Anda di halaman 1dari 4

Penggunaan Media Simulasi Phet Melalui Model Blended Learning Untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Pada Materi Perubahan Energi

Proposal penelitian
Masa penyebaran virus corona atau covid 19 tidak hanya berdampak pada dunia
perekonomian yang mulai lesu tetapi situasi tersebut juga berdampak pada dunia
pendidikan. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara, termasuk Indonesia adalah
dengan meniadakan seluruh aktivitas pendidikan di sekolah. Hal ini membuat pemerintah
dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif pendidikan agar proses pembelajaran
tidak terhenti.
Berdasarkan definisi dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan kata lain
pendidikan merupakan upaya pembelajaran yang dilakukan secara sadar dengan tujuan
tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadikannya dewasa
dalam berbagai aspek yang diperlukannnya bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Perencanaan dan usaha mencapai tujuan harus tetap dilaksanakan dalam berbagai kondisi
meskipun dalam masa pandemi seperti sekarang ini.
Melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri pemerintah
memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh
kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan
pendidikan selama pandemi COVID-19. Dalam rangka memprioritaskan kesehatan maka
pembelajaran tatap muka tidak dilaksanakan. Sebagai gantinya yaitu dengan
melaksanakan pedidikan jarak jauh (PJJ).
Menurut Permendikbud No 24 tahun 2012 dijelaskan bahwa pendidikan jarak
jauh yang selanjutnya disebut PJJ adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
informasi dan komunikasi, dan media lain. Kebijakan ini tentunya harus disikapi oleh
semua unsur pendidikan tertutama guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran. Dalam
waktu relatif singkat guru harus menyesuaikan diri dengan pembelajaran berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Pembelajaran berbasis TIK adalah kegiatan atau proses pembelajaran yang
sebagian atau seluruhnya dilaksanakan dengan memanfaatkan atau mengintegrasikan TIK
dalam pembelajaran. Proses pembelajaran ini dapat dijalankan apabila guru mempunyai
kompetensi TIK dan dapat memanfaatkan TIK sebagai sarana pembelajaran. Kemampuan
guru dalam mengoperasikan TIK sebagai media pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap mutu dari pendidikan terutama di masa pandemi seperti sekarang.
Tidak hanya bagi guru, PJJ di masa pandemi juga memberi tantangan tersendiri
bagi siswa. Mereka diharuskan melek teknologi pembelajaran. Jika selama ini mereka
menggunakan perangkat teknologi untuk kepentingan hiburan saja, sekarang harus
belajar untuk menggunakan sebagai media pembelajaran. Siswa dikenalkan dengan
teknologi pembelajaran seperti google classroom, google form, Zoom, dan WhasApp
Grup.
Meskipun dilaksanakan dengan jarak jauh, namun tujuan pendidikan tetap
menjadi target yang hendak dicapai. Untuk mencapainya seorang guru dituntut untuk
melakukan revolusi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi maka akan mendorong kesuksesan belajar
siswa dengan ditandai partisipasi dan hasil belajar yang tinggi pula. Tanpa adanya
motivasi, maka siswa dapat dengan mudah menginggalkan kegiatan pembelajaran karena
tidak ada guru yang mengawasi secara langsung.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam berbagai bidang
kehidupan turut serta mewarnai dunia pendidikan. Dengan perkembangan IPTEK ini
menjawab masalah tuntutan seorang guru yang diharuskan melakukan inovasi dalam
menerapkan model, strategi dan media pembelajaran agar siswa tidak mudah bosan dan
dapat menciptakan motivasi belajar yang baru. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik
(2008: 156- 161) terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong motivasi belajar siswa
yaitu: (1) kebermaknaan, (2) modeling, (3) komunikasi terbuka, (4) prasyarat, (5)
novelty, (6) latihan/praktek yang aktif dan bermakna, (7) latihan terbagi, (8) kurangi
secara sistematik paksaan belajar dan (9) kondisi yang menyenangkan. Salah satu faktor
yang dapat mendorong motivasi belajar siswa adalah novelty (sesuatu yang baru).
Hamalik (2008: 159) mengemukakan bahwa sesuatu gaya dan alat belajar yang baru atau
masing-masing bagi siswa akan lebih menarik perhatian mereka untuk belajar, misalnya
yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Terpisahnya jarak fisik antara guru dan murid menjadi sebuah tantangan bagi
guru utamanya dalam mengelola pembelajaran. Guru tidak bisa mengawasi secara
langsung. Oleh karena itu sangat diperlukan motivasi pada diri siswa. Jika siswa memiliki
motivasi belajar yang tinggi, maka seluruh proses pembelajaran akan diikuti dengan baik
mulai dari rasa ingin tahu, intensitas dalam memperhatikan penjelasan pelajaran,
membaca materi sampai pada mencari strategi yang paling tepat guna meraih prestasi
akademik yang tinggi bagi dirinya. Slavin (2009: 106) berpendapat bahwa siswa yang
termotivasi akan dengan mudah diarahkan, diberi penugasan, cenderung memiliki rasa
ingin tahu yang besar, aktif dalam mencari informasi tentang materi yang dijelaskan oleh
guru serta menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi untuk mempelajari dan
menyerap pelajaran yang diberikan. Siswa yang tidak mempunyai motivasi maka dengan
mudah dapat meninggalkan kegiatan pembelajaran, tidak mengerjakan tugas, dan tidak
merespon apapun yang disampaikan guru.
Pembelajaran jarak jauh di kelas VI SDN 3 Rawaheng menghadapi tantangan
berupa rendahnya motivasi siswa terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia yang melatih keterampilan mendengar, berbicara,
membaca dan menulis dianggap sebagai pembelajaran yang membosankan. Dari keempat
keterampilan tersebut, siswa memiliki motivasi yang rendah terutama dalam keterampilan
menulis. Saat guru memberikan tugas siswa untuk menulis, yang mengirimkan tugas
sesuai perintah hanya sebagian. Sebagian lainnya bahkan tidak mengirimkan tugas.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru perlu mencari solusi agar motivasi
belajar bahasa Indonesia dapat meningkat. Salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah
dengan pembelajaran menggunakan model blended learning berbasis blog. Blended
learning adalah suatu pendekatan yang fleksibel untuk merancang program yang
mendukung campuran dari berbagai waktu dan tempat untuk belajar. Menurut Rovai and
Jordan (2004: 3) model blended learning pada dasarnya merupakan gabungan
keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka (face to face learning) dan
secara virtual (e-learning). Pembelajaran online atau e-learning dalam blended learning
menjadi perpanjangan alami dari pembelajaran ruang kelas tradisional yang
menggunakan model tatap muka (face to face learning). Lewat model blended learning,
proses pembelajaran akan lebih efektif karena proses belajar mengajar yang biasa
dilakukan (conventional) akan dibantu dengan pembelajaran secara e-learning yang
dalam hal ini berdiri di atas infrastruktur teknologi informasi dan bisa dilakukan
kapanpun dan dimanapun. Selain itu menurut Jusoff and Khodabandelou (2009: 82),
blended learning bukan hanya mengurangi jarak yang selama ini ada diantara siswa dan
guru namun juga meningkatkan interaksi diantara kedua belah pihak.
Untuk mengatasi rendahnya motivasi belajar bahasa Indonesia dapat
memanfaatkan blog dalam pembelajaran blended learning. Blog adalah singkatan dari
weblog. Blog adalah jenis situs web yang dikembangkan dan dikelola oleh individu
dengan mengunakan perangkat lunak (software) online atau Platform host yang sangat
mudah pengguna, dengan ruang untuk menulis. Blog menampilkan publikasi online
instan dan mengajak publik untuk membaca dan memberikan umpan balik sebagai
komentar.
Berdasarkan paparan masalah dalam latar belakang, penulis ingin melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Blended Learning Berbasis Blog terhadap
Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI SDN 3 Rawaheng.”

Anda mungkin juga menyukai