Anda di halaman 1dari 6

Case 11.2: “Publish or Perish?

: Organizational Change toward World-Class University”

Week 12

Disusun Oleh:

Kelompok 15

Elmo Alfitra (041911233100)

Aska Juta (041911233109)

Daryl Raihanata (041911233111)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021
A. Latar Belakang
Pada saat ini dengan Terbukanya pasar tenaga kerja secara global dan tuntutan komunitas
dunia yang semakin dinamis telah menyebabkan perubahan dramatis pada karakter dan fungsi
universitas di banyak negara, terutama di negara berkembang. Dalam usaha meningkatkan daya
saing nasional, pemerintah menggunakan World University Ranking (WUR) sebagai tolak ukur
kinerja dan kualitas perguruan tinggi. Terdapat dua lembaga pemeringkat utama dalam hal
tersebut yaitu Quacquarelli Symonds (QS) dan Times Higher Education (THE). QS
menempatkan 60% pembobotannya pada kualitas penelitian (QS Top Universities, 2018)
sedangkan THE melakukannya untuk sekitar 65% (The World University Ranking, 2018). Hal
tersebut memicu Rektor untuk meningkatkan kinerja perguruan tinggi dengan membuat
kebijakan baru untuk mengukur kinerja berdasarkan pemeringkatan perguruan tinggi. Akibatnya,
tim manajemen puncak (TMT) dari lima universitas negeri serta universitas lainnya yang tersisa
telah mengadopsi indikator penelitian yang disarankan dan mengubah kebijakan mereka.
Tingkat publikasi akademis digunakan secara internasional sebagai indikator kinerja individu
dan institusi, dan ada keharusan promosi dan keuangan untuk dipublikasikan. Dalam hal ini
Indonesia masih tertinggal, Data menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-57
dalam total indeks publikasi, jauh di belakang negara-negara tetangganya seperti Singapura,
Malaysia, dan Thailand. Upaya pemerintah dalam mengurangi kesenjangan tersebut Ditjen Dikti
menetapkan peraturan nomor 29 / Dikti /Kep / 2011 tentang Akreditasi Jurnal mengatur dan
mewajibkan semua penerbit jurnal diakreditasi oleh Pemerintah. Peraturan ini diterapkan untuk
menyediakan lebih banyak jurnal terakreditasi nasional kepada akademisi untuk
mempublikasikan makalahnya dan juga masih banyak lainnya. Dalam hal upaya tersebut
membuktikan bahwa pemerintah Indonesia telah mewujudkan produktivitas penelitian sebagai
sarana untuk bersaing di era modern, meskipun upaya tersebut belum diterjemahkan dengan baik
dalam mendorong penelitian Indonesia secara umum. Terlepas dari tantangan tersebut, untuk
terus meningkatkan prestasi, pemerintah melalui Kemenristekdikti menetapkan peraturan nomor
20/2017 tentang insentif profesi bagi dosen dan tunjangan kehormatan bagi guru besar. Dalam
hal ini Kemendagri ingin mendorong para dosen di Indonesia untuk lebih produktif dalam
menulis dan menerbitkan makalah, sehingga mendorong publikasi ilmiah di Indonesia semakin
meningkat. Pengenalan kebijakan evaluasi dan insentif yang baru tentunya akan mempengaruhi
kehidupan profesional dan pribadi para dosen di Indonesia. Dalam hal tersebut awalnya
Universitas ingin lebih memfokuskan diri kepada misi pengajaran akan tetapi, meningkatnya
persaingan selama beberapa dekade terakhir membuat misi penelitian lebih diutamakan.
Sehingga dari hal tersebut diperlukannya perubahan organisasi. Dengan adanya perubahan
organisasi tersebut tentu dapat menimbulkan konflik mengenai perbedaan persepsi dosen antara
fungsi pengajaran mereka dan pendekatan baru yang diadopsi oleh universitas untuk mengelola
fungsi penelitian mereka. Dalam hal ini Kementerian harus menganalisis inersia dalam
membawa universitas top Indonesia yang ada ke standar penelitian yang lebih tinggi, atau
mereka harus mendirikan universitas baru yang berorientasi pada penelitian.
B. Identifikasi Masalah

Awalnya, universitas lebih fokus pada misi pengajaran tetapi seiring dengan
meningkatnya persaingan selama dekade terakhir, misi penelitian diprioritaskan (Castro-Ceacero
dan Ion, 2019). Oleh karena itu, diperlukan perubahan organisasi yang drastis. Universitas yang
berorientasi pada pengajaran mengungkapkan adanya ketegangan tertentu ketika "aturan
permainan" berubah menjadi lebih berorientasi pada penelitian (Castro-Ceacero dan Ion, 2019;
Albert et al., 2016). Hal ini menimbulkan konflik mengenai perbedaan persepsi dosen antara
fungsi pengajaran mereka dan pendekatan baru yang diadopsi oleh universitas untuk mengelola
fungsi penelitian mereka (Castro-Ceacero dan Ion, 2019). Istilah jargon "universitas kelas dunia"
tampaknya digunakan secara berlebihan oleh para rektor dan manajemen universitas, sementara
pemeringkatan universitas berfokus terutama pada pencapaian yang berhubungan dengan
penelitian. Misalnya, filePeringkat Universitas QS menganggap reputasi internasional dan
kutipan per fakultas sebagai dua komponen utama, masing-masing 40 persen dan 20 persen.
Demikian pula di Times Higher Education peringkat, kutipan fakultas dan penelitian (volume,
pendapatan, reputasi dan produktivitas) membentuk 60 persen dari metrik peringkat.
Selain itu, kolaborasi internasional untuk mengembangkan universitas riset global masih
lahir di negara ini. Aktor lokal dan asing telah membuat beberapa langkah awal yang kuat dalam
hal ini. Misalnya, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah memulai Program
Guru Besar Kelas Dunia untuk menarik akademisi dari diaspora Indonesia untuk bekerja sama
dengan perguruan tinggi lokal guna membantu mendongkrak hasil penelitian. Melalui program
ini, Bagus Muljadi, asisten profesor di University of Nottingham membantu menjadi perantara
kesepakatan antara universitasnya dan kementerian untuk mendirikan program pelatihan doktoral
Indonesia.
C. Pertanyaan

1. Berdasarkan kasus, video, dan data pendukung lainnya, mengidentifikasi jenis-jenis perubahan
organisasi Perguruan Tinggi di Indonesia (Gambar 11.2 Empat Jenis Perubahan Memberikan
Keunggulan Kompetitif Strategis - Daft, 2018).
- Dalam melakukan perubahan beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada
di Indonesia melakukan beberapa perubahan atau inovasi antara lain sebagai berikut:
- Product and service innovations : perubahan dalam organisasi juga biasanya
dilihat dengan adanya inovasi dari produk atau layanan yang mereka berikan baik
itu produk baru ataupun produk lama tapi sudah dimodifikasi.
- Technology Innovation : perubahan dalam organisasi lazimnya dapat ditemukan
seperti adanya perubahan teknologi yang lebih maju dibandingkan sebelumnya.
Universitas Airlangga dalam mencapai target top 500 universitas terbaik di dunia,
melakukan beberapa perubahan khususnya dalam bidang teknologi.
- Strategy and structure Innovation : dalam organisasi terdapat juga perubahan
strategi atau struktur manajemen. Perubahan bisa terjadi dalam bentuk adanya
inovasi baru atau struktur baru atau bisa jadi menggunakan struktur lama dengan
sedikit modifikasi atau perubahan yang menyesuaikan kebutuhan organisasi.
- Culture Innovation : dalam organisasi juga terdapat perubahan kultur atau budaya
dan juga nilai-nilai yang terkandung dalam organisasi.

2. Lima elemen dalam Tampilan 11.3 diperlukan untuk perubahan yang berhasil, elemen mana
yang menurut Anda paling mungkin diabaikan oleh tim manajemen puncak universitas? Bahas.

Terdapat 5 elemen yang diperlukan agar perubahan dapat berhasil dilaksanakan yaitu yang
pertama, Ideas, Ide merupakan cara baru dalam melakukan sesuatu. Seperti membuat produk
baru, layanan baru, dan lain-lain untuk bekerja sama dalam organisasi. Kemudian yang kedua,
Needs, hal tersebut terjadi ketika seorang manajer menemukan adanya kesenjangan antara
kinerja aktual dan yang diinginkan kinerja dalam organisasi. Hal tersebut tentu sudah melalui
proses pertimbangan yang matang dari organisasi. Yang ketiga, Decision to adopt, merupakan
keputusan untuk mengadopsi dan mengadaptasi manajer atau karyawan lain yang membuat
keputusan untuk menggunakan atau melanjutkan ide yang diajukan. Biasanya manajer dan juga
karyawan menjadi kunci untuk terjadinya persetujuan mengenai keputusan tersebut agar terjadi
perubahan. Yang keempat, Implementation, hal ini terjadi jika anggota organisasi menggunakan
ide, teknik, atau perilaku baru. Bahan dan peralatan mungkin ada untuk diperoleh, dan pekerja
mungkin harus dilatih untuk menggunakan ide baru. Kemudian yang terakhir , kelima ,
Resource, merupakan perubahan yang tidak terjadi dengan sendirinya yang dimana dibutuhkan
sumber daya dan juga membutuhkan waktu. Dalam hal ini Energi dan aktivitas manusia
dibutuhkan untuk membawa perubahan.

Dari kelima elemen tersebut, menurut kami yang cocok untuk kasus ini yaitu dalam hal
Resource. Yang mana dalam kasus ini disebutkan bahwa masih kurangnya keefektivitasan dari
universitas-universitas di Indonesia ini dalam hal sumber daya atau Resource. Dalam kasus ini
juga dengan adanya perubahan menyebabkan terjadinya konflik antara universitas dengan para
dosen. Dalam melakukan perubahan tentu membutuhkan waktu untuk menjalankan nya dan juga
lebih membutuhkan sumber daya dan juga dana yang lebih untuk melakukannya sehingga
perubahan dapat dilakukan seefektif mungkin.

3. Jika Saudara Rektor Universitas, strategi apa yang dapat diambil untuk mengatasi hambatan
perubahan dosen?

Untung mengatasi hambatan menurut kelompok kami sebagai berikut,

Bantuan dari manajemen puncak

Dalam hal ini untuk bantuan yang diberikan dari manajemen puncak memiliki sebuah peranan
yang utama karena karyawan harus dibimbing dan mengikuti dalam menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada. Manajemen puncak mengacu pada rektor universitas. Tanpa
dukungan manajer senior, perubahan kondisi manajer level bawah akan terganggu karena
perbedaan pendapat antar manajer. Dalam hal ini dosen akan menemui kendala, sehingga
direktur perlu berperan memberikan dukungan kepada dosen.

Keterlibatan dan partisipasi


Dalam hal ini, selaku rektor universitas, karyawan atau dosen harus diminta merespon perubahan
kebijakan dengan berbagai cara. Hal ini berguna agar dosen merasa perlu untuk
mengimplementasikan perubahan kebijakan baru dan menambah masukan dari dosen perguruan
tinggi. Untuk mencapai tujuan baru universitas.

Komunikasi dan pelatihan

Untuk mendukung universitas dalam mencapai tujuan barunya, komunikasi dan pelatihan di
bidang ini sangat penting. Komunikasi yang luas dan terbuka antara dosen dan manajemen senior
dapat mencegah rumor, kesalahpahaman dan ketidakpuasan. Dalam sebuah studi tentang
perubahan pekerjaan, alasan kegagalan yang paling sering dikutip adalah karena karyawan
mengetahui tentang perubahan dari luar.

Anda mungkin juga menyukai