Anda di halaman 1dari 6

Al-Wakil

Kata “al-Wakil” mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-Wakil (Yang Maha Mewakili atau
Pemelihara), yaitu Allah Swt. yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu
dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan
hambanya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai. Firman-Nya dalam alQur’ān:

Artinya: “Allah Swt. pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (Q.S. az-
Zumar/39:62)

Dengan demikian, orang yang mempercayakan segala urusannya kepada Allah Swt., akan memiliki
kepastian bahwa semua akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh
hamba yang mengetahui bahwa Allah Swt. yang Mahakuasa, Maha Pengasih adalah satu-satunya yang
dapat dipercaya oleh para hamba-Nya. Seseorang yang melakukan urusannya dengan sebaik-baiknya
dan kemudian akan menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt. untuk menentukan karunia-Nya.

Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt. melahirkan sikap tawakkal. Tawakkal bukan berarti
mengabaikan sebab-sebab dari suatu kejadian. Berdiam diri dan tidak peduli terhadap sebab itu dan
akibatnya adalah sikap malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan menyadari sebab-akibat. Orang
harus berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Rasulullah saw. bersabda, “Ikatlah untamu
dan bertawakkallah kepada Allah Swt.” Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya adalah
sebuah doa yang aktif dan harapan akan adanya pertolongan-Nya. Allah Swt. berfirman yang
artinya,  “(Yang memiliki sifat-sifat yang)  demikian itu ialah Allah Swt. Tuhan kamu; tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu.“ (Q.S. al-An’ām/6:102)

Hamba al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada Allah Swt. Ketika hamba tersebut telah melihat
“tangan” Allah Swt. dalam sebab-sebab dan alasan segala sesuatu, dia menyerahkan seluruh hidupnya di
tangan al-Wakil.

- http://pendidikanislam95.blogspot.co.id/2017/02/memahami-makna-asmaul-husna-
al-karim-al.html
MENELADANI SIKAP AL-WAKIL

Dengan demikian, orang yang mempercayakan segala urusannya kepada Allah Swt., akan memiliki
kepastian bahwa semua akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh
hamba yang mengetahui bahwa Allah Swt. yang Mahakuasa, Maha Pengasih adalah satu-satunya yang
dapat dipercaya oleh para hamba-Nya. Seseorang yang melakukan urusannya dengan sebaik-baiknya
dan kemudian akan menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt. untuk menentukan karunia-Nya.

Menyerahkan  segala  urusan hanya kepada Allah Swt. melahirkan sikap tawakkal. Tawakkal bukan


berarti mengabaikan sebab-sebab dari      suatu    kejadian. Berdiam diri dan tidak peduli terhadap sebab
itu dan akibatnya adalah sikap malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan  dengan  menyadari sebab-akibat.
Orang harus berusaha untuk mendapatkan  apa             yang diinginkannya. Rasulullah bersabda, “Ikatlah
untamu saw. dan bertawakkallah  kepada Allah Swt.

Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya adalah sebuah doa yang aktif dan harapan akan
adanya pertolongan-Nya. Allah Swt. berfirman yang artinya, “(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian
itu ialah Allah Swt. Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala
sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.“ (Q.S. al-An’am ayat 6:102)

Hamba al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada Allah Swt. Ketika hamba tersebut telah melihat
“tangan” Allah Swt. dalam sebab-sebab dan alasan segala sesuatu, dia menyerahkan seluruh hidupnya di
tangan al-Wakil.

- http://sule-epol.blogspot.co.id/2016/10/makalah-al-wakil.html

Dalil

1. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 62 :

ُ ِ‫هَّللا ُ َخال‬
‫ق ُك ِّل ش َْي ٍء ۖ َوه َُو َعلَ ٰى ُك ِّل ش َْي ٍء َو ِكي ٌل‬
Artinya : “Allah SWT pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.”

2. Allah SWT berfirman dalam surat Al-An’am ayat 102 :

ُ ِ‫ َذلِ ُك ُم هَّللا ُ َربُّ ُك ْم ال إِلَهَ إِال ه َُو َخال‬ 


 ‫ق ُك ِّل ش َْي ٍء فَا ْعبُدُوهُ َو ُه َو َعلَى ُك ِّل ش َْي ٍء َو ِكي ٌل‬
Artinya : “(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah SWT Tuhan kamu; tidak ada tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu.”

- http://didit-pekiringan.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-al-wakil-menjadikan-pribadi.html
Perilaku Al Wakil ( yang Maha Mewakili )

1. Tawakal (berserah diri kepada Allah).


2. Mempelajari dan memahami Al-Qur'an & hadist sebagai sarana dakwah.
3. Mau memegang amanah.
4. Bisa meningkatkan iman,takwa kepada Allah SWT.
5. Hanya menyembah Allah SWT.

- http://zulfizabikaamani.blogspot.co.id/

Al -  Wakil yang berarti maha pemelihara, allah maha memelihara dan memenuhi
kebutuhan makhluknya, contoh perilaku seperti "TAWAKAL" bekerj/beljr dengn sunggu -
sungguh kren llah Swt, tidak akan mengubah nasib seseorang yang tidak mau berusaha

- https://brainly.co.id/tugas/675957

Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt. melahirkan sikap tawakkal. Tawakkal
bukan berarti mengabaikan sebab-sebab dari suatu kejadian. Berdiam diri dan tidak peduli
terhadap sebab itu dan akibatnya adalah sikap malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan
menyadari sebab-akibat. Orang harus berusah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Rasulullah saw. bersabda, “Ikatlah untamu dan bertawakkallah kepada Allah Swt." Manusia
harus menyadari bahwa semua usahanya adalah sebuah doa yang aktif dan harapan akan
adanya pertolongan-Nya. Allah Swt. berfirman yang artinya, “(Yang memiliki sifat-sifat yang)
demikian itu ialah Allah Swt. Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia;
Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu." (Q.S.
al-An’ām/6:102)

Hamba al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada Allah Swt. Ketika hamba tersebut telah
melihat “tangan” Allah Swt. dalam sebab-sebab dan alasan segala sesuatu, dia menyerahkan
seluruh hidupnya di tangan al-Wakil.

- http://kabelkreatif.blogspot.co.id/2016/06/al-asmau-al-husna-al-wakil.html

Allah memerintahkan agar kita bersifat :

1.   Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT


2.   Mempelajari dan memahami Al-Quran/Hadist
3.   Memegang amanah dengan sebaik-baiknya
4.   Menjadikan Allah SWT sebagai satusatunya pelindung
5.   Hanya menyembah dan meminta pertolongan kepada Allah SWT
http://rahmarosalianas.blogspot.co.id/2014/10/makna-asmaul-husna-al-kariim-al-mumin.html
Berikut firman Allah :

1. QS. 'Ali `Imran [3] : 173

۟ ُ‫إِي ٰ َم ًن َاو َقال‬ ‫ َف َزا َد ُه ْم‬ ‫ٱخ َش ْو ُه ْم‬


‫ ْٱل َوكِي ُل‬ ‫ َونِعْ َم‬ ُ ‫ٱهَّلل‬ ‫ َحسْ ُب َنا‬ ‫وا‬ ۟ ‫ َج َمع‬ ‫ َق ْد‬ ‫اس‬
ْ ‫ َف‬ ‫لَ ُك ْم‬ ‫ُوا‬ َ ‫ٱلَّذ‬
َ ‫ٱل َّن‬  َّ‫إِن‬  ُ‫ٱل َّناس‬ ‫لَ ُه ُم‬ ‫ َقا َل‬ ‫ِين‬

 Artinya : (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang
yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu,
karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".

2. QS. Al-An'am (Al-An'am) [6] : ayat 102

‫ َذلِ ُك ُم هَّللا ُ َر ُّب ُك ْم ال إِلَ َه إِال ه َُو َخال ُِق ُك ِّل َشيْ ٍء َفاعْ ُبدُوهُ َوه َُو َعلَى ُك ِّل َشيْ ٍء َوكِي ٌل‬ 

 Artinya : (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain
Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.

3. QS. Az-Zumar [39] : ayat 62

‫هَّللا ُ َخال ُِق ُك ِّل َشيْ ٍء ۖ َوه َُو َعلَ ٰى ُك ِّل َشيْ ٍء َوكِي ٌل‬

Artinya :  Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.

- http://rahmarosalianas.blogspot.co.id/2014/10/makna-asmaul-husna-al-kariim-al-mumin.html
Bukti Bukti

Jika Allah Al-Wakil maka semua perkara dapat terselesaikan, hanya saja terkadang polanya tidak
dipahami oleh manusia. Seseorang sudah bertawakal kepada Allah tapi kenapa masih seperti ini?
Itu menunjukkan bahwa polanya Allah tidak mau seperti itu. Allah berbuat sesuai yang dikehendaki.
Sehingga jangan karena seseorang sudah mewakilkan seluruh perkaranya lalu ia mau hasilnya
seperti yang ia minta, maka yang seperti itu tidak wakil karena pola dan bentuknya terserah kepada
Allah, bagaimana Allah akan menyelesaikan urusannya. Oleh sebab itu, Al-Wakil itu terkait dengan
iman kepada Allah. Bila imannya tipis, hanya tawakal kepada Allah tanpa usaha maka ia akan
menjadi orang yang suka menghujat Allah.

Jadi seseorang harus secara totalitas menyerahkan urusannya kepada Allah, termasuk hasilnya.
Dan diiringi dengan mengendalikan hawa nafsunya dan beramal maksimal untuk setelah mati, yaitu
akhirat.

Allah adalah Maha Al-Wakil bila seluruh perkara diwakilkan kepada-Nya. Tapi bila seseorang cuek,
tidak mau mendekati Allah maka Allah juga tidak akan mau menjadi wakilnya. Persoalan yang
diwakilkan itu terbagi menjadi dua, yaitu yang diwakilkan hanya sebagian perkaranya dan sesuatu
yang diwakilkan semua perkara yang tidak bisa diwakilkan kecuali kepada Allah. Seperti nyawa,
tidak bisa nyawa diwakilkan kepada orang. Kesehatan juga tidak bisa diwakilkan kepada dokter,
buktinya semakin banyak dokter tapi orang sakit juga semakin banyak. Begitu pula masalah rezki,
tidak bisa diwakilkan kepada orang lain. Karenanya masih ada orang miskin. Dengan demikian,
seorang mukmin harus mewakilkan semua perkara kepada Allah.

https://mtf-online.com/asmaul-husna-al-wakil-maha-mewakili/

Benar bahwawakiil diharapkan/dituntut untuk dapat memenuhi kehendak dan harapan yang
mewakilkan kepadanya. Namun karena dalam perwakilan manusia “seringkali” atau paling tidak
“boleh jadi” yang mewakilkan lebih tinggi kedudukan dan atau pengetahuannya dari sangwakiil,
maka ia dapat saja tidak menyetujui/membatalkan tindakan sangwakiil atau menarik kembali
perwakilannya – bila ia merasa berdasarkan pengetahuan dan keinginannya – bahwa tindakan
tersebut merugikan. Ini bentuk perwakilan manusia. Tetapi jika seseorang menjadikan Allah
sebagai wakiil, maka hal serupa tidak akan dan tidak wajar terjadi, karena sejak semula
seseorang telah harus menyadari keterbatasannya dan menyadari pula kamahamutlakan Alah
Swt. Apakah ia tahu atau tidak tahu hikmah satu kebijaksanaan yang ditempuh Allah, ia akan
menerimanya dengan sepenuh hati karena, “Allah mengetahui dan kamu sekalian tidak
mengetahui”. (Q.s. Al-Baqarah 2:216).

- https://didaytea.com/2009/07/30/al-wakiil-yang-maha-mewakilipemelihara/
-

Anda mungkin juga menyukai