................................................................8
C. Tanah longsor dan Banjir...............................................................................................................14
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terjadinya berbagai bencana yang terjadi di negeri Indonesia. ini selalu menyisakan
duka bagi rakyat. Meski banyak retorika dibangun untuk mengatasi hal ini, baik pada
masa Orde Baru maupun pada masa Orde Reformasi. Namun, seringkali tidak dibarengi
dengan tindakan dan kebijakan nyata. Peningkatan bencana alam terus terjadi dari tahun
ke tahun. Bahkan, sampai pertengahan 2007 jumlah bencana di Indonesia mencapai 647
bencana alam meliputi banjir, longsor, gempa bumi, dan angin topan dan gunung meletus.
Akibat dari gempa bumi tersebut banyak korban jiwa dan banyak kerugian yang terjadi
pada Negara Indonesia.

Bencana struktural, bencana alam maupun bencana kemanusiaan terus terjadi di Negara
ini. tercatat bencana besar terjadi Jakarta, Jawa Tengah, Semarang, Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur dan beberapa lokasi lainnya.Fenomena banjir bandang dan tanah
longsor adalah suatu fenomena alam yang jamak di muka bumi ini. Secara umum, ketika
sebuah sistem aliran sungai yang memiliki tingkat kemiringan (gradien) sungai yang
relatif tinggi (lebih dari 30% atau lebih dari 27 derajat) apabila di bagian hulunya terjadi
hujan yang cukup lebat, maka potensi terjadinya banjir bandang relatif tinggi. Tingkat
kemiringan sungai yang relatif curam ini dapat dikatakan sebagai faktor “bakat” atau
bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu faktor pemicu. Sedangkan di sisi lain
Indonesia adalah negara yang memiliki paling banyak gunung berapi aktif di seluruh
dunia.

Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik beserta Lempeng Indo-Australia adalah tiga


lempeng tektonik aktif yang menyebabkan terjadinya zona-zona tumbukan yang
kemudian membentuk gunung-gunung berapi ini. Indonesia diperkirakan memiliki 129
gunung berapi, semuanya diawasi dengan hati-hati oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi. Hal ini dilakukan karena sejumlah gunung berapi di Indonesia terus
menunjukkan aktivitas. Apalagi, diperkirakan lebih dari lima juta orang tinggal di bawah
daerah pegunungan "zona bahaya", yang di perkirakan akan membahayakan banyak
nyawa. Adapun kejadian gempa yang dapat terjadi di daerah – daerah yang terletak di
lempengan yang berbahaya deperti daerah Sumatra. Gempa yang terjadi di Negara
Indonesia banyak sekali terjadi dan menewaskan banyak korban serta kerugian yang
besar, karena hal ini Negara juga membutuhkan banyak bantuan dan sumbangan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gempa Bumi dan Tsunami

1. Jenis gempa dan karakteristik tsunami


a. Jenis Gempa
1) Berdasarkan kekuatannya atau Magnitudo (M) berskala Richter (SR)
a) Gempa bumi sangat besar M > 8 SR
b) Gempa bumi besar M 7 ‐ 8 SR
c) Gempa bumi merusak M 5 ‐ 6 SR
d) Gempa bumi sedang M 4 ‐ 5 SR
e) Gempa bumi kecil M 3 ‐ 4 SR
f) Gempa bumi mikro M 1 ‐ 3 SR
g) Gempa bumi ultra mikro M < 1 SR

2) Berdasarkan proses kemunculan dan kesudahannya, Mogi membedakan


gempa bumi atas beberapa jenis, di antaranya:
a) Gempa bumi utama (main shock) langsung diikuti gempa bumi susulan
tanpa gempa bumi pendahuluan (fore shock).
b) Gempa bumi sebelum terjadi gempa bumi utama diawali dengan adanya
gempa bumi pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa bumi
susulan.
c) Gempa bumi terus‐menerus dan dengan tidak terdapat gempa bumi
utama yang signifikan disebut gempa bumi swarm. Biasanya dapat
berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan atau lebih. Terjadi
pada daerah vulkanik seperti di Gunung Lawu 1979, dan Kemiling,
Bandar Lampung 2006.

3) Berdasarkan penyebab terjadinya dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:


a) Gempa volkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan
gunung berapi.
b) Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran
lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gema
bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat.
c) Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi ynag disebabkan oleh
tanah longsor, gua-gua yang runtuh dan sejenisnya. Tipe seperti ini
hanya berdampak kecil dan wilayahnya sempit.

2
3

b. Karakteristik Tsunami
1) Diakibatkan gempa bumi yaitu:
a) Magnitude gempanya (M) ≥7,0 SR
b) Kedalaman gempanya (h) dangkal ≤60 km
c) Pusat gempa (episenter) berada di dasar laut
d) Jenis patahan adalah normal fault atau thrust fault
2) Karakteristik tsunami
1. Tinggi gelombangnya ditengah laut mencapai ±5 meter. serentak
sampai pantai tinggi gelombang ini dapat mencapai 30 meter.
2. Panjang gelombang tsunami (50-200) km jauh lebih besar dari
gelombang pasang laut (50-150) meter.

2. Data kejadian dan permasalahannya


a. Aceh (magnitudo 9,3)
Gempa ini tercatat sebagai gempa terbesar di Indonesia dalam kurun waktu 18
tahun terakhir. Gempa terjadi pada Minggu, 26 Desember 2004, pukul 09.00
WIB. Sekitar 30 menit setelah gempa, terjadi tsunami di Aceh yang menelan lebih
dari 160.000 korban jiwa. Gelombang tsunami setinggi 35 meter ini tidak hanya
meluluhlantakkan Aceh, tetapi juga menyapu sepanjang pesisir barat Sumatera,
bahkan menjangkau daratan Sri Lanka dan Semenanjung India. Gempa dan
tsunami ini menghancurkan kehidupan warga Aceh, mayoritas bangunan rata
dengan tanah, banyak yang kehilangan sanak saudara karena menjadi korban
bencana ini.

b. Nias (magnitudo 8,7)


Pulau Nias, Sumatera Utara, pernah diguncang gempa dengan magnitudo 8,7 pada
28 Maret 2005 dan merenggut lebih dari 300 korban jiwa. Gempa tektonik yang
mengguncang selama kurang lebih 5 menit ini terjadi jelang tengah malam pukul
23.09 WIB. Sesaat setelah itu, muncul sirene peringatan dini akan adanya potensi
tsunami.

c. Pangandaran (magnitudo 7,7)


Pada 17 Juli 2006, Pulau Jawa juga diguncang gempa, tepatnya di lepas Pantai
Pangandaran, Jawa Barat. Gempa ini berkekuatan magnitudo 7,7 dan
menimbulkan gelombang tsunami setinggi 21 meter. Tinggi gelombang saat itu
lebih tinggi dari perkiraan tinggi gelombang yang dihasilkan dari gempa
berkekuatan magnitudo 7,7. Gempa Pangandaran ini disebut sebagai "Tsunami
Earthquake" sebagaimana dijelaskan oleh Kanamori (1972). Berdasarkan data
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), korban yang ditimbulkan dari bencana ini
adalah 668 orang tewas, 65 hilang dan diasumsikan tewas, sementara 9.299 orang
mengalami luka-luka.
4

d. Bengkulu (magnitudo 7,9)


Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 7,9 dengan kedalaman 10 kilometer
pernah mengguncang Bengkulu pada 12 September 2007. Gempa tersebut disebut
oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (sekarang BMKG) dan juga Stasiun
Geofisika Lampung sebagai gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami.
Namun, peringatan itu dicabut dan tidak terjadi gelombang tsunami di wilayah itu.

e. Aceh (magnitudo 8,5)


Untuk kedua kalinya, Aceh dilanda gempa besar, dengan magnitudo 8,5 pada 11
April 2012. Posisi gempa terjadi di daerah yang diketahui jarang timbul gempa,
yaitu daerah yang merupakan Ninety East Ridge (NER). Gempa pada 2012 ini
kembali memicu gelombang tsunami, tetapi tergolong tsunami kecil dengan
ketinggian 1 meter di wilayah Nias, 80 cm di Meulaboh, dan 6 cm di wilayah
Sabang.

f. Mentawai (magnitudo 7,8)


Pada 2 Maret 2016, terjadi gempa bumi dengan magnitudo 7,8 di Kepulauan
Mentawai, Sumatera Barat. Sebelumnya, gempa ini diumumkan memiliki
magnitudo 8,3, tetapi kemudian diralat oleh BMKG menjadi 7,8. Gempa
berlangsung kurang dari 1 menit dan dirasakan oleh masyarakat tidak hanya di
Kepulauan Mentawai, tetapi juga masyarakat Kota Payakumbuh dan Kabupaten
Limapuluh Kota.

g. Lombok (magnitudo 7,0)


Setelah diguncang gempa pada 29 Juli 2018, Lombok kembali dilanda gempa
bumi pada Minggu (5/8/2018). Kali ini, dengan magnitudo 7,0. Gempa ini
sebelumnya didahului dengan serangkaian gempa dengan kekuatan beragam sejak
29 Juli 2018. Gempa tak hanya dirasakan oleh masyarakat di Pulau Lombok,
tetapi juga Bali. Sebanyak 91 orang meninggal dunia, ratusan orang luka-luka,
dan ribuan orang mengungsi.
Dari 7 gempa besar yang terjadi, sebagian besar melanda wilayah barat Sumatera.
Hal itu karena adanya lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang aktif
bertumbukan sehingga mengakibatkan gempa bumi tektonik.

3. Karakteristik korban dan penanganan yang diperlukan


a. Karakteristik korban tsunami
1) Kematian dan luka-luka.
2) Rumah-rumah yang porak-poranda, rusak sebagian, terenjdam banjir, karam atau
terbakar.
5

3) Kerusakan dan kerugian harta benda lain.


4) Kapal, sampan, perahu terbawa hanyut, rusak atau hancur.
5) Katyu gelondongan hanyut terbawa air.
6) Instalasi laut hancur.
7) Hancurnya fasilitas umum seperti rel kereta api, jalan, pembangkit daya listrik,
instalasi pasokan air, dan seterusnya.
8) Pencemaran lingkunag yang disebabkan oleh barang-barang hanyut, minyak atau
substansi lainnya.
9) Mewabahnya penyakit-penyakit.

b. Penanganan yang diperlukan saat tsunami


1) Tindakan sebelum bencana
a) Pembangunan system peringatan dini.
b) Pembanguna tempat evakuasi disekitar daerah pemukiman, pembangunan
tembok penahan tsunami pada garis pantai yang berisiko penanaman
mangrove serta tanaman lainnya di sepanjang garis pantai untuk meredam
gaya air tsunami.
c) Meningkatkan pengetahuan masyarakat local khususnya yang tinggal di
pinggir pantai tentang tsunami dan cara-cara penyelamatan dini terhadap
bahaya tsunami.
d) Melaporkan secepatnya jika mengetahui tsunami kepada etugas yang
berwenang : kepala desa, polisis, stasiun radio, SATLAK PB maupun
institusi terkait.
e) Siapkan beberapa cara untuk berkomunikasi keluar, dengan asumsi ponsel
tidak berfungsi
f) Cari tahu informasi bencana melalui radio atau sumber informasi yang
tersedia untuk menghindari bahaya.

2) Tindakan saat bencana


a) Segera jauhi pantai dan sungai ke tempat tinggi saat gempa kuat terjadi.
b) Waspada apabila terjadi air surut. Jangan hampiri tetapi segeralah naik
ketempat tinggi.
c) Pergi ke temat evakuasi. Ikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan menuju
tempat aman terdekat.
d) Jika berada dalam perahu atau kapal di tengah laut, dan terdengar kabar
tsunami, jnagan mendekat ke pantai tetapi arahkan perahu ke laut.
e) Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jnagan segera turun
ke daerah rendah. Biasanya hgelombang berikutnya akan menerjang.

3) Tindakan setelah bencana


6

a) Hindari instalasi listrik bertegangan tinggi dan laporkan jika menemukan


kerusakaan kepada PLN.
b) Hindari memasuki wilayah kerusakan kecuali setelah dinyatakan aman.
c) Jauhi reruntuhan bangunan.
d) Laporkan diri ke lembanga pemerintahan, Lembaga adat atau Lembaga
keagamaan.
e) Menghindari penggunaan lilin karena dapat mengakibatkan kebakaran.
f) Memeriksa luka-luka. Memberi bantuan P3K untuk diri sendiri dan
kemudian membantu oranglain samai mendapat bantuan.
g) Membantu tetangga yang memerlukan bantuan khusus bayi, orang jompo,
orang disabilitas dan lainnya yang membutuhkan bantuan.

c. Karakteristik korban gempa


1) Robohnya bangunan tinggi.
2) Jaringan komunikasi terganggu.
3) Menimbulkan banyak pengangguran dan transportasi terganggu.
4) Memunculkan bencana tambahan sepeti longsor, dan tsunami.
5) Terjadnya kebakaran yaitu hubungan arus pendek akan terjadi ketika ada gempa
bumi.
6) Kewaspadaan akan bencana semakin meningkat
7) Kepadatan pendudukberkurang.
8) Keseimbangan alam terjaga dikarenakan dari gempa yang terjadi dibeberapa
tempat ini tentunya akan memunculkan beberapa gunung serta dataran yang
baru.
9) Sebagai bahan pembelajaran bagai para pakar gemba bumi untuk mencari tahu
cara untuk menyelamatkan diri dari bencana dan seberapa kuat tekanan gempa
disetiap tempat.

d. Penanganan yang diperlukan saat gempa


1) Sebelum kejadian
a) Perabot rumah diatur menempel pada dinding (dipaku atau diikat) untuk
menghindari jatuh, roboh, dan bergeser saat terjadi gempa.
b) Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah.
c) Cek kestabilan benda yang tergantung dan dapat jatuh pada saat gempa
bumi terjadi.
d) Matikan aliran air, gas, dan listrik apabila sedang tidak digunkaan
e) Simpan bahan yang mudah terbakar pada temapat yang aman dan tidak
mudah pecah untuk menghindari kebakaran.
f) Perhatikan letakpintu, elevator, serta tangga darurat sehingga apabila terjadi
gempa bumi dapat mengetahui jalan keluar bangunan atau tempat yang
paling aman.
7

g) Tentukan jalan melarikan diri: pastikan anda tahu jalan paling aman untuk
meninggalkan rumah setelah gampa.
h) Tentukan tempat bertemu jika teman atau anggota keluarga terpencar,
tentukan tdua tempat bertemu. Pertama semestinya lokasi yang aman dekat
rumah, dan kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa.
i) Persiapkan makanan praktis untuk bertahan hidup sampai bantuan datang.
j) Siapkan beberapa cara untuk berkomunikasi keluar dengan asumsi ponsel
tidak berfungsi.
k) Pelajari cara memberikan pertolongan pertama sebab ambulans dating
terlambat lantaran jalan terputus.
l) Adakan latihan cara melindungi diri dari gempa bui, seperti berlindung di
bawah meja, berlari sambal melindungi diri, dll.

2) Saat kejadian
a) Saat berada didalam rumah atau Gedung
(1) Tetap tenang dan tidak panik, akan membawa kita melakukan langkah-
langkah yang benar dan cepat namun tidak sembrono.
(2) Cabut semua peralatan listrik dan gas. Tindakan ini dilakukan untuk
menghindari kerusakan peralatan elektronik dan kemungkinan
terjadinya kebakaran.
(3) Berlindung di bawah meja atau kursi yang kokoh untuk melindungi dari
jatuhan benda-benda keras akibat gempa.
(4) Segera mungkin lari keluar rumah menuju ke tempat terbuka (jauh dari
bangunan atau pohon besar).

b) Saat berada dalam perjalanan


(1) Tetap tenang dan tidak panik. Kepanikan kadang membuat diri kita
celaka karena kita tergesa-gesa dan sembrono dalam bertindak.
(2) Parkir kendaraan di tempat yang aman yang jauh dari pohon, bangunan
dan sebgaainya serta aman dari pencurian kendaraan..
(3) Sesegera lari ke luar kendaraan menuju ke tempat terbuka atau jika
tidak sempat keluar tetap di dalam kendaraan dengan posisi menunduk
lindungi kepala dengan berpegangan.
(4) Di daerah pantai setelah merasa gempa serta diikuti dengan air laut
surut secara tiba-tiba dan sangat cepat, maka segera tinggalkan pantai
sesegera mungkin menuju ke tempat yang lebih tinggi karena hal
tersebut merupakan indikasi akan datangnya gelombang tsunami.

3) Setelah kejadian
a) Mengecek anggota keluarga dan sanak saudara untuk mengetahui jumlah
yang selamat dan korban jiwa akibat bencana.
8

b) Menyiapkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan secara


terkoordinasi bagi semua pengungsi.
c) Menyiapkan tenda-tenda darurat untuk berteduh.
d) Segera menghubungi dan mendatangi posko-posko bantuan untuk
mendapatkan makanan bergizi, selimut, dan obat-obatan serta
memeriksakan diri agar terhindar dari penyakit yang umum pasca bencana
seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas, penyakit kulit, dan penyakit
menular.
e) Melakukan rehabilitasi dan rekontruksi daerah pasca bencana (oleh
pemerintah pusat maupun daerah).

B. Gunung Meletus

1. Jenis-Jenis Gunung Berapi dan Karakteristiknya


a. Stratovolcano
Gunung berapi komposit ini terdiri atas abu vulkanik serta lava yang mengeras.
Gunung jenis ini merupakan yang paling dominan di Indonesia karena letaknya
di dalam Cincin Api Pasifik dimana hal tersebut menimbulkan tumbukan berupa
titik-titik panas di kedalaman 200-250 km yang apabila naik akan membentuk
differensiasi magma dan menyebabkan terbentuknya stratovolcano.

b. Kaldera vulkanik
Gunung ini terbentuk dari tanah yang jatuh akibat adanya letusan vulkanik.
Kaldera sendiri merupakan fitur vulkanik. Di Indonesia, gunung jenis ini yang
muncul akibat letusan supervulkan yang membentuk sebuah danau dimana
sekarang dikenal dengan Danau Toba. Letusan hebat pada tahun 1883 tahun ini
menyebabkan musim dingin vulkan selama enam tahun.

c. Gunung berapi strato


Gunung api jenis ini memiliki lapisan lava yang bercampur dengan hasil
vulkanis lainnya seperti debu, pasir, kerikil dan bom. Gunung dengan tipe ini
adalah Gunung merapi yang tercatat sebagai gunung yang sangat berbahaya
karena setiap dua sampai lima tahun sekali mengalami erupsi.

d. Gunung api maar


Maar memiliki arti kawah. Maar ini muncul hanya dalam satu kali letusan
dimana setelah itu aktivitas vulkanis berhenti. Gunungn Lamongan di Jawa
Timur merupakan salah satu jenis gunung ini. Gunung dengan 60 puncak itu
dikelilingi 27 maar yang garis tengahnya berkisar antara 150 hingga 700 meter.
9

2. Penyebab Gunung Meletus


a. Peningkatan gempa vulkanik
Frekuensi gempa meningkat dimana dalam waktu sehari dapat terjadi puluhan
gempa tremor yang tercatat di alat Seismograf, juga terjadi peningkatan aktivitas
seismic dan kejadian vulkanis lainnya yang disebabkan oleh pergerakan magma.
Kejadian ini dapat meningkatkan status gunung menjadi level waspada.

b. Suhu kawah meningkat secara signifikan


Magma naik dan mencapai lapisan kawah paling atas, kenaikan magma
disebabkan karena pergerakan tektonik pada lapisan bumi dibawah gunung yang
membuat magma naik ke atas, sehingga suhu di sekitar kawah meningkat.
Hewan gelisah kemudian turun gunung dan air tanah di sekitar gunung menjadi
kering.

c. Terjadinya deformasi badan gunung


Disebabkan karena meningkatnya gelombang magnet dan listrik sehingga
menyebabkan perubahan struktur batuan gunung.

d.  Lempeng-lempeng bumi yang saling berdesakan


Lempeng yang berdesakan menyebabkan   tekanan besar menekan dan
mendorong permukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai gejala tektonik,
vulkanik dan meningkatkan aktivitas geologi gunung, serta menyebabkan
perubahan struktur dalam gunung berapi.

e. Akibat tekanan yang sangat tinggi


Cairan magma yang naik ke atas dan masuk ke saluran kawah apabila terdapat
sumbatan, bisa menimbulkan ledakan yang dikenal dengan letusan gunung
berapi, dimana tekanan semakin tinggi akan menyebabkan ledakan semakin
keras.

3. Data Kejadian Gunung Meletus


a. Gunung Kelud
Gunung Kelud terletak di provinsi Jawa Timur. Gunung dengan letusan
berkekuatan 5 menurut Volcanic Explosivity Index ini telah meletus sebanyak
30 kali sejak tahun 1000 M dan terakhir meletus pada awal tahun 2014. Gunung
api yang letusannya pada tahun 2007 memunculkan kubah lava ini terbentuk
akibat proses subduksi antara lempeng benua Indo-Australia dengan Eurasia.
Letusan Kelud 2014 adalah rangkaian peristiwa gunung berapi yang terjadi di
10

Gunung Kelud, Jawa Timur, Indonesia. Aktivitas seismik dimulai pada awal
Februari 2014, tepatnya pada tanggal 2 Februari 2014, saat statusnya dinaikkan
menjadi Waspada yang akhirnya menyebabkan letusan gunung berapi besar pada
hari Kamis tanggal 13 Februari 2014 yang melontarkan material vulkanik hingga
menutupi hampir seluruh Pulau Jawa. Abu vulkanik dari letusan tahun 2014
yang menjangkau Yogyakarta. Letusan Kelud 2014 dianggap lebih dahsyat
daripada tahun 1990. Meskipun hanya berlangsung tidak lebih daripada dua hari
dan memakan 4 korban jiwa akibat peristiwa ikutan, bukan akibat langsung
letusan.

b. Gunung Sinabung
Gunung Sinabung adalah gunung yang terletak di Kabupaten Karo. Gunung
Sinabung setinggi 2.460 meter dari permukaan laut di Kabupaten Tanah Karo,
Sumatera Utara meletus setelah terlelap 400 tahun.Gunung Sinabung ternyata
menyimpan ancaman besar di dalam perutnya berupa asap hitam dan debu
vulkanik Sekitar 26 ribu warga yang tinggal di kaki gunung terpaksa mengungsi
ke Brastagi dan Kaban Jahe. Gunung Sinabung pada Senin 19 Febuari 2018
sekitar pukul 08.53 WIB. Tinggi letusan diperkirakan mencapai 5.000 meter dari
puncak Gunung Sinabung. Dampak letusan Gunung Sinabung juga terjadi di
Desa Juta Rakyat, Kecamatan Namanteran. Di daerah itu terjadi hujan kerikil
yang menimpa rumah warga ketika erupsi berlangsung. Hujan kerikil tersebut
menyebabkan sebagian besar warga keluar desa untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan.Meskipun tercatat tidak pernah meletus sejak tahun
1600, masyarakat dikejutkan dengan kembali aktifnya gunung yang terletak di
Sumatra Utara ini ketika meletus pada 2010 dan terakhir pada 19 Februari 2018
hingga saat ini. Gunung Sinabung memiliki ketinggian 2.451 m dari permukaan
laut dan ketika meletus pada 2010 menyebabkan 12.000 warga mengungsi.

c. Gunung Tambora
Gunung yang meletus dahsyat pada bulan April tahun 1815 dengan skala 7 ini
terletak di Pulau Sumbawa. Gunung dengan ketinggian 2.850 meter dari
permukaan laut ini menebarkan abu vulkanik hingga Kalimantan, Sulawesi,
Jawa dan Sumatra ketika meletus. Letusan yang membunuh sekitar 12.000 jiwa
ini menyebabkan perubahan iklim secara drastis di Amerika Utara dan Eropa.

d. Gunung Agung
Gunung Agung adalah sebuah gunung berapi di pulau Bali di Indonesia yang
meletus pada tahun 2017, dan menyebabkan ribuan orang mengungsi dan
mengganggu perjalanan udara. Hingga 27 November 2017, tingkat siaga berada
pada level tertinggi dan perintah evakuasi telah dikeluarkan. Letusan tersebut
menyebabkan sekitar 40.000 orang harus dievakuasi dari 22 desa di sekitar
11

Gunung Agung. Letusan ini juga menyebabkan bandara sekitar gunung tersebut
ditutup. Bandara Internasional Lombok, yang terletak di pulau tetangga Lombok,
ditutup pada 26 November, namun dibuka kembali keesokan harinya. Bandara
Internasional Ngurah Rai, terletak di ujung selatan pulau dan barat daya dari
gunung berapi, ditutup pada 27 November. Lebih dari 400 penerbangan
dibatalkan dan sekitar 59.000 penumpang tetap tinggal.Penutupan bandara akan
diperpanjang sampai 30 November.

e. Gunung Bromo
Gunung Bromo terletak di empat kabupaten yaitu Probolingo, Pasuruan,
Lumajang dan Malang dengan ketinggian 2.329 m dari permukaan air laut.
Gunung ini memiliki sejarah letusan yang panjang dimulai dari tahun 1775
hingga 2015-2016 tercatat ada puluhan kali letusan.

f. Gunung Merapi
Gunung Merapi adalah gunung berapi yang terletak di perbatasan antara Jawa
Tengah dan Yogyakarta. Gunung ini merupakan salah satu gunung api teraktif di
Indonesia. Erupsi terjadi dalam kurun waktu 2-5 tahun sekali. Letusan kecil
terjadi tiap 2-3 tahun dan yang lebih besar terjadi 10 -15 tahun sekali. Rangkaian
letusan pada bulan Oktober dan November Tahun 2010 merupakan letusan
terbesar sejak letusan tahun 1872 yang memakan korban jiwa sebanyak 273
orang. Gunung yang terletak di Yogyakarta ini telah meletus sebanyak 68 kali
sejak tahun 1548.

4. Karakteristik Korban Gunung Meletus:


a. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Penyakit ISPA kerap menghantui para pengungsi bencana gunung meletus.
Pasalnya, gunung meletus biasanya akan mengeluarkan hamparan debu yang
dapat menyebabkan ISPA jika terhirup manusia. Saat gunung Kerinci di Jambi
meletus pada 2016 lalu, dilaporkan ada sebanyak 61 warga terjangkit ISPA.
Kebanyakan dari pengungsi yang terkena ISPA adalah anak-anak, bahkan
sebelas di antaranya bayi. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh pengaruh
semburan abu vulkanik yang terjadi di sekitar mereka
b. Luka bakar dengan berbagai derajat keparahannya.
c. Cedera dan penyakit langsung akibat batu, kerikil, larva dan lain-lain.
d. Dampak abu gunung berapi (baik berbagai jenis gas seperti S02, H2S,N02 dan
lain-lain serta debu dalam bentuk TSP atau PM 10\/5\/2.5.
e. Perburukan penyakit yang sudah lama diderita oleh pasien\/pengungsi.
f. Dampak lain seperti kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh
karena panik, kontaminasi makanan dan lain-lain.
12

5. Penanggulangan Bencana Gunung Merapi


a. Penanggulangan Pra Bencana Gunung Meletus:
Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung api
antara lain :
1) Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-
ancamannya;
2) Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman;
3) Membuat sistem peringatan dini;
4) Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status
gunung api;
5) Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang
diterbitkan oleh instansi berwenang;
6) Membuat perencanaan penanganan bencana;
7) Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan
bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika
diperlukan;
8) Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting;
9) Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api
(dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).
Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan
status gunung api lewat radio komunikasi.

b. Penanggulangan Intra Bencana Gunung Meletus


Penanganan yang harus di lakukan pada saat terjadi gunung meletus atau becana.
1) Mengetahui lokasi bencana dari informasi yang di dapat, dan harus
memperhatikan hal-hal berikut.
a) Lengkapi semua informasi. Dan klasifikasi kebenaran berita
b) Bila benar berita di laporkan sesuai ketentuan (alur pelaporan)
c) Berita distribusikan untuk kordinasi dengan unit kerja terkait (persiapan
tim)
d) Puskodalmet di bentuk (aktifkan organisasi kerangka/ organisasi tugas
yang sudah ditetapkan saat preparednees)
e) Sistem Komunikasi memegang peran penting
f) Tugas pengendalian fasilitas dan logistic seperti :
(1) Mampu mengetahui dan menyiapkan kebutuhan semua unit kerja
( fasilitas Puskodal, fasilitas dan logistik di lapangan)
(2) Menyiapkan dan berkoordinasi dgn sektor lain dalam penyiapan
kebutuhan korban (RS lapangan, shektering pengungsi, jamban, air
bersih, transportasi tim dan korban)
(3) Mempu mengelola semua bantuan logistik dari hasil koordinasi
atau bantuad)
13

2) Lokasi bencana tindakan yang harus di lakukan


a) Lakukan seleksi korban
b) Untuk memberikan prioritas pelayanan
c) Gunakan Label / Tag
d) Penyelamatan dan mengefaluasi korban maupun harta benda
e) Memenuhi kebutuhan dasar
f) Penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana
g) Perlindungan
h) Pengurusan pengungsi

3) Yang sebaiknya dilakukan oleh setiap orang jika terjadi letusan gunung api
antara lain :
a) Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran
sungai kering dan daerah aliran lahar;
b) Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
c) Masuk ruang lindung darurat;
d) Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
e) Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya;
f) Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti
kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke
dalam mata;
g) Jangan memakai lensa kontak;
h) Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
i) Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan
kedua belah tangan.

c. Penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus


Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca bencana yaitu:
1) Rehabilitasi:
a) Perbaikan lingkungan daerah bencana.
b) Perbaikan prasarana dan sarana umum.
c) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
d) Pemulihan social psikologis.
e) Pelayanan kesehatan
f) Rekonsiliasi dan resolusi konflik
g) Pemulihan social ekonomi budaya
h) Pemulihan keamanan dan ketertiban
i) Pemulihan fungsi pemerintahan, dan
j) Pemulihan fungsi pelayanan public.
14

2) Rekonstruksi
a) Pembangunan kembali prasarana dan sarana
b) Pembangunan kembali sarana social masyarakat
c) Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat
d) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang
lebih baik
e) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan
dunia usaha dan masyarakat.
f) Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya
g) Peningkatan fungsi pelayanan public, dan
h) Peningkatam pelayanan utama dalam masyarakat.

6. Peran Perawat dalam Tanggap Bencana


Peran perawat pada pra-bencana:
a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya.
b. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintah, organisasi lingkungan,
palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana
kepada masyarakat.
c. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan
kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi hal-hal berikut.
1) Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)
2) Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota
keluarga yang lain.
3) Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa
persediaan makanan dan penggunaan air yang aman.
4) Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat
seperti dinas kebakaran, rumah sakit, dan ambulans.

C. Tanah longsor dan Banjir


1. Jenis banjir dan karakteristik kejadian longsor dan banjir
a. Jenis tanah longsor
Peristiwa banjir yang terjadi tentunya bermacam-macam tergantung pada
penyebabnya. Oleh karena itu, terjadinya banjir dilihat dari penyebabnya terbagi
menjadi beberapa jenis, antara lain:
1) Banjir Air
Banjir air merupakan banjir yang sering sekali terjadi saat ini. Penyebab dari
banjir ini adalah kondisi air yang meluap di beberapa tempat, seperti sungai,
15

danau maupun selokan. Meluapnya air dari tempat-tempat tersebut yang


biasanya menjadi tempat penampungan dan sirkulasinya membuat daratan
yang ada di sekitarnya akan tergenang air. Banjir ini biasanya terjadi karena
hujan yang begitu lama sehingga sungai, danau maupun selokan tidak lagi
cukup untuk menampung semua air hujan tersebut.
2) Banjir Cileuncang
Banjir ini sebenarnya hampir sama dengan banjir air. Tetapi banjir
cileuncang ini terjadi karena hujan yang derat dengan debit/aliran air yang
begitu besar. Sedemikian sehingga air hujan yang sangat banyak ini tidak
mampu mengalir melalu saluran air (drainase) sehingga air pun meluap dan
menggenangi daratan.

3) Banjir Rob (Laut Pasang)


Banjir laut pasang atau dikenal dengan sebutan banjir rob merupakan jenis
banjir yang disebabkan oleh naiknya atau pasangnya air laut sehingga
menuju ke daratan sekitarnya. Banjir jenis ini biasanya sering menimpa
pemukiman bahkan kota-kota yang berada di pinggir laut, seperti daerah
Muara Baru di ibukota Jakarta. Terjadinya air pasang ini di laut akan
menahan aliran air sungai yang seharusnya menuju ke laut. Karena
tumpukan air sungai tersebutlah yang menyebabkan tanggul jebol dan air
menggenangi daratan.

4) Banjir Bandang
Banjir bandang merupakan banjir yang tidak hanya membawa air saja tapi
material-material lainnya seperti sampah dan lumpur. Biasanya banjir ini
disebabkan karena bendungan air yang jebol. Sehingga banjir ini memiliki
tingkat bahaya yang lebih tinggi daripada banjir air. Bukan hanya karena
mengangkut material-material lain di dalamnya yang tidak memungkinkan
manusia berenang dengan mudah, tetapi juga arus air yang terdakang sangat
deras.

5) Banjir Lahar
Banjir lahar merupakan jenis banjir yang disebabkan oleh lahar gunung
berapi yang masih aktif saat mengalami erupsi atau meletus. Dari proses
erupsi inilah nantinya gunung akan mengeluarkan lahar dingin yang akan
menyebar ke lingkungan sekitarnya. Air dalam sungai akan mengalami
pendangkalan sehingga juga akan ikut meluap merendam daratan.

6) Banjir Lumpur
Banjir ini merupakan jenis banjir yang disebabkan oleh lumpur. Salah satu
contoh identic yang masih terjadi sampai saat ini adalah banjir lumpur
16

Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Banjir lumpur ini hampir menyerupai


banjir bandang, tetapi lebih disebabkan karena keluarnya lumpur dari dalam
bumi yang kemudian menggenangi daratan. Tentu lumpur yang keluar dari
dalam bumi tersebut berbeda dengan lumpur-lumpur yang ada di
permukaan. Hal ini bisa dianalisa dari kandungan yang dimilikinya, seperti
gas-gas kimia yang berbahaya.
b. Karakteristik banjir
1) Banjir terdiri atau mengandung banyak lumpur
Ciri yaang pertama dan yang paling melekat pada banjir lumpur adalah
mengandung banyak sekali lumpur. Material yang dibawa oleh bajir
mayoritas adalah lumpur. Karena karakteristik inilah kemungkinan istilah
banjir lumpur dipakai. Kadar lumpur yang dibawa jauh lebih dari yang
biasanya. Oleh karena kadar lumpur yang terkandung ini berjumlah banyak,
maka dari itu banjir lumpur ini terlihat lebih kental daripada banjir yang
biasanya terjadi. Selain itu, banjir lumpur ini tidak megalir deras seperti
banjir pada umumnya, karena adanya banyak lumpur yang bercampur disini.

2) Banjir terlihat lebih kental daripada banjir yang biasanya terjadi


Banjir lumpur ini bila diamati dari kenampakannya maka akan terlihat lebih
kental daripada banjir air yang umumnya terjadi. Hal ini karena banyaknya
material lumpur yang dibawa oleh banjir tersebut. Karena pada dasarnya
lumpur merupakan sesuatu yang terlihat cair namun kental, maka dari itu
banjir lumpur juga terlihat demikian ini. Terlebih apabila lumpur pada banjir
ini merupakan lumpur yang keluar dari dalam perut bumi melalui lubang
ataupun cerah. Lumpur yang langsung keluar dari dalam perut bumi ini
tidak terlalu banyak bercampur dengan air, akibatnya banjir akan terlihat
lebih kental.

3) Berasal dari lahan- lahan yang mengandung tanah liat atau lumpur
Banjir lumpur mempunyai ciri yakni berasal dari lahan- lahan pertanian
yang mengandung lumpur dan kemudian akan dihanyutkan oleh air yang
berasal dari hujan yang turun. Selain itu banjir lumpur ini juga bisa berasal
dari lumpur yang keluar secara langsung dari dalam bumi melalui lubang
ataupun celah yang ada di dalam lapisan tanah.

4) Terasa lebih licin daripada banjir pada umumnya


Banjir lumpur juga merupakan jenis banjir yang mempunyai ciri khas licin
daripada jenis banjir yang lainnya. Licin yang timbul ini berasal dari lumpur
yang dikandung oleh banjir tersebut. Kita sendiri mengetahui bahwasannya
lumpur memiliki sifat yang licin, maka otomatis banjir lumpur juga akan
menimbulkan sifat licin lebih dari banjir yang lainnya.
17

5) Banyak meninggalkan kotoran di daerah yang direndam oleh banjir


Banjir memang selalu meninggalkan banyak kerugian, tidak hanya kerugian
yang bersifat material namun juga kerugian yang bersifat non material.
Salah satu betuk kerugian non material adalah kotornya segala benda yang
dilewati oleh banjir tersebut. Baik banjir tersebut hanya lewat (terjadi dalam
waktu yang sangat singkat), ataupun sempat merendam derah atau wilayah
yang dilewatinya.

6) Karakteristik Banjir Rob


Bila kita tidak mengetahui mengenai banjir ataupun tidak paham mengenai
jenis- jenis banjir. Mungkin saja kita akan mengira bahwa penyebab banjir
yang terjadi adalah banjir yang disebabkan karena hal- hal yang umum
menyebabkan banjir. Padahal, apabila kita mengetahui, saru jenis banjir
dengan jenis banjir yang lainnya mempunyai cara penanganan yang
berbeda- beda. Oleh karena itu alangkah lebih baik apabila kita mengetahui
bersama mengenai jenis banjir yang terjadi. Untuk mengetahui jenis banjir
yang terjadi, kita bisa melihatnya dari karakteristik banjir yang sedang
terjadi.
Semua jenis banjir mempunyai suatu ciri khasnya sendiri- sendiri. Seperti
halnya banjir rob ini. kita dapat melihat suatu banjir dikatakan sebagai banjir
rob dari ciri- ciri atau karakteristik banjir itu sendiri. Banjir rob sendiri
mempunyai beberapa ciri khusus atau karakteristik khusus yang dimilikinya.
Beberapa karakteristik atau ciri- ciri banjir rob antara lain:
a) Terjadi pada saat air laut sedag pasang
b) Warna air tidak terlalu keruh
c) Tidak melulu terjadi pada saat musim penghujan tiba
d) Biasanya terjadi pada daerah yang mempunyai wilayah dataran lebih
rendah daripada wilayah lautan.
c. Karakteristik tanah longsor
1) Munculnya retakan vertikal pada tebing
2) Munculnya air tanah secara tiba-tiba
3) Air sumur di sekitar tebing menjadi keruh
4) Adanya longsoran batu-batu kecil
5) Muncul retakan-retakan di tanah dan di tembok / pagar rumah
6) Longsor-longsor kecil, tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
18

2. Data kejadian dan permasalahannya

a. Tahun 2019

B. Tahun 2018

b. Tahun 2017

c. Tahun 2016
19

d. Tahun 2015

3. Karakteristik korban dan penangan yang diperlukan


a. Karakteristik korban
1) Luka-luka
2) Diare
3) Kematian
4) Fraktur
5) Penyakit kulit
b. Penanganan yang diperlukan
1) Didirikan tenda atau posko bencana bagi para korban
2) Penerangan bagi para korban
3) Makanan dan minuman
4) Pakaian dan kebutuhan lainnya
5) Air bersih
6) Obat-obatan
7) Alat komunikasi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana. Dengan


banyaknya bencana, kesigapan dan pelaksanaan tanggap bencana harus dilakukan dengan
baik. Karena dampak yang ditimbulkan bencana tidaklah sederhana, maka penganganan
korban bencana harus dilakukan dengan terkoordinasi dengan baik sehingga korban
yang mengalami berbagai sakit baik fisik, sosial, dan emosional dapat ditangani dengan
baik dan manusiawi.
sebagai perawat kita telah dibekali pengetahuan dan pelatihan bagaimana cara mengatasi
jika terjadi bencana sehingga kita dapat melakukan berbagai tindakan tanggap bencana.
Seharusnya modal tersebut dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa keperawatan agar secara
aktif turut melakukan tindakan tanggap bencana.

B. Saran
Perawat adalah tenaga kesehatan yang sangat berkompeten untuk melakukan pelayanan
kesehatan di daerah yang sedang mengalami bencana, oleh karena itu diharapkan bagi
mahasiswa keperawatan maupun perawat yang sudah berpengalaman dalam praktik
pelayanan kesehatan mau untuk berperan dalam penanggulangan bencana yang ada
disekitar kita. Karena ilmu yang di dapat dibangku perkuliahan sangat relevan dengan
yang terjadi dimasyarakat, yaitu fenomena masalah kesehatan yang biasanya muncul
ditempat yang sedang mengalami bencana.

20
DAFTAR PUSTAKA

Azanella,Luthfia Ayu. 2018. Gempa dengan Magnitudo di Atas 7 yang Pernah Guncang
Indonesia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/06/14413681/7-gempa-dengan-magnitudo-
di-atas-7-yang-pernah-guncang-indonesia?page=all

Nur,Arief Mustofa. 2010. Gempa Bumi, Tsunami dan Mitigasinya.Balai Informasi dan
Konservasi Kebumian Karangsambung-LIPI. Kebumen

Widjaja,B Wisnu. Herlianto,Medi. 2017. Buku Pedoman latihan Kesiapsiangaan Bencana


Membangun Kesadaran, Kewaspadaan dan Kesiapsiangaan Dalam Menghadapi
Bencana. Jakarta:BNPB

Wikipedia.2011. Gunung Berapi Di Indonesia. www.wikipedia.org/wiki/gunung/berapi

Nurjannah.2013. Manajemen Bencana. Alfa Beta:Bandung

BNPB.2016. Definisi dan Jenis Bencana. https://bnpb.go.id

BPBD Tanjungbalai Kota.2019. Gunung meletus- BPBD Kota Tanjungbalai Mengadakan Buka
Bersama. https://bpbd.tanjungbalaikota.go.id

Ramli,Soehatman. 2011. Pedoman Praktis Manajemen Bencana. Dian Rakyat. Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai