Anda di halaman 1dari 34

PENELITIAN BERDASARKAN PENDEKATAN, BIDANG ILMU, DATA

DAN WAKTU

Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu: Miftah Solehuddin, M.HI

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Nur Ahmad Fauzi 19210030

2. Ricky Dwi Septian 19210049

3. Reza Muflikh Bawazier 19210135


4. P. Nabila Gunantika 19210181

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini pada mata kuliah Metodologi
Penelitian, dengan dosen pengampu Bapak Miftah Solehuddin, M.HI.
Dalam menyelesaikan makalah ini, telah banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini ingin
menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut serta
dalam memberikan bantuan hingga tersusunlah makalah ini. Kemudian
kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
ini yang telah memberikan tugas tersebut sehingga pengetahuan kami
mengenai Metodologi Penelitian bertambah, selain itu dalam penyusunan
makalah ini juga makin bertambah pengalaman, yang mana sangat
bermanfaat bagi kami, baik sekarang ini maupun di waktu mendatang.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari sempurna, namun demikian telah memberikan manfaat bagi
penyusun dan rekan yang lain. Kritik dan saran yang bersifat membangun
akan kami terima dengan senang hati demi kebaikan dalam penyusunan
makalah atau tugas-tugas yang lain di kemudian hari.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Malang, 04 Oktober 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 1

C. Tujuan Masalah ............................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN .................................................................................. 3

A. Penelitian Berdasarkan Pendekatan ............................................... 3

B. Penelitian Berdasarkan Data ........................................................... 6

C. Penelitian Berdasarkan Ilmu ......................................................... 11

D. Penelitian Berdasarkan Waktu ..................................................... 16

BAB III : PENUTUP........................................................................................ 27

A. Kesimpulan ....................................................................................... 27

A. Saran ................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 29

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Mahasiswa sebagai seseorang yang dituntut berpikir kritis juga


memiliki tindakan yang sistematis, akan selalu berkaitan dengan kegiatan
penelitian untuk upaya melatihnya. Penelitian dapat diartikan sebagai
kegiatan penyelidikan dan pencarian fakta dari sebuah objek dengan tujuan
mengeksplorasi, mengembangkan dan menguji juga membandingkan teori.
Penelitian juga dapat dilakukan di segala aspek keilmuan baik statis
maupun dinamis.
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan nasional. Dengan adanya sebuah penelitian, maka akan
selalu terjadi pembaharuan ilmu dalam sejarah peradaban manusia.
Penelitian juga dianggap sebagai tanggung jawab mahasiswa untuk
memperbaiki berbagai sistem di negara ini sebagaimana yang telah ada
dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dalam melakukan sebuah penelitian, tentu metode, sudut pandang,
juga cara memperoleh data yang dipakai oleh tiap orang akan berbeda.
Oleh karenanya, muncul berbagai jenis penelitian dengan semua
kekurangan dan kelebihannya. Ini menjadi penting untuk dipelajari, karena
seorang mahasiswa harus mampu memilih mana jenis penelitian yang
efektif digunakan agar selanjutnya mulai meneliti sesuai pada bidang
masing-masing.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pembagian jenis penelitian berdasar pada pendekatannya?

2. Bagaimana pembagian jenis penelitian berdasarkan ilmu?

3. Bagaimana pembagian jenis penelitian berdasar datanya?

4. Bagaimana pembagian jenis penelitian dari segi waktunya?

1
C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pembagian jenis penelitian berdasar pada


pendekatan.

2. Untuk mengetahui pembagian jenis penelitian berdasarkan ilmu

3. Untuk mengetahui pembagian jenis penelitian berdasarkan data.

4. Untuk mengetahui pembagian jenis penelitian berdasarkan pada waktu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENELITIAN BERDASARKAN PENDEKATAN

Penelitian berdasarkan pendekatan merupakan bagian terpenting dalam


malakukan penelitian sebab penelitian berdasarkan pendekatan adalah cara
berfikir peneliti tentang suatu suatu hal atau konsep sebelum membuat suatu
penelitian.
Terdapat beberapa kriteria untuk memilih suatu pendekatan penelitian:

1. Sifat masalah penelitian atau masalah yang ditangani, pertanyaan


yang perlu kita jawab
2. Tujuan penelitian

3. Pengalaman pribadi, keterampilan, sikap, minat, dan lain-lain dari


peneliti

4. Sumber daya yang tersedia

5. Sensivitas masalah yang dihadapi

6. Disiplin studi

7. Penonton/konsumen penelitian.1

Terdapat perbedaan utama yang harus dipahami sebelum menentukan


metode dalam suatu penelitian, diantaranya adalah:
1. Induktif

Induktif merupakan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual


nyata (khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Maksudnya adalah
suatu proses berfikir untuk memperoleh suatu kebenaran yang dilakukan
berdsarkan suatu hal yang bersifat khusus kemudian membuat suatu

1
Riya Hayati, “Pengertian Pendekatan Penelitian, Jenis, dan Contohnya”,
https://penelitianilmiah.com/pendekatan-penelitian/ diakses tanggal 02 Oktober 2021

3
kebenaran yang bersifat umum (universal). Misalnya, Kucing memiliki
mata, sapi memiliki mata, kuda memiliki mata. Maka dapat disimpulkan
semua hewan memiliki mata.
2. Deduktif

Deduktif merupakan pola piker yang berlawanan dengan Induktif, pola


pikir Deduktif bertolak dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum
kemudian menarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola
untuk melakukannya yang tersusun dari dua pernyataan (prisme) dan sebuah
kesimpulan (konklusi). Misalnya: Semua manusia akan mati (prisme 1),
Hakim adalah manusia(prisme 2), Jadi Hakim akan mati (konklusi).
3. Abduksi

Abduksi adalah metode untuk memilih argumentasi terbaik dari sekian


banyak argumentasi. Sebab itu abduksi sering disebut dengan sebagai
argumentasi menuju penjelasan terbaik.
Terdapat empat cara untuk mendapatkan argumentasi terbaik, diantaranya
adalah:

a. Kesederhanaan

Sebisa mungkin pilih penjelasan yang tidak rumit, penjelasan yang


memerlukan sedikit sekali klaim tentang apa yang ada. Penjelasan yang
tidak bersandar perkara yang melampaui bukti-bukti yang tersedia.
b. Koherensi

Sebisa mungkin, pilih penjelasan yang sesuai dengan apa yang diyakini
para ahli tentang dunia.
c. Prediktabilitas

Sebisa mungkin, pilih penjelasan yang paling banyak menghasilkan


prediksi yangdapat disangkal atau diiyakan.
d. Komprehensi

Sebisa mungkin pilih penjelasan yang paling lengkap dan

4
meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan.
Misalkan Hakim selalu bernyayi saat mandi di kamar mandi. Maka
pada saat mendengar orang bernyayi di kamar mandi dapat disimpulkan
orang tersebut adalah Hakim. 2
Menurut Scott W. Vanderstoep dan Deirdre D. Johnston pendekatan
merupakan desain prosedur dan rencana yang dimulai dari tahap hipotesis
yang berlanjut pada penghimpunan data, analisis dan kesimpulan.
Sejatinya pendekatan penelitian telah diklasifikasikan menjadi dua yakni
pendekatan analisis dan penghimpunan data.
Pendekatan data dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan
pendekatan yang menciptakan gambaran kejadian yang diteliti secara
deskriptif dan naratif. Sementara pendekatan kuantitatif merupakan
pengukuran secara numerik berdasarkan kejadian yang sedang diteliti. 3
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasannya terdapat dua
poin penting dalam penelitian berdasarkan pendekatan yaitu
menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, bahkan terdapat
pendapat lain yang menambahkan pendekatan lain yaitu pendekatan
campuran (kuantitatif dan kualitatif).
Berikut adalah penjelasan tentang pendekatan tersebut:4
1. Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan
menjelaskan, menguji, dan menentukan hubungan antar variabel dengan
memilah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau
dinyatakan dalam bentuk angka.

2
Agus Suyitno, Induktif, Deduktif dan Abduktif, Academia Thesis, (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2018), 7.
3
Salmaa Awwaabiin, “Pendekatan Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh
Lengkapnya”, https://penerbitdeepublish.com/pendekatan-penelitian/ diakses tanggal 03 Oktober
2021
4
Rizky Pratama, “Metode Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contohnya”,
https://bocahkampus.com/metode- penelitian diakses tanggal 04 Oktober 2021

5
Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen penelitian atau alat
pengumpul data yang menghasilkan data numerikal (angka).
2. Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang serta perilaku yang
diamati.
3. Campuran
Meliputi pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup, pendekatan
yang sedang muncul dan ditentukan sebelumnya, serta data dan analisis
data kualitatif dan kuantitaif.
Kesimpulan
Penelitian berdasarkan pendekatan sangat penting dilakukan terlebih
dahulu sebelum melakukan penelitian, sebab pendekatan ini berfungsi untuk
membuat kerangka atau konsep penelitian, agar mempermudah pelaksanaannya
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah induktif,
deduktif dan Abduktif, dalam mengembangkan teorinya terdapat tiga cara yang
digunakan yaitu kuantitatif, kualitatif dan Campuran.

B. PENELITIAN BERDASARKAN DATA


Penelitian berdasarkan data merupakan penelitian yang menggunakan
data sebagai bahan utama untuk diteliti. Wujud data dapat berupa angka, huruf,
gambar, ataupun simbol lainnya. Adapun beberapa pembagian dari penelitian
berdasarkan data adalah sebagai berikut :
1. Penitian Berdasarkan Sifatnya

a) Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang mengandalkan
pengukuran objektif dan analisis matematis (statistik) terhadap sampel data
yang diperoleh melalui kuesioner, jejak pendapat, tes, atau instrumen
penelitian lainnya untuk membuktikan atau menguji hipotesis (dugaan
sementara) yang diajukan dalam penelitian.

6
Contoh Peneilitian Data Kauantitatif ialah Terdapat dugaan bahwa
negara A adalah negara berkembang (belum maju). Melalui penelitian
kuantitatif akan dilakukan survei berapakah rata-rata penghasilan warga di
negara A. Jika penghasilan rata-rata masyarakat negara A hanya
sepertiga dari negara maju, maka negara A terbukti sebagai negara
berkembang. Sebaliknya, jika penghasilan rata-rata negara A ternyata 90%
maka negara tersebut bukanlah negara berkembang.

Hal tersebut tentunya sangat bertolak belakang dengan penelitian


Kualitatif yang mementingkan kualitas data. Partisipan penelitian dijadikan
subjek yang memiliki sumber informasi berharga, bukan hanya sekedar
angka. Lalu mana yang lebih baik? Tidak ada, keduanya memiliki
kelebihannya masing-masing. Malah dalam beberapa kasus jika penelitian
kualitatif dan kuantitatif digabungkan hasil penelitian akan menjadi lebih
maksimal.

Data kuantitatif yang dikelompokkan berdasarkan proses atau cara


mendapatkannya terbagi lagi atas dua yaitu sebagai berikut:
1) Data diskrit adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung. Adapun
contoh dari data diskrit misalnya jumlah anggota LPM Penalaran angkatan
XX sebanyak 64 orang. Nilai yang diperoleh akan selalu dalam bentuk
bilangan bulat sebab pengambilan data dilakukan dengan cara menghitung.
Adapun Soeratno dan Arsyad (1993) berpendapat bahwa berbeda kasusnya
jika membicarakan pengertian rata-rata.
2) Data kontinum adalah data yang didapatkan dari hasil pengukuran. Nilai
dari data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat ataupun bilangan
pecahan. Contoh data kontinum seperti suhu udara di Rumah Nalar sebesar
31 derajat Celcius.
Jika data kuantitatif yang dikelompokkan berdasarkan pada tipe
skala pengukuran yang digunakan maka terbagi atas empat jenis yaitu:
1) Data nominal merupakan data yang didapat dengan mengelompokkan
objek berdasarkan kategori tertentu. Data nominal tidak dapat dianalisis

7
berdasarkan operasi matematis, logika perbandingan, dan sebagainya.
Contoh dari data nominal seperti sekretariat LPM Penalaran UNM terdiri
dari (1) Sekretariat utama dan (2) Sekretariat alternatif. Angka (1) dan (2)
bukan bermakna kuantitatif tetapi hanya sebagai simbol untuk
pengelompokan.
2) Data ordinal merupakan data yang disusun secara berjenjang untuk
menunjukkan tingkatan atau urutan data. Data ordinal dapat dianalisis
dengan logika perbandingan dalam ilmu matematika namun belum bisa
dianalisis menggunakan operasi matematika seperti penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Contoh data ordinal yaitu tahapan
prosedur penelitian di LPM Penalaran UNM adalah (1) Term of Reference
(ToR), (2) Seminar proposal, (3) Penelitian lapangan, (4) Seminar hasil,
(5) Research Colloquium.
3) Data interval adalah data yang memiliki sifat dari data nominal dan data
ordinal. Data interval dapat diurutkan berdasarkan kriteria yang
ditentukan. Adapun data interval ini lebih unggul dari data ordinal bahwa
data interval memiliki kesamaan jarak (equality interval) dengan data yang
telah diurutkan. Kelebihan lainnya, menurut Yusuf (2014) bahwa data
interval dapat diolah dengan menggunakan teknik analisis ordinal atau
nominal namun diubah terlebih dahulu ke bentuk skala ordinal atau
nominal. Contoh data interval yaitu rentang IPK mahasiswa antara 3,00
sampai 3,50 sama jaraknya dengan 2,50 sampai 3,50.
4) Data rasio adalah data yang memiliki sifat dari data nominal, data ordinal,
dan data interval. Data rasio memiliki kelebihan dibandingkan data
interval karena data ini memiliki nilai nol (0) mutlak, yang berarti bahwa
nilai 0 benar-benar tidak memiliki nilai. Hal ini juga menjadikan data rasio
dapat diolah menggunakan operasi dasar matematis.Tujuan Penelitian Data
Kuantitatif. 5

5
Salmaa Awwaabiin, “Pendekatan Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh
Lengkapnya”, https://penerbitdeepublish.com/penelitian-kuantitatif/ diakses tanggal 4 Oktober
2021

8
Adapun bebrapa tujuan dari penelitian data kuantitatif ialah sebagai berikut;

1) tujuan untuk mengembangkan model matematis, dimna penelitian ini


tidak sekedar menggunakan teori yang diambil dari kajian literatur atau
teori saja, juga sangat penting untuk membangun hipotesis yang
memiliki keterhubungan dengan fenomena alam yang akan diteliti.
2) Membantu dalam menentukan hubungan antar variable dalam sebuah
populasi, serta membantu dalam menentukan desain penelitian.

b) Kualitatif .

Metode penelitian kualitatif menurut Moleong adalah penelitian yang


bermaksud untuk memahami fenomena mengenai apa yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara
holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah. 6 Penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru
karena popularitasnya belum lama. Metode ini disebut sebagai metode
postpositifisme karena berlandaskan pada filsafat post positifisme, serta
sebagai metode artistik karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang
terpola), dan disebut metode interpretif karena data hasil penelitian lebih
berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.
Metode ini sering disebut sebagai metode kontruktif, karena dengan
metode kualitatif dapat ditemukan data-data yang berserakan, selanjutnya
dikontruksi dalam satu tema yang lebih bermakna dan mudah difahami.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian


naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiayah.
Disebut juga metode etnografi karena pada awalanya metode ini lebih
banyak digunakan untuk penelitian antropologi budaya, disebut metode
kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.

6
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya Offset), hal 7.

9
Adapun beberapa tujuan dari penelitian data kualitatif ialah sebagai
berikut;7

1) Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa


yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lanjut untuk menemukan
kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya
penyempurnaannya.
2) Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa
pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks
ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
3) Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan
berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk
kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
c) Contoh Penelitian Data Kualitatif

Pada masanya, Nokia adalah salah satu perusahaan besar yang merajai
pangsa pasar telepon seluler. Dari presentasi yang dilakukan oleh salah
satu konsultan riset dan pengembangan Nokia dalam Ted Talk, salah satu
penyebab keruntuhan mereka adalah tidak mengidahkan penelitian
kualitatif yang dilakukan oleh timnya.
Melalui penelitian kuantitatif yang melibatkan big data, mereka
menemukan bahwa orang-orang belum memiliki kecenderungan untuk
menggunakan smartphone. Padahal, peneliti kualitatif etnografi mereka
menemukan bahwa sebetulnya masyarakat sudah mengidamkan dan
menginginkan smartphone. Bayangkan jika Nokia mempertimbangkan
penelitian tersebut. Bisa jadi mereka masih menjadi market leader di masa
ini.
2. Data Berdasarkan Sumbernya
Data jika diklasifikasikan berdasarkan sumbernya maka data
dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

7
https://www.dosenpendidikan.co.id/penelitian-kualitatif/ diakses pada tanggal 4 Oktober
2021 pada pukul 11.37WIB.

10
a) Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber datanya. Jadi
untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara
langsung. Data primer biasanya diperoleh dari observasi, wawancara,
Focus Group Discussion (FGD), dan penyebaran.

b) Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi sebelumnya.


Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal,
laporan, buku, dan sebagainya.
3. Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya

Data dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu pengumpulannya


yaitu sebagai berikut:
a) Data Berkala (Time Series) merupakan data yang dikumpulkan secara
berkala dari waktu ke waktu. Pengambilan data ini biasanya digunakan
untuk melihat perkembangan dari waktu ke waktu.

b) Data Cross Section merupakan data yang diperoleh pada waktu yang telah
ditentukan untuk mendapatkan gambaran keadaan atau kegiatan pada saat
itu juga

C. PENELITIAN BERDASARKAN BIDANG ILMU

1. Pola Pikir Induktif, Deduktif, dan Induktif-Deduktif

Dengan pendekatan ilmiah manusia berusaha memperoleh kebenaran


ilmiah, yaitu kebenaraan yang dapat dipertanggung jawabkan secara rasional
dan empiris. Kebenaran semacam ini dapat diperoleh dengan metode ilmiah.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwasannya pendekatan ilmiah merupakan
suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan dengan menggunakan cara-cara
berfikir ilmiah yang didukung dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat
sistematis. Setidaknya terdapat tiga pola pikir yang dikembangkan dalam
pendekatan ilmiah, yakni pola pikir induktif, pola pikir dedukatif, pola pikir
gabungan deduktif-induktif. 8

8
Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A, Dasar Metodologi Penelitian,

11
Pola pikir deduktif sering digunakan oleh aliran rasionalisme. Yang mana
aliran tersebut mengatakan bahwa ide tentang kebenaran tersebut sebenarnya
sudah ada. Akal pikiran manusia sudah dapat mengetahui ide tentang
pengetahuan dan tentang kebenaran tanpa harus dengan melihat dunia nyata.
Sedangkan pola pikir induktif dikembangkan oleh penganut aliran
empirisme. Aliran empirisme ini mengatakan bahwasannya kebenaran dari
ilmu pengetahuan hanya dapat diperoleh dari ilmu pengetahuan dan
pengalaman. Dalam hubungannya dengan hal ini, Nah Lin (1997)
memunculkan istilah pendekatan objektif. Pendekatan semacam in adalah
pendekatan ilmiah yang diterapkan dalam bentuk penelitian secara sistematik,
terkontrol, empiris, dan kritis terhadap hipotesis mengenai hubungan yang
diasumsikan diantara fenomena alam. 9

Pendekatan objektif dilaksanakan dengnan anggapan bahwa objek-objek,


perilaku- perilaku, dan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam dunia nyata
dapat diamati oleh panca indera manusia. Kedua pola pikir diatas yakni
induktif dan pola pikir deduktif masing-masing memilki kelebihan dan
kelemahan. Salah satu kelemahan mendasar yang terdapat pada penganut
rasionalsme adalah sulitnya mencari kata sepakat yang dapat dijadikan
sebagai landasan dalam kegiatan berpikir bersama secara universal. Hal
tersebut bisa terjadi karena selain sebagai makhluk sosial, manusia juga
merupakan individu yang memiliki keuninkan tersendiri dibandingkan dengan
individu lainnya. Kenyataan tersebut sekaligus menegaskan akan adanya
berbagai macam konsepsi kebenaran yang ada dalam pemikiran manusia.
Sementara itu penganut aliran empirisme juga gagal dalam menemukan
kebenaran karena terdapat berbagai gejala yang terdapat dalam fenomena
alam tidak akan berarti apa-apa sebelum diberikan tafsiran dengan
menggunakan akal pikiran manusia yang menganut aliran rasionalisme. 10

(Yogyakarta : Literasi Media Publishing, 2015), 2


9
Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A, Dasar Metodologi Penelitian,
(Yogyakarta : Literasi Media Publishing, 2015), 2
10
Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A, Dasar Metodologi

12
Untuk mengantisipasi dan mengatasi beberapa masalah/kelemahan serta
gejala-gejala tersebut diperlukan pengembangan pola pikir yang merupakan
gabungan dari pola pikir deduktif dan pola pikir induktif yang kemudian
melahirkan aliran convergency. Aliran tersebut berpandangan bahwa
kebenaran akan dapat ditemukan melalui usaha berfikir yang ditindak lanjuti
dengan usaha pencarian bukti-bukti dalam kehidupan nyata. Dengan demikian
aliran rasionalisme memberikan kerangka dalam berfikir logis, sedangkan
empirisme memberikan kerangka untuk memberikan atau memastikan adanya
suatu kebenaran.pola pikir yang dikembangkan oleh aliran convergency diatas
telah mendorong adanya metode ilmiah. Dalam metode ilmiah kebenaran
dapat diperoleh melalui kegiatan penelitian yang dilakukan secara terencana,
sistematis, dan terkontrol berdasarkan data-data empiris. Kebenaran yang
diperoleh dari pendekatan ilmiah biasanya bersifat konsisten karena sesuai
dengan sifatnya yang objektif. Metode yang sangat diperlukan bagi proses
penelitian merupakan suatu penemuan yang sangat brilian dalam sejarah
pemikiran manusia.11
2. Jenis Penelitian Berdasarkan Temuan Penelitian

Menurut Baiely (1978) dalam (Kumar, 2011), penelitian murni yakni


melibatkan pengembangan, pengujian teori yang dapat menantang peneliti
untuk mengujinya. Karena tidak memiliki penerapan temuan praktis saat ini
bahkan di masa yang akan datang. Penelitian murni juga merupakan
penyempurnaa metode penelitian, prosedur, teknik dan alat

membentuk struktur penelitian. Sebagai contoh, penelitian murni dapat


digunakan dalam pengambilan sampel yang dapat diterapkan pada situasi
tertentu, mengembangkan metodologi untuk menilai prosedur validasi dan
pengembangan instrument. Misalnya untuk mengukur tingkat stress pada
manusia, menemukan cara terbaik untuk mengukur sikap manusia. Hasil

Penelitian, (Yogyakarta : Literasi Media Publishing, 2015), 3

11
Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A, Dasar Metodologi
Penelitian, (Yogyakarta : Literasi Media Publishing, 2015), 4

13
penelitian murni ini digunakan sebagai dasar pengetahuan yang baru sebagai
pijakan penelitian selanjutnya. 12
Penelitian murni juga dapat dikatakan sebagai penelitian dasar (basic
research atau fundamental research atau pure research) untuk pengembangan
ilmu tertentu dengan derajat kontribusi struktur pengetahuan (Ferdinand,
2014). Penelitian inilah yang dilakukan oleh para mahasiswa baik untuk
kebutuhan skripsi, tesis dan disertasi. Juga bagi konsultan manajemen dan
pihak lain yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah atas fenomena bisnis
misalnya, kemudian dikembangkan menjadi imu pengeahuan yang dapat
dipertanggung jawabkan melalui proses dan prosedur penelitian lazim yang
telah dilakukan.13
Jenis penelitian selanjutnya berdasarkan temuan penelitian adalah
penelitian terapan. Menurut (Ferdinand, 2014) penelitian terapan bukan
untuk menemukan dan memberikan kontribusi baru bagi ilmu pengetahuan,
tetapi untuk memcahkan sebuah masalah dalam suatu perusahaan yang sedang
mengalami permasalahan, baik itu menurunnya pendapatan dalam periode
tertentu, tidak normalnya pendapatan usaha yang diperoleh pada masa tertentu
tersebur yang mengharuskan perusahaan harus mengetahui penyebab yang
terjadi. Dengan melakukan penelitian terhadap seluruh departemen yang
terlibat dalam permasalahan tersebut. Diharapkan semua langkah-langkah
penelitian yang dilakukan dapat mengahasilkan informasi yang tepat mengenai
masalah yang dihadapi. Tentu penelitian ini biasanya dilakukan oleh
konsultan professional yang memiliki kredibilitas dan kompetensi dalam
melakukan penelitian terhadap masalah itu. Biasanya bisa ditunjukkan kepada
peneliti dari eksternal perusahaan maupun internal perusahaan, seperti
penelitian dan pengembangan perusahaan (R&D).14

12
Muhammad Darwin, dkk, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, (Bandung : CV.
Media Sains Indonesia,2021), 9
13
Muhammad Darwin, dkk, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, (Bandung : CV.
Media Sains Indonesia,2021), 9
14
Muhammad Darwin, dkk, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, (Bandung : CV.
Media Sains Indonesia,2021), 11

14
Menurut (Gay, 1997) dalam (Sugiyono, 2018) mengungkapkan
bahwasannya untuk membedakan diantara dua jenis penelitian murni dan
penelitian terapan, karena keduanya berada pada satu garis kontinum. Yaitu
garis yang digunakan dalam menganalisis, mengukur dan menunjukkan
seberapa tingkat variable yang diteliti. Pada penelitian murni berkaitan
dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian
digunakan untuk

memecahkan masalah yang muncul, maka penelitian ini akan berubah


menjadi penelitian terapan.dapat disimpulkan bahwasannya penelitian murni
adalah dasar dalam memecahkan masalah yang sedang terjadi. 15
3. Karakteristik Penelitian Ilmiah

Penelitian yang baik adalah penelitian yang mengandung ilmiah, tentunya


memiliki beberapa karakter yang dapat mendukung keilmiahan suatu
penelitian. Seperti adanya tujuan yang terfokus dan relevan, akurasi dan
terukur. Karakteristik penelitian ilmiah pada umumnya dapat diuraikan
menurut (Sekaran, 2003) yang menyebutnya dengan the hallmarks of
scientific research (Ferdinand, 2014).
4. Kesimpulan

Sebuah penelitian dapat dibenarkan secara ilmiah adalah apabila


penelitian tersebut berasal dari pemikiran yang mengandung rasional dan
empiris serta metodologi yang mengandung sistematis serta objektifitas.
Selanjutnya akan dilakukan pengukuran, pembuktian dan pendalaman atas
hasil analisis data yang dikumpulkan. Jika semua karakter sudah dapat
disematkan pada penelitian tersebut, maka sudah layaklah penelitian tersebut
dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Pada intinya penelitian berdasarkan ilmu
adalah penelitian yang dikaitkan dengan ilmu pengetahuan sesuai dengan apa
yang dilakukan penelitian oleh seorang peneliti. 16

15
Muhammad Darwin, dkk, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, (Bandung : CV.
Media Sains Indonesia,2021), 12
16
Muhammad Darwin, dkk, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, (Bandung : CV.
Media Sains Indonesia,2021), 14

15
D. PENELITIAN BERDASARKAN WAKTU

1. Penelitian Cross Sectional

a. Pengertian Penelitian Cross Sectional

Penelitian Cross Sectional adalah studi yang mempelajari dinamika


hubungan atau korelasi antara faktor-faktor risiko dengan dampak.
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada kondisi waktu tertentu (point time approach). Tiap-tiap
subjek penelitian hanya diobservasi satu kali saja dan rentang waktu ukur
dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
penelitian. Subjek penelitian tidak harus diamati pada waktu yang sama.
Desain ini dapat mengetahui dengan jelas mana yang jadi proses dan
outcome, serta kejelasan korelasi hubungan sebab akibat. 17

Sederhananya, Cross sectional dapat dipahami sebagai studi yang


mempelajari beberapa variabel pengamatan dalam satu waktu secara
sekaligus guna mencari hubungan sebab akibat antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Kebanyakan, studi kasus yang
dilakukan dengan menggunakan penelitian cross sectional adalah
penelitian terkait dunia medis, namun demikian kegiatan penelitian cross
sectional bukanlah kegiatan penelitian yang hanya sebatas kegiatan
penelitian dibidang medis.
a. Tujuan Penelitian Cross Sectional

Menurut Budiarto (2004), tujuan dari penelitian Cross Sectional


adalah sebagai berikut:18

1) Mencari prevalensi serta insidensi satu atau beberapa permasalahan


tertentu yang ditemukan pada kondisi waktu tertentu di suatu
kelompok masyarakat.

17
Notoadmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, (PT Rineka Citra: Jakarta, 2002), 65.
18
Eko Budiarto, Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar, (Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.2004), 23.

16
2) Memperkirakan adanya hubungan sebab akibat pada permasalahan-
permasalahan tertentu yang terdapat dalam kelompok masyarakat
dengan perubahan yang jelas.
3) Menghitung besarnya risiko tiap kelompok, risiko relatif, dan risiko
atribut.
b. Jenis Cross Sectional

Dalam penelitian terdapat dua jenis, yaitu Deskriptif Cross


Sectional dan Analitik Cross Sectional. Deskriptif Cross Sectional
mendeskripsikan distribusi data dihubungkan dengan variabel
penelitian, sedangkan Analitik Cross Sectional diketahui dengan jelas
mana yang jadi outcome, serta jelas kaitan hubungan sebab akibatnya.
Contoh penelitian Deskriptif Cross Sectional adalah angka kejadian
diare didesa X tahun 2001 dan contoh penelitian Analitik Cross
Sectional adalah hubungan pendidikan orang tua dengan kejadian
diare yang diukur pada waktu bersamaan. Jenis cross sectional pada
dasarnya hanyalah merupakan variasi model pengumpulan dan analisis
data yang tahap pengambilannya hanya pada rentang waktu tertentu.
c. Ciri-ciri Penelitian Cross Sectional

Menurut Budiarto, ciri khas yang terdapat pada penelitian Cross


Sectional adalah:19

1) Pengumpulan data dilakukan pada satu rentang waktu tertentu,


singkat, dan proses pengamatan subjek studi hanya dilakukan sekali
saja pada rentang waktu yang telahditetapkan.
2) Perhitungan perkiraan besar sampel yang diambil tidak
memerhatikan besarnya kelompok yang diamati, apakah merupakan
bagian terbesar atau tidak.
3) Pengumpulan data dapat diarahkan sesuai dengan kriteria subjek

19
Eko Budiarto, Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar, (Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.2004), 26.

17
studi yang telah ditetapkan sebelum memulai kegiatan penelitian.
4) Tidak terdapat kelompok kontrol terhadap sampling secara
keseluruhan dan tidak terapat hipotesis spesifik terhadap penelitian
tersebut.
5) Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan sementara, dimana
hasil tersebut dapat dipergunakan sebagai hipotesis untuk penelitian
analitik atau eksperimental lanjutan, atau menjadi bagian dari
kegiatan penelitian untuk jangka waktu panjang (longitudinal).
d. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian dengan Pendekatan Cross
Sectional

Kelebihan pendekatan dengan metode Cross Sectional adalah:20

1) Penelitian Cross Sectional memungkinkan sampling dari populasi


dari masyarakat umum yang generalisasinya cukup.
2) Biaya penelitian relatif lebih murah dan hasilnya yang didapat lebih
cepat untuk diperoleh karena jangka waktu penelitian yang sebentar
atau hanya dalam satu periode waktu saja, sehingga biaya
operasional penelitian jadi lebih murah.
3) Hasil dari penelitian ini dapat dipakai untuk meneliti banyak
variabel sekaligus.

4) Jarang terancam loss to follow up (drop out).

5) Dapat dimasukkan ketahapan pertama suatu penelitian cohort atau


eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya,
karena hasil penelitian cross setional hanya berupa data pada
periode waktu tertentu dan dapat digabung terhadap hasil
perubahan dari hasil penelitian lainnya yang masih relevan atau
memiliki korelasi terhadap hasil penelitian.
6) Hasil penelitian dapat digunakan untuk bahan penelitian lanjutan
yang bersifat lebih konklusif.
20
Sayogo dan Savitri, Studi Cross-Sectional atau potong lintang, 2009, 55.

18
7) Membangun hipotesis dari hasil analisis.

Kekurangan penelitian Cross Sectional adalah sebagai berikut:21


1) Sulit untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data

risiko dan efek dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal


relation tidak jelas) sehingga dibutuhkan data tambahan atau
penelitian lanjutan untuk dapat menemukan hubungan sebab akibat
tersebut.
2) Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek jangka panjang

dibanding jangka pendek.


3) Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak, terutama bila

variabel yang dipelajari banyak.


4) Tidak praktis untuk meneliti kasus yang jarang terjadi, karena akan

sulit untuk menemukan gejala atau pola prediksi jangka panjang.

e. Langkah Perancangan Penelitian Cross Sectional

Rancangan penelitian Cross Sectional dijelaskan sebagai berikut:22

1) Identifikasi variabel penelitian dan identifikasi faktor risiko serta


faktor efek.

2) Menetapkan subjek penelitian baik berupa kondisi dan jumlah


sampel yang akandiambil pada kegiatan penelitian.
3) Observasi variabel-variabel faktor risiko dan faktor efek secara
bersamaan berdasarkan status keadaan variabel saat pengumpulan
data penelitian.
4) Analisis korelasi atau perbandingan ukuran antar kelompok-
kelompok hasil yangdiamati pada kegiatan penelitian.
2. Penelitian Longitudinal

21
Sayogo dan Savitri, Studi Cross-Sectional atau potong lintang, 2009, 56.
22
Notoadmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, 69.

19
a. Pengertian Penelitian Longitudinal

Penelitian Longitudinal (Longitudinal Research) merupakan jenis


penelitian dibidang sosial dengan cara membandingkan perubahan subjek
penelitian dalam rentang waktu tertentu. Termasuk dalam jenis penelitian
jangka panjang karena memakan waktu pengamatan yang lama.
Menurut Syukur Kholil, penelitian Longitudinal adalah penelitian
dengan tujuan untuk perubahan atau pola sikap perilaku, pendapat,
masyarakat dalam rentang waktu yang lama. Dalam penelitian
Longitudinal, data dikumpulkan sekurang-kurangnya dua kali, atau
dipandang setara dengan dua kali mengumpulkan data. Waktu penelitian
adalah hasilpenting dalam penelitian Longitudinal.23
Jangka panjang yang dimaksud disini bukanlah dalam artian lama
waktu pengamatan, melainkan terhadap periodisasi waktu pengamatan atau
penelitian. Bisa saja, waktu penelitian longitudinal adalah penelitian
gabungan dari beberapa periode waktu penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya kemudian digabung menjadi satu hasil kegiatan penelitian
baru yang merupakan gabungan dari beberapa penelitian cross sectional
dengan studi yang sama namun dengan rentang waktu yang berbeda secara
berurutan.
b. Tujuan Penelitian Longitudinal

Tujuan penelitian Longitudinal, yaitu mempelajari pola dan urutan


perkembangan dan/atau perubahan suatu hal, sejalan dengan
berlangsungnya perubahan waktu. Data hasil kegiatan penelitian biasanya
ditampilkan dalam bentuk info grafik untuk dapat melihat hasil
perubahan sesuai dengan periodisasi waktu pengamatan yang dilakukan.
c. Jenis Penelitian Longitudinal

Ada tiga macam bentuk penelitian Longitudinal, yaitu penelitian tren,

23
Syukur Kholil, Metodologi Penelitian, (Bandung: Citapustaka Media, 2006), 21.

20
penelitian panel, dan penelitian cohort.24

1. Penelitian Tren (Time Series)

Penelitian tren (time series) merupakan salah satu


bentuk penelitian Longitudinal yang pada umumnya dilakukan untuk
mengukur perubahan pendapat dan sikap masyarakat tentang hal-hal
yang sedang hangat, misalnya siapa calon pemimpin daerah yang akan
dipilih oleh para pemilih.
Dalam penelitian tren (time series), pengumpulan data dilakukan
sekurangnya dua kali. Perubahan data pendapat para calon pemilih
pada masa kampanye diamati melalui penelitian tren (time series) ini.
Sehingga hasil penelitian tren (time series) ini

dapat memprediksi kekuatan masing-masing calon dari waktu ke


waktu sesuai dengan pergeseran dan perubahan pendapat ditengah-
tengah masyarakat.
2. Penelitian Panel

Penelitian Panel juga bertujuan untuk mengamati perubahan pola


pada populasi. Masa pengumpulan data juga minimal dilakukan dua
kali. Bedanya, dengan penelitian Trend (time series) adalah penelitian
Trend (time series) sampel penelitian pada setiap pengumpulan data
pertama, kedua, dan seterusnya, adalah berbeda tetapi dalam populasi
yang sama. Sedangkan dalam penelitian Panel, dimana sampel yang
dikumpulkan pada proses penelitian harus sama antara kedua data
yang dikumpulkan.
Penelitian Panel biasanya dilakukan untuk melihat dan mengukur
perubahan pendapat, sikap, dan perilaku sekelompok masyarakat
sebelum dan sesudah diperkenalkan suatu program, produk atau hal-
hal lain yang bersifat baru. Contoh penelitian Panel dari Godwin C.
Chu, Alfian dan Wilbur Scramm yang berjudul Social Impact of

24
Syukur Kholil, Metodologi Penelitian, (Bandung: Citapustaka Media, 2006), 24.

21
Satellite Television in Rural Indonesia, mempelajari tentang pengaruh
sosial tivi satelit pada kawasan pedesaan di Indonesia. Jumlah
responden sebanyak 2248 peserta, dari 5 (lima) propinsi dijadikan
sebagai sampel pengamatan. Data pertama, diambil pada tahun 1976
sebelum satelit Palapa pertama diluncurkan. Data selanjutnya,
dikumpulkan pada tahun 1982, enam tahun dari waktu satelit Palapa
mengudara, dimana televisi sudah mulai banyak dimiliki masyarakat
pedesaan.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa terjadi perubahan
yang besar terhadap sikap dan perilaku masyarakat pedesaan sebelum
dan sesudah masuknya televisi ditengah-tengah masyarakat.
Perubahan itu meliputi segala aspek kehidupan, termasuk pengalaman
agama dan kebiasaan bekerja. Kelebihan penelitian Panel adalah
penelitian ini dapat menelusuri lebih jauh siapa para responden yang
mengalami perubahan pola terhadap data pengamatan sebelumnya
serta faktor yang menyebabkan perubahan pola atau sikap tersebut.
Namun demikian, kelemahan yang dimiliki oleh penelitian ini
biasanya adalah pengumpulan data lanjutan, dimana jumlah responden
cenderung berkurang dari waktu ke waktu.
3. Penelitian Kelompok (Cohort study)

Penelitian cohort adalah jenis penelitian Longitudinal dimana data


yang dikumpulkan dua kali atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengukur perubahan pendapat, sikap, dan perilaku
responden dari waktu ke waktu. Penelitian cohort adalah bagian dari
penelitian longitudinal dengan sampel adalah kelompok atau
kumpulan populasi yang berbagi karakteristik sama, atau berbagi
pengalaman sama pada periode waktu tertentu, seperti waktu lahir
atau waktu kelulusan sekolah, yang memperlihatkan hasil secara cross
sectional pada interval waktu tertentu. Penelitian cohort
merepresentasikan rancangan fundamental dari epidemiologi yang
digunakan para peneliti pada bidang medis, perawatan, psikologi, ilmu

22
sosial, dan pada bidang lainnya yang masih sulit untuk diamati secara
individu melalui pendekatan statistik.

d. Ciri-ciri Penelitian Longitudinal

Ciri-ciri penelitian Longitudinal:


1) Waktu penelitian lama, atau kegiatan pengumpulan data yang
dibutuhkan untuk kegiatan penelitian dilakukan pada lebih dari satu
periodisasi waktu pengamatan.
2) Memerlukan biaya yang relatif besar karena waktu pengamatan
yang tidak sebentar, sehingga biaya operasional penelitian juga
lebih besar dari pada penelitian dalam waktu singkat seperti cross
sectional.
3) Melibatkan populasi yang mendiami wilayah tertentu dengan ciri
dan karakteristik populasi atau kasus yang diamati adalah sama.
4) Dipusatkan pada perubahan variabel amatan dari waktu ke waktu.
Dengan kata lain data yang dikumpulkan adalah sama tetapi pada
periode waktu yang berbeda.

e. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Longitudinal

Menurut Elizabet B. Hurlock (1978) ada beberapa manfaat dari


penelitian Longitudinal:
Kelebihan penelitian Longitudinal, yaitu:

1) Analisis perkembangan dari tiap individu yang perubahannya


diamati terhadapwaktu pengamatan pada beberapa periode.
2) Meneliti perubahan kenaikan peningkatan individu, atapun
bentuk perubahan-perubahan yang lainnya pada lingkungan sosial.
3) Analisis hubungan proses kematangan terhadap proses pengalaman.

4) Pendekatan ini dapat menerima perbandingan dengan hasil uji yang


lain. Memungkinkan juga untuk dilakukan pengamatan terhadap

23
hasil uji atau pengamatan pada kegiatan penelitian yang lain pada
periode waktu tertentu.
5) Memungkinkan untuk melakukan perbandingan perubahan yang
terjadi pada berbagai keadaan lingkungan luar.
Kekurangan penelitian Longitudinal, yaitu:

1) Waktu penelitian yang relatif lama. Karena penelitian longitudinal

yang bersifat sekuensial terhadap waktu, maka dibutuhkan


kesabaran oleh para peneliti untuk mendapatkan data yang
diperlukan untuk merumuskan hasil dari kegiatanpenelitian.
2) Biaya penelitian yang besar. Dengan waktu pengamatan yang lama,

sudah pasti biaya operasional yang diperlukan juga tidak lebih


sedikit daripada kegiatan penelitian yang hanya dilakukan pada satu
periode waktu saja dengan kondisi yang sama.
3) Banyak data yang diambil tidak bersifat praktis untuk dapat

langsung dipakai, karena yang dibutuhkan tidak bisa langsung


dapat sekaligus melainkan secara berurutan terhadap periode waktu
tertentu. Bisa jadi, pada saat kegiatan penelitian

pada tahapan pengamatan lanjutan, data yang dibutuhkan sudah


tidak tersedia atau sudah usang.
f. Langkah Perancangan Penelitian Longitudinal

Penelitian Longitudinal adalah penelitian yang dilakukan pada


periode waktu tertentu, untuk melihat perubahan yang terjadi mulai
awal sampai waktu yang ditentukan secara berurutan. Langkah-
langkahpenelitian Longitudinal adalah sebagai berikut:
1) langkah satu, Pengenalan faktor risiko serta dampak.

2) langkah dua, Menetapkan subjek penelitian.

3) langkah tiga, Memilah subjek yang memiliki faktor risiko baik atau
positif terhadapsebaliknya.
4) langkah empat, Memilah subjek kontrol.

24
5) langkah lima, Observasi perkembangan subjek dalam skala waktu
tertentu, hingga muncul atau tidaknya dampak pada kedua hasil uji
kelompok.
6) langkah enam, Menganalisis dengan membandingkan proporsi
subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok risiko
positif maupun kelompok kontrol.

g. Contoh Penelitian Longitudinal

Penelitian longitudinal tidak hanya dibatasi pada bidang medis


ataupun kesehatan, beberapa bidang lain juga bisa dilakukan
dengan menggunakan penelitian longitudinal, beberapa hal dalam
kegiatan bisnis juga bisa diamati dengan menggunakan penelitian
longitudinal, seperti:

1) Tren pasar dan brand awareness: untuk memahami pola pasar dan
kesadaran penggunaan merek produk, dapat dilakukan pengamatan
pasar dan kegiatan survei pasar. Dengan kegiatan penelitian
longitudinal, dapat diketahui produk mana yang diminati dan
tidak diminati oleh komsumen. Kegiatan penelitian
longitudinal dilakukan pada periode waktu tertentu untuk dapat
lebih memahami pola pergerakan pasar dan volatilitas perubahannya
serta antisipasi yang dapat dilakukan produsen untuk tetap menjaga
stabilitas pasar.
2) Timbal balik produk: jika sebuah perusahaan baru meluncurkan
jenis produk baru dan ingin mengetahui bagaimana manfaat produk
bagi para konsumen maka survei timbal balik produk dapat
dilakukan terhadap konsumen. Feedback atau timbal balik berupa
tanggapan konsumen terhadap produk dikoleksi selama periode
waktu tertentu. Setelah data terkumpul, perusahaan dapat
menanggapi hasil dari timbal balik balik konsumen tersebut sebagai
bahan evaluasi produk dimasa yang akan datang.

25
3) Kenyamanan konsumen: survei kenyamanan konsumen membantu
organisasi atau pelaku bisnis untuk mengetahui tingkat kenyamanan
dan ketidaknyamanan konsumen mereka. Tingkat kenyamanan
dapat diketahui dalam jangka waktu yang lama, sejauh apapun,
sesuai dengan kemauan dari organisasi atau pelaku bisnis.
4) Rasa memiliki dari para karyawan: Pada sebuah organisasi atau
perusahaan, sangat penting untuk mengetahui rasa keterikatan yang
dimiliki oleh para karyawannya terhadap perusahaan atau
organisasi tempat mereka bekerja. Dengan kegiatan penelitian atau
pengamatan berkelanjutan, survei rasa keterikatan karyawan
terhadap perusahaan dapat digunakan untuk memahami tingkat rasa
keterikatan dan timbal balik apa yang perlu dilakukan oleh
perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan dan menjaga rasa
keterikatan atau loyalitas tersebut.

26
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Penelitian berdasarkan pendekatan adalah cara berfikir peneliti tentang


suatu suatu hal atau konsep sebelum membuat suatu penelitian. Terdapat
beberapa kriteria untuk memilih suatu pendekatan penelitian yaitu: Sifat
masalah penelitian atau masalah yang ditangani, pertanyaan yang perlu kita
jawab; Tujuan penelitian; Pengalaman pribadi, keterampilan, sikap, minat,
dan lain-lain dari peneliti; Sumber daya yang tersedia; Sensivitas masalah
yang dihadapi; Disiplin studi; dan Penonton/konsumen penelitian.
Penelitian berdasarkan data merupakan penelitian yang menggunakan
data sebagai bahan utama untuk diteliti. Wujud data dapat berupa angka,
huruf, gambar, ataupun simbol lainnya. Penelitian berdasarkan data terbagi
menjadi penelitian data kuantitatif dan penelitian data kualitatif.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwasannya pendekatan ilmiah
merupakan suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan dengan
menggunakan cara-cara berfikir ilmiah yang didukung dengan langkah-
langkah tertentu yang bersifat sistematis. Terdapat tiga pola pikir yang
dikembangkan dalam pendekatan ilmiah, yakni pola pikir induktif, pola
pikir dedukatif, pola pikir gabungan deduktif-induktif.
Penelitian berdasarkan waktu terbagi menjadi Penelitian Cross
Sectional dan Penelitian Longitudinal. Penelitian Cross Sectional adalah
studi yang mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara faktor-
faktor risiko dengan dampak. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada kondisi waktu tertentu
(point time approach). Sedangkan penelitian Longitudinal merupakan jenis
penelitian dibidang sosial dengan cara membandingkan perubahan subjek
penelitian dalam rentang waktu tertentu. Termasuk dalam jenis penelitian
jangka panjang karena memakan waktu pengamatan yang lama.

27
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Termasuk
diantaranya kurangnya sumber data, kurangnya penjabaran yang lebih detail
dan pemilihan kata dan diksi yang kurang tepat. Oleh karena itu, saran yang
membangun kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suyitno, (2018), Induktif, Deduktif dan Abduktif, Academia Thesis,


(Yogyakarta: UIN SunanKalijaga).
Budiarto, Eko. (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah
Pengantar. ( Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC).
Creswell, John W. (2016). Research Design : Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, danMixed Edisi Keempat. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Djam’an Satori & Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif,


ed.1, Cetakan ke 7. (Bandung: Alfabeta).

Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A, Dasar
Metodologi Penelitian,

John W Creswell, (2016), Research Design : Pendekatan Kualitatif,


Kuantitatif, dan Mixed EdisiKeempat. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Moleong, Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36.
(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset)

Muhammad Darwin, dkk, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,


(Bandung : CV. Media Sains Indonesia, 2021).
Notoadmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. (PT Rineka Citra:
Jakarta. )
Nurdini, Allis. (2006). Cross-Sectional Vs Longitudinal: Pilihan Rancangan
Waktu dalam Penelitian Perumahan Pemukiman. Dimensi Teknik
Arsitektur. Vol. 34, No. 1, Juli 2006: 52-58.

Riya Hayati, “Pengertian Pendekatan Penelitian, Jenis, dan


Contohnya”, https://penelitianilmiah.com/pendekatan-penelitian/
diakses tanggal 02 Oktober 2021.
Rizky Pratama, “Metode Penelitian: Pengertian, Jenis,
dan Contohnya”, https://bocahkampus.com/metode-penelitian diakses
tanggal 04 Oktober 2021.
Salmaa Awwaabiin, “Pendekatan Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan

29
Contoh Lengkapnya”, https://penerbitdeepublish.com/pendekatan-
penelitian/ diakses tanggal 03 Oktober 2021.
Sanjaya, Wina. (2015). Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Prenada Media
Group).

Satori, Djam’an & Komariah, Aan. (2017). Metodologi Penelitian


Kualitatif, ed.1,Cetakan ke-7. (Bandung: Alfabeta).
Sayogo dan Savitri, (2009), Studi Cross-Sectional atau potong lintang.
Shklovski, Irina, Kraut, dan Rainie, Lee. (2004). "The Internet and Social
Participation: Constrating Cross-Sectional and Longitudinal Analysis.
Journal of Computer-Mediated Communication. Vol. 10, No. 1.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung: Alfabeta).
Sukmadinata, N.S. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung:
Remaja Rosadakarya).
Swarjana, Ketut. ( 2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. (Yogyakarya:
CV Andi Offset).
Syukur Kholil. (2006). Metodologi Penelitian. (Bandung: Citapustaka
Media.

30
31

Anda mungkin juga menyukai